Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PKN

KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME

Disusun oleh :

Fatimah Nurjanah NIM. 16302241036

Nurul Latifah NIM. 16302241043

Miftahul Huda NIM. 16302244012

Faqih Achmad Chalwani NIM. 16302244014

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji kita haturkan kepada Allah


Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun
makalah ini dengan sebaik mungkin.

Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada:

 Ibu Dra. Sri Agustin Sutrisnowati, M.Si. , selaku dosen Pendidikan


Kewarganegaraan, yang telah bersedia membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.
 Orang tua, yang telah bersedia memberikan dukungan kepada kami
sehingga kami dapat nmenyelesaikan makalah ini.

Adapun dibuatnya makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat


mengetahui perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf apabila terdapat
beberapa kekurangan dalam makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………..1

Kata Pengantar……………………….………………………………………….2

Daftar Isi……………………………….………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN………………..……………………………………..4

A. Latar Belakang………………….………………………….………...4

B. Rumusan Masalah………………….……………………….………..4

C. Tujuan…………………………….……………………….………….5

BAB II PEMBAHASAN………………………..………………….….………...6

A. Pengertian Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme (KKN)………...………6

B. Landasan Hukum KKN di Indonesia…………………………………8

C. Contoh Perilaku KKN ………………………………………………9

D. Peran Pemuda dalam Pemberantasan KKN…….……………………10

KESIMPULAN…………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) merupakan sebuah tindakan yang


sudah membudaya di Indonesia bahkan sejak jaman Penjajahan Belanda hingga
saat ini. Banyak sekali terjadi KKN di lingkungan pejabat pusat maupun daerah
dan setingkatnya. Rakyat akan semakin menderita karena uang yang seharusnya
digunakan untuk kepentingan bersama diselewengkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Secara tidak langsung KKN adalah suatu penyakit sosial
dimana pelakunya menyalahgunakan wewenagnya untuk terus mengambil
keuntungan dari uang dan tenaga rakyatnya dan dengan mudahnya di limpahkan
kepada pihak lain yang segolongan.
Berbagai upaya terus dilakukan dalam proses pemberantasan KK.N
Seharusnya perlu ditanamkan secara kuat kepada masyarakat tentang apa itu
KKN, apa saja landasan hukum Indonesia yang mengatur KKN agar dapat secara
bersama mengontrol jalannya pemerintahan. Tentunya peran serta pemuda,
masyarakat dan pemerintah dalam menaggulangi sekaligus mencegah penyakit
sosial ini. sOleh karena itu, Masyarakat Indonesia baru harus dapat keluar dari
sikap ini dengan membuang KKN dalam membangun masyarakat Indonesia
secara lebih menyeluruh, lebih terbuka, lebih demokratis, dan lebih mandiri.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang :

1. Apa pengertian dari korupsi, kolusi, dan nepotisme?


2. Apa landasan hukum KKN di Indonesia?
3. Apa saja contoh KKN jaman orde baru dan KKN dalam kehidupan kita
sekarang?
4. Bagaimana peran pemuda dalam pemberantasan KKN di Indonesia?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2. Untuk mengetahui landasan hukum KKN di Indonesia
3. Untuk mengetahui contoh KKN jaman orde baru dan KKN dalam
kehidupan kita sekarang.
4. Untuk mengetahui peran pemuda dalam pemberantasan KKN di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme (KKN)


Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) (selanjutnya disebut KKN)
saat ini sudah menjadi masalah dunia, yang harus diberantas dan dijadikan
agenda pemerintahan untuk ditanggulangi secara serius dan mendesak,
sebagai bagian dari program untuk memulihkan kepercayaan rakyat dan
dunia internasional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara yang bersangkutan. Transparensy International menggunakan
definisi korupsi sebagai : “menyalahgunakan kekuasaan dan kepercayaan
publik untuk keuntungan pribadi” (Pope, 2003 : 6). Dalam definisi
tersebut, terdapat tiga unsur dari pengertian kurupsi, yaitu :
a. Menyalahgunakan kekuasaan ;
b. Kekuasaan yang dipercayakan (yaitu baik di sektor publik maupun
di sektor swasta), memiliki akses bisnis atau keuntungan materi;
c. Keuntungan pribadi (tidak selalu berarti hanya untuk pribadi orang
yang menyalahgunakan kekuasaan, tetapi juga anggota
keluarganya dan teman-temannya).
Istilah korupsi berasal dari perkataan latin “coruptio” atau “corruptus”
yang berarti kerusakan atau kebobrokan (Focus Andrea dalam
Prodjohamidjojo, 2001 : 7). Pada mulanya pemahaman masyarakat tentang
korupsi mempergunakan bahan kamus, yang berasal dari bahasa Yunani
Latin “corruptio” yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang,
dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar
norma-norma agama materiil, mental dan hukum (Nurdjana, 1990 : 77).
Pengertian tersebut merupakan pengertian yang sangat sederhana, yang
tidak dapat dijadikan tolak ukur atau standart perbuatan KKN, sebagai
tindak pidana korupsi oleh Lubis dan Scott ( 1993 : 19) dalam
pandangannya tentang korupsi disebutkan “dalam arti hukum, korupsi
adalah tingkah laku yang menguntungkan kepentingan diri sendiri dengan

6
merugikan orang lain, oleh para pejabat pemerintah yang langsung
melanggar batas-batas hukum atas tingkah laku tersebut, sedangkan
menurut norma-norma pemerintah dapat dianggap korupsi apabila hukum
dilanggar atau tidak dalam bisnis tindakan tersebut adalah tercela”. Jadi
pandangan tentang Korupsi masih ambivalen hanya disebut dapat dihukum
apa tidak dan sebagai perbuatan tercela.
Korupsi dalam kamus Ilmiah Populer mengandung pengertian
kecurangan, penyelewengan/ penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan
diri; pemalsuan (Partanto dan Al Barry 1994 : 375). Beberapa pengertian
korupsi menurut John A. Gardiner dan David J. Olson sebagaimana yang
dikutip oleh Martiman Prodjohamidjojo (2001 : 8-12) antara lain :
KKN menurut standart yang digunakan untuk memberikan pengertian
tindak pidana korupsi secara konstitusional diatur dalam UU No. 28 Tahun
1999 Pasal 1 ayat 3,4,5 dengan penjabaran :
a. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang - undangan yang mengatur tindak
pidana korupsi.
b. Kolusi adalah pemufakatan atau kerjasama secara melawan hukum
atau penyelenggara negara atau antara penyelenggara negara dan
pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.
c. Nepotisme adalah setiap perbuatan penyelenggara negara secara
melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya
dan atau kronnya diatas kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.
Menurut KPK (2006) bentuk korupsi ada tujuh macam, yaitu :

1. Kerugian uang negara


2. Suap menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang

7
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi

B. Landasan Hukum KKN di Indonesia

Keseriusan pemerintah untuk memberantas korupsi di Indonesia


tidak diragukan lagi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa peraturan yang
tujuannya untuk memberantas korupsi di Indonesia. Peraturan
perundangan yang merupakan instrumen-instrumen hukum yang menjadi
landasan pemberantasan korupsi di Indonesia antara lain sebagai berikut:

1. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara


yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN);
2. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (KKN);
3. Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU
1,ZI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pemeriksaaan Kekayaan Penyelenggara Negara;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 1999
tentang Persyaratan Tata Cara Pengangkartan Serta Pemberhentian
Anggota Komisi Pemeriksa;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1999
tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas
dan Wewenang Komisi Pemeriksa;

8
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dalam Penyelenggara Negara.

C. Contoh Perilaku KKN pada Era Orde Baru dan Kehidupan Sehari-Hari
Perilaku KKN pada masa orde baru:
1. CEPA Internasional berhasil memenangi tender Proyek Listrik
Tanjung Jati B senilai US$ 1,77 miliar dan kemudian juga
memenangi tender Proyek Listrik Tanjung Jati C dengan cara agak
akrobatik. Pada saat memenangi tender anggota konsorsiumnya
adalah CEPA Hongkong dan PT International Manufacturing
Producer Association (Impa) Energy-milik pelobi ulung Djan
Faridz yang dikenal dekat dengan Mbak Tutut (Siti Hadijanti
Rukmana) (Rafick,2007:140). Kedekatan Djan Faridz dengan salah
satu putri Soeharto dimungkinkan akan mempermudah dia
memperoleh proyrek-proyek dari pemerintah.
2. Pada 1996, BUMN PT Kertas Leces mengalihkan garapannya dari
memproduksi kertas koran ke produksi kertas HVS. Padahal kertas
koran memiliki pangsa pasar dan pertumbuhan pasar yang jauh
lebuh besar dibanding kertas HVS. Setelah Leces meninggalkan
lapangan, Aspex Paper milik Bob Hasan yang notabene orang
dekat Soeharto mengambil alih tempatnya, sehingga 80%
kebutuhan dalam negeri akan kertas koran kemudian dipenuhi
Aspex. Banyak kalangan menduga Leces sengaja mengalihkan
bidang garapannya ke HVS, bila tak mau disebut dipaksa, untuk
memeberi jalan kepada Aspex menguasai pasar kertas koran
(Rafick,2007:153). Peran pemerintah dalam alih jenis produksi
Leces dimungkinkan sangat besar. Hal ini karena Bob Hasan
memeiliki hubungan baik dengan Soeharto.
3. Ari Sigit, cucu presiden lengser Soeharto misalnya, tercatat
mendapatkan dana bujagi (bunga jasa giro) dengan cara halus.
Mulanya Dephutbun melalui Keppres diminta menempatkan dana

9
Rp 80 miliar di Bapindo dan BNI untuk jangka waktu 7 tahun.
Dana itu kemudian dipinjamkan kedua bank plat merah tersebut
kepada Ari Sigit untuk usaha pupuk urea tablet (Rafick,2007:162)

Perilaku KKN dalam kehidupan sehari-hari:


1. Korupsi waktu, saat mahasiswa mendapat materi dari dosen,
namun sebelum jam kuliah selesai , dosen sudah mengakhiri kelas
sebelum waktu yang seharusnya dengan alasan yang tidak jelas.
2. Korupsi uang kas , saat diberi amanah memegang kas, mahasiswa
menggunakan kesempatan itu untuk mengambil keuntungan
dengan penyelewengan dana yang didapat.
3. Pedagang yang mengurangi takaran timbangan.
4. Bersekongkol untuk mengerjai teman (kolusi).
5. Kebakaran hutan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan terjadi
karena adanya persekongkolan antara pihak perusahaan yang akan
membuka lahan dan pemerintah daerah. Akibatnya, masyarakat
terkena dampak kabut asap yang dapat mengganggu kesehatan.
Persekongkolan antaraperusahaan dan pemerintah itu di sebut
kolisi karena mereka telah merugikan masyarakat banyak.
6. Membantu keluarga atau teman kerja yang ingin memasuki instansi
kerja kita, hal ini termasuk contoh nepotisme.

D. Peran Pemuda dalam Pemberantasan KKN


Pemberantasan korupsi di Indonesia tidak hanya menjadi
tangungjawab penegak hukum saja tapi juga menjadi tanggungjawab
setiap elemen masyarakat khususnya kaum muda yang merupakan
generasi penerus bangsa dan Negara. Peranan pemuda dalam usaha
pemberantasan korupsi di Indonesia sangatlah penting peranannya.
Pemuda merupakan the high human capital of Indonesia untuk masa
depan Indonesia merdeka, oleh karena itu, kaum pemuda (young) harus
mulai mengambil peran dalam setiap usaha pembangunan bangsa dan

10
Negara, khususnya usaha pemberantasan korupsi untuk menciptakan
Indonesia yang bersih dari KKN dan untuk Indonesia yang lebih baik.
Ada tiga aspek penting dalam usaha pemberantasan KKN di
Indonesia yaitu:
1. Aspek penindakan yaitu berupa penyelidikan, penuntutan, dan
pemidanaan terhadap koruptor yang merupakan ranah dan
tanggungjawab penegak hukum, baik KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan
yang kesemuanya diberikan kewenangan oleh Negara untuk melakukan
hal itu.
2. Aspek penindakan yaitu aspek yang sangat erat kaitannya dengan
sistem penyelenggaraan pemerintahan, dengan sistem pemerintahan
yang lemah maka akan memberikan kesempatan kepada penyelenggara
Negara untuk melakukan perbuatan KKN, dan begitu juga sebaliknya
dengan sistem pemerintahan yang kuat maka akan menutup kesempatan
penyelenggara Negara untuk melakukan perbuatan KKN.
3. Aspek pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha
pemeberantasan KKN di Indonesia, karena hanya dengan pendidikan
penanaman karakter anti KKN kepada masyarakat khususnya pemuda
dapat ditanamkan. Di sinilah kaum muda dapat mengambil peranan
dalam pemberantasan KKN, mereka harus menuntut ilmu dengan giat
kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
terhadap hasil pendidikannya dapat dilakukan sejak dini, misalnya
dengan melakukan aksi-aksi sosial, baik dalam bentuk kerja bakti
terhadap masyarakat atau dengan aksi demonstrasi untuk menyuarakan
aspirasinya kepada pemerintah. Dengan begitu maka pemuda dapat
membawa perubahan terhadap bangsa dan Negara, karena di situlah
kekuatan pemuda berada, oleh karena itu tidak ayal jika mengakatakan
bahwa pemuda merupakan the agent of change.

11
KESIMPULAN

Korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan satu paket masalah yang harus
ditangani secara tuntas di Indonesia. Mengapa? Jika seandainya bangsa kita bebas
akan KKN maka Indonesia akan menjadi negara makmur santausa karena
ditunjang oleh kekayaan SDA dan SDM yang berkualitas dan berintegritas.
Rakyatnya hidup terjamin dan sejahtera sementara pembangunannya terus
berkembang merambah dari Sabang sampai Merauke. Bukannya menjadi negara
yang bercap label “berkembang” terus. Akan tetapi, suatu saat akan menjadi
negara yang adidaya bagi bangsanya sendiri dan dapat muncul sebagai negara
yang berpengaruh di dunia Internasional kelak. Oleh karena itu, dibutuhkan
segenap kekuatan dari berbagai pihak termasuk pemerintah, masyarakat, dan para
pemuda Indonesia untuk memberantas penyakit KKN ini untuk mencapai
Indonesia jaya yang bersih KKN.

DAFTAR PUSTAKA

Unnamed. “Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme”. http://e-


journal.uajy.ac.id/4153/3/2MIH00900.pdf. diakses pada 10 Oktober pukul
14.00 WIB

Erlangga. “Landasan Hukum Pemberantasan Korupsi di Indonesia”.


http://www.tugassekolah.com/2016/01/landasan-hukum-pemberantasan-
korupsi-di-indonesia.html diakses pada 15 Oktober pukul 13.00 WIB

Burhan. “Peranan Pemuda Dalam Usaha Pemberantasan Korupsi Di


Indonesia”http://www.hukumpedia.com/keluarga/peranan-pemuda-dalam-
usaha-pemberantasan-korupsi-di-indonesia diakses pada 16 Oktober pukul
21.00 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai