Anda di halaman 1dari 5

PEMECATAN KADER HMI KOTA BANJAR YANG

INKONSTITUSIONAL OLEH KETUA UMUM YANG AROGAN

KRONOLOGI :

Saya Gigan Haigi, salah satu mahasiswa asal Kota Banjar yang juga merupakan salah
satu kader HMI Kota Banjar. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan disalah satu
perguruan tinggi swasta yang berada di Kabupaten Ciamis.

Pada tanggal 2-4 Oktober 2020 bertempat di daerah Maung Bodas Kecamatan
Rancah Kabupaten Ciamis, alhamdulillah saya telah resmi menyelesaikan jenjang training
LK-1 saya di Komisariat Stisip HMI Cabang Kota Banjar.

Pada tanggal 18-24 Januari 2021 saya melanjutkan jenjang training saya dengan
mengikuti Latihan Khusus Kohati yang diadakan oleh KOHATI-HMI Cabang Lebak Badko
Jabodetabeka-Banten.

Sepulangnya saya dari training LKK, ternyata HMI Cabang Kota Banjar akan
melaksanakan Konfercab dan Muskohcab yang pada saat itu dilaksanakan pada tanggal 10
April 2021 bertempat di Sekretariat HMI Kota Banjar. Dari moment Konfercab inilah
permasalahan ini bermula.

Permulaan Masalah..

Masalah ini bermula ketika HMI Kota Banjar mengadakan Konferensi Cabang dan
Musyawarah Kohati Cabang. Pada saat itu, dalam kegiatan muskohcab hanya terdapat 1
calon ketua umum Kohati Cabang Kota Banjar yang kemudian terpilih secara aklamasi yaitu
ayunda Halimatu Sa’diyah. Sedangkan untuk Konfercab terdapat 2 calon ketua umum HMI
Cabang Kota Banjar yaitu Rakanda Budi Nugraha dan Rakanda Andre Priyatna Jaya yang
kemudian rakanda Budi terpilih menjadi Ketua Umum secara aklamasi dikarenakan rakanda
Andre mengundurkan diri ditengah forum pemilihan ketua umum yang sedang dilaksanakan.

Pada saat itu, saya berada di pihak rakanda Andre dengan alasan rakanda Andre yang
pada saat itu masih menjadi ketua umum HMI Komisariat STIT Muhammadiyyah Banjar

1
memiliki i’tikad baik ingin mencalonkan diri sebagai ketua umum HMI Cabang Kota Banjar
meminta bantuan dan dukungan saya beserta kawan-kawan yang lainnya untuk ikut
mensukseskan Konfercab.

Setelah semua berkas pencalonan rakanda Andre telah dinyatakan lengkap oleh
panitia, disana kami menemukan sesuatu yang menurut kami itu kurang benar dimana malam
sebelum pemilihan, rakanda Andre sebagai salah satu calon kandidat ketua umum
mengatakan “disuruh menemui alumni”. Setelah kejadian menemui alumni tersebut, rakanda
andre menjadi sulit untuk dihubungi hingga akhirnya terjadilah kejadian “pengunduran diri
dan pelipatan suara” di tengah forum pemilihan dari rakanda Andre ke ketua umum terpilih
saat ini. Dari kejadian tersebut, mungkinkah ada “Intervensi” alumni didalamnya? Wallahu
‘alam, dugaan kita bisa jadi kurang tepat.

Puncak Permasalahan..

Saya kurang tau masalah sebenarnya apa, hanya saja setelah moment Konfercab dan
Muskohcab tersebut ada perbedaan sikap dari para formateur yang menempatkan saya
sebagai musuh. Padahal, bukannya wajar jika ada perbedaan pendapat dalam tekhnis
berorganisasi? Bukannya wajar jika kita mengalami sebuah dinamika dalam berorganisasi?

Puncak permasalahan pemecatan saya terjadi ketika saya sedang berada di Bandung.
Kemudian saya berkunjung ke salah satu cabang yang kebetulan sedang melaksanakan LKK.
Karena kebetulan juga saya diamanahi sebagai departemen Kajian dan Advokasi yang
merupakan bidang Eksternal Kohati Cabang Kota Banjar, saya bermaksud untuk
bersilaturahmi dengan HMI cabang lain. Selain itu disana juga saya bermaksud untuk
bersilaturahmi dengan beberapa teman saya. Kemudian pada sore hari tanggal 28 Agustus
2021 dengan tanpa alasan ataupun pemberitahuan terlebih dahulu saya dikeluarkan dari HMI
Cabang Banjar.

Setelah kejadian tersebut, saya agak kebingungan atas status saya di keanggotaan
HMI karena memang pengeluaran tersebut inkonstitusional dimana saya merasa tidak pernah
mendapatkan teguran ataupun peringatan dan juga sebelum pemecatan atau pengeluaran
tersebut tidak didahului dengan pencabutan jabatan saya sebagaimana telah diatur dalam
konstitusi.

2
Upaya Penyelesaian..

Karena ketidak jelasan status saya di HMI, akhirnya saya berupaya mengkonfirmasi
dan bahkan meminta SK ataupun bukti lain pengeluaran saya, karena saya merasa tidak
pernah menyalahi konstitusi yang ada, tidak mencemarkan nama baik HMI dan juga tidak
melakukan tindakan kriminal apapun.

Saya merasa terintimidasi oleh arogansi ketua umum HMI Kota Banjar yang secara
sepihak mengeluarkan saya dari keanggotaan HMI tanpa adanya alasan yang jelas. Saya
berharap tidak ada lagi kader HMI yang menjadi korban dari sikap arogansi ketua umum
yang menyalahi konstitusi.

Billahi Taufiq Wal Hidayah.

BEBERAPA JEJAK MEDIA.

Tanpa sebab yang jelas saya dikeluarkan dari Saya masuk kepengurusan Kohati Cabang
WAG Keluarga HMI Cabang Kota Banjar. Kota Banjar di bidang Dept. Kajian dan
Advokasi.

3
Poin 1. Ketua umum mengatakan bahwa saya dikeluarkan. Disini ketua umum malah
mempertanyakan status saya berada di komisariat mana, padahal sudah jelas bahwa dengan
saya LK-1 di Komisariat Stisip, maka secara administrasi saya berada di komisariat stisip.
Mungkinkah LK-1 komisariat Stisip tidak legal?
Poin 2. Perihal dituduh tidak pernah mengikuti agenda, saya menolak! Karena pada
kenyataannya sebelum konfercab, saya sering mengikuti agenda HMI Cabang Kota Banjar.
Adapun setelah konfercab memang tidak ada agenda yang urgent. Bahkan hingga saya
dikeluarkan, belum pernah dilaksanakan agenda rapat kerja. Rapat kerja dilaksanakan pada
tanggal 4 September 2021, sedangkan pemecatan saya dilakukan pada tanggal 28 Agustus
2021. Pada saat pemecatan saya, saya masih berstatus sebagai pengurus kohati cabang kota
banjar.
Poin 3. Tuduhan tidak berdasar yang dilontarkan ketua umum yang mengatakan bahwa
saya ikut mengelola LKK, padahal sudah jelas bahwa saya bukan seorang instruktur dan
belum pernah mengikuti LK 2 maupun SC.
Poin 4. Maksud sudah mengkonfirmasi secara lisan ke ketum-ketum HMI se-Jabar
bahkan akan mengkonfirmasi juga ke Badko dan PB itu bagaimana? Apakah mungkin
konstitusi mengharuskan demikian?

4
Setelah mengetahui pemberhentian saya dari
keanggotaan HMI, disini saya kembali
mengkonfirmasi sekaligus meminta bukti
fisik pemberhentian saya sebagai kader HMI.

Anda mungkin juga menyukai