Anda di halaman 1dari 9

LEARNING TASK

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN


SPIRITUAL KLIEN

Oleh:
Nyoman Sudanti (1302105017)
Ni Luh Made Dwi Purmanti (1302105018)
Ni Komang Trisna Maha Natalya (1302105019)
Ni Made Novi Ariani (1302105020)
Ni Luh Eka Putri Ulandari (1302105049)
Ni Putu Lilik Cahyani (1302105052)
Ida Ayu Made Sinta Dewi (1302105053)
Ketut Arista Kusuma Jaya (1302105063)
Kadek Verlyanita Septiani (1302105071)
Ni Luh Trisnawati (1302105079)
Made Ayu Wedaswari Widya (1302105080)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS UDAYANA
2013
PEMBAHASAN

Ny. A dirawat di RS.B stadium IVB sejak 2 minggu yang lalu. Ny.A
didiagnosa kanker payudara sejak 10 tahun yang lalu, dan sudah dilakukan
kemoterapi sebanyak 3x. Saat ini kondisi Ny.A menunjukkan penurunan yang
drastis, rambut rontok, badan kurus kering, mulut sariawan, dan hanya bisa
berbaring di tempat tidur, seluruh aktivitas mulai mandi sampai dengan
buang air dibantu oleh keluarga dan perawat. Ny.A semakin terpuruk ketika
dokter memberikan penjelasan bahwa kemungkinan sembuh dari penyakit
tersebut sangatlah kecil. Ny.A sempat melakukan percobaan bunuh diri
dengan meminum obat dengan dosis berlebihan.
Ny.A mengatakan sangat stress memikirkan kondisi anak-anaknya
yang masih sangat kecil, tapi Ny.A merasa kasihan dengan suaminya yang
harus terus membiayai pengobatannya selama ini. Ny.A saat ini sangat
membenci tuhan karena dia merasa selalu menjalankan kewajiban sebagai
umat beragama, tidak pernah melakukan perbuatan dosa, namun dihukum
seperti ini. Perawat yang merawatnya sudah berupaya memenuhi kebutuhan
spiritual klien, dan saat ini direncanakan untuk dirujuk ke ahli agama untuk
menumbuhkan spiritualitas agar terbentuk mekanisme koping yang
konstruktif bagi Ny.A.

PERTANYAAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kebutuhan spiritual?
2. Sebutkan dan jelaskan komponen spiritual yang mendasari pemberian
asuhan keperawatan?
3. Jelaskan peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien?
4. Bagaimana peran agama dan spiritual dalam membangun mekanisme
koping yang positif bagi klien?
5. Diskusikan tujuan/pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual dalam
pemberian asuhan keperawatan?
6. Jelaskan prosedur pemenuhan kebutuhan spiritual oleh seorang perawat?
7. Bagaimana peran perawat menjadi fasilitator klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya?
KEBUTUHAN SPIRITUAL
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan
penuh rasa percaya dengan Tuhan (Hamid, 2000).
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau
mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan
untuk mendapatkan maaf dan pengampunan, mencintai, menjalin hubungan
penuh rasa percaya dengan Tuhan. Kebutuhan spiritual merupakan
kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai
dan dicintai serta rasa keterikatan, kebutuhan untuk memberikan dan
mendapatkan maaf (Asmadi, 2008).
Kebutuhan spiritual merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
harus dipenuhi. Kebutuhan spiritual mengandung arti suatu keyakinan,
pendekatan, harapan, dan kepercayaan kepada Tuhan yang seluruhnya
dimiliki dan harus dipertahankan oleh seseorang sampai kapanpun agar
pemperoleh pertolongan, ketenangan, keselamatan, kekuatan, penghibur
serta kesembuhan. Kebutuhan spiritual adalah semangat, atau motivasi untuk
hidup, kebutuhan untuk mempertahankan/mengembalikan keyakinan dan
membantu memenuhi kewajiban agama.

KOMPONEN SPIRITUAL YANG MENDASARI PEMBERIAN ASUHAN


KEPERAWATAN
Beberapa komponen yang mendasari pemberian asuhan keperawatan
kepada klien adalah sebagai berikut:
a. Komponen fisiologikal yaitu komponen yang mempelajari perilaku
manusia dalam hubungan dengan lingkungan.
b. Komponen psikologikal yaitu komponen yang mempelajari bagaiman
kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi.
c. Komponen sosial budaya
Sosial: gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat
Budaya: suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
d. Kebutuhan untuk hidup sehat
Bersifat individual yang artinya setiap individu memiliki kebutuhan
spiritual yang berbeda-beda
Komponen spiritual lainnya yang mendasari pemberian asuhan
keperwatan adalah memberi motivasi pada pasien, memberi semangat,
mengarahkan, menganjurkan berdoa dan mendoakan, pendampingan,
menerima keluhan, menghibur dan lain-lain. Pemahaman perawat terhadap
pengertian kebutuhan spiritual di pengaruhi oleh faktor pengalaman, waktu,
lingkungan, karakter dan pengetahuan tentang spiritual dasar yang harus
dipenuhi. Dengan memberikan asuhan keperawatan konsep diri yang
diintergrasikan secara konprehensif pada program asuhan klien diharapkan
klien dan keluarga sesegera mungkin dapat berperan serta hingga self care
dan family support dapat terwujud. Salah satu aspek yang dapat dilakukan
adalah asuhan keperawatan psikososial khususnya perawat konsepdiri dengan
memberdayakan keluarga dan sistem pendukung klien. Cara perawat
memandang klien adalah memandang klien sebagai individu. Individu adalah
anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social, spiritual dan kultur. Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi KDM (kebutuhan dasar manusia)

PERAN AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM MEMBANGUN MEKANISME


KOPING YANG POSITIF BAGI KLIEN
Dalam hal fungsi, agama berperan dalam mengatasi persoalan-
persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahakan secara
empiris karena adanya keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian.
Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif.
Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara
petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai,
pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan)
keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dan
sebagainya.
b. Fungsi penyelamatan.
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup
sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa
ditemukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal
sesuatu yang sakral dan makhluk teringgi atau Tuhan dan
berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini
manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama
sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan
dengan jalan pengampunan dan Penyucian batin.
Berdasarkan fungsi agama tersebut, jelas tergambar bahwa Agama
berperan sebagai pembimbing dan dasar motivasi bagi seseorang untuk dapat
mencapai apa yang diinginkan. Dengan landasan-landasan agama tersebut,
pembangunan mekanisme koping positif akan lebih mudah dilaksanakan
karena adanya kepercayaan akan kekuatan Yang Maha Kuasa.
Peran agama dalam membangun mekanisme koping positif sangatlah
kuat. Karena semakin tinggi kecerdasan spiritual seseorang, maka semakin
tinggi pula mekanisme koping positif yang dimiliki klien. Orang yang memiliki
landasan Agama yang kuat, cenderung lebih mudah membangun mekanisme
koping positif karena dalam agama telah diajarkan berbagai teori yang
berhubungan dengan kehidupan dan bagaimana seharusnya kita sebagai
menusia menjalani kehidupan ini. Secara garis besar, dalam agama telah
dijelaskan mengenai bagaimana kita harus berfikir positif, sabar, dan tegar
dalam menghadapi suatu masalah. Sehingga membangun mekanisme koping
positif pada seseorang yang memiliki landasan agama yang kuat akan lebih
mudah dibandingkan dengan seseorang yang memiliki landasan agama yang
lemah, karena pada diri orang dengan landasan agama yang kuat telah
tertanam pola berfikir positif yang baik.

PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL KLIEN


Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai
kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan kepada klien
Pemenuhan kebutuhan spiritual diperlukan oleh pasien untuk mencari arti dari
peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk penderitaan karena sakit. Di sini
peran perawat adalah memberikan motivasi, memberi semangat,
menganjurkan berdoa dan mendoakan, mendampingi, menerima keluhan
serta menghibur. Dengan melakukan hal tersebut di harapkan pasien mampu
menunjukkan respon seperti mau makan, mau minum obat, senang, tertawa,
terhibur dan semangat. Menganjurkan klien untuk berdoa atau lebih
meningkatkan kepercayaan serta keyakinan terhadap Tuhan dapat perlahan
lahan merubah pemikiran klien ke arah yang positif dan menerima kenyataan
dengan ikhlas sehingga tidak adanya rasa kebencian klien terhadap Tuhan.
PROSEDUR PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL OLEH SEORANG
PERAWAT
1. Komunikasi sebaiknya dilakukan untuk menormalkan suasana perasaan
pasien tetapi usahakan jangan terlalu nyata
2. Mendengarkan pasien yang akan mengungkapkan kebutuhannya
sehingga pasien merasa dihargai
3. Menanyakan kepada pasien tentang perasaan yang ada di benaknya
karena pasien sering takut mengungkapkan hal-hal yang ada dalam
pikirannya
4. Memastikan apa yang di tanyakan pasien dengan mengklarifikasi dan
mereflesikan kembali ke pertanyaannya
5. Apabila keadaan memungkinkan perawat perlu menyadari kesulitan
pasien dengan penyakit terminalnya dan jangan dikurangi, begitu juga
jangan mendebat pasien.
6. Memastikan bahwa perawat dan pasien membicarakan hal-hal yang
sama. Selalu berusaha mencocokkan pemahaman dan minta umpan balik
dengan pasien.
7. Mempertahankan keselarasan perilaku verbal dan non verbal.
8. Menyediakan waktu jika pasien ingin bicara walaupun kadang-kadang
tidak menyenangkan.

TUJUAN/PENTINGNYA PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL DALAM


PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai
kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan
yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya.
Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari
aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan
klien (Inaniyah, 2008).
Pemenuhan kebutuhan spiritual diperlukan oleh pasien dan keluarga
dalam mencari arti dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk
penderitaan karena sakit dan merasa tetap dicintai oleh sesama manusia dan
Tuhan (Inaniyah, 2008).
Pemenuhan kebutuhan spiritual sangat penting diperhatikan oleh
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada semua klien.
Keimanan atau keyakinan religius sangat penting dalam kehidupan personal
individu. Lebih Keimanan diketahui sebagai suatu faktor yang sangat kuat
(powerful) dalam penyembuhan dan pemulihan fisik, yang tidak dapat diukur.
Mengingat pentingnya peranan spiritual dalam penyembuhan dan pemulihan
kesehatan maka penting bagi perawat untuk meningkatkan pemahaman
tentang konsep spiritual agar dapat memberikan asuhan spiritual dengan
baik kepada semua klien.
Konsep spiritual:
Perawat yang bekerja di garis terdepan harus mampu memenuhi
semua kebutuhan manusia termasuk juga kebutuhan spiritual klien. Berbagai
cara dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien mulai dari
pemenuhan makna dan tujuan spiritual sampai dengan memfasilitasi klien
untuk mengekspresikan agama dan keyakinannya. Pemenuhan aspek
spiritual pada klien tidak terlepas dari pandangan terhadap lima dimensi
manusia yang harus dintegrasikan dalam kehidupan.
Dengan adanya bimbingan spiritual berdampak kepada peningkatan
motivasi hidup dan harapan hidup. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan
spiritual sangat penting karena membantu pasien mempertahankan atau
membina hubungan personal yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika
sedang menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan,membantu pasien
mencari arti keberadaannya dan situasi yang sedang dihadapinya dan
meningkatkan perasaan penuh harapan.
Tujuan pemenuhan kebutuhan spiritual
Kebutuhan spiritual adalah suatu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi karena sebagai semangat, atau motivasi untuk hidup, kebutuhan
untuk mempertahankan/mengembalikan keyakinan dan membantu
memenuhi kewajiban agama. Dari pengertian tersebut sangat berkaitan
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan spiritual itu sendiri. Dimana tujuan
pemenuhan kebutuhan spiritual yang dimaksud adalah sebagai kewajiban
yang mendasar dari individu untuk mengembalikan keyakinan terhadap
Tuhan sehingga terbentuk motivasi dan kepercayaan untuk hidup. Dengan
pemberian asuhan keperawatan berupa kebutuhan spiritual klien akan
merasakan percaya pada kehidupan atau masa depan, mendapatkan
ketenangan pikiran, serta keselarasan dengan diri-sendiri. Kekuatan yang
timbul dari diri seseorang membantunya menyadari makna dan tujuan
hidupnya, diantaranya memandang pengalaman hidupnya sebagai
pengalaman yang positif, kepuasan hidup, optimis terhadap masa depan, dan
tujuan hidup yang semakin jelas.
Jadi dapat disimpulkan sangat begitu penting pemenuhan kebutuhan
spiritual dalam pemberian asuhan keperawatan karena merupakan
kebutuhan dasar manusia dalam kaitannya dengan maha pencipta disamping
itu dengan melihat dari tujuan pemenuhan keperawatan itu sendiri adalah
sebagai kekuatan untuk mendapatkan ketenangan pikiran yang positif baik
lahir maupun batin.

PERAWAT MENJADI FASILITATOR KLIEN DALAM MEMENUHI


KEBUTUHAN SPIRITUALNYA
Peran perawat menjadi fasilitator klien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya, yaitu dimana kita ketahui perawat merupakan seorang pelayan
yang sangat berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual
pasien, baik dengan melakukan pendekatan sharing atau curhat, dengan
memberikan pencerahan agama atau mengusahakan kemudahan seperti
mendatangkan pemuka agama sesuai dengan agama yang diyakini pasien,
serta member kelonggaran pada pasien untuk berinteraksi dengan orang lain
misalnya keluarga, teman, dsb. Selain itu perawat juga melakukan kolaborasi
tidak hanya dengan tenaga medis tetapi juga dengan pemuka agama. Salah
satu contoh perawat menjadi fasilitator klien dalam pemenuhan spiritual klien
yaitu perawat memfasilitasi tempat ibadah pasien dan alat ibadah pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi. Salemba
Medika: Jakarta
Hamid, Achir Yani S. 2009. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Hamid, Achir Yani S. 2000. Buku Ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan.
Widya Medika: Jakarta
Inaniyah. 2008. Pemahaman Perawat Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Spiritual Klien pada Pasien lansia di RSU Mardi Lestari kabupaten
Sragen. Undergraduate Thesis: Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai