DAN
STRATEGI TINDAKAN KEPERAWATAN
Perubahan proses pikir : waham
A. Pengertian
a. Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan segera kukuh di pertahankan
walau pun tidak di yakini oleh orang lain yang bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan sundeen,1998)
b. Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi di pertahankan
dan tidak dapat di ubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,2000)
c. Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intetelektual dan latar belakang budaya,
ketidak mampuan merespon stimulus internal dan eksretnal melalui proses interaksi atau
informasi secara akurat (keliat 1999)
B. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :
a. Menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih / gembira / ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h. Menghindar dari orang lain
i. Mendominasi pembicaraan
j. Berbicara kasar
k. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
C. Rentang respon
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten dengan
pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial harmonis
Kadang proses pikir terganggu
Ilusi
Emosi berlebihan
Berprilaku yang tidak biasa
Menarik diri
Respon
adatif Respon mal
adatif
Gambar 1.1 . rentang respon perubahan proses pikir waham sumber : keliat (1999)
D. Faktor presdisposisi
Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat
meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan presepsi, klien menekankan
perasaan nya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif
Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul nya waham
Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak atau
perubahan pada sel kortikal dan lindik
Faktor genetik
E. Faktor presipitasi
Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti atau di asingkan
dari kelompok.
Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi penyebab waham
pada seseorang
Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi masalah
sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenagkan.
F. Macam – macam waham
Waham agama
Kenyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan,
contoh : “ kalau saya mau masuk surga saya harus mengunakan pakaian putih setiap hari “,
atau klien mengatakan bahwa diri nya adalah tuhan yang dapat mengendalikan mahkluk nya
Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa diri nya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang
berbeda dengan orang lain, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya ini pejabat di departemen kesehatan lhooooo........”
“ saya punya tambang emas !”
Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang tau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai diri
nya, di ucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “ saya tau ...........semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka semua iri dengan kesuksesan yang di alami saya”.
Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh tau bagian tubuh nya terganggu atau terserang penyakit, di
ucapkan berulag-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan .
Contoh :” klien selalu mengatakan bahwa diri nya sakit kanker,namun setelah di lakukan
pemeriksaa laboraturium tidak di temuka ada nya sel kanker pada tubuh nya.
Waham nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa diri nya sudah meninggal dunia, di ucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai denga kenyataan
Contoh :” ini akan alam kubur nya, semua yang ada di sini adalah roh-roh”.
G. Status metal
Berdandan dengan baik dan berpakian rapi, tetapi mingkin terlihat eksentrik dan aneh.tidak
jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain.klien biasa cerdik ketika di
lakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data selain itu perasaan hati nya konsisten
dengan isi waham.
H. Sensori dan kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lain biasa nya akurat. Pengendaliaan implus pada
klien waham perlu di perhatikan bila terlihat ada nya rencana untuk bunuh diri, membunuh,
atau mealuka kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir : waham biasa nya di awali dengan ada nya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian kortkes dan lindik otak. Bisa di karena kan terjatuh atau di dapat
ketika lahir. Hal ini mendukung terjadi nya perubuhan emosional seseoramg yang tidak
stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi
diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai manivestasi
ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan nya. Bila respon lingkungan kurang
mendukung terhadap prilaku nya di mungkinkan aka timbul resiko prilaku kekerasan pada
orang lain.
I. Pohon Masalah
Objectif :
Klien terus berbicara tentang kemampuan yang
dimilikinya
Pembicaraan klien cenderung berulang – ulang
Perubahan proses pikir : waham Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
L. Diagnosis Keperawatan
Perubahan proses pikir : waham kebesaran
M. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan pada klien
a. Tujuan
Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
b. Tindakan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan
saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah sebagai berikut :
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan berinteraksi
Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
Tindakan mendukung atau membantah waham klien
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi karena dapat
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan,
atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat lalu dan saat ini
Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya
Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
kecemasan, rasa takut, dan marah
Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien
Berbicara dalam konteks realita
Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian yang sesuai
Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa, dosis, obat, jenis, dan efek
samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)
Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat tanpa konsultasi
2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien
a. Tujuan
Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh
wahamnya
Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal
b. Tindakan keperawatan
Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan
keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien
Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan
A. Proses keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan ia memiliki Toserba, sibuk bisnis, dan ingin mendirikan partai. Klien
selalu mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Klien terlihat mondar – mandir dan
tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
2. Disagnosis keperawatan
Perubahan proses pikir : waham kebesaran
3. Tujuaan Khusus / SP 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sebagai berikut :
Ekspresi wajah bersahabat
Menunjukkan rasa senang
Bersedia berjabat tangan
Bersedia menyebutkan nama
Ada kontak mata
Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap
4. Tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
Sapa klien dengan rama baik verbal maupun nonverbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Berikan perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien
Masukkan dalam jadwal harian klien
Identifikasi kebutuhan klien
Bicara pada konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien)
Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya
Masukkan dalam jadwal harian klien
B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
1. Orientasi
Salam terapeutik
“assalamualaikum pak....bertemu lagi dengan saya, masih kenal tidak dengan saya ? nama
saya....bisa dianggil....saja. bapak ingat ?seperti kemarin, hari ini saya bertugas disini dari
07.00 – 12.00 siang nanti”
Evaluasi / Validasi
“ bagaimana perasaan bapak hari ini ? tidurnya semalam nyenyak tidak ? sekarang bapak
ada keluhan tidak ? bagaimana giginya ? sudah sembuh ?”
Kontrak
“ baiklah, sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol yah pak ? bagaimana kalau hari
ini kita bercakap – cakap tentang bidang yang bapak sukai ? dimana kita duduk ? berapa
lama ? bagaimana kalau 10 menit ?”
2. Kerja
“ bidang apakah yang bapak sukai ? kemarin bapak sempat mengatakan memiliki toserba,
apakah bapak suka dengan bisnis ? mengapa bapak menyukainya ? bagaimana dengan
politik ? apakah bapak juga menyukainya ? karena beberapa hari yang lalu bapak juga
mengatakan kepada saya ingin membuat partai politik biru, benar pak ? mana yang lebih
bapak sukai bisnis atau politik ? mengapa bapak lebih menyukai itu ? karena sekaarang
bapak sedang berada disini, apakah menurut bapak, bapak bisa menjalankan bidang yang
bapak nikmati tersebut ? bagaimana caranya ? apakah bisa kita masukkan kedalam jadwal
kegiatan sehari – hari ?”
3. Terminasi
Evaluasi subjectif
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap – cakap ?“
Evaluasi Objectif
“ jadi bidang apa yang bapak sukai ?”
Rencana tindak lanjut
“ setelah kita tahu bidang yang bapak sukai, bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang
potensi atau kemampuan lain yang bapak miliki ?”
Kontrak yang akan datang
Topik : “ bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak
miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan disini, bapak setuju ?”
Waktu : “ kira – kira kita besok bertemu jam berapa ? bagaimana kalau jam 10 saja ? sampai
ketemu besok ya.”
Tempat : “ bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol ?”
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA NY “F” DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM KEBESARAN
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny ‘’F’”
Umur : 43 tahun
Alamat : jombang
Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : perempuan
No. RM : 066839
Tanggal dirawat : 26-01-2013
Tanggal pengakjian: 4-2-2013
7. Persepsi – sensori
Tidak ada halusinasi
Tidak ada ilusi
Tidak ada depersonalisai
Tidak ada realisasi
Tidak ada gangguan somatusensorik
Dx : -
8. Proses pikir
a. Arus pikir
Pembicaraan klien berulang-ulang (perseverasi), klien mengatakan secara berulang-ulang
bahwa dirinya adlah pemecah rekor dan juara,sering diminta orang berdakwa di masjid dan
pengajian
Dx : perubahan proses pikir
b. Isi pikir
Klien mengatakan ingin cepat keluar dan mengajar dipondokon ingin mengajari anak-
anakberdakwah,klien mengatakan dirinya adalah pemecah rekor,tidak ada orang yang
menandingi kehebatanya,suaminya adalah seorang dokter dan kepala puskesmas.
Dx : perubahan proses pikir : waham kebesaran
c. Bentuk pikir
Bentuk pikir klien non realistis,pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan.
Dx : perubahan proses pikir
9. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif,mau bercakap-cakap,mau tersenyium,pembicaraan klien selalu
mempertahankan pendapatnya,kalau dirinya orang hebat,saat berbicara klien sering
menunduk.
Dx : kerusakan interaksi sosial
10. Memori
Jangak panjang : klien mampu mengingat anaknya
Jangka menengah : klien mampu mengingat 1 bulan yang lalu masih dirumah dan
menyapu,memasak untuk anak dan suaminya.
Jangka pendek : klien mampu mengingat hari ini bangun pagi,sholat,mandi dan makan.
Dx : -
11. Tingkat konsentasi dan berhitung
Saat ditanya “jika ibu belanja habis 5000,untuk beli tempe dan uang ibu 10.000 maka
kembalinya berap? “klien menjawab Rp.5000
Dx : -
12. Kemampuan penilaian
Saat ditanya tidur dulu sebelum minum obat atau minum obat dulu sebelum tidur, klien
menjawab minum obat dulu sebelum tidur,karena mematuhi peraturan perawat..
Dx : -
13. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita : klien mengatakan dia tidak sakit jiwa tetapi orang-
orang mengaggap gila padahal dia pemecah rekor.
Dx : perubahan proses pikir
kekuatan otot 5 5
5 5
Rentang gerak maksimal
Tidak ada luka
k. Integumen
kulit bersih
lembab
tidak ada lesi
Dx:-
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Tinggal bersama
: Pasien/Klien
Penjelasan
Pasien tinggal bersama ibu, suami, dan ketiga anaknya
Hubungan klien dan ibunya kurang baik sering bertengkar masalah tanah dan jemuran
Orang yang terdekat dengan klien adalah anak pertamanya.
Dx: Koping keluarga inefektif
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan sangat menyukai semua bagian dari tubuhnya karena ini adalah pemberian
Allah kepadanya.
b. Identitas Diri
Klien mengatakan sebelum dirawat dia adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, selain itu
dia juga seorang pemecah rekor dimasjid dan dia bangga sudah juara sejak dini, klien
mengatakan suaminya dokter.
c. Peran
Dirumah klien mengatakan dia adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, ia juga sebagai
pendakwa. Saat di RSJ klien dipaksa jadi pasien gila.
d. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa harapannya masyrakat bisa membaca alquran, dan dia bisa
mengajar dipondokan sebagai guru dakwah.
e. Harga diri
Klien mengatakan dirinya sangat dihormati oleh masyarakat karena dia adalah seorang
pemecah rekor di masjid, tetapi sekarang ia harus tinggal di RSJ, kumpul dengan orang sakit
jiwa, klien mengatakan malu.
Dx : Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti atau terdekat
klien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah anak-anaknya jika ada masalah
ceritanya langsung keanaknya.
b. Peran serta kegiatan kelompok
klien mengatakan sebelum disini dia mengikuti kelompok pengajian di daerahnya, dia
berperan sebagai penceramah, di RSJ klien sering menyendiri.
c. Hambatan dan hubungan dengan orang lain
klien mengatakan saat ini waktunya kurang, malah tidak ada waktu untuk berkomunikasi
dengan teman karena waktunya lebih banyak untuk bertakwa dan mendekatkan diri pada
Tuhan.
Dx : Isolasi sosial
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatakan beragama islam dan harus mendekatkan diri pada Tuhan karena Allah yang
memberikan segalanya, dan klien mengatakan takut pada Tuhan.
b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan saat dirumah waktunya beribadah pada Allah lebih banyak dan rajin
beribadah, tetapi saat disini jarang karena malu nanti mengganggu yang lain dan dianggap
gila, saat ini klien sering menyendiri, diam dengan alasan mendekatkan diri pada Tuhan
dengan ”Muzadah” .
Dx : Distress spiritual
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien makan sendiri dengan bimbingan perawat, makan 3x1 hari, 1 porsi tidak dihabiskan.
2. BAK /BAK
Klien dapat BAB/BAK secara mandiri
3. Mandi
Klien mandi harus dimotivasi perawat terlebih dahulu
4. Berpakaian atau berhias
Klien dapat berpakaian atau berhias sendiri, menggunakan pakaian yang sesuai seragam pada
hari itu dan ganti baju 1 x sehari
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang 13.00 – 15.30
Tidur malam 18.00 – 05.00
Aktivitas sebelum tidur : duduk – duduk, nonton tv.
Klien tidak mengalami gangguan tidur
6. Penggunaan obat
Klien minum obat dengan bantuan minimal perawat memberikan bimmbingan dan motivasi
pada klien untuk minum obat. Klien juga mengeluh pusing setiap habis minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan :
Sistem pendukung
8. Aktivitas dalam rumah
Klien mengatakan dapat menyiapakn makanan dirumah
Klien klien mengatakan dapat menjaga kerapian dan kebersihan rumah
Klien mengatakan dapat mencuci pakaian sendiri
Klien mengatakan yang mengatur keuangan dirumah adalah dirinya
9. Aktivitas diluar rumah
Klien dapat belanja ke pasar sendiri
Klien dapat menggunakan transportasi
IX. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan kalau punya masalah mendekatkan diri pada Allah,tetapi ketika kehilangan
sesuatu seperti dijambret klien marah-marah dan memukul,
Dx : koping individu inefektif.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien mengatakan tidak ada waktu bergaul dengan yang lain, karena pasien lebih senang
sendiri dan mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara muzadah.
Dx: kerusakan interaksi sosial
XI. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
klien mengatakanorang gila itu ya orang yang mengalami penyakit gangguan jiwa, saya tidak
sakit jiwa tapi dibawa kesini.
Dx: -
XII. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa medis: F.25.0 (skizoafektif)
2. Terapi medik:
Haloperidol 5 mg 1-0-1
Clopramazine 100 mg 0-1-1
Defakene 2 x 1 sdm
B.komplek 1-0-1
ANALISA DATA
Nama : Ny F
Usia : 43 tahun
No RM : 066839
NO TANGGAL DATA FOKUS MASALAH
DS:
Klien mangatakan bahwa dirinya adalah
pemecah rekor, sering juara sejak di MI,
suaminya adalah seorang dokter kepala
puskesmas.
Klien mengatakan tidak ada yang bisa
menandinginya berdakwah karenadia orang yang
paling hebat.
DO:
Klien terus membicarakan kehebatannya Peubahan proses
Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang pikir: waham
1 05-02-2013 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan. kebesaran.
DS:
Klien mengatakan waktunya tidak ada untuk
berkomunikasih dengan teman karena lebih
banyak diam untuk mendekatkan diri dengan
Allah
DO:
Klien lebih sering menyediri
Aktivitas klien menurun
Klien kurang komunikasih verbal dengan yang
2 05-02-2013 lain Isolasi social
DS:
Klien mengatakan dirinya adalah seorang
pemecah rekor yang hebat, tetapi sekarang harus
tinggal bersama dengan orang gila disini klien
merasa malu.
DO:
Klien lebih sering menyediri
Klien tidak mau bergaul dengan orang lain
Saat bicara klien sering menunduk
Aktivitas klien menurun
3 05-02-2013 Harga diri rendah
4 05-02-2013 DS: Defisit aktivitas
Klien mengatakan tidak ada waktu membantu
aktifitas sehari-hari di RSJ.
Klien mengatakan tidak ada waktu untuk
bergaul dengan teman yang lain karena
waktunya lebih banyak untuk Allah
DO:
Klien jarang membantu kegiatan di RSJ
meskipun dimotivasi oleh perawat.
Klien lebih sering tidur dan menyediri
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Proses Pikir : Waham kebesaran
3. Tujuan Khusus : SP 1
a) Kliean dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien mampu berorientasi dengan realita.
c) Klien mmampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Tindakan keperawatan
a) Membina hubungan saling percaya.
b) Membantu orientasi realita.
c) Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari klien yang belum terpenuhi.
Evaluasi/Validasi
“Bagaimana parasaan ibu hari ini? Semalam tidurnya nyenyak? Tadi ibu sudah makan dan
minum obat kan?”
Kontrak
“Baiklah sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan ngobrol-ngobrol ya bu? Bagaimana
kalau kita ngobrol tentang kegiatan dan kebutuhan sehari-hari ibu? Kita ngobrolnya selama
10 menit ya bu?”
2. Kerja
“ kemarin ibu bilang ibu seorag ibu rumah tangga, kalau di rumah biasanya ibu melakukan
apa saja bu? Kebutuhan- kebutuhan yang biasanya ibu penuhi di rumah yang belun bisa di
lakukan disini apa? Kenapa tidak di lakukan bu, di sini ibu bisa melakukan dan memenuhi
kebutuhan ibu tertebut! Nanti saya akan membantu ibu memenuhinya! Hari ini ibu terlihat
lebih ceria dari pada kemarin. Warna baju yang ibu pakai hari ini apa ya? Wah cocok sekali
dengan warna kulit ibu. Tapi baju yang ibu kenakan kenapa sama dengan orang- orang yang
di sana bu? Memang ibu berada dimana sekarang?”
3. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana Bu. Perasaan ibu setelah bercakap-cakap denga saya?”
b) Evaluasi Obyektif
“ Jadi ibu di RSJ ini sebagai apa tadi bu? Jadi ibu bisa memenuhi kebutuhan ibu di sini juga”
Waktu
“Kita ngobrol- ngobrolnya jam berapa bu? Jam 11 siang bagaimana?”
Tempat
“Bagaimana kalau di tempat biasa kita ngobrolnya bu?”
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir : Waham kebesaran
4. Tindakan Keperawatan
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.
b) Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki.
c) Melatih kemampuan yang dimiliki.
Evaluasi/Validasi
“Perasan ibu hari ini bagaimana?”
Kontrak
“ Baiklah bu… sesuai dengan jadwal kita kemarin, hari ini kita akan`ngobrol ngobrol lagi ya
bu..? bagaimana kalau kita membicarakan tentang hal yang ibu sukai selain mengaji? Berapa
lama ibu? 10 menit ya?
2. Kerja
“ Ibu kemarin kita kan sudah membuat jadwal harian, kemarin ibu suka menyapu rumah
katanya? Sudah kita masukan jadwal harian bu? Coba saya lihat? Wah ibu pandai sekali ya?
Sekarang selain mengaji ibu suka apa yang ibu lakukan di rumah? Jadi selaiin meyapu rumah
ibu, ibupandai dalam hal apa lagi? Kalau begitu bagaimana kalau kita sekarang berlatih dan
ibu tunjukan kepada saya? Perasaan ibu bagaimana setelah melakukanya? Kalau begitu bakat
ibu yang satu ini bisa kita masukan ke jadwal kegiatan harian ibu juga ya bu?
3. Terminasi
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan iu setelah bercakap-cakap?”
b) Evaluasi Obyektif
“ Jadi bidang apa yang harus ibu sukai?”
Waktu
“Kira- Kira kita bertemu jam berapa besok ibu? Jam 11 siang ya?”
Tempat
“kita ngobrol di tempat biasanya saja ya bu?”
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
David A. Tomb ; alih bahasa, Martina Wiwie S. Nasrun [et al.] ; editor edisi
bahasa Indonesia, Tiara Mahatmi N. 2003. Buku Saku Psikiatri Edisi 6.
Jakarta:EGC
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta : Nuha Medika
Doenges. E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri, edisi 3.
Jakarta: EGC
Kaplan & Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri. Ilmu Pengetahuan Perilaku
Keliat, B. A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : ECG.
Stuart G.W. and Sundeen (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5
th ed). St. Louis Mosby Year Book.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Jakarta: Refika Aditama