Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SIKLUS BIOGEOKIMIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
1D3-A
Amanda Nadia Putri
Diah Ayu Nastiti
Hilldan Gustya Filardhy
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Dra. Syarifah Miftahul El Jannah T., M. Biomed

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641, 7397643
Fax. 021-7397769 Website : www.Poltekkesjkt2.ac.id Email :
Info@Poltekkesjkt2.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Siklus Biogeokimia”. Sebagai tugas dan bahan diskusi,
yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Ekologi kesehatan. kami menyadari bahwa
makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak.
Oleh Karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segalah kekurangan, bila
penyusunan Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak dianggap
dirugikan dan lain-lain. Oleh karena itu keritikan yang bersikap konstruktis
senantiasa kami harapkan, baik dari pembimbing maupun yang membaca Makalah
ini agar kami dapat memperbaiki diri.
Oleh sebab itu akibat segalah kekurangan isi Makalah kami, kami ucapkan banyak
terimakasih jika ada segalah kritik dan saran dari berbagai pihak pembaca. Semoga
Tuhan yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dan
memaafkan setiap kekeliruan yang telah kami lakukan.
Kami menyadari bahwah Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu
kami akan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.

Penyusun

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….3
A. Pengertian Siklus Biogeokimia……………………………………………3
B. Fungsi Siklus Biogeokimia ...........................................................................3
C. Jenis-Jenis Daur Biogeokimia .......................................................................3
BAB III PENUTUP .................................................................................................8
A. Kesimpulan ...................................................................................................8

DAFTAR PUSATAKA` ...........................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam lingkungan itu sendiri terdiri dari komponen biotic dan abiotik serta terbagi
menjadi beberapa bagian yakni antrosfer, hidrosfer, geosfer, atmosfer dan biosfer.
Materi dalam lingkungan akan bergerak secara terus menerus melalui berbagai jenis
reaksi sehingga membentuk suatu siklus materi. Keterkaitan antara komponen
komponen abiotik yaitu udara, air dan tanah serta keterkitan dari masing-masing
komponen dengan komponen biotic atau biosfer. Adanya saling keterkaitan tersebut
membentuk suatu system yang disebut ekosistem.

Secara umum ketika suatu unsure atau materi memasuki suatu media atau lingkungan,
selanjutnya akan memasuki lingkungan atau media yang lainnya melalui suatu proses
baik fisika, kimia maupun biologi. Secara alamiah tanpa campur tangan manusia
perjalanan materi tersebut dari satu media ke media yang lain sudah berlangsung sejak
bumi terbentuk. Adanya aktivitas manusia menyebabkan perjalanan tersebut menjadi
lebih kompleks. Perjalanan atau aliran matei tersebut dalam ekosistem global dibumi
ternyata berbentuk lingkaran yang dikenal dengan siklus biogeokimia.

Istilah “siklus biogeokimia” berasal dari biologis, proses geologi, dan kimia yang
menyebabkan transfer materi terjadi. Karena ini siklus yang berbeda yang terjadi
secara alami, untuk sebagian besar, mereka sudah lama dianggap siklus alam. Siklus
biogeokimia dibagi menjadi 2 yaitu eksogenik (dalam mineral batuan) dan endogenik
(melibatkan gas).

Jadi, Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik
adalah siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalirdari komponen abiotik ke
komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut
tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai siklus biogeokimia.

1
Fungsi Siklus Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen
biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Biogeokimia


Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa
unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan Materi dasar makhluk hidup
dan tak hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organic anorganik adalah siklus unsur atau
senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke
komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs
melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia. Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon,
siklus nitrogen, dan siklus sulfur.

2.2 Fungsi Siklus Biogeokimia


Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yangmengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semuayang ada di bumi baik komponen biotik
maupun komponen abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
2.3 Jenis-Jenis Daur Biogeokimia
Lingkungan secara umum terdiri dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak
hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Untuk
mencapainya, dibutuhkan arus materi dan energi yang dikendalikan oleh arus informasi di
antara komponen-komponen tersebut.
Keteraturan tersebut menunjukkan suatu kondisi keseimbangan yang tidak statis
melainkan dinamis dan selalu berubah (berbentuk siklus). Siklus yang terjadi biasanya
merupakan aliran ion ataupun molekul dari nutrien yang dipindahkan dari lingkungan ke
organisme (komponen hidup) dan dikembalikan lagi ke komponen tak hidup (abiotik).
Siklus ini disebut sebagai siklus biogeokimia. Cakupan dari siklus biogeokimia adalah

3
siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus sedimen. Siklus biogeokimia yang terpenting
adalah siklus karbon dan oksigen, siklus nitrogen dan siklus fosfor, yang berperan
terhadap lingkungan tanaman.
1. Siklus Nitrogen
Atmosfer mengandung lebih kurang 80% atom nitrogen dalam bentuk gas nitrogen
(N2). Di dalam organisme, nitrogen ditemukan dalam semua asam amino yang
merupakan penyusun protein. Bagi tumbuhan, nitrogen tersedia dalam bentuk amonium
(NH4+) dan nitrat (NO3-) yang masuk ke dalam tanah melalui air hujan dan
pengendapan debu-debu halus atau butiran lainnya. Beberapa tumbuhan, seperti seperti
Bromeliaceae epifit yang ditemukan di hutan hujan tropis, memiliki akar udara yang
dapat mengambil NH4+ dan NO3- secaralangsung dari atmosfer.
Jalur lain penambahan nitrogen dalam ekosistem adalah melalui fiksasi nitrogen
(nitrogen fixation). Fiksasi nitrogen merupakan proses perubahan gas nitrogen (N2)
menjadi mineral yang digunakan untuk mensintesis senyawa organik seperti asam
amino. Nitrogen difiksasi oleh bakteri Rhizobium, Azotobacter, dan Clostridium yang
hidup bebas dalam tanah. Selain dari sumber alami, sekarang ini fiksasi nitrogen dibuat
secara industri yang digunakan sebagai pupuk. Pupuk bernitrogen ini memberikan
sumbangan utama dalam siklus nitrogen di suatu ekosistem akibat kegiatan pertanian.
Meskipun tumbuhan dapat menggunakan amonium secara langsung, tetapi sebagian
besar amonium dalam tanah digunakan oleh bakteri aerob tertentu sebagai sumber
energi. Aktivitas ini mengubah amonium menjadi nitrat (NO3-) kemudian menjadi nitrit
(NO2-). Proses ini disebut nitrifikasi. Nitrat yang dibebaskan bakteri ini
kemudian diubah oleh tumbuhan menjadi bentuk organik, seperti asam amino dan
protein. Beberapa hewan akan mengasimilasi nitrogen organik dengan cara memakan
tumbuhan atau hewan lain. Pada kondisi tanpa oksigen (anaerob), beberapa bakteri
dapat memperoleh oksigen untuk metabolisme dari senyawa nitrat. Proses ini disebut
denitrifikasi. Akibat proses ini, beberapa nitrat diubah menjadi N2 yang kembali
ke atmosfer. Perombakan dan penguraian nitrogen organik kembali menjadi amonium
yang disebut amonifi kasi dilakukan oleh bakteri dan jamur pengurai. Proses-proses
tersebut akan mendaur ulang sejumlah besar nitrogen di dalam tanah.

4
2. Siklus Fosfor
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya sangat
diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat (PO43-). Fosfat
diserap oleh tumbuhan dan digunakan untuk sintesis organik. Fosfor banyak dikandung
oleh asam nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan sandi genetik. Atom
fosfor juga merupakan dasar bagi ATP (Adenosine Tri Phospat) berenergi tinggi yang
digunakan untuk respirasi seluler dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral
penyusun tulang dan gigi.
Fosfor merupakan komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup.
Produktivitas ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah ditingkatkan.
Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di dalam tanah.
Contohnya adalah akibat hujan asam. Setelah produsen menggabungkan fosfor ke dalam
bentuk biologis, fosfor dipindahkan ke konsumen dalam bentuk organik. Setelah itu,
fosfor ditambahkan kembali ke tanah melalui ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri
penguarai detritus.
Humus dan partikel tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor
terlokalisir dalam ekosistem. Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa aliran air yang
pada akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan mempercepat pengurasan fosfat
di samping pelapukan batuan yang sejalan dengan hilangnya fosfat.
Fosfat yang berada di lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan yang
kemudian tergabung dalam batuan. Ketika permukaan air laut mengalami penurunan atau
dasar laut mengalami kenaikan, batuan yang mengandung fosfor ini menjadi bagian dari
ekosistem darat. Dengan demikian, fosfat mengalami siklus di antara tanah, tumbuhan,
dan konsumen dalam waktu tertentu.

5
3. Siklus karbon dan oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di
udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara,
dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia
dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama
akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai
bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran
C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan
air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri
dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang
mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang
dengan jumlah C02 di air.

4. Siklus hidrologi
Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat baik
proses di atmosfir, tanah dan badan-badan air yang tidak terputus melalui proses
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar

6
mataharibmerupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara
kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk air, es,
atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
a. Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb.
kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan.
Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya
akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
b. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah
dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan
tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
c. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air
permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan
berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponenkomponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai
(DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud
dan tempatnya.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari bumi. Materi yang berupa unsur-
unsur terdapat dalam senyawa kimia yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak
hidup. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa
kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen
abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.

Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen
biotik maupun komponen abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Cakupan dari siklus biogeokimia adalah siklus hidrologi, siklus atmosfer, dan siklus
sedimen. Siklus biogeokimia yang terpenting adalah siklus karbon dan oksigen, siklus
nitrogen dan siklus fosfor yang berperan terhadap lingkungan tanaman.

8
DAFTAR PUSTAKA

Basukriadi, Adi. 2011. Populasi, Ekosistem, Biosfir. (http://staff.ui.ac.id/internal/).

Buchari, dkk. 2001. Kimia Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

http://berybunut.wordpress.com/2012/11/15/makalah-biogeokimia/

Anda mungkin juga menyukai