Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

( KENAIKAN TITIK DIDIH DAN PENURUNAN TITIK BEKU)

Disusun oleh :

Adelia Rosa Mahadewi

Dinda Pramesty

Khafifah Pajrianti

M. Yusuf Nugraha

Nola Leviana

XII IPA 2
LABSCHOOL SMA KORNITA BOGOR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME). Di mana telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga dapat melaksanakan praktikum Kima tentang
sifat koligatif larutan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
Laporan ini telah kami susun sesuai hasil praktikum di laboratorium Kimia SMA KORNITA.
Hal ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di alam bebas, saat ditemukan suatu zat yang murni . Kebanyakan zat tersebut
telah tercampur dengan suatu sama yang lain, baik dalam bentuk homogen atau
heterogen salah satunya yaitu dalam bentuk larutan. Larutan merupakan campuran
dua zat atau lebih yang menyatu menjadi homogen.
Ada banyak hal yang menyebabkan larutan yang mempunyai sifat yang
berbeda dengan pelarutnya. Salah satu sifat terpenting dari larutan adalah sifat
koligatif larutan. Sifat koligatif larutan didefenisikan sebagai sifat fisik larutan yang
hanya ditentukan oleh jumlah partikel dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis
partikelnya.
Adanya zat pelarut didalam pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik pelarut
dan larutan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan misalnya, penurunan
tekanan uap, penurunan titik beku, kenaiakan titik didih, dan tekananosmosis
keempat sifat tersebut merupakan bagian dari sifat koligatif larutan.

B. Tujuan
Siswa dapat mengamati dan menyimpulkan titik didih larutan akibat penambahan zat
terlarut indikator dan dapat menyimpulkan sifat asam atau basa dari suatu larutan
serta mempelajari penurunan titik beku beberapa larutan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah
partikel zat terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi
antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari
komponen-komponen penyusun larutan tersebut.
Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut
sifat koligatif (diambil dari bahasa latin “colligare” yang artinya mengumpulkan
bersama). Sifat-sifat itu tergantung dari pada efek koligatif jumlah partikel terlarut,
bukan pada sifat partikel yang terlibat. Empat sifat larutan, diantaranya:

1. Penurunan Tekanan Uap


Penurunan tekanan uap merupakan partikel zat pelarut yang tidak mudah
menguap dalam larutan yang dapat mengurangi kemampuan partikel Zat pelarut untuk
menguap, sehingga tekanan uap larutan akan lebih rendah dibanding tekanan uap
pelarut murni. Adanya partikel zat terlaut dalam dalam larutan juga menyebabkan
terjadinya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan.

Rumus :

ΔP = Po . Xt P = Po . Xp ΔP = Po - P

Keterangan :
ΔP : penurunan tekanan uap
Po : tekanan uap jenuh pelarut
P : tekanan uap jenuh larutan
Xp : fraksi mol pelarut
Xt : fraksi mol terlarut
Jika zat pelarut atau terlarut merupakan elektrolit maka ditambahkan faktor Van’t
Hoff (i) pada rumus fraksi mol (mol zat elektrolit (pelarut atau terlarut) dikali i)

i = 1 + (n-1)α
Keterangan :
α : derajat ionisasi → elektrolit kuat α = 1
n : jumlah ion

2. Penurunan Titik Beku


Titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan
pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari
pelarutnya. Proses pembekuan zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antara partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya terjadi gaya tarik
menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut
akan mengakibatkan proses pergerakan molekul pelarut terhalang. Akibatnya untuk
lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan
titik beku akibat adanya partikel-partikel dari zat terlarut disebut penurunan titik beku.

Rumus :

ΔTf = Tfpelarut - Tflarutan ΔTb = m . Kf ΔTb = m . Kf . i

Keterangan :
ΔTf : penurunan titik beku
Kf : konstanta penurunan titik beku molal pelarut
m : molalitas zat terlarut
Tf air = 0C
i : faktor Van’t Hoff

3. Kenaikan Titik Didih


Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya, selisihnya disebut
kenaikan titik didik larutan. Hingga grafik tekanan uap selalu ada di bawah pelarut.
Kenaikan hanya tergantung jenis oelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung jenis
zat terlarut. Hubungan kenaikan tiik didih dengan konsentrasi larutan dapat dicari
dengan persamaan Clausius-clapeyron dan hukum Raoult.
Rumus :

ΔTb = Tblarutan - Tbpelarut ΔTb = m . Kb ΔTb = m . Kb. i

Keterangan :
ΔTb : kenaikan titik didih
Kb : konstanta kenaikan titik didih molal pelarut
m : molalitas zat terlarut
Tb air = 100C
i : faktor Van’t Hoff

4. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
kesetimbangan osmotik antara suatu larutan dan pelarutmurninya yang dipisahkan oleh
suatu membran yang dapat ditembus hanya oleh pelarut tersebut.Dengan kata lain,
tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis, yaitu
gerakan molekul pelarut melewati membran semipermeabel ke larutan yang lebih
pekat. Tekanan osmotik merupakan salah satu sifat koligatif larutan.

Rumus :
Keterangan : π=M.R.T π=M.R.T.i
M : molaritas larutan (M)
R : 0,082
T : suhu (K)
i : faktor Van’t Hoff

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Kenaikan Titik Didih

 Alat

No Nama Alat Gambar


1. Tabung Reaksi

2. Penjepit Tabung Reaksi

3. Pemanas Spiritus

4. Termometer

 Bahan

No Nama Bahan Gambar

1. Aquades/Air
2. Gula Pasir/ Glukosa
1m dan 0,5 m

 Cara Kerja
1. Masukkan 5 mL air murni ke ddalam tabung reaksi panaskan perlahan-lahan!
2. Catat suhu saat air mendidih (titik didih)!
3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti air dengan (gula+air) 0,5 m kemudian 1
mL

 Hasil Pengamatan
No Larutan Suhu saat mendidih(˚C)
1. Air murni 98˚ C
2. Gula 0,5 m 95˚ C
3. Gula 1 m 100˚ C
4. NaCl 0,5 m 99˚ C

 Pertanyaan!
1. Bagaimana titik didih pelarut dibanding titik didih larutan gula?
Jawab: Titik didih pelarut (air) lebih tinggi dibandingkan larutan gula 0,5 m tetapi titik
didih pelarut (air) lebih rendah dari pada larutan gula 1 m
2. Bagaimana titik didih larutan gula 0,5 m dibanding titik didih larutan gula 1 m dan
NaCl 0,5 m?
Jawab: Titik didih larutan gula 0,5 lebih rendah dibandingkan titik didih gula 1m dan
NaCl 0,5 m
3. Berapa kenaikan titik didih larutan gula 0,5 m dengan 1 m?
Jawab: Kenaikan titik didih larutan gula 0,5 m dengan larutan gula 1 m sebesar 5˚ C
4. Apa hubungan zat terlarut dengan titik didih larutan?
Jawab:
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas!
Jawab: Konsentrasi suatu larutan mempengaruhi kenaikan titik didih dimana semakin
besar konsentrasi maka semakin besar pula kenaikan titik didih suatu larutan.
B. Penurunan Titik Beku
 Alat
No Nama Alat Gambar

Termometer (skala 0,1-0,5)


1..

Tabung Reaksi
2.

Rak tabung Reaksi


3.

Gelas Kimia Plastik


4.
5. Pengaduk Kaca

 Bahan
No Nama Bahan Gambar

Es Batu
1.

2. Garam Dapur Kasar

3. NaCl 0,5 m

4. Air Suling

5. Larutan Urea 0,5 m


 Cara Kerja
1. Masukkan es dan garam dapur ke dalam gelas kimia sampai tiga per empat gelas
(sebagai pendingin)
2. Isilah tabung reaksi dengan air suling sampai 4 cm, kemudian masukkan tabung
tersebut ke dalam campuran pendingin dan aduk campuran pendinginnya.
3. Masukkan pengaduk kedalam tabung reaksi tadi dan gerakkan pengaduk turun naik
sambil air dalam tabung membeku!
4. Keluarkan tabung dari campuran dan biarkan es dalam tabung mencair sebagian.
Gantilah pengaduk dengan termometer dan aduklah dengan termometer turun naik,
kemudian baca suhu campuran es dan air dalam tabung!
5. Ulangi langkah 1-4 dengan menggunakan larutan urea dan larutan NaCl sebagai
pengganti air suling dalam tabung!

 Hasil Pengamatan
No Larutan Suhu saat membeku (˚C)
1. Air murni
2. Urea 0,5 m
3. NaCl 0,5 m

 Pertanyaan!
1. Bagaimana titik beku pelarut(air)dibanding titik didih dan larutan urea dan larutan
NaCl 0,1 m?
Jawab:
2. Bagaimana titik didih larutan urea 0,1 m dibanding titik didih larutan NaCl 0,1 m?
Jawab:
3. Berapa penurunan titik didih larutan urea 0,1 m dengan NaCl 0,1 m?
Jawab:
4. Apa hubungan zat terlarut dengan titik beku larutan?
Jawab:
5. Bandingkan titik beku larutan dengan titik beku pelarutnya(air)!
Jawab:
6. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan diatas!
Jawab:

BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
a. Konsentrasi suatu larutan mempengaruhi kenaikan titik didih dimana semakin besar
konsentrasi maka semakin besar pula kenaikan titik didih suatu larutan.
b. Jenis zat terlarut mempengaruhi kenaikan titik didih suau larutan dimana larutan elektrolit
memiliki kenaikan titik didih lebih tinggi daripada larutan non elektrolit. Dalam hal ini
larutan NaCl sebagai larutan elektrolit dan larutan C6H12O6 sebagai larutan non elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA

http://biologiikipmadiun.blogspot.com/2010/09/laporan-praktikum-sifat-koligatif.html
http://terunggah.blogspot.com/2013/08/rumus-dan-sifat-koligatif-larutan.html

Anda mungkin juga menyukai