OLEH: 1. RIMY PRIMASARI 2. RISKA EKA FATMA 3. SAMSIAH PENGERTIAN HARTA Istilah harta, atau al-mal dalam al-Qur’an maupun Sunnah tidak dibatasi dalam ruang lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal sangat luas dan selalu berkembang. Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri atas : pertama, memiliki unsur nilai ekonomis. Kedua, unsur manfaat atau jasa yang diperoleh dari suatu barang. STATUS HARTA 1, Harta sebagai amanah (titipan) dari Allah SWT. Manusia hanyalah pemegang amanah karena memang tidak mampu mengadakan benda dari tiada.
2. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa
menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan ( QS Ali Imran: 14). Sebagai perhiasan hidup harta sering menyebabkan keangkuhan, kesombongan serta kebanggaan diri. (QS Al-Alaq: 6-7). 3. Harta sebagai ujian keimanan. Hal ini menyangkut soal cara mendapatkan dan memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak (QS Al-Anfal: 28)
4. Harta sebagai bekal ibadah, yakni untuk melaksanakan
perintahNya dan melaksanakan muamalah di antara sesama manusia, melalui zakat, infak, dan sedekah.(QS at-Taubah :41 ,60; QS Ali Imran: 133-134). PENGERTIAN JABATAN
Menurut bahasa, jabatan artinya sesuatu yang dipegang,
sesuatu tugas yang diemban. Semua orang yang punya tugas tertentu, kedukan tertentu atau terhormat dalam setiap lembaga atau institusi lazim disebut orang yang punya jabatan. Hakikat harta dan dan jabatan adalah merupakan amanah dan karunia Allah. Disebut sebagai amanah Allah karena harta dan jabatan tersebut didapat bukan semata-mata karena kehebatan seseorang, tetapi karena berkah dan karunia dari Allah, juga sejatinya bukan dimaksud untuk kesenangan pribadi pemiliknya, tetapi juga buat kemaslahatan orang lain. Karena harta dan jabatan adalah amanah, maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar, sebab satu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT. Al-Qur’an dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu juga merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28:
يم َ ْع ْن َدْهُ أ َ ْجر
ْ ع ِظ ِْ ََْللا َّ نَّْ َ • َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أ َ ْم َوالُ ُك ْْم َوأ َ ْو ََل ُد ُْك ْْم فِتْنَةْ َوأ Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. SIKAP TERHADAP HARTA & JABATAN Disebabkan harta dan jabatan itu adalah merupakan Amanah dari allah SWT, maka kita harus bersikap hati-hati terhadapnya. Bila terhadap harta kita wajib berupaya dan berusaha mencarinya karena harta merupakan kebutuhan kita sebagai bahagian dari modal hidup, namun bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan itu merupakan amanah, oleh karena itu kita tidak harus ambisus untuk memperolehnya. Penggunaan Harta dan Jabatan di Jalan Allah • Sehubungan dengan itu, maka harta dan jabatan hendaklah digunakan bahkan didayagunakan di Jalan alah, yakni dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasul-Nya. Harta misalnya hendaklah digunakan selain untuk kemaslahatan. Nabi SAW bersabda :
" ِإ َذا:ل َْ سلَّ َْم قَا ْ صلَّى
َ للاُ َعلَ ْي ِْه َو َ ِي ِْ َع،َُللاُ َع ْنه ْ ن النَّ ِب َّْ ي َْ ض ِ ن أ َ ِبي ُه َري َْرْة َ َر ْْ َع ،ُص َدقَةْ ْت َ ْج ِري لَه َ أ َ ْْو، ِعْْلمْ يُ ْنتَفَ ُْع ِب ِه:ْن ث َ ََلث َّْ ط َْع َع َملُ ْهُ ِإ ْْ َل ِم َ َ ا ْنق،انُ س ِ ْ ات َ اْل ْن َْ َم ُعو لَ ْه ُ صا ِلحْ يَ ْد َ ْتعليق المحقق] إسناده صحيح["أ َ ْْو َولَد Artinya: Dari Abu Hurairahra berkata ,Nabi saw bersabda : Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah (pahala) amalnya kecuali dari 3 hal, yaitu: Ilmu yang dimanfaatkan, sodakoh yang mengalir untuknya atau anak soleh yang mendoakan untuk kebaikannya. HR Ad-Darimi dan tirmidzi.