Anda di halaman 1dari 11

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
MENINGKATKAN HASILBELAJAR IPA

N.Evy Pramandaputri1, W. Suniasih2, M. Putra3


123Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email: evy_pramandaputri@yahoo.co.id1, wyn_suniasih@yahoo.com2,


putramd3112@yahoo.co.id3

Abstrak
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan hasil belajar pada kompetensi sikap
dalam belajar IPA, (2) meningkatkan hasil belajar pada kompetensi pengetahuan IPA
dan (3) mendeskripsikan hasil belajar pada kompetensi keterampilan dalam belajar
IPA siswa kelas IVA SD Negeri 7 Pedungan melalui penerapan model Problem
Based Learning berorientasi pendidikan karakter. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IVA SD Negeri 7 Pedungan yang berjumlah 47 orang siswa.
Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA meliputi kompetensi sikap dalam
belajar IPA, kompetensi pengetahuan IPA, dan kompetensi keterampilan dalam
belajar IPA. Data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar IPA. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi untuk mengumpulkan
data kompetensi sikap dan keterampilan dalam belajar IPA dan metode tes untuk
mengumpulkan data kompetensi pengetahuan IPA. Data dianalisis mengunakan
analisis statistik deskriptif, analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) melalui penerapan Problem Based Learning
berorientasi pendidikan karakter dapat menumbuhkan sikap dalam belajar IPA,
teramati dari bertambahnya kuantitas siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus II
yang mencapai indikator kompetensi sikap yang telah ditetapkan. (2) Pada
kompetensi pengetahuan IPA yang mencapai predikat sangat baik sebanyak 68,09%
pada siklus I meningkat menjadi 80,85% pada siklus II. (3) Terjadi perubahan
kuantitas siswa yang memenuhi indikator kompetensi keterampilan dalam belajar IPA
dari pra siklus ke siklus I dan siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
penerapan model Problem Based Learning berorientasi pendidikan karakter dapat
meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IVA SD Negeri 7 Pedungan.

Kata kunci: problem based learning, karakter, hasil belajar IPA

Abstract
This study aimed to describe the attitude of learning outcomes competences in
science learning, improve learning outcomes in knowledge competence of science,
and describe learning outcomes in competency skills in learning science students in
grade four through application oriented model of character education. This research
is a classroom action research conducted two cycles. The subjects in this study is a
fourth grade who totaled 47 students. Object of this research is the result of learning
science competencies include attitudes in learning science, knowledge of scientific
competence, and competence skills in learning science. Data collection methods
used are observation to collect data competence attitudes and skill in learning
science and test method for collecting data science knowledge competencies. Data
analysis using descriptive statistical analysis, descriptive analysis of quantitative and
qualitative descriptive analysis.The results of this research is (1) through the

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

application of Problem Based Learning oriented character education can foster an


attitude of learning science, it is observed from the increased quantity of students
from pre-cycle to cycle I and cycle II which reach the indicators of competence
attitudes that have been applied. (2) On the competence of science knowledge that
predicate excellent as much as 68,09% of all students in the first cycle increased to
80,85% in cycle II. (3) The changes in quantity of students who meet the indicators of
competence in learning science skills of pre-cycle to cycle I and cycle II. Thus it can
be concluded that the application of the model Problem Based Learning oriented
character education can improve learning outcomes of science students in grade
four.

Keywords: problem based learning, character, science learning outcomes

PENDAHULUAN lingkungan sosial, alam sekitar, serta


Pendidikan merupakan pondasi dunia, dan peradabannya. Kompetensi
utama dalam mengelola, mencetak, dan tersebut harus dibentuk dalam diri siswa
meningkatkan sumber daya manusia ketika mengikuti kegiatan belajar
yang handal dan berwawasan yang mengajar di sekolah baik sebagai efek
diharapkan mampu untuk menjawab pembelajaran maupun sebagai efek
tantangan di masa yang akan datang. pengiring. Muatan pelajaran IPA dalam
Pendidikan bertujuan membangun dan pembelajaran bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik menanamkan keyakinan kepada Tuhan
sehingga menjadi manusia yang Yang Maha Esa, mengembangkan
berkualitas. Oleh karena itu, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah,
pembaharuan dalam bidang pendidikan mempersiapkan peserta didik menjadi
harus selalu dilakukan untuk warga negara yang melek sains dan
meningkatkan kualitas pendidikan teknologi, serta menguasai konsep sains
nasional. Salah satunya adalah dengan untuk bekal hidup di masyarakat dan
pembaharuan dan inovasi kurikulum. melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Kurikulum yang diterapkan di Dalam kenyataannya tujuan tersebut
sekolah dasar saat ini adalah kurikulum belum sepenuhnya tercapai di SD Negeri
2013 yang menekankan pada kompetensi 7 Pedungan khususnya di kelas IVA, hal
dengan pemikiran kompetensi berbasis ini teramati dalam pelaksanaan
sikap, ,pengetahuan, dan keterampilan pembelajaran ditemukan beberapa
(Depdikbud, 2014). Secara umum permasalahan pembelajaran, yaitu (1)
kurikulum 2013 diharapkan membentuk masih banyak siswa yang bermain-main
manusia Indonesia yang berakhlak, pada saat guru mengajak sembahyang,
berkarakter mulia, berbadan sehat, (2) kurangnya keberanian siswa untuk
cerdas, berkepribadian Indonesia, dan mengemukakan pendapat pada saat guru
menjunjung nilai-nilai demokrasi. Harapan memberi pertanyaan, (3) kurang ada
kurikulum baru tersebut adalah untuk interaksi siswa dalam bertanya saat
menyiapkan generasi yang handal, pembelajaran, (4) interaksi yang terjadi
inovatif, dan berkarakter serta siap antara guru dan siswa hanya terjadi
mengarungi tantangan zaman di masa komunikasi satu arah sehingga siswa
mendatang (Muzamiroh, 2013:119). menjadi pasif, (5) pembelajaran
Kurikulum 2013 menekankan pada didominasi oleh guru atau dengan kata
pentingnya penumbuhan karakter atau lain pembelajaran bersifat teacher
budi pekerti siswa di sekolah, terutama centred. Kondisi ini menggambarkan
pada pendidikan dasar. Standar kelas yang kurang kondusif dan interaksi
kompetensi lulusan yang dirumuskan yang rendah. Hal ini berdampak pada
dalam kurikulum 2013 secara umum yang tidak tercapainya tujuan pembelajaran
terkait dengan sikap perilaku adalah yang diharapkan secara optimal. Dari 47
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, orang siswa terdapat 4 siswa yang perlu
percaya diri, dan bertanggung jawab pimbingan, 8 siswa baru mencapai
dalam berinteraksi secara efektif dengan

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

predikat C (cukup) dan 9 siswa mencapai memecahkan masalah tersebut dengan


predikat B (baik). cara melakukan berbagai tindakan yang
Perbaikan pembelajaran yang terencana dalam situasi nyata serta
dilaksanakan di kelas IVA pada SD menganalisis setiap pengaruh dari
Negeri 7 Pedungan khususnya pada perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009:26).
muatan pelajaran IPA sebagai upaya Adapun tindakan yang dilakukan dalam
meningkatkan hasil belajar yang diperoleh penelitian tindakan kelas ini adalah
siswa yang dibarengi dengan harapan penerapan model Problem Based
meningkatnya keterampilan guru dalam Learning berorientasi pendidikan karakter
merancang dan menerapkan model yang diterapkan pada siswa kelas IVA di
pembelajaran yang berorientasi pada SD Negeri 7 Pedungan.
kurikulum 2013. Subjek dalam penelitian ini adalah
Salah satu model yang dirujuk adalah siswa kelas IVA SD Negeri 7
berdasarkan Peraturan Menteri Pedungan tahun ajaran 2015/2016 yang
Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 berjumlah 47 orang siswa. Terdiri atas 22
Tahun 2014 tentang pembelajaran adalah orang siswa perempuan dan 25 siswa
model Problem Based Learning yang laki-laki. Objek dalam penelitian ini
dalam penerapannya berorientasi pada adalah hasil belajar IPA siswa kelas IVA
pendidikan karakter. Model Problem SD Negeri 7 Pedungan tahun ajaran
Based Learning memiliki karakteristik (1) 2015/2016. Secara operasional hasil
belajar dimulai dengan suatu masalah, (2) belajar IPA adalah kemampuan-
memastikan bahwa masalah yang kemampuan yang diperoleh siswa setelah
diberikan berhubungan dengan dunia mengalami interaksi pembelajaran IPA
nyata siswa, (3) mengkoordinasikan yang dijadikan tolok ukur berhasil
pelajaran diseputar masalah, (4) tidaknya proses pembelajaran IPA yang
memberikan tanggung jawab yang besar telah dilaksanakan. Hasil belajar IPA
kepada siswa dalam membentuk dan mencakup tiga aspek yaitu kompetensi
menjalankan secara langsung proses sikap dalam belajar IPA, kompetensi
belajarnya sendiri, (5) menggunakan pengetahuan IPA, dan kompetensi
kelompok kecil, dan (6) menuntut siswa keterampilan dalam belajar IPA.
untuk mendemonstrasikan materi Kompetensi sikap mencakup tujuh sikap
pelajaran yang telah dipelajari dalam yang terdapat pada KI 1 dan KI 2, meliputi
bentuk suatu produk atau kinerja sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggung
(Ngalimun, 2012:90). jawab, santun, peduli, dan percaya diri.
Berdasarkan uraian tersebut maka Kompetensi pengetahuan mencakup
dilakukan penelitian tindakan kelas dimensi pengetahuan yang terdiri dari
dengan menerapkan model Problem faktual dan konseptual, serta kemampuan
Based Learning berorientasi pendidikan berpikir pada tahap mengingat,
karakter untuk meningkatkan hasil belajar memahami, menerapkan, menganalisis,
IPA tema cita-citaku siswa kelas IVA SD mengevaluasi, dan mencipta. Kompetensi
Negeri 7 Pedungan tahun ajaran keterampilan mengacu pada 5M
2015/2016. Tujuan peneitian ini adalah pendekatan saintifik yang terdiri dari
untuk mendeskripsikan kompetensi sikap mengamati, menanya, mengumpulkan
dalam belajar IPA, meningkatkan informasi, mengasosiasi, dan
kompetensi pengetahuan IPA, dan mengomunikasikan.
mendeskripsikan kompetensi Tindakan dalam penelitian ini
keterampilan dalam belajar IPA. dilakukan oleh peneliti berkolaborasi
dengan guru untuk memperbaiki kinerja
METODE siswa dalam meningkatkan hasil belajar
Penelitian tindakan kelas IPA dengan model Problem Based
mempunyai berbagai aturan dan langkah Learning berorientasi pendidikan karakter.
yang harus diikuti. Jadi penelitian Setiap siklus dalam penelitian tindakan
tindakan kelas adalah proses pengkajian kelas ini terdiri dari empat tahapan
masalah pembelajaran di dalam kelas penting yaitu perencanaan, pelaksanaan,
melalui refleksi diri dalam upaya untuk pengamatan, dan refleksi.

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Perencanaan disusun metode yang digunakan adalah metode


berdasarkan masalah dan hipotesis non tes yaitu observasi dengan instrumen
tindakan yang diuji secara empirik lembar observasi. Observasi merupakan
sehingga perubahan yang diharapkan cara pengumpulan data dengan
dapat mengidentifikasi aspek dan hasil mengadakan pencatatan terhadap apa
pembelajaran, sekaligus mengungkap yang menjadi sasaran pengamatan
faktor pendukung dan penghambat (Bundu, 2006:142).
pelaksanaan tindakan. Rencana Metode analisis data yang
penelitian tindakan kelas disusun digunakan pada penelitian ini adalah
berdasarkan keadaan hasil pengamatan analisis statistik deskriptif, analisis
awal yang reflektif. Pelaksanaan tindakan deskriptif kuantitatif, dan analisis deskriptif
adalah perlakuan yang dilaksanakan guru kualitatif. Analisis statistik deskriptif
berdasarkan perencanaan yang telah meliputi mean, median, dan modus yang
disusun. Arikunto dkk (2009:17) disajikan dalam bentuk grafik poligon.
menyebutkan bahwa penelitian tindakan Menurut Agung (2014:110) metode
yang ideal dilakukan berpasangan analisis statistik deskriptif adalah cara
(kolaborasi) antara pihak yang melakukan pengolahan data yang dilakukan dengan
tindakan dan pihak yang mengamati cara menerapkan rumus-rumus statistik
proses jalannya tindakan. Pihak yang deskritif seperti angka rata-rata (Mean),
melakukan tindakan yaitu peneliti sebagai median (Me), dan modus (Mo) untuk
guru, sedangkan yang diminta untuk menggambarkan keadaan suatu objek
melakukan pengamatan terhadap tertentu sehingga diperoleh kesimpulan
berlangsungnya proses tindakan adalah umum. Data yang dianalisis
guru wali kelas. Tahap observasi pada menggunakan deskriptif kuantitatif adalah
siklus ini dilaksanakan bersamaan pada data kompetensi pengetahuan IPA.
saat tahap pelaksanaan. Observasi Metode analisis deskritif kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui adalah suatu cara pengolahan data yang
permasalahan dan kendala yang ditemui dilakukan dengan jalan menyusun secara
dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada sistematis dalam bentuk angka-angka dan
tahap ini dilakukan observasi mengenai atau presentase, menganai suatu objek
kompetensi sikap dan keterampilan siswa yang diteliti, sehingga diperoleh
dalam belajar IPA pada setiap kesimpulan umum (Agung, 2014:110).
pertemuannya. Refleksi dilakukan untuk Sedangkan data yang dianalisis
melihat, mengkaji, dan menggunakan deskriptif kualitatif adalah
mempertimbangkan dampak tindakan data kompetensi sikap dan kompetensi
yang telah diberikan. Berdasarkan hasil keterampilan dalam belajar IPA. Metode
refleksi ini, peneliti bersama-sama guru analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu
dapat melakukan perbaikan mengenai cara analisis/pengolahan data dengan
kekurangan-kekurangan yang ditemui jalan menyusun secara sistematis dalam
dalam pembelajaran. bentuk kalimat/kata-kata, kategori-
Pada penelitian ini, data yang kategori mengenai suatu objek (benda,
dikumpulkan adalah data tentang gejala, variabel tertentu), sehingga
kompetensi pengetahuan, kompetensi akhirnya diperoleh kesimpulan umum
sikap, dan kompetensi keterampilan. (Agung, 2014:110).
Untuk mengukur kompetensi Kriteria keberhasilan diterapkan
pengetahuan IPA digunakan metode tes sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan
yakni jenis tes objektif dalam bentuk soal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini.
pilihan ganda biasa yang terdiri dari Adapun indikator kinerja yang digunakan
empat alternatif jawaban (a, b, c, d). sebagai kriteria keberhasilan dalam
Menurut Arikunto (2013:67) tes adalah penelitian ini adalah ketuntasan klasikal
alat atau prosedur yang digunakan untuk yang diharapkan yaitu minimal 80% dari
mengetahui atau mengukur sesuatu jumlah siswa dalam kelas yakni 47 orang
dengan cara dan aturan-aturan yang yang mencapai predikat A (sangat baik)
sudah ditentukan. Untuk mengukur pada aspek kompetensi pengetahuan IPA
kompetensi sikap dan keterampilan di akhir siklus.

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN kelompok belum teramati pada saat itu


Dari hasil pengamatan yang dikarenakan pada saat proses
dilakukan secara umum teramati seluruh pembelajaran tersebut belum ada
siswa berdoa sebelum dan sesudah pembagian tugas kelompok.
pelajaran, namun hanya terdapat 20 atau Uraian tersebut dijadikan bahan
42,55% siswa yang khusuk dalam berdoa. refleksi awal untuk memperbaiki proses
Dalam proses pembelajaran muatan pembelajaran melalui penelitian tindakan
pelajaran IPA kelas IVA teramati proses kelas secara bersiklus yang terdiri dari
pembelajaran masih didominasi oleh perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
keterampilan mangamati dan dan refleksi. Perbaikan pembelajaran
mengomunikasikan. Pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan model
muatan pelajaran IPA yang dilaksanakan Problem Based Learning berorientasi
belum dapat mengoptimalkan pendidikan karakter pada muatan
keterampilan siswa. Kurang ada interaksi pelajaran IPA siswa kelas IVA SD Negeri
siwa dalam bertanya saat pembelajaran 7 Pedungan. Penerapan model Problem
membuat siswa menjadi pasif. Dalam hal Based Learning berorientasi pendidikan
mengomunikasikan hasil pekerjaan karakter pada siswa kelas IVA diharapkan
teramati siswa yang sama yang mau dapat membentuk kompetensi sikap dan
berbicara di depan kelas. Teramati masih keterampilan dalam belajar IPA, serta
banyak siswa yang tidak berani dapat meningkatkan hasil belajar pada
mengemukakan pendapat pada saat guru kompetensi pengetahuan IPA. Hasil
memberi pertanyaan. Selain itu baru 2 deskripsi data kompetensi sikap dalam
atau 4,26% siswa yang mau menanggapi belajar IPA pada siklus I dan II dapat
pendapat temannya. Kerjasama, disiplin, dilihat pada tabel berikut..
dan tanggungjawab siswa dalam bekerja

Tabel 01. Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Spiritual dalam
Belajar IPA pada Siklus I
Kompetensi Sikap Spiritual Banyaknya Siswa Persentase
1. Berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan
a. Berdoa sebelum kegiatan pembelajaran 47 100%
b. Berdoa setelah kegiatan pembelajaran 47 100%
2. Kekhusukan
a. Memejamkan mata saat berdoa 27 57,45%
b. Tidak mengganggu teman saat berdoa 42 89,86%
c. Tidak menoleh kanan kiri saat berdoa 35 74,47%
d. Posisi tubuh benar saat berdoa 42 89,86%

Tabel 02. Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Sosial dalam
Belajar IPA pada Siklus I
Kompetensi Sikap Sosial Banyaknya Siswa Persentase
1. Menghargai Pendapat
a. Mendengarkan pendapat teman 38 80,85%
b. Menanggapi pendapat teman 8 17,02%
2. Kerjasama 30 63,83%

Tabel 03. Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Spiritual dalam
Belajar IPA pada Siklus II
Kompetensi Sikap Spiritual Banyaknya Siswa Persentase
1. Berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan
a. Berdoa sebelum kegiatan pembelajaran 47 100%
b. Berdoa setelah kegiatan pembelajaran 47 100%
2. Kekhusukan
a. Memejamkan mata saat berdoa 43 91,49%

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

b. Tidak mengganggu teman saat berdoa 46 97,87%


c. Tidak menoleh kanan kiri saat berdoa 43 91,49%
d. Posisi tubuh benar saat berdoa 45 95,74%

Tabel 04. Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Sosial dalam
Belajar IPA pada Siklus II
Kompetensi Sikap Sosial Banyaknya Siswa Persentase
1. Menghargai Pendapat
a. Mendengarkan pendapat teman 45 95,74%
b. Menanggapi pendapat teman 14 29,79%
2. Kerjasama 40 85,11%
3. Disiplin 25 53,19%

Berdasarkan data tersebut, Hasil deskripsi data kompetensi


diketahui bahwa bertambahnya kuantitas keterampilan dalam belajar IPA pada
siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus siklus I dan II dapat dilihat pada tabel
II yang mencapai indikator kompetensi berikut ini.
sikap yang ditetapkan.

Tabel 05. Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Keterampilan dalam
Belajar IPA pada Siklus I
Kompetensi Sikap Sosial Banyaknya Siswa Persentase
1. Mengamati 40 72,34%
2. Menanya 6 12,77%
3. Mengumpulkan Informasi 36 38,29%
4. Mengasosiasi 36 12,77%
5. Mengomunikasikan 29 61,70%

Tabel 06. Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Keterampilan dalam
Belajar IPA pada Siklus II
Kompetensi Sikap Sosial Banyaknya Siswa Persentase
1. Mengamati 43 91,49%
2. Menanya 23 48,94%
3. Mengumpulkan Informasi 42 89,36%
4. Mengasosiasi 42 89,36%
5. Mengomunikasikan 32 68,09%

Berdasarkan data tersebut, keterampilan menanya, jumlah siswa yang


diketahui bahwa bertambahnya kuantitas memiliki sikap sosial teliti sama dengan
siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus jumlah siswa yang dapat memenuhi
II yang mencapai indikator kompetensi indikator kompetensi keterampilan
keterampilan yang ditetapkan. mengumpulkan informasi dan
Terbentuknya kompetensi keterampilan mengasosiasi, jumlah siswa yang memiliki
siswa dalam belajar IPA sekaligus sikap sosial santun dan percaya diri sama
menumbuhkan sikap sosial siswa. Jumlah dengan jumlah siswa yang dapat
siswa yang memiliki sikap sosial cermat memenuhi indikator kompetensi
sama dengan jumlah siswa yang dapat keterampilan mengomunikasikan.
memenuhi indikator kompetensi Data hasil belajar pada kompetensi
keterampilan mengamati, jumlah siswa pengetahuan IPA siswa kelas IVA SD
yang memiliki sikap sosial rasa ingin tahu Negeri 7 Pedungan diperoleh pada
sama dengan jumlah siswa yang dapat pertemuan keempat setelah dilakukan
memenuhi indikator kompetensi evaluasi terhadap hasil belajar pada

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

kompetensi pengetahuan IPA dengan siswa kelas IVA SD Negeri 7 Pedungan


menggunakan tes hasil belajar. Data hasil pada siklus I disajikan pada tabel 07
belajar pada kompetensi pengetahuan IPA berikut.

Tabel 07. Tabel Data Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas IVA SD
Negeri 7 Pedungan pada Siklus I
Skor Nilai Predikat Banyaknya Siswa Persentase
20 100 A 4 8,51%
19 95 A 11 23,40%
18 90 A 17 36,17%
17 85 B 3 6,38%
16 80 B 3 6,38%
15 75 B 1 2,13%
14 70 C 3 6,38%
13 65 C 2 4,26%
12 60 C 1 2,13%
11 55 D 2 4,26%

18
Berdasarkan tabel 07 tersebut 16
dapat dideskripsikan bahwa yang
14
mendapat nilai dengan predikat sangat
12
baik sebanyak 32 siswa atau 68,08%.
10
Frekuensi

Analisis data pada siklus I menunjukkan


hasil belajar pada kompetensi 8
pengetahuan IPA siswa belum memenuhi 6
indikator keberhasilan yang ditetapkan, 4
karena pada siklus I hasil belajar pada 2
kompetensi pengetahuan IPA hanya 0
68,09% yang mencapai predikat sangat 53 58 63 68 73 78 83 88 93 98
baik sementara indikator keberhasilannya
minimal 80%, mencapai predikat sangat Nilai
baik, maka dapat ditetapkan bahwa Me=88
kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas M=84,28 Mo=89
IVA belum tuntas sehingga dilanjutkan ke Grafik 01 Grafik Poligon Hasil Belajar
siklus II. pada Kompetensi
Berdasarkan data nilai hasil belajar Pengetahuan IPA Siswa pada
pada kompetensi pengetahuan IPA Siklus I
tersebut dapat disajikan mean, median,
modus pada grafik 01 berikut. Dari grafik 01 tersebut teramati
bahwa kurva juling negatif disebabkan
karena Mo=89  Me=88  M=84,28.
Dengan demikian variabelitas
skor/sebaran data nilai kompetensi
pengetahuan IPA di atas rata-rata.
Data hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan IPA siswa kelas IVA SD
Negeri 7 Pedungan pada siklus II dapat
disajikan pada tabel 08 berikut.

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Tabel 08 Tabel Data Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas IVA SD
Negeri 7 Pedungan pada Siklus II
Skor Nilai Predikat Banyaknya Siswa Persentase
20 100 A 6 12,76%
19 95 A 14 29,79%
18 90 A 18 38,30%
17 85 B 4 8,51%
16 80 B 3 6,38%
15 75 B 1 2,13%
14 70 C 1 2,13%

Dari grafik 02 tersebut teramati


Berdasarkan tabel 08 tersebut bahwa kurva juling negatif disebabkan
dapat dideskripsikan bahwa yang karena Me=89,96  Mo=89,40  M=88,96.
mendapat nilai dengan predikat sangat Dengan demikian variabelitas
baik sebanyak 38 atau 80,85% siswa. skor/sebaran data nilai kompetensi
Analisis data pada siklus II menunjukkan pengetahuan IPA di atas rata-rata.
nilai hasil belajar kompetensi Penelitian tindakan kelas yang
pengetahuan IPA siswa telah memenuhi menerapkan model Problem Based
indikator keberhasilan yang ditetapkan, Learning berorientasi pendidikan karakter
karena pada siklus II nilai hasil belajar pada muatan pelajaran IPA dilaksanakan
pada kompetensi pengetahuan IPA telah dalam dua siklus, yang tiap siklus terdiri
mencapai 80,85% yang mencapai dari 3 kali pertemuan pelaksanaan
predikat sangat baik, maka dapat tindakan dan 1 kali pertemuan untuk
ditetapkan bahwa pembelajaran evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran
kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas dengan menggunakan model Problem
IVA telah tuntas. Based Learning berorientasi pendidikan
Berdasarkan data nilai hasil belajar karakter secara umum telah berlangsung
pada kompetensi pengetahuan IPA sesuai dengan rencana pelaksanaan
tersebut dapat disajikan nilai mean, pembelajaran yang dibuat secara
median, modus pada grafik 2 berikut. kolaboratif antara peneliti bersama dan
guru kelas yang dikonsultasikan dengan
20 dosen pembimbing. Dalam proses
pembelajaran guru memberikan
15 permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan kehidupan nyata
10 siswa sesuai dengan materi pelajaran
pada setiap pertemuan agar siswa lebih
mudah memahami materi yang dipelajari.
5
Permasalahan tersebut dicari
pemecahannya oleh siswa secara
0
berkelompok. Dalam penyampaian
68 73 78 83 88 93 98
permasalahan guru menayangkan media
berupa gambar atau video agar siswa
lebih mudah memahami permasalahan
Mo=89,40 dan mendapat pemecahan masalah yang
M=88,96 Me=89,55 tepat. Selain itu dalam pembelajaran juga
Grafik 02 Grafik Poligon Hasil Belajar guru menumbuhkan perilaku siswa yang
pada Kompetensi mencerminkan karakter-karakter pada
Pengetahuan IPA Siswa pada siswa agar siswa dapat langsung
Siklus II mengimplementasikan karakter-karakter
baik tersebut.

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Dalam pembelajaran guru yang buruk dalam pembelajaran, secara


mengelompokkan siswa menjadi 8 umum seluruh siswa memiliki sikap yang
kelompok secara heterogen, 7 kelompok baik. (2) Penerapan model Problem
terdiri dari 6 orang dan 1 kelompok terdiri Based Learning berorientasi pendidikan
dari 5 orang siswa. Masing-masing karakter dapat meningkatkan hasil belajar
kelompok ditugaskan untuk bekerjasama pada kompetensi pengetahuan IPA siswa
dalam mendiskusikan jawaban kelas IVA SD Negeri 7 Pedungan. Hal ini
permasalahan yang diberikan ataupun terbukti dari meningkatnya hasil belajar
bekerjasama dalam melakukan yang mencapai predikat sangat baik.
percobaan. Pada siklus I sebanyak 32 atau 68,08%
Berdasarkan hasil analisis data siswa mencapai predikat sangat baik.
penelitian yang diperoleh setelah Sedangkan pada siklus II meningkat
dilaksanakannya pembelajaran dengan menjadi 38 atau 80,85% siswa mencapai
model Problem Based Learning predikat sangat baik. Penelitian ini telah
berorientasi pendidikan karakter dalam mencapai indikator keberhasilan yang
dua siklus yakni siklus I dan siklus II ditetapkan pada akhir penelitian yaitu
secara umum dapat merubah kompetensi minimal 80% dari seluruh siswa mencapai
sikap dan keterampilan siswa dalam predikat sangat baik. (3) Terjadi
belajar IPA menjadi lebih baik dari perubahan kuantitas siswa pada
sebelumnya. Hal tersebut teramati dari kompetensi keterampilan dalam belajar
bertambahnya kuantitas siswa yang IPA melalui penerapan model Problem
mencapai indikator kompetensi sikap dan Based Learning berorientasi pendidikan
keterampilan dalam belajar IPA. Secara karakter pada siswa kelas IVA SD Negeri
umum setiap siswa memiliki perilaku yang 7 Pedungan. Berdasarkan hasil
baik (Permendikbud No. 53 Tahun 2015). pengamatan yang dilakukan pada setiap
Dapat dikatakan demikian karena sikap siklus diketahui bertambahnya kuantitas
siswa sesuai dengan indikator yang telah siswa dari pra siklus ke siklus I dan siklus
ditentukan dan tidak ditemukan sikap II yang memenuhi indikator kompetensi
siswa yang buruk dalam pembelajaran. keterampilan dalam belajar IPA. Dengan
Selain itu penerapan model demikian penerapan model Problem
Problem Based Learning berorientasi Based Learning berorientasi pendidikan
pendidikan karakter dapat meningkatkan karakter dapat meningkatkan hasil belajar
hasil belajar pada kompetensi IPA siswa kelas IVA SD Negeri 7
pengetahuan IPA, dimana 80,85% siswa Pedungan.
telah mencapai nilai dengan predikat Adapun saran yang dapat
sangat baik. Peningkatan ini terjadi dari disampaikan berdasarkan hasil penelitian
pra siklus ke siklus I dan ke siklus II. Pada yang telah dilakukan adalah (1) Bagi
siklus II hasil belajar kompetensi siswa kelas IVA Sekolah Dasar Negeri 7
pengetahuan IPA telah mencapai indikator Pedungan, melalui penelitian ini
kinerja yang ditetapkan sehingga diharapkan agar terdorong untuk belajar
penelitian dihentikan pada siklus II. sehingga terbentuk kompetensi sikap dan
keterampilan serta meningkatkan
SIMPULAN DAN SARAN kompetensi pengetahuan IPA melalui
Dari hasil analisis dan penerapan model Problem Based
pembahasan penelitian tersebut maka Learning berorientasi pendidikan karakter.
dapat disimpulkan bahwa (1) Penerapan (2) Bagi guru dalm mengoptimalkan hasil
model Problem Based Learning belajar pada kompetensi pengetahuan IPA
berorientasi pendidikan karakter dapat siswa kelas IVA dapat memberikan
menumbuhkan kompetensi sikap dalam pengayan dan remedial bagi siswa yang
belajar IPA siswa kelas IVA SD Negeri 7 belum mencapai predikat sangat baik.
Pedungan. Hal tersebut teramati dari Selain itu dalam memperbaiki dan
bertambahnya kuantitas siswa dari pra meningkatkan kualitas pembelajaran,
siklus ke siklus I dan siklus II yang model Problem Based Learning
mencapai indikator kompetensi sikap yang berorientasi pendidikan karakter dapat
ditetapkan dan tidak adanya sikap siswa dijadikan alternatif yang efektif sehingga

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

menumbuhkan kompetensi sikap dan Nomor 57 Tahun 2014 Tentang


keterampilan siswa serta meningkatkan Kurikulum 2013 Sekolah
kompetensi pengetahuan siswa. (3) Bagi Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Tersedia
kepala sekolah diharapkan hasil penelitian pada http:
ini dapat memberikan sumbangan www.academia.edu/8589374.html
pengetahuan bagi guru-guru lain serta (diakses tanggal 29 November
dapat dimanfaatkan sebagai alternatif 2015).
pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran. (4) Bagi peneliti lain hasil -------. 2014c. Lampiran I Peraturan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai Menteri Pendidikan dan
kajian penelitian relevan bagi peneliti yang Kebudayaan Republik Indonesia
tertarik untuk menindaklanjuti hasil Nomor104 Tahun 2014 Tentang
penelitian ini Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
pada Pendidikan Dasar dan
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Menengah. Tersedia
Agung, A.A Gede.2011. Pengantar pada http.
Evaluasi Pengajaran. Singaraja: www.disdik.kaltimprof.go.id.html
Universitas Pendidikan Ganesha (diakses tanggal 29 November
2015).
-------. 2012 Metode Penelitian
Pendidikan. Singaraja:Undiksha. -------. 2015. Panduan Penilaian Untuk
Sekolah Dasar (SD). Tersedia pada
-------. 2014. Metodelogi Penelitian fttps://akhmadsudrajat.wordpress.co
Pendidikan. Malang: Aditya Media m (diakses tanggal 2 Mei 2016)
Publishing.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar &
Amir, Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Melalui Problem Based Learning. Cipta.
Jakarta: Kencana.
Hamalik Oemar. 2010. Kurikulum Dan
Arikunto, Siharsimi dkk. 2009.Penelitian Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aksara.
Bundu, Patta. 2006. Penilaian Kunandar.2010. Langkah Mudah
Keterampilan Proses dan Sikap Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Ilmiah. Depdiknas. Rajawali Pers.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian -------. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta:
Pendidikan. Bandung: Alfabeta Rajawali Pers.

Depdikbud. 2014a. Lampiran I Peraturan Marhaeni.2013.Landasan Dan Inovasi


Menteri Pendidikan dan Pembelajaran, Materi Kuliah Untuk
Kebudayaan Republik Indonesia S2 Pendidikan
Nomor 103 Tahun 20014 Tentang Dasar.Singaraja:Universitas
Pembelajaran pada Pendidikan Pendidikan Ganesha.
Dasar dan Pendidikan Menengah. Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas
http://pgsd.uad.ac.id/wp- Tuntas Kurikulum 2013. Surabaya:
content/uploads/lampiran- Kata Pena.
permendikbud-no-103-tahun-
2014.pdf (diakses tanggal 29 Ngalimun. 2012. Strategi dan Model
November 2015). Pembelajaran. Yogykarta: Aswaja
Pressindo.
-------. 2014b. Lampiran I Peraturan
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia

10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Konstektual Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan


dan Penerapannya dalam KBK. Karakter. Yogyakarta: Pustaka
Malang: UM Press. Pelajar
.
Permana, I Kadek. 2012. “Penerapan Wijayanti, Gek Lady. 2012. “Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Model Pembelajaran Problem Based
Learning Berbantuan Media Learning (PBL) Untuk Meningkatkan
Lingkungan Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Siswa Kelas V SD Negeri 3 Seraya
Kelas V SD Negeri 2 Manukaya”. Karangasem”. Skripsi (tidak
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Guru Sekolah Dasar. Undiksha.
Undiksha.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Karakter. Jakarta: Kencana
Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya,Wina.2009.Penelitian Tindakan
Kelas.Jakarta: Prenada Media
Group.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik


Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil


Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan


Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran


Inovatif. Jakarta: Masmedia Buana
Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif Progresif.
Jakarta: Kencana.

-------. 2010. Model Pembelajaran


Terpadu. : Bumi Aksara.

-------. 2011. Panduan Lengkap Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher

Warsono & Hariyanto. 2012.


Pemebelajaran Aktif Teori dn
Asesmen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai