Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
STRATEGI TINDAKAN KEPERAWATAN
Perubahan proses pikir : waham

A. Pengertian
a. Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan segera kukuh di pertahankan
walau pun tidak di yakini oleh orang lain yang bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan sundeen,1998)
b. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi di pertahankan
dan tidak dapat di ubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,2000)
c. Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intetelektual dan latar belakang budaya,
ketidak mampuan merespon stimulus internal dan eksretnal melalui proses interaksi atau
informasi secara akurat (keliat 1999)
B. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :
a. Menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih / gembira / ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h. Menghindar dari orang lain
i. Mendominasi pembicaraan
j. Berbicara kasar
k. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
C. Rentang respon
 Pikiran logis
 Persepsi akurat
 Emosi konsisten dengan
pengalaman
 Perilaku sesuai
 Hubungan sosial harmonis
 Kadang proses pikir terganggu
 Ilusi
 Emosi berlebihan
 Berprilaku yang tidak biasa
 Menarik diri

 Gangguan isi pikir


halusinasi
 Perubahan proses emosi
 Prilaku tidak teroganisasi
 Isolasi sosial

Respon
adatif Respon mal
adatif

Gambar 1.1 . rentang respon perubahan proses pikir waham sumber : keliat (1999)
D. Faktor presdisposisi
 Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat
meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan presepsi, klien menekankan
perasaan nya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif
 Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul nya waham
 Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
 Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau
perubahan pada sel kortikal dan lindik
 Faktor genetik
E. Faktor presipitasi
 Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti atau di asingkan
dari kelompok.
 Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi penyebab waham
pada seseorang
 Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi masalah
sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenagkan.
F. Macam – macam waham
 Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan,
contoh : “ kalau saya mau masuk surga saya harus mengunakan pakaian putih setiap hari “,
atau klien mengatakan bahwa diri nya adalah tuhan yang dapat mengendalikan mahkluk nya
 Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa diri nya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang
berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya ini pejabat di departemen kesehatan lhooooo........”
“ saya punya tambang emas !”
 Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai diri
nya, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya tau ...........semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka semua iri dengan kesuksesan yang di alami saya”.
 Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuh nya terganggu atau terserang penyakit, di
ucapkan berulag-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan .
Contoh :” klien selalu mengatakan bahwa diri nya sakit kanker,namun setelah di lakukan
pemeriksaa laboraturium tidak di temuka ada nya sel kanker pada tubuh nya.
 Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya sudah meninggal dunia, di ucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai denga kenyataan
Contoh :” ini akan alam kubur nya, semua yang ada di sini adalah roh-roh”.

G. Status metal
Berdandan dengan baik dan berpakian rapi, tetapi mingkin terlihat eksentrik dan aneh.tidak
jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain.klien biasa cerdik ketika di
lakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu perasaan hati nya konsisten
dengan isi waham.
H. Sensori dan kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lain biasa nya akurat. Pengendaliaan implus pada
klien waham perlu di perhatikan bila terlihat ada nya rencana untuk bunuh diri, membunuh,
atau mealuka kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir : waham biasa nya di awali dengan ada nya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian kortkes dan lindik otak. Bisa di karena kan terjatuh atau di dapat
ketika lahir. Hal ini mendukung terjadi nya perubuhan emosional seseoramg yang tidak
stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi
diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai manivestasi
ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan nya. Bila respon lingkungan kurang
mendukung terhadap prilaku nya di mungkinkan aka timbul resiko prilaku kekerasan pada
orang lain.

I. Pohon Masalah

effect resiko tinggi perilaku kekerasan

core problem perubahan sensori waham

causa isolasi sosial : menarik diri

harga diri rendah kronis

J. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Resiko tinggi perilaku kekerasan
2. Perubahan proses pikir : Waham
3. Isolasi sosial
4. Harga diri rendah

K. Data Yang Perlu Dikaji


Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Subjectif :
 Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang
yang paling hebat
 Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran
atau kekuasaan khusus

Objectif :
 Klien terus berbicara tentang kemampuan yang
dimilikinya
 Pembicaraan klien cenderung berulang – ulang
Perubahan proses pikir : waham  Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan

L. Diagnosis Keperawatan
Perubahan proses pikir : waham kebesaran
M. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan
 Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
 Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
 Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
b. Tindakan
 Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan
saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan salam terapeutik
 Berjabat tangan
 Menjelaskan tujuan berinteraksi
 Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
 Tindakan mendukung atau membantah waham klien
 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi karena dapat
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan,
atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
 Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat lalu dan saat ini
 Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya
 Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
kecemasan, rasa takut, dan marah
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien
 Berbicara dalam konteks realita
 Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian yang sesuai
 Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa, dosis, obat, jenis, dan efek
samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)
 Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat tanpa konsultasi
2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien
a. Tujuan
 Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
 Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh
wahamnya
 Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal
b. Tindakan keperawatan
 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan
keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien
 Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


 Masalah : perubahan proses pikir : waham kebesaran
 Pertemuan : Ke – 1 (Pertama)

A. Proses keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan ia memiliki Toserba, sibuk bisnis, dan ingin mendirikan partai. Klien
selalu mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Klien terlihat mondar – mandir dan
tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
2. Disagnosis keperawatan
Perubahan proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuaan Khusus / SP 1
 Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut :
 Ekspresi wajah bersahabat
 Menunjukkan rasa senang
 Bersedia berjabat tangan
 Bersedia menyebutkan nama
 Ada kontak mata
 Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
 Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
 Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap
4. Tindakan keperawatan
 Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
 Sapa klien dengan rama baik verbal maupun nonverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Berikan perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien
 Masukkan dalam jadwal harian klien
 Identifikasi kebutuhan klien
 Bicara pada konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien)
 Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya
 Masukkan dalam jadwal harian klien
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Orientasi
 Salam terapeutik
“assalamualaikum pak....bertemu lagi dengan saya, masih kenal tidak dengan saya ? nama
saya....bisa dianggil....saja. bapak ingat ?seperti kemarin, hari ini saya bertugas disini dari
07.00 – 12.00 siang nanti”
 Evaluasi / Validasi
“ bagaimana perasaan bapak hari ini ? tidurnya semalam nyenyak tidak ? sekarang bapak
ada keluhan tidak ? bagaimana giginya ? sudah sembuh ?”
 Kontrak
“ baiklah, sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol yah pak ? bagaimana kalau hari
ini kita bercakap – cakap tentang bidang yang bapak sukai ? dimana kita duduk ? berapa
lama ? bagaimana kalau 10 menit ?”
2. Kerja
“ bidang apakah yang bapak sukai ? kemarin bapak sempat mengatakan memiliki toserba,
apakah bapak suka dengan bisnis ? mengapa bapak menyukainya ? bagaimana dengan
politik ? apakah bapak juga menyukainya ? karena beberapa hari yang lalu bapak juga
mengatakan kepada saya ingin membuat partai politik biru, benar pak ? mana yang lebih
bapak sukai bisnis atau politik ? mengapa bapak lebih menyukai itu ? karena sekaarang
bapak sedang berada disini, apakah menurut bapak, bapak bisa menjalankan bidang yang
bapak nikmati tersebut ? bagaimana caranya ? apakah bisa kita masukkan kedalam jadwal
kegiatan sehari – hari ?”
3. Terminasi
 Evaluasi subjectif
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap ?“
 Evaluasi Objectif
“ jadi bidang apa yang bapak sukai ?”
 Rencana tindak lanjut
“ setelah kita tahu bidang yang bapak sukai, bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang
potensi atau kemampuan lain yang bapak miliki ?”
 Kontrak yang akan datang
 Topik : “ bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak
miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, bapak setuju ?”
 Waktu : “ kira – kira kita besok bertemu jam berapa ? bagaimana kalau jam 10 saja ? sampai
ketemu besok ya.”
 Tempat : “ bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol ?”
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA NY “F” DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM KEBESARAN

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
 Nama : Ny ‘’F’”
 Umur : 43 tahun
 Alamat : jombang
 Pekerjaan : IRT
 Jenis kelamin : perempuan
 No. RM : 066839
 Tanggal dirawat : 26-01-2013
 Tanggal pengakjian: 4-2-2013

II. Alasan Masuk Ruamah Sakit


 Berdasarkan pengkajian (menurut klien)
Klien mengatakan waktu ceramah dimesjid dibawah ke RSJ karena dikira gila
 Menurut status
Marah –marah dan ngomel-ngomel
III. Riwayat penyakit sekarang dan faktor prisipitasi
Pasien kambuh 5 hari yang lalu dan parah 3 hari ini,marah-marah,ngomel-
ngomel,keluyuran,membuang baju suaminya,melempari rumah tetangga.
DX: Resiko menciderai diri,orang lain,dan lingkungan
IV. Faktor predisposisi
1. Riwayat Penyakit Lalu
 Pasien sudah menunjukan gejala sakit jiwa sejak tahun 2004,kemudian dibawah ke
ketorsono,rawat jalan dan menunjukan perubahan,tetapi tidak rutin minum obat
 Tahun 2005 dibawah ke RSJ karena 2 bulan terakhir kambuh,gejala ditunjukan teriak
sendiri,melihat tuyul,marah-marah karena bertengkar dengan mertuanya,
 Tahun 2006 Mrs yang ke-2 karena 4 bulan tidak kontrol,10 hari sebelumnya kambuh dengan
gejala dan suami,dan suka membuang barang (kalung).
 Pada tahun 2013 (tahaun ini) 5 hari sebelumnya pasien kambuh dan parah 3 hari
terakhir,gejalanya marah-marah,ngomel,keluyuran, dan membuang baju suaminya.
2. Pengobatan sebelumya
Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena pasien sendiri yang membawa obat dan tidak
minum,kontrol tidak rutin.
Dx: regimen terapeutik inefektif
3. Riwayat trauma
Klien pernah mengalami trauma fisik yaitu memukul anaknya dan suaminya,klien sebagai
pelakunya.
Dx : resiko Perilaku kekerasan
4. Pengelaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
 Klien mengatakan pernah dijambret tasnya oleh 2 orang jambret sepulang dari mesjid.
 Kematian ayahnya
 Bertengkar dengan ibunya
Klien mengatakan setiap mengalami kejadian yang tidak mengenakkan perasaannya
sedih,dan akhirnya marah-marah pada anak dan suaminya.
Dx :
 Respon pasca trauma
 Koping individu inefektif.
5. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat gangguan jiwa
V. Status Mental.
1. Penampilan : pasien tampak rapi,bersih,memakai pakian sesuain jadwal.
2. Kesadaran :
Kesadaran klien berubah secara:
Limitas i: pasien tidak bisa membedakan kaenyataan dibuktikan dengan pasien menyatakan
dirinya ahli da’hwa dan tidak mengalami gangguan jiwa.
Relasi :
Pasien mengatakan tidak pernah berkumpul dengan teman yang lain karena waktunya
banyak untuk mendekatkan diri dengan Allah dengan cara ber muzadah.
Dx : perubahan proses pikir
3. Disorientasi
 Waktu : klien mengatakan lupa tanggal berapa hari ini,tapi klen bisah menyebutkan hari dan
jam.
 Tempat : klien mengatakan sekarang berada di RSJ, tempat orang gila katanya.
 Orang : klien mengatakan tidak kenal dengan teman sekamarnya,tetapi klien bisah
membedakan perawat dan pasien lain,bisah membedakan laki-laki dan perempuan.
Dx : -
4. Pembicaraan
Pasien bicara cepat,nada bicara cepat,pasien sering mengulang pembicaraan,mengatakan
tentang kehebatan dirinya,pembicraan awal terarah sesuai pertanyaan,lama kelamaan nglantur
klien lebih sering menunduk ketika bicara.
Dx : kerusakan kominikasi verbal
5. Aktivitas Motorik/Psikomotor
Klien tampak lebih sering tidur dan jarang beraktivitas dengan teman atau orang lain,karena
tidak punya waktu untuk berkenalan, klien mengatakan lebih baik mendekatkan diri pada
Allah, pasien lebih sering menyendiri dan beraktivitas dengan motivasi klien tidak pernah
membantu aktifitas di RSJ.
Dx : Devisit aktivitas
6. Afek dan Emosi
Emosi klien sering berubah-ubah kadang wajar kadang menyendiri (diam)
Masalah : labil

7. Persepsi – sensori
 Tidak ada halusinasi
 Tidak ada ilusi
 Tidak ada depersonalisai
 Tidak ada realisasi
 Tidak ada gangguan somatusensorik
Dx : -
8. Proses pikir
a. Arus pikir
Pembicaraan klien berulang-ulang (perseverasi), klien mengatakan secara berulang-ulang
bahwa dirinya adlah pemecah rekor dan juara,sering diminta orang berdakwa di masjid dan
pengajian
Dx : perubahan proses pikir
b. Isi pikir
Klien mengatakan ingin cepat keluar dan mengajar dipondokon ingin mengajari anak-
anakberdakwah,klien mengatakan dirinya adalah pemecah rekor,tidak ada orang yang
menandingi kehebatanya,suaminya adalah seorang dokter dan kepala puskesmas.
Dx : perubahan proses pikir : waham kebesaran
c. Bentuk pikir
Bentuk pikir klien non realistis,pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan.
Dx : perubahan proses pikir
9. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif,mau bercakap-cakap,mau tersenyium,pembicaraan klien selalu
mempertahankan pendapatnya,kalau dirinya orang hebat,saat berbicara klien sering
menunduk.
Dx : kerusakan interaksi sosial
10. Memori
 Jangak panjang : klien mampu mengingat anaknya
 Jangka menengah : klien mampu mengingat 1 bulan yang lalu masih dirumah dan
menyapu,memasak untuk anak dan suaminya.
 Jangka pendek : klien mampu mengingat hari ini bangun pagi,sholat,mandi dan makan.
Dx : -
11. Tingkat konsentasi dan berhitung
Saat ditanya “jika ibu belanja habis 5000,untuk beli tempe dan uang ibu 10.000 maka
kembalinya berap? “klien menjawab Rp.5000
Dx : -
12. Kemampuan penilaian
Saat ditanya tidur dulu sebelum minum obat atau minum obat dulu sebelum tidur, klien
menjawab minum obat dulu sebelum tidur,karena mematuhi peraturan perawat..
Dx : -
13. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita : klien mengatakan dia tidak sakit jiwa tetapi orang-
orang mengaggap gila padahal dia pemecah rekor.
Dx : perubahan proses pikir

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal 5-2-2013
1. Keadaan umum : cukup
2. Tanda vital :
TD : 120/70mmHg
N : 90x/menit
S : 36,5c
RR : 20x/menit
3. Antropometri : TB : 150 cm, BB : 54 kg
4. Tidak ada keluhan fisik : klien mengatakan tidak merasakan sakit apapun
5. Pemeriksaan fisik:
a. Kepala :
 Inspeksi : bersih,rambut pendek,warna hitam,sedikit kerukan,tidak rontok
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Mata :
Inspeksi : konjungtiva merah muda,sklera putih,penglihatan normal,tidak kabur,tidak ada
peradangan. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, penciuman normal, tidak ada peradangan, tidak ada polip (bersih)
Palpasi : tidak terasa krepitasi, tidak ada nyeri tekan
d. Mulut :
Inspeksi : bersih, tidak ada karies gigi, mukosa bibir lembab, tidak ada luka, tidak ada
pembesaran tonsil.
e. Telinga
Inspeksi : simetris, bersih, pendengaran tidak terganggu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
f. Leher
Inspeksi : tidak ada luka, JVD tidak ada, tidak kaku kuduk
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
g. Dada
Inspeksi : normal chest, tidak ada retraksi intercosta
auskultasi :
- - RH (-) - - WZ (-)
- - - -
- - - -
h. Abdomen
Inspeksi : bentuk buncit, tidak terdapat lesi
Auskultsasi : bising usus 10 x / menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani
i. Genetalia:
 Bersih
 Tidak ada hemoroid
 Tidak ada gangguan pola eliminasi
j. Ekstrimitas

 kekuatan otot 5 5
5 5
 Rentang gerak maksimal
 Tidak ada luka
k. Integumen
 kulit bersih
 lembab
 tidak ada lesi
Dx:-

VII. VII PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


1. Genogram
Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Tinggal bersama

: Pasien/Klien

Penjelasan
 Pasien tinggal bersama ibu, suami, dan ketiga anaknya
 Hubungan klien dan ibunya kurang baik sering bertengkar masalah tanah dan jemuran
 Orang yang terdekat dengan klien adalah anak pertamanya.
Dx: Koping keluarga inefektif
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan sangat menyukai semua bagian dari tubuhnya karena ini adalah pemberian
Allah kepadanya.
b. Identitas Diri
Klien mengatakan sebelum dirawat dia adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, selain itu
dia juga seorang pemecah rekor dimasjid dan dia bangga sudah juara sejak dini, klien
mengatakan suaminya dokter.
c. Peran
Dirumah klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, ia juga sebagai
pendakwa. Saat di RSJ klien dipaksa jadi pasien gila.
d. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa harapannya masyrakat bisa membaca alquran, dan dia bisa
mengajar dipondokan sebagai guru dakwah.
e. Harga diri
Klien mengatakan dirinya sangat dihormati oleh masyarakat karena dia adalah seorang
pemecah rekor di masjid, tetapi sekarang ia harus tinggal di RSJ, kumpul dengan orang sakit
jiwa, klien mengatakan malu.
Dx : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti atau terdekat
klien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah anak-anaknya jika ada masalah
ceritanya langsung keanaknya.
b. Peran serta kegiatan kelompok
klien mengatakan sebelum disini dia mengikuti kelompok pengajian di daerahnya, dia
berperan sebagai penceramah, di RSJ klien sering menyendiri.
c. Hambatan dan hubungan dengan orang lain
klien mengatakan saat ini waktunya kurang, malah tidak ada waktu untuk berkomunikasi
dengan teman karena waktunya lebih banyak untuk bertakwa dan mendekatkan diri pada
Tuhan.
Dx : Isolasi sosial
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatakan beragama islam dan harus mendekatkan diri pada Tuhan karena Allah yang
memberikan segalanya, dan klien mengatakan takut pada Tuhan.
b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan saat dirumah waktunya beribadah pada Allah lebih banyak dan rajin
beribadah, tetapi saat disini jarang karena malu nanti mengganggu yang lain dan dianggap
gila, saat ini klien sering menyendiri, diam dengan alasan mendekatkan diri pada Tuhan
dengan ”Muzadah” .
Dx : Distress spiritual
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien makan sendiri dengan bimbingan perawat, makan 3x1 hari, 1 porsi tidak dihabiskan.
2. BAK /BAK
Klien dapat BAB/BAK secara mandiri
3. Mandi
Klien mandi harus dimotivasi perawat terlebih dahulu
4. Berpakaian atau berhias
Klien dapat berpakaian atau berhias sendiri, menggunakan pakaian yang sesuai seragam pada
hari itu dan ganti baju 1 x sehari
5. Istirahat dan tidur
 Tidur siang 13.00 – 15.30
 Tidur malam 18.00 – 05.00
 Aktivitas sebelum tidur : duduk – duduk, nonton tv.
 Klien tidak mengalami gangguan tidur
6. Penggunaan obat
Klien minum obat dengan bantuan minimal perawat memberikan bimmbingan dan motivasi
pada klien untuk minum obat. Klien juga mengeluh pusing setiap habis minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
 Perawatan lanjutan :
 Sistem pendukung
8. Aktivitas dalam rumah
 Klien mengatakan dapat menyiapakn makanan dirumah
 Klien klien mengatakan dapat menjaga kerapian dan kebersihan rumah
 Klien mengatakan dapat mencuci pakaian sendiri
 Klien mengatakan yang mengatur keuangan dirumah adalah dirinya
9. Aktivitas diluar rumah
 Klien dapat belanja ke pasar sendiri
 Klien dapat menggunakan transportasi
IX. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan kalau punya masalah mendekatkan diri pada Allah,tetapi ketika kehilangan
sesuatu seperti dijambret klien marah-marah dan memukul,
Dx : koping individu inefektif.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mengatakan tidak ada waktu bergaul dengan yang lain, karena pasien lebih senang
sendiri dan mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara muzadah.
Dx: kerusakan interaksi sosial
XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
klien mengatakanorang gila itu ya orang yang mengalami penyakit gangguan jiwa, saya tidak
sakit jiwa tapi dibawa kesini.
Dx: -
XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa medis: F.25.0 (skizoafektif)
2. Terapi medik:
 Haloperidol 5 mg 1-0-1
 Clopramazine 100 mg 0-1-1
 Defakene 2 x 1 sdm
 B.komplek 1-0-1

ANALISA DATA
Nama : Ny F
Usia : 43 tahun
No RM : 066839
NO TANGGAL DATA FOKUS MASALAH
DS:
 Klien mangatakan bahwa dirinya adalah
pemecah rekor, sering juara sejak di MI,
suaminya adalah seorang dokter kepala
puskesmas.
 Klien mengatakan tidak ada yang bisa
menandinginya berdakwah karenadia orang yang
paling hebat.
DO:
 Klien terus membicarakan kehebatannya Peubahan proses
 Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang pikir: waham
1 05-02-2013 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan. kebesaran.
DS:
 Klien mengatakan waktunya tidak ada untuk
berkomunikasih dengan teman karena lebih
banyak diam untuk mendekatkan diri dengan
Allah
DO:
 Klien lebih sering menyediri
 Aktivitas klien menurun
 Klien kurang komunikasih verbal dengan yang
2 05-02-2013 lain Isolasi social
DS:
 Klien mengatakan dirinya adalah seorang
pemecah rekor yang hebat, tetapi sekarang harus
tinggal bersama dengan orang gila disini klien
merasa malu.
DO:
 Klien lebih sering menyediri
 Klien tidak mau bergaul dengan orang lain
 Saat bicara klien sering menunduk
 Aktivitas klien menurun
3 05-02-2013 Harga diri rendah
4 05-02-2013 DS: Defisit aktivitas
 Klien mengatakan tidak ada waktu membantu
aktifitas sehari-hari di RSJ.
 Klien mengatakan tidak ada waktu untuk
bergaul dengan teman yang lain karena
waktunya lebih banyak untuk Allah
DO:
 Klien jarang membantu kegiatan di RSJ
meskipun dimotivasi oleh perawat.
 Klien lebih sering tidur dan menyediri

XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resti mencederai diri, orang lain, dan lingkungan
2. Isolasi social
3. Harga diri rendah
4. Perubahan proses pikir: waham kebesaran
5. Kerusakan komunikasi verbal
6. Defisit aktivitas
7. Koping individu inefektif
8. Koping keluarga inefektif
9. Respon pasca trauma
XV. PRIORITAS MASALAH
1. Perubahan proses pikir: waham kebesaran.
POHON MASALAH

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama : Ny
“F” No.RM
: 066839
Umur : 43 tahun
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
Setelah 1 kali interaksi
klien menunjujukankan
tanda-tanda percaya
kepada perawat 1. Bina hubungan saling percaya.
TUM:  Mau menerima 2. Ciptakan lingkungan yang
Pasien secara kehadiran perawat tenang, buat kontrak yang jelas(
bertahap mampu disampingnnya topik, waktu, tempat ).
berhubungan  Mengatakan mau3. Jangan membantah dan
dengan realitas menerima bantuan mendukung waham klien ( tidak
perawat. membicarakan isi waham klien). De
Perubahan TUK 1 :  Tidak menunjukan 4. Observasi apakah waham klien hub
Proses Fikir : Pasien dapat tanda-tanda curiga menganggu aktivitas sehari- hari pas
Waham membina hubungan  Mengizinkan duduk di dan perawatan diri. dan
Kebesaran saling percaya. samping. den
1. Beri pujian pada penampilan dan
kemamuan pasien yang realistis.
2. Diskusika dengan pasien
kemampuan yang dimiliki pada
waktu lalu dan saat ini yang
realistis.
3. Tanyakan apa yang bisa
dilakukan ( kaitkan dengan
aktivitas sehari-hari ) dan
anjurkan untuk melakukanya.
4. Jika pasien selalu berbicara
Setelah 1 kali interaksi tentang waham nya dengarkan
TUK 2 : klien menunjukan: sampai kebutuhan waham tidak
Pasien 
dapat Klien menceritakan ide- ada (perawat perlu  Un
mengidentifikasi ide dan perasaan yang memperhatikan kebutuhan pasie Ha
kemampuan yang muncul secara berulang n) terh
di miliki. dalam pikirannya. dan
Setelah 2 kali interaksi 1. Observasi kebutuhan pasien
klien: sehari-hari.
 Dapat menyebutkan 2. Dikusikan kebutuhan pasien
kejadian-kejadian sesuai yang tidak terpenuhi selama di
dengan urutan waktu rumah maupun di rumah sakit.
serta kebutuhan dasar 3. Hubungan kebutuhan yang tidk
yang tidak terpenuhi terpenuhi dengan timbulnya
TUK 3 : seperti waham.
Pasien dapat  Dapat menyebutkan 4. Tingkatkan aktivitas yang dapat
mengidentifikasi hubungan antara memenuhi kebutuhan pasien,
kebutuhan yang kejadian traumatis atau memerlukan waktu dan tenaga.  Un
tidak dapat kebutuhan tidak 5. Atur situasi agar klien tidak keb
terpenuhi. terpenuhi dengan mempunyai waktu dengan bel
wahamnya. wahamnya.

1. Berbicara dengan pasien dalam


konteks realitas (realitas diri,
Setelah dilakukan 2 kali orang lain waktu dan tempat).
interaksi klien dapat 2. Sertakan pasien dalam TAK
menyebutkan perbedaan orientasi realita.  De
TUK 4 : pengalaman nyata 3. Beri pujian pada setiap kegiatan den
Pasien berhubungan dengan pengalaman positif yang dilakukan pasien. me
dengan realitas wahamnya. ses
Setelah 1 kali interaksi
keluarga dapat 1. Diskusi dengan keluarga tentang
menjelaskan: gejala waham, cara merawat
 tentang pengertian lingkuangan keluarga, follow up
waham dan obat.  Du
TUK 5 :  tanda dan gejala waham2. Anjurkan pasien melaksanakan kel
Pasien mendapat cara merawat klien dengan bantuan perawat. pas
dukungan keluarga waham tida
Setelah 1 kali interaksi
klien menyebutkan:
 Manfaat minum obat
 Kerugian tidak minum
obat
 Nama, warna, dosis,
efek samping, efek 1. Dikusikan dengan pasien dan
terapi. keluarga tentang obat, dosis,
 Klien frekuensi, efeksamping obat, dan
mendemonstrasikan akibat dari penghentian obat.
penggunaan obat dengan 2. Dikusikan perubahan perasaan
benar. pasien setelah minum obat.  Un
TUK 6 :  Menyebutkan akibat 3. Berikan obat dengan prinsip 5 keg
Pasien dapat berhenti minum obat benar dan observasi setelah oba
menggunakan obat tanpa berkonsultasi pada minum obat.  Da
dengan benar dokter. put

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Perbahan Proses Pikir Waham kebesaran
Pertemuan : Ke 1 (pertama)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan dirinya adalah seorang pemecah rekor dan berulang- ulang mengatakanya.
Klien lebih sering sendiri dan tidak mau bergaul dengan pasien lain. Pasien senang tidur dan
menyendiri.

2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Proses Pikir : Waham kebesaran
3. Tujuan Khusus : SP 1
a) Kliean dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien mampu berorientasi dengan realita.
c) Klien mmampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Tindakan keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya.
b) Membantu orientasi realita.
c) Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari klien yang belum terpenuhi.

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan


1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat Pagi…? Masih ingat saya Gloria betsy, atau ibu panggil saya betsy, hari ini saya
bertugas mulai hari ini mulai jam 7 pagi sampai jam 1 siang bu. Ibu faqihatur biasanya di
panggil siapa?”

 Evaluasi/Validasi
“Bagaimana parasaan ibu hari ini? Semalam tidurnya nyenyak? Tadi ibu sudah makan dan
minum obat kan?”

 Kontrak
“Baiklah sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol ya bu? Bagaimana
kalau kita ngobrol tentang kegiatan dan kebutuhan sehari-hari ibu? Kita ngobrolnya selama
10 menit ya bu?”
2. Kerja
“ kemarin ibu bilang ibu seorag ibu rumah tangga, kalau di rumah biasanya ibu melakukan
apa saja bu? Kebutuhan- kebutuhan yang biasanya ibu penuhi di rumah yang belun bisa di
lakukan disini apa? Kenapa tidak di lakukan bu, di sini ibu bisa melakukan dan memenuhi
kebutuhan ibu tertebut! Nanti saya akan membantu ibu memenuhinya! Hari ini ibu terlihat
lebih ceria dari pada kemarin. Warna baju yang ibu pakai hari ini apa ya? Wah cocok sekali
dengan warna kulit ibu. Tapi baju yang ibu kenakan kenapa sama dengan orang- orang yang
di sana bu? Memang ibu berada dimana sekarang?”

3. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana Bu. Perasaan ibu setelah bercakap-cakap denga saya?”

b) Evaluasi Obyektif
“ Jadi ibu di RSJ ini sebagai apa tadi bu? Jadi ibu bisa memenuhi kebutuhan ibu di sini juga”

c) Rencana Tindak Lanjut


“kalau begitu stelah makan siang nanti ibu bantu nyapu ya bu?”

d) Kontrak Yang Akan Datang


 Topik
“Bu, bagaimana kalau kita besok ngobol-ngobrol lagi tentang potensi atau bakat yang ibu
miliki?”

 Waktu
“Kita ngobrol- ngobrolnya jam berapa bu? Jam 11 siang bagaimana?”
 Tempat
“Bagaimana kalau di tempat biasa kita ngobrolnya bu?”

STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Perubahan Proses Pikir : Waham Kebesaran
Pertemuan : Ke II (kedua)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi:
klien mengatakan dirinya adalah pemecah rekor tapi sekarang berada di rsj sebagai pasien
gila katanya. klien mengatakan senang mengaji dan menyapu saat dirumah. klien mengatakan
mulai besok akan ikut menyapu dengan yang lainnya. ekspresi wajah bersahabat, kontak mata
ada, klien mau berbincang-bincang, klien kooperatif, klien mau membuat jadwal kegiatan

2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir : Waham kebesaran

3. Tujuan Khusus (SP II)


a) Klien mampu memnuhi kebutuhan sehari-hari.
b) Klien mengerti kemampuan yang di miliki.
c) Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki.

4. Tindakan Keperawatan
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
b) Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki.
c) Melatih kemampuan yang dimiliki.

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan


1. Orientasi
 Salam Terapeutik
“Selamat siang bu…, ketemu saya lagi ya bu? Masih ingat saya?, gimana ibu hari ini ada
yang di keluh kan? Semalam tidurnya nyenyak bu? Makanya enak? Di habiskan tidak?

 Evaluasi/Validasi
“Perasan ibu hari ini bagaimana?”

 Kontrak
“ Baiklah bu… sesuai dengan jadwal kita kemarin, hari ini kita akan`ngobrol ngobrol lagi ya
bu..? bagaimana kalau kita membicarakan tentang hal yang ibu sukai selain mengaji? Berapa
lama ibu? 10 menit ya?

2. Kerja
“ Ibu kemarin kita kan sudah membuat jadwal harian, kemarin ibu suka menyapu rumah
katanya? Sudah kita masukan jadwal harian bu? Coba saya lihat? Wah ibu pandai sekali ya?
Sekarang selain mengaji ibu suka apa yang ibu lakukan di rumah? Jadi selaiin meyapu rumah
ibu, ibupandai dalam hal apa lagi? Kalau begitu bagaimana kalau kita sekarang berlatih dan
ibu tunjukan kepada saya? Perasaan ibu bagaimana setelah melakukanya? Kalau begitu bakat
ibu yang satu ini bisa kita masukan ke jadwal kegiatan harian ibu juga ya bu?

3. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan iu setelah bercakap-cakap?”

b) Evaluasi Obyektif
“ Jadi bidang apa yang harus ibu sukai?”

c) Rencana Tindak Lanjut


“kalau begitu nanti sre setelah mandi ibu bisa mulai mengaji ya bu?”

d) Kotrak Yang Akan Datang


 Topik
“Bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi ibu dan cara minum obat yang benar”

 Waktu
“Kira- Kira kita bertemu jam berapa besok ibu? Jam 11 siang ya?”

 Tempat
“kita ngobrol di tempat biasanya saja ya bu?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Masalah : Perubahan proses pikir : waham kebesaran
Pertemuan : III (ketiga)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan saya masih ingat mbak betsy ya, tadi pagi saya sudah menyapu mbak, saya
senang sekali. Klien mengatakan saya senang dan pandai mengaji karena setelah
melakukannya membuat hati saya dingin. Klien mengatakan mau mengaji setiap hari kalau
boleh dan tidak mengganggu pasien lain dan mau memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
harian. Kontak mata ada, pandangan focus, pasien mau tersenyum dan berjabat tangan,
ekspresi wajah bersahabat, pembicaraan terarah, pasien tidak bingung, pasien dapat
melalukan kegiatan sehari-hari
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir: Waham kebesaran
3. Tujuan Khusus (SP III)
1) Klien dapat melakukan jadwal kegiatan harian dengan baik
2) Klien mengetahui tenntang penggunaan obat secara teratur
3) Klien mau memasukkan minum obat teratur kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3) Menganjurkan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Orientasi
 Salam terapeutik
“Selamat siang bu, bu ketemu saya lagi? Masih ingat saya? Iya, saya Gloria Betsy Alfatina,
Ibu bisa panggil saya Betsy ya? Saya bertugas hari ini jam 07.00 sampai jam 13.00, tapi nanti
sore saya kembali lagi”
 Evaluasi/Validasi
“Hari ini bagaimana perasaannya bu, semalam tidurnya enak, makannya gimana hari ini mau
makan tidak? Mau kan ya? Obatnya juga sudah diminum?”
 Kontrak
“baiklah sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol lagi ya bu? Bagaimana kalau
saya beri tahu ibu tentang manfaat minum obat, ibu mau? Selama 10 menit ya bu?”
2. Kerja
“Tadi obatnya sudah diminum apa belum, bu? Kalau sudah ibu tau tidak manfaat dari minum
obat tadi?perasaan ibu bagaimana setelah minum obat? Wah, kalau begitu obatnya harus
diminum setiap hari ya bu! Karena obat-obatan itu untuk membantu pemulihan ibu, biar
ibunya cepat sembuh, kalau tidak diminum bakalan lama disininya, katanya ingin cepat
pulangkan? Jadi obatnya tadi ada 2 jenis ya bu 1 sirup. Sirupnya diminum pagi dan sore,
siangnya tidak. Pilnya diminum pagi, siang, dan sore. Kalau setelah minum obat ibu gliyeng-
glieyeng dipakai istirahat saja ya? Minum obat ini biar ibunyan cepat sembuh lo bu,kalau ibu
berhenti minum obatnya nanti ibu gak sembuh-sembuh jadi tambah lama disininya. Kalau
begitu biar tidak lupa minum obatnya kita masukkan dijadwal kegiatan harian bagaimana?
Ibu saya juga mau lihat ibu sudah melakukan sesuai jadwal hari ini?”
3. Terminasi
 Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bu sekarang setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi objektif
“Jadi manfaat minum obat tadi apa?”
 Rencana tindak lanjut
“karena ibu sudah tau manfaat dari minum obat teratur mulai nanti siang jangan lupa obatnya
diminum ya bu?”
 Kontrak yang akan datang
1. Topik
“bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi, dan saya akan lihat kegiatan apa saja yang sudah
ibu lakukan?”
2. Waktu
“Besok kita ketemu lagi jam 11.00 ya bu, bagaimana?”
3. Tempat
“Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol?”
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
David A. Tomb ; alih bahasa, Martina Wiwie S. Nasrun [et al.] ; editor edisi
bahasa Indonesia, Tiara Mahatmi N. 2003. Buku Saku Psikiatri Edisi 6.
Jakarta:EGC
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika
Doenges. E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri, edisi 3.
Jakarta: EGC
Kaplan & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku
Keliat, B. A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG.
Stuart G.W. and Sundeen (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5
th ed). St. Louis Mosby Year Book.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Jakarta: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai