Anda di halaman 1dari 608

Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1

Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1


Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PENDAHULUAN

Dosen: Muhammad Andang Novianta, S.T., M.T

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tujuan:
Agar mahasiswa memiliki kemampuan merancang dan mengelola
hardware serta sistem software pada komputer

Silabus Singkat:
 Struktur Komputer Dasar
 Sistem Bilangan dan Sistem Kode
 Fungsi-fungsi IC Digital
 Unit Memori
 Transfer Register
 Rangkaian ALU (Arithmatic Logic Unit)
 Organisasi Prosesor
 Interkoneksi Bus
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Daftar Pustaka
 Malvino, A.P and Brown J.A. Digital Computer Electronics. Lake
Forest; Gelncoe Division of Macmillan/McGraw-Hill School
Publishing Company.
 Mano, M. M. 1992. Computer System Architecture (3rd edition).
Englewood Cliff: Prentice Hall, Inc.
 Muchlas. 2005. Rangkaian Digital. Yogyakarta: Gava Media.
 Murdocca, M. and Heuring, V. P. 1999. Principles of Computer
Architecture. Englewood Cliff: Prentice Hall, Inc.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Penilaian
A. Komposisi Penilaian
Aspek Penilaian Prosentase
Ujian Akhir Semester 20 %
Ujian Tengah Semester 20 %
Tugas Mandiri 50 %
Presensi dan Partisipasi di Kelas 10 %
Total 100 %

B. Ketentuan lain yang harus dipenuhi


1. Kehadiran kuliah mahasiswa minimal 75% dari total tatap muka,
sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti UAS.
2. Seluruh tugas harus dikumpulkan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tools
 DSCH2
Program Simulator Rangkaian Digital

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

STRUKTUR KOMPUTER
DASAR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Arsitektur von Neuman


Arsitektur von Neumann (mesin Von Neumann) adalah
arsitektur yang diciptakan oleh John von Neumann
(1903-1957). Arsitektur ini digunakan oleh hampir
semua komputer saat ini, sehingga dapat dikatakan
bahwa mesin Von Neumann merupakan landasan
pengembangan arsitektur komputer modern.
Arsitektur Von Neumann menggambarkan komputer
dengan empat bagian utama yaitu: Unit aritmatika dan
logis (ALU), unit kontrol, unit memori, dan alat
masukan dan hasil (secara kolektif dinamakan I/O).
Dimana bagian-bagian ini dihubungkan oleh berkas
kawat yang disebut ”Bus”.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Sistem Komputer
• Istilah komputer berasal dari bahasa
Latin “Computare” yang berarti
menghitung.
• Komputer adalah alat pengolah data
elektronik yang bekerja dan dikontrol
oleh sekumpulan instruksi (program)
(Blissmer, 1985).
• Sistem komputer adalah kumpulan
elemen-elemen yaitu manusia,
perangkat keras, dan perangkat lunak
yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan yaitu mendapatkan
informasi yang berguna, kemudahan
dalam bekerja, kecepatan dan tujuan
lainnya.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Komponen Dasar Komputer


• Unit Masukan (Input), yaitu perangkat yang memungkinkan pengguna
memasukkan data/perintah ke dalam komputer. Contoh yang termasuk dalam
unit masukan adalah: keyboard, mouse, joystick, dan digitizer.
• Unit Keluaran (Output), yaitu perangkat yang memungkinkan pengguna
menerima informasi hasil pemrosesan oleh komputer. Contoh perangkat yang
termasuk dalam unit keluaran adalah: monitor, dan printer.
• Unit Memori Utama (Main Memory), yaitu perangkat yang digunakan untuk
menyimpan data, program, dan informasi hasil pemrosesan komputer pada saat
pemrosesan.
• Unit Pemrosesan Pusat (Central Processing Unit), yaitu bagian yang digunakan
untuk memproses data, program, dan informasi pada komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Komponen Dasar Komputer


• Ada dua bagian penting dalam CPU yaitu:
1. Arithmetic and Logical Unit (ALU) dan
2. Control Unit.
• Banyak orang menyebutkan ALU adalah jantung dari sebuah komputer. ALU
bertanggung jawab pada dua operasi dasar yaitu operasi aritmatik dan
perbandingan. Sedangkan Control Unit bertanggung jawab untuk
menkoordinasi semua aktivitas unit-unit lain, misalnya bagaimana keyboard
dapat dikenali dan bekerja sebagai unit input yang dimengerti aktivitasnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


Memori
Mikroprosesor
ACC ADDRESS

PC Data 2
Data Data 1
IR
Instruksi 3
Control Instruksi 2
Instruksi 1
• ACC : register accumulator
• PC : register Program Counter
• IR : register instruksi (instruction register)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


 Banyak komponen elektronik yang terdapat
pada komputer, merupakan integrated circuits
(ICs).

• DIP (dual in-line pins) yang paling banyak


dipakai. DIP memuat rangkaian spesial.

• Bentuk lain IC adalah DIMM (dual in-line


Memory Modules), digunakan pada RAM
(Random Access Memory).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


 Dapat digunakan untuk ROM (read-only
memory), BIOS (basic input/output system).

• Masih adalagi IC, adalah PGA (pin-grid


array) chip kemasan persegi yang
digunakan untuk rangkaian processing.

• Kemasan processor yang agak lebih besar


adalah SEC (single edge contact) cartridge
dari Pentium III.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


• Isi dalam sebuah IC dibandingkan
dengan jari tangan kita.

• Di dalam chip IC terdapat jutaan


transistors, resistors, dan komponen
elektronik lainnya

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer


• Perangkat keras adalah semua bagian fisik komputer.
• Perangkat keras dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang
beroperasi di dalamnya, dan perangkat lunak yang menyediakan instruksi buat
perangkat keras untuk menyelesaikan tugasnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer

Display

Exspansion Cards
Mother Board
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer

Central Processing Unit


Main Memory
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer


Optical Disc Drive

Power Supply

Secondary Storage
(Hard Disk)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer

Keyboard Mouse
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Lunak Komputer


• Perangkat lunak/piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi
sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras.
• Ada banyak model penggolongan perangkat lunak, namun secara umum
perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. System Software.
2. Programming Software.
3. Application Software.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Sistem Perangkat Lunak Komputer


• System Software adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membantu
menjalankan perangkat keras dan sistem komputer.
• System Software bertujuan untuk membatasi semaksimal mungkin
programmer aplikasi dari kompleksitas sebuah komputer, terutama yang
berhubungan dengan akses memori dan perangkat keras secara langsung.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Programing Perangkat Lunak Komputer


• Programming Software adalah perangkat lunak yang menyediakan alat bantu
atau fungsi yang dapat membantu programmer dalam membuat program
komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Aplikasi Perangkat Lunak Komputer


• Application Software adalah perangkat lunak yang digunakan membantu
manusia mengerjakan tugas-tugas tertentu (kadang tidak berhubungan dengan
komputer).
• Tipe-tipe application software antara lain, perangkat lunak otomatisasi
industri, perangkat lunak bisnis, perangkat lunak pendidikan, perangkat lunak
software, database, dan game komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Aplikasi Perangkat Lunak Komputer

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Format Instruksi
KARAKTERISTIK DAN FUNGSI SET INSTRUKSI
 Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau
dijalankannya. Instruksi ini sering disebut sebagai instruksi mesin (machine
instructions) atau instruksi komputer (computer instructions).
 Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat dijalankan oleh CPU
disebut set Instruksi (Instruction Set).

ELEMEN-ELEMEN DARI INSTRUKSI MESIN (SET INSTRUKSI)


 Operation Code (opcode) : menentukan operasi yang akan dilaksanakan.
 Source Operand Reference : merupakan input bagi operasi yang akan
dilaksanakan.
 Result Operand Reference : merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan.
 Next instruction Reference : memberitahu CPU untuk mengambil (fetch) instruksi
berikutnya setelah instruksi yang dijalankan selesai.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Format Instruksi
JENIS INSTRUKSI

1. Data processing : Arithmetic dan Logic Instructions.


2. Data storage : Memory instructions.
3. Data Movement : I/O instructions.
4. Control : Test and branch instructions.

Suatu instruksi terdiri dari beberapa field yang sesuai dengan elemen dalam
instruksi tersebut. Layout dari suatu instruksi sering disebut sebagai Format
Instruksi (Instruction Format).

OPCODE OPERAND OPERAND


REFERENCE REFERENCE

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Jenis-Jenis Operand
 Addresses (akan dibahas pada addressing modes).
 Numbers : - Integer or fixed point.
- Floating point.
- Decimal (BCD).
 Characters : - ASCII.
- EBCDIC.
 Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Desain Set Instruksi


 Desain set instruksi merupakan masalah yang sangat komplek yang melibatkan
banyak aspek, diantaranya adalah:
1. Kelengkapan set instruksi.
2. Ortogonalitas (sifat independensi instruksi).
3. Kompatibilitas : Source code compatibility dan Object code Compatibility

 Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai berikut:


1. Operation Repertoire : Berapa banyak dan operasi apa saja yang disediakan,
dan berapa sulit operasinya.
2. Data Types : tipe/jenis data yang dapat olah.
Instruction Format : panjangnya, banyaknya alamat, dsb.
3. Register : Banyaknya register yang dapat digunakan.
4. Addressing : Mode pengalamatan untuk operand.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Data
• Menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan.
• Lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas
daripada stack.
• Menetapkan panjang data yang dipindahkan.
• Menetapkan mode pengalamatan.

Tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah :


a. Memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
b. Apabila memori dilibatkan :
 Menetapkan alamat memori.
 Menjalankan transformasi alamat memori virtual ke alamat memori
aktual.
 Mengawali pembacaan / penulisan memori

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 31 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Data
Operasi set instruksi untuk transfer data :
 MOVE : memindahkan word atau blok dari sumber ke tujuan
 STORE : memindahkan word dari prosesor ke memori.
 LOAD : memindahkan word dari memori ke prosesor.
 EXCHANGE : menukar isi sumber ke tujuan.
 CLEAR / RESET : memindahkan word 0 ke tujuan.
 SET : memindahkan word 1 ke tujuan.
 PUSH : memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack.
 POP : memindahkan word dari bagian paling atas sumber

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 32 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Aritmatika
Tindakan CPU untuk melakukan operasi arithmetic :
1. Transfer data sebelum atau sesudah.
2. Melakukan fungsi dalam ALU.
3. Menset kode-kode kondisi dan flag.

Operasi set instruksi untuk arithmetic :


1. ADD : penjumlahan 5. ABSOLUTE
2. SUBTRACT : pengurangan 6. NEGATIVE
3. MULTIPLY : perkalian 7. DECREMENT
4. DIVIDE : pembagian 8. INCREMENT
Nomor 5 sampai 8 merupakan instruksi operand tunggal.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 33 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Logika
Tindakan CPU sama dengan arithmetic,

Operasi set instruksi untuk operasi logical :


1. AND, OR, NOT, EXOR
2. COMPARE : melakukan perbandingan logika.
3. TEST : menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan menyebabkan konstanta
pada ujung bit.
5. ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang
terjalin.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 34 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Konversi
 Tindakan CPU sama dengan arithmetic dan logical.
 Instruksi yang mengubah format instruksi yang beroperasi terhadap format
data.
 Misalnya pengubahan bilangan desimal menjadi bilangan biner.

Operasi set instruksi untuk conversi :


1. TRANSLATE : menterjemahkan nilai-nilai dalam suatu bagian memori
berdasarkan tabel korespodensi.
2. CONVERT : mengkonversi isi suatu word dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 35 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Input / Output


Tindakan CPU untuk melakukan INPUT /OUTPUT :
1. Apabila memory mapped I/O maka menentukan alamat memory mapped.
2. Mengawali perintah ke modul I/O.

Operasi set instruksi Input / Output :


1. INPUT : memindahkan data dari pernagkat I/O tertentu ke tujuan.
2. OUTPUT : memindahkan data dari sumber tertentu ke perangkat I/O.
3. START I/O : memindahkan instruksi ke prosesor I/O untuk mengawali
operasi I/O.
4. TEST I/O : memindahkan informasi dari sistem I/O ke tujuan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 36 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Control
Tindakan CPU untuk transfer control :
 Mengupdate program counter untuk subrutin, call / return.

Operasi set instruksi untuk transfer control :


1. JUMP (cabang) : pemindahan tidak bersyarat dan memuat PC dengan alamat
tertentu.
2. JUMP BERSYARAT : menguji persyaratan tertentu dan memuat PC dengan
alamat tertentu atau tidak melakukan apa tergantung dari persyaratan.
3. JUMP SUBRUTIN : melompat ke alamat tertentu.
4. RETURN : mengganti isi PC dan register lainnya yang berasal dari lokasi
tertentu.
5. EXECUTE : mengambil operand dari lokasi tertentu dan mengeksekusi sebagai
instruksi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 37 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Control
6. SKIP : menambah PC sehingga melompati instruksi berikutnya.
7. SKIP BERSYARAT : melompat atau tidak melakukan apa-apa berdasarkan pada
persyaratan.
8. HALT : menghentikan eksekusi program.
9. WAIT (HOLD) : melanjutkan eksekusi pada saat persyaratan dipenuhi.
10. NO OPERATION : tidak ada operasi yang dilakukan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 38 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Control System
 Hanya dapat dieksekusi ketika prosesor berada dalam keadaan khusus tertentu
atau sedang mengeksekusi suatu program yang berada dalam area khusus,
biasanya digunakan dalam sistem operasi.
 Contoh : membaca atau mengubah register kontrol.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 39 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Jumlah Alamat
 Salah satu cara tradisional untuk menggambarkan arsitektur prosessor adalah
dengan melihat jumlah alamat yang terkandung dalam setiap instruksinya.

Jumlah alamat maksimum yang mungkin diperlukan sebuah instruksi :


1. Empat alamat (dua operand, satu hasil, satu untuk alamat instruksi
berikutnya).
2. Tiga alamat (dua operand, satu hasil).
3. Dua alamat (satu operand merangkap hasil, satunya lagi operand).
4. Satu alamat (menggunakan accumulator untuk menyimpan operand dan
hasilnya).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 40 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tugas / Soal Latihan


1. Sebutkan dan jelaskan pengelompokan pada sistem perangkat lunak.
2. Apa saja elemen-elemen dari instruksi mesin.
3. Aspek-aspek apa saja untuk mendesain suatu set instruksi.
4. Jelaskan bagaimana teknik pengalamatan sebuah prosesor dalam mengatasi
keterbatasan set instruksi.
5. Jelaskan sistem interkoneksi bus pada mikrokomputer dan fungsi dari bus
tersebut.
6. Sebutkan dan jelaskan struktur komponen dasar dari sebuah komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 41 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
Sistem bilangan sangat diperlukan dalam proses pengolahan data, pengukuran,
monitoring, perekaman dan manipulasi data, yang kesemuanya itu disajikan
dalam besaran digital.

Pada rangkaian logika, terdapat 4 sistem bilangan yang digunakan, yaitu:


1. Sistem Bilangan “BINER”

2. Sistem Bilangan “OKTAL”

3. Sistem Bilangan “DESIMAL”

4. Sistem Bilangan “HEKSADESIMAL”

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
1. Sistem Bilangan “BINER”
Sistem bilangan yang berbasis 2, karena mempunyai dua buah simbol (0 dan 1).
Sistem bilangan biner “1” yaitu tegangan 5 volt atau untuk nilai tinggi dan
bilangan biner “0” yaitu tegangan 0 volt atau untuk nilai rendah. Sistem bilangan
ini digunakan untuk rangkaian digital. Digit paling kanan memiliki faktor 20 dan
digit paling kiri memiliki faktor 2n.

2. Sistem Bilangan “OKTAL”

Sistem bilangan yang berbasis 8, karena mempunyai delapan buah simbol (0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7). Sistem bilangan ini sering digunakan oleh perusahaan komputer
yang menggunakan kode 3 bit untuk menunjukkan instruksi atau operasi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
3. Sistem Bilangan “DESIMAL”
Sistem bilangan yang berbasis 10, karena mempunyai sepuluh buah simbol (0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9), angka-angka ini mewakili bilangan desimal berapapun
nilainya, misal bilangan desimal 5 digit maka digit paling kanan memiliki faktor
100 dan digit paling kiri memiliki faktor 104.

4. Sistem Bilangan “HEKSADESIMAL”


Sistem bilangan heksa desimal sama dengan sistem bilangan oktal, tetapi
menggunakan 16 macam simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E,
dan F.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
Beberapa perusahaan komputer mengorganisasikan memori utama ke dalam
satuan yang terdiri dari 8 bit. Masing-masing byte digunakan untuk menyimpan
suatu karakter alfanumerik yang dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 bit.
High-order nibble adalah istilah untuk 4 bit pertama, dan Low-order nibble adalah
istilah untuk 4 bit kedua.
Terdapat 16 kemungkinan kombinasi yang menggunakan 4 bit sehingga diperlukan
sistem bilangan yang berbasis 16.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


1. Konversi sistem bilangan “BINER” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “BINER” ke “OKTAL”
Diambil tiga digit mulai dari kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan digit paling
kanan memiliki faktor 20 (penjumlahan hanya setiap 3 digit saja).
Contoh: Konversikan bilangan biner 1111 10012 ke bilangan oktal.
Penyelesaian: 0 1 1 1 1 1 0 0 1

3 7 1
Jadi 1111 10012 = 3718

b. Konversi “BINER” ke “DESIMAL”


Dimulai dari digit sebelah kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan digit paling
kanan memiliki faktor 20.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan bilangan biner 01112 ke bilangan desimal.
Penyelesaian: 0 1 1 1 1 x 20 = 1
1 x 21 = 2
1 x 22 = 4
0 x 23 = 0 +
7
Dari contoh diatas, bilangan biner 01112 sama dengan bilangan desimal 7
(dilambangkan dengan 710 sesuai dengan basisnya).

c. Konversi “BINER” ke “HEKSADESIMAL”


Diambil tiap-tiap empat digit mulai dari kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan
digit paling kanan memiliki faktor 20 (penjumlahan hanya setiap 4 digit saja).
Contoh: Konversikan bilangan biner 1011 01102 ke bilangan heksa desimal.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Penyelesaian: 1 0 1 1 0 1 1 0

B 6
Jadi 1011 01102 = B616
2. Konversi sistem bilangan “OKTAL” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “OKTAL” ke “BINER”
Contoh: Konversikan bilangan oktal 6248 ke bilangan biner.
Penyelesaian: 6 2 4

110 010 100


Jadi 6248 = 1 1001 01002
b. Konversi “OKTAL” ke “DESIMAL”
Dimulai dari angka sebelah kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan angka paling
kanan memiliki faktor 80.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan bilangan oktal 3268 ke bilangan desimal.
Penyelesaian: 326 6 x 80 = 6
2 x 81 = 16
3 x 82 = 192 +
21410
Jadi 3268 = 21410
c. Konversi “OKTAL” ke “HEKSADESIMAL”
Untuk pengkonversian oktal ke heksa desimal, akan lebih mudah jika
dilakukan pengkonversian oktal ke biner terlebih dahulu, setelah itu biner
ke heksa desimal.
Contoh: Konversikan bilangan oktal 7038 ke bilangan heksa desimal.
Penyelesaian: 7 0 3

111 000 011


Jadi 7038 = 1 1100 00112 , lalu dikonversikan ke heksadesimal
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Penyelesaian: 0001 1100 0011

1 C 3
Jadi 7038 = 1C316
3. Konversi sistem bilangan “DESIMAL” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “DESIMAL” ke “BINER”
Konversi dari bilangan biner ke desimal atau Pangkat Nilai
sebaliknya digunakan oleh komputer digital untuk
20 1
mempermudah penerjemahan dan pembacaan oleh
21 2
perangkat keras. Untuk pengkonversian digunakan
rumus 2n atau yang dikenal dengan weighting factor 22 4
pangkat 2. 23 8
24 16
25 32

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan 5010 ke biner, pada tabel nampak nilai yang mendekati
ke 50 adalah (25), namun masih di bawah 50 (kurang 18), maka dibutuhkan
lagi 18 nilai yang dapat diperoleh dari 24 dan 21, jadi nilai biner dari 5010
adalah 1100102.
Metode lain yaitu pembagian berturut-turut (successive division), atau
pembagian berulang-ulang terhadap bilangan yang akan dikonversikan.
Contoh: Konversikan 5010 menggunakan metode
successive division ke bilangan biner.
50 : 2 = 25 dengan sisa 0 (LSB)
25 : 2 = 12 dengan sisa 1
12 : 2 = 6 dengan sisa 0
6 :2= 3 dengan sisa 0
3 :2= 1 dengan sisa 1
1 :2= 0 dengan sisa 1 (MSB)
Jadi 5010 = 1100102
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Sisa pembagian pertama adalah 0 dan merupakan bit terrendah atau LSB (Least
Significant Bit), dan sisa pembagian terakhir adalah 1 merupakan bit tertinggi
atau MSB (Most Significant Bit).
b. Konversi “DESIMAL” ke “OKTAL”
Pengkonversian ini menggunakan metode pembagian berulang-ulang terhadap
bilangan yang akan dikonversikan.
Contoh: Konversikan bilangan 9810 ke bilangan oktal.
98 : 8 = 12 dengan sisa 2
12 : 8 = 1 dengan sisa 4
1 :8= 0 dengan sisa 1
Jadi 9810 = 1428
c. Konversi “DESIMAL” ke “HEKSADESIMAL”
Pengkonversian ini menggunakan metode pembagian berulang-ulang terhadap
bilangan yang akan dikonversikan.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan 124310 ke bilangan heksa desimal.
1243 : 16 = 77 dengan sisa 11 B
77 : 16 = 4 dengan sisa 13 D
4 : 16 = 0 dengan sisa 4 4
Jadi 124310 = 4DB16
4. Konversi sistem bilangan “Heksa DESIMAL” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “HEKSA DESIMAL” ke “BINER”
Contoh: Konversikan bilangan heksa desimal E816 ke bilangan biner.
Penyelesaian: E 8

1110 1000
Jadi E816 = 1110 10002

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


b. Konversi “HEKSA DESIMAL” ke “OKTAL”
Untuk pengkonversian heksa desimal ke oktal, akan lebih mudah jika dilakukan
pengkonversian heksa desimal ke biner terlebih dahulu, setelah itu biner ke
oktal.
Contoh: Konversikan bilangan 5C316 ke bilangan oktal.
Penyelesaian: 5 C 3

0101 1100 0011


Jadi 5C316 = 0101 1100 00112 , lalu dikonversikan ke oktal.
Penyelesaian: 010 111 000 011

2 7 0 3
Jadi 5C316 = 27038
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


c. Konversi “HEKSA DESIMAL” ke “DESIMAL”
Dimulai dari angka sebelah kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan angka paling
kanan memiliki faktor 160.
Contoh: Konversikan bilangan 3C716 ke bilangan desimal.
Penyelesaian: 3C7 7 x 160 = 7
C x 161 = 192
3 x 162 = 768 +
96710
Jadi 3C716 = 96710

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BINARY CODE DESIMAL (BCD)


Sistem BCD digunakan untuk menampilkan digit desimal sebagai kode biner 4 bit.
Kode ini berguna untuk menampilkan angka numerik dari 0 sampai 9 seperti pada
jam digital atau voltmeter. Untuk mengubah nilai BCD ke biner, ubah tiap digit
desimal ke 4 bit biner.
Contoh soal:
1. Konversikan bilangan desimal 68310 ke nilai BCDnya.
Penyelesaian: 6 8 3

0110 1000 0011


Jadi 68310 = 0110 1000 0011BCD
2. Konversikan bilangan 1001 0101 0111BCD ke nilai desimal.
Penyelesaian: 1001 0101 0111

9 5 7
Jadi 1001 0101 0111 BCD = 95710
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tabel disamping merupakan Desimal Biner Oktal Heksadesimal BCD

perbandingan sistem bilangan


0 0000 0000 00 00 0000 0000

1 0000 0001 01 01 0000 0001

yang biasanya digunakan dalam 2 0000 0010 02 02 0000 0010

sistem komputer dan elektronika 3 0000 0011 03 03 0000 0011

digital.
4 0000 0100 04 04 0000 0100

5 0000 0101 05 05 0000 0101

6 0000 0110 06 06 0000 0110

7 0000 0111 07 07 0000 0111

8 0000 1000 10 08 0000 1000

9 0000 1001 11 09 0000 1001

10 0000 1010 12 0A 0001 0000

11 0000 1011 13 0B 0001 0001

12 0000 1100 14 0C 0001 0010

13 0000 1101 15 0D 0001 0011

14 0000 1110 16 0E 0001 0100

15 0000 1111 17 0F 0001 0101

16 0001 0000 20 10 0001 0110

17 0001 0001 21 11 0001 0111

18 0001 0010 22 12 0001 1000

19 0001 0011 23 13 0001 1001

20 0001 0100 24 14 0010 0000

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN DESIMAL


Representasi Bilangan Pecahan Desimal:
(dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di  D

Sehingga suatu bilangan desimal pecahan akan mempunyai nilai:


m1
N  di  10i
in
Contoh: Bilangan 245,21

Koma desimal memisahkan pangkat positif dengan pangkat negatifnya.


Bilangan 245,21 berarti
(2 X 10+2) + (4 X 10+1) + (5 X 100) + (2 X 10-1) + (1 X 10-2)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN BINER


Representasi bilangan biner pecahan:
(dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di  B

Sehingga suatu bilangan biner pecahan akan mempunyai nilai:


m 1
N  bi  2i
i n

Contoh :
101,01 = 1x22 + 0x21 + 1x20 + 0x2-1 + 1x2-2
= 4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 = 5,25

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN BINER KE DESIMAL


Contoh Bilangan Bulat:
1010011 = 1 X 26 + 0 X 2 5 + 1 X 24 + 0 X 2 3 + 0 X 2 2 + 1 X 2 1 + 1 X 2 0
= 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
= 83des

Contoh Bilangan Pecahan:


111,01 = 1 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20 + 0 X 2-1 + 1 X 2-2
= 4 + 2 + 1 + 0 + 0,25
= 7,25des

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN PECAHAN DESIMAL


KE BINER
Caranya : Kalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 2. Bagian pecahan
dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga didapat
hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan bit yang
didapat
Contoh: Konversi 0,75 des ke Biner
0,75 X 2 = 1,50 sisa 1 (MSB)
0,50 X 2 = 1,00 1
0 X 2 = 0,00 0 (LSB)
Jadi 0,75des = 0,110bin

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN OKTAL


Representasi bilangan pecahan oktal :
(om-1, … oi, … , o1, o0, o-1, ... , on) dengan oi  O
Sehingga suatu bilangan oktal pecahan akan mempunyai nilai:
m 1
Z  oi  8i
i n

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN OKTAL KE DESIMAL


Contoh bilangan bulat:
1161okt = 625des
1161okt Berarti :
= 1 X 83 + 1 X 8 2 + 6 X 81 + 1 X 8 0
= 512+64+48+1
= 625des

Contoh bilangan pecahan:


13,6okt = 11,75des
13,6okt Berarti :
= 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1
= 8 + 3 + 0,75
= 11,75des

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE OKTAL


Contoh Bilangan Bulat :
625des = 1161okt
625 / 8 = 78 sisa 1 (LSB)
78 / 8 = 9 6
9/8 =1 1
1/8 =0 1 (MSB)

Contoh Bilangan Pecahan :


0,1des = 0,063….okt
0,1 X 8 = 0,8 sisa 0 (MSB)
0,8 X 8 = 6,4 6
0,4 X 8 = 3,2 3 (LSB)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN OKTAL KE BINER


Konversi bilangan oktal ke biner lebih mudah dibandingkan dengan
konversi bilangan oktal ke desimal. Satu digit oktal dikonversi ke 3 bit biner
Contoh: 1161okt = 001001110001bin
1 1 6 1
001 001 110 001
Contoh: 0,063okt = 0,000110011bin
0 6 3
000 110 011

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN BINER KE OKTAL


Contoh Bilangan Bulat:
1001110001bin = 1161okt
001 001 110 001
1 1 6 1

Contoh Bilangan Pecahan:


0,000110011bin = 0,063okt
000 110 011
0 6 3

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN HEKSADESIMAL


Untuk bilangan heksadesimal pecahan, representasi nilainya menjadi
sebagai berikut,
(hm-1, … hi, … , h1, h0, h-1, ... , hn) dengan hi  H
Sehingga suatu bilangan heksadesimal pecahan akan mempunyai
nilai:
m 1
Z  hi  16i
i n

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL KE


DESIMAL
271heks = 625des
271heks
= 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160
= 512 + 112 + 1
= 625des
0,C heks = 0,75des
0,C heks
= 0 X 160 + 12 X 16-1
= 0 + 0,75
= 0,75des

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN PECAHAN DESIMAL


KE HEKSADESIMAL
Konversi bilangan pecahan desimal ke heksadesimal dilakukan dengan cara
mengalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 16. Bagian pecahan
dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 16. Langkah ini diulang hingga
didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan
digit yang didapat.
Contoh: 0,75des = 0,Cheks
0,75 X 16 = C

Contoh: 0,1des = 0,19 ...... heks


0,10 X 16 = 1,6 sisa 1 (MSB)
0,60 X 16 = 9,6 9
dst…. (LSB)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL KE


BINER
Konversi bilangan heksadesimal ke biner lebih mudah dibandingkan konversi
bilangan heksadesimal ke desimal. Satu digit heksadesimal dikonversi ke 4 bit
biner.

Contoh Bilangan Bulat:


271heks = 1001110001bin
2 7 1
0010 0111 0001

Contoh Bilangan Pecahan:


0,19heks = 0,00011001bin
1 9
0001 1001
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN BINER KE


HEKSADESIMAL
Untuk bilangan bulat, kelompokkan setiap empat bit biner dari paling kanan,
kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal. Untuk
bilangan pecahan, kelompokkan setiap empat bit biner dari paling kiri,
kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal.

Contoh Bilangan Bulat:


1001110001bin = 271heks
0010 0111 0001
2 7 1
Contoh Bilangan Pecahan:
0,00011001bin = 0,19heks
0001 1001
1 9
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 31 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
A. Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke desimal :
1. A7F
2. 56DF
3. 3AB9

B. Konversikan bilangan Biner berikut ke Heksadesimal :


1. 11010
2. 10101011
3. 01011

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 32 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM KODE

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM KODE
 Data yang diproses dalam sistem digital umumnya
direpresentasikan dengan kode tertentu
 Terdapat beberapa sistem kode :
1) Kode BCD
2) Kode Excess-3 (XS-3)
3) Kode Gray
4) Kode 7 Segment
5) Kode ASCII

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM KODE
Mengapa Sistem Kode ?
 Sistem Bilangan hanya dapat menyajikan bilangan positif saja

 Sistem Kode dapat menyajikan berbagai macam jenis data


seperti bilangan, simbol, maupun huruf

 Sistem Kode dapat menyajikan bilangan positif maupun


bilangan negatif

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BCD (Binary Coded Desimal)


 Sistem bilangan BCD hampir sama dengan sistem bilangan biner. Pada
sistem bilangan ini, setiap satu digit desimal diwakili oleh empat bit
biner. Sistem bilangan BCD biasanya digunakan untuk keperluan
penampil tujuh segmen (seven-segment), seperti pada jam digital atau
voltmeter.
 Contoh:
625des = 0110 0010 0101BCD
6 2 5
0110 0010 0101

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BCD (Binary Coded Desimal)


Contoh:
011101011000 BCD = 758 10
0111 0101 1000
7 5 8
Contoh kasus :
Umumnya, termometer digital menggunakan BCD untuk
mengemudikan display 3 digit. Berapa banyak BCD yang dibutuhkan
untuk mengemudikan display termometer 3 digit tersebut? Tampilkan
bit untuk temperature 147 derajat!
Dibutuhkan 12 bit, dengan 4 bit untuk masing-masing digit.
Bit yang digunakan untuk menampilkan 147 derajat adalah
0001 0100 0111.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BCD (Binary Coded Desimal)


Invalid Kode BCD
Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk merepresentasikan
masing-masing digit desimal dari suatu bilangan
Contoh :
5 2 9 Desimal
0101 0010 1001 BCD

Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan
(Invalid Code) yaitu 1010,1011,1100,1101,1110,1111
Sehingga hanya ada 10 buah kode yang valid,yaitu kode-kode untuk
menyajikan bilangan desimal 0 - 9

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE EXCESS-3 (XS-3)


Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing
digit dari suatu bilangan desimal ditambah dengan 3, kemudian hasilnya
dikonversi seperti BCD
Contoh :
Ubah bilangan desimal 12 ke kode XS-3
1 2 Desimal
3+ 3+
4 5
0100 0101 XS-3

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE EXCESS-3 (XS-3)


Invalid Kode XS-3
 Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat digunakan atau Invalid Code,
Yaitu 0000, 0001, 0010, 1101, 1110, dan 1111
 Contoh :
Ubah kode XS-3 0111 0001 1010 ke desimal !
0111 0001 1010 XS-3
7 1 10
3- 3- 3–
4 -2 7 Desimal (invalid)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE GRAY
 Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi
dari suatu poros mesin yang berputar
 Cara mengubah bilangan desimal ke kode Gray:
 Contoh : Ubah bilangan desimal 13 ke kode Gray !
13 Desimal
+ + + abaikan
bawaannya
1 1 0 1

1 0 1 1 kode Gray

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE 7-SEGMENT
 Adalah piranti yang digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk
desimal
 Setiap segment dari peraga 7-segment berupa LED yang susunannya
membentuk suatu konfigurasi tertentu seperti angka 8
 Ada 2 jenis peraga 7-segment :
 Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala
 Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED nyala

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE ASCII
Untuk mendapatkan informasi keluar masuknya data di komputer,
dibutuhkan informasi seluruh alamat huruf dan simbol yang digunakan
untuk pemrosesan data selain perwakilan dari bilangan tersebut. Informasi
ini berupa nama, alamat, dan keterangan yang harus dimasukkan dan
dikeluarkan pada format pembacaan di sistem komputer. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu kode khusus untuk mewakili semua data alfanumeris
(huruf, simbol dan bilangan).
Kode tersebut disebut juga kode ASCII (American Standard Code for
Information Interchange), dinyatakan dalam bit biner. Selain angka dan
huruf, kode ini juga menampung karakter pengendali seperti EOF (End of
File) sebagai tanda akhir file dan EOL (End of Line) sebagai tanda akhir
baris. Kode ini merupakan kode yang paling banyak digunakan untuk
pertukaran informasi. Tujuh bit kode ASCII akan menghasilkan 128 kode
kombinasi yang berbeda.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PEMAHAMAN KODE ASCII


 Singkatan dari American Standard Code for Information Interchange
 Adalah kode biner untuk merepresentasikan bilangan, huruf, dan
simbol, sehingga biasa disebut juga kode Alfanumerik
 Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi kesalahan pada
bagian-bagian data. Untuk mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan
tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit) yang ditempatkan
sebagai MSB

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TABEL KODE ASCII


Contoh: Menggunakan tabel ASCII, dapat diperoleh kode ASCII huruf “P”
yaitu 50.
Tabel disamping adalah
nilai heksa desimal
untuk beberapa kode
ASCII 7-bit.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1) Susunlah ke dalam kode BCD, Gray, dan XS-3 untuk bilangan desimal
17210.
2) Apa yang dimaksud dengan kode salah (invalid code) pada sistem
kode BCD dan XS-3.
3) Tuliskan bilangan biner nama panggilan kamu menggunakan sistem
kode ASCII.
4) Tuliskan kode peraga 7-segmen untuk menampilkan angka 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F sesuai jenis peraganya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL
KOMBINASIONAL

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


1. Komparator
Komparator adalah rangkaian logika yang berfungsi untuk membandingkan
keadaan logika input-inputnya.
Jenis komparator biner terdiri dari:
a). Non-Equality Comparator
adalah rangkaian logika yang memberikan keadaan keluarannya tinggi
jika keadaan masukan-masukannya berbeda. Rangkaian non-equality
comparator dapat diimplementasikan pula dengan gerbang EX-OR,
dengan persamaan logikanya X = A  B
b). Equality Comparator
adalah rangkaian logika yang memberikan keadaan keluarannya tinggi
jika keadaan masukan-masukannya sama. Rangkaian equality
comparator dapat diimplementasikan pula dengan gerbang EX-NOR,
dengan persamaan logikanya X = A  B
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


2. Penjumlah Biner (Adder)
Penjumlah biner merupakan rangkaian logika kombinasi yang berfungsi
melakukan operasi penjumlahan bilangan biner.
Penjumlah biner 1-bit terdiri atas half adder dan full adder.
a). Half Adder
Setengah penambah (half adder) merupakan suatu rangkaian penambah
biner 1-bit atau rangkaian penjumlah yang tidak menyertakan bawaan
sebelumnya (previous carry) pada masukannya.
A A

Half
Adder
B
C0
B
C0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


b). Full Adder
Full adder adalah penjumlah yang menyertakan bawaan sebelumnya
pada inputnya. Rangkaian full adder 1-bit dan simbolnya ditunjukkan
pada gambar berikut ini:

A
B SS = A⊕B⊕Cp A S
Cp
B FA 1-Bit
Cp Cn

Cn = AB+ ACp + BCp


Cn

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


c). Full Adder Paralel
Full adder paralel adalah rangkaian logika yang melakukan proses
penjumlahan data biner n-bit.
A3 A Cn C0 (carry out)
B3 B FA 1-Bit
C0
Cp S S3 A3
A2
A2 A Cn
A1
B2 B FA 1-Bit
A0 S3
Cp S S2 FA Paralel
S2
4-Bit S1
A1 A Cn B3 S0
B1 B FA 1-Bit B2
Cp S S1 B1
B0
Ci
A0 A Cn
B0 B FA 1-Bit
Ci (carry in) Cp S S0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Full adder paralel 4-bit dalam bentuk IC disediakan oleh seri 7483 dan
74283. Spesifikasi pin kedua IC tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

1 16 Vcc 1 16

S1 A3 B3
2 B1 B2 15 2 S2 S3 15

3 A1 A2 14 3 A2 Co 14

4 S0 S2 13 4 B2 Ci 13
74283 7483
5 A0 A3 12 Vcc 5 S1 B0 12 GND

6 B0 B3 11 6 B1 A0 11

7 Ci S3 10 7 S0 10
Co A1

GND 8 9 8 9

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


3. Multiplexer
Multiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi memilih data yang
ada pada inputnya untuk disalurkan ke outputnya dengan bantuan sinyal
pemilih atau sinyal kontrol. Kata multiplexer sering dikemukakan dalam
bentuk singkatannya yakni MUX.
Multiplexer disebut juga sebagai pemilih data (data selector). IC TTL yang
menyediakan fungsi multiplexer terdiri atas berbagai seriseperti 74151 dan
74153.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Contoh dari IC multiplexer.
Pada kedua IC multiplexer di bawah ini terdapat pin STROBE yang berfungsi
mengaktifkan piranti tersebut. Oleh karena jenisnya active-low, maka untuk
mengaktifkan multiplexer pin STROBE diberi sinyal rendah atau 0.


1 16 Vcc STROBE

 
1 16 Vcc
1G 74153,
2
I3
15 PEMILIH 2 1G 74253
I2 I4 15 STROBE
S1 2G
INPUT
3 14 2G PEMILIH
I1 I5 3 14


1I3
INPUT S0
S0
S0
4 I0 I6 13
4 1I2 2I3 13
74151,


74251 INPUT S1 S1
5 Y I7 12
5 1I1 2I2 12
OUTPUT


INPUT
6 Y S0 11
6 1I0 2I1 11

STROBE 7 G S2 S1 10 PEMILIH 1Y 2I0


OUTPUT 7 10

GND 8 9
GND 8 9 OUTPUT
2Y

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Pembangkit fungsi dengan multiplexer.
MUX pada dasarnya adalah rangkaian AND-OR, sehingga dapat digunakan
sebagai pembangkit fungsi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


4. Demultiplexer
Demultiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi menyalurkan data
yang ada pada inputnya ke salah satu dari beberapa outputnya dengan
bantuan sinyal pemilih atau sinyal kontrol. Dalam penyebutannya,
demultiplexer sering dikemukakan dalam bentuk singkatannya saja yakni
DEMUX.
Demultiplexer disebut juga sebagai penyalur data (data distributor), dan
fungsinya merupakan kebalikan dari fungsi multiplexer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Ilustrasi dari proses demultiplexer:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


5. Encoder
Encoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data yang
ada pada inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya.
Contoh encoder oktal ke biner atau disebut juga encoder4 ke 2, berfungsi
mengubah data biner 4-bit pada inputnya menjadi kode biner 2-bit pada
outputnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


6. Decoder
Decoder merupakan rangkaian yang berfungsi mengkode kembali
(menafsirkan) kode pada inputnya menjadi data pada outputnya.
Decoder pada dasarnya merupakan kumpulan gerbang AND sehingga
dapat digunakan sebagai pembangkit fungsi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Bagaimana kerja dari suatu sistem IC digital kombinasional.
2. Jelaskan perbedaan dari:
a). Non-Equality Comparator dengan Equality Comparator
b). Half Adder dengan Full Adder
c). Multiplexer dengan Demultiplexer.
d). Encoder dengan Decoder.
3. Implementasikan rangkaian full adder 1-bit dengan menggunakan:
a). 2 buah multiplexer 8 ke 1.
b). 2 buah decoder 3 ke 8.
4. Dengan menggunakan IC 74147 encoder desimal ke BCD susunlah
rangkaian encoder oktal ke biner.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL
SEKUENSIAL

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan
dan kondisi rangkaian saat itu.
Bentuk dasar rangkaian sekuensial adalah flip-flop. Flip-flop dapat dirangkai
untuk membentuk rangkaian logika sekuensial yang berguna untuk
penyimpanan, pewaktu, perhitungan, dan pengurutan.
1. Flip-flop Set-Reset
Flip-flop set-reset biasanya disebut juga dengan S-R flip-flop, yang
dibentuk dari dua buah gerbang NAND atau gerbang NOR.
Operasinya disebut transparent latch, karena bagian outputnya akan
merespon input dengan cara mengunci nilai input yang diberikan
(latch) atau mengingat input tersebut.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


a). Flip-flop Set-Reset dari gerbang NAND

b). Flip-flop Set-Reset dari gerbang NOR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


2. Gated SR-FF
Rangkaian SR-FF yang diberi input tambahan Gate, Gate berfungsi
mengontrol output dari SR-FF. Gate atau Clock merupakan rangkaian sinyal
kontinyu. Merupakan SR-FF sinkron (karena nilai output berubah sesuai
dengan pengaktifan input gate-nya).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


3. Flip-flop J-K
Flip-flop JK merupakan elemen memori yang ideal digunakan sebagai
pencacah, pembagi frekuensi, dan register.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


4. Flip-Flop D
Flip-flop D mempunyai karakteristik yang akan menghasilkan output yang
sama dengan logika pada jalur D bila ada clock positif.
Bila tidak maka flip-flop tersebut ada dalam keadaan mengingat (memori).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


5. Flip-Flop T
Flip-flop T bekerja sebagai saklar togel. Pada flip-flop JK, jika J = K = 1 dan
Clock = 1 maka Q = togel. Dengan demikian flip-flop JK bisa diubah menjadi
flip-flop T.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


6. Register
Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori (flip-flop) yang
bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana hanya
dipakai untuk penyampaian data biner. Jenis register lain mempunyai
karakteristik menggeser data ke kanan atau ke kiri disamping mempunyai
karakteristik memori.
Register geser di susun dari flip-flop, yang bisa digunakan sebagai memori
untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri.
Jenis-jenis register geser diidentifikasi berdasarkan bagaimana
cara data dimuat dan dibaca dari unit penyimpanan.
Berdasarkan identitas ini, register dikelompokkan sebagai berikut:
a). Serial Input, Serial Output (SISO).
b). Serial Input, Paralel Output (SIPO).
c). Paralel Input, Serial Output (PISO).
d). Paralel Input, Paralel Output (PIPO).
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Model pergeseran pada register:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


7. Pencacah
Sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan state – state tertentu,
yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya.
Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh
sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu.
Pencacah (counter) banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan
dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan
sebuah kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu.
Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Binary Counter.
Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung
dari 0 sampai 2n – 1.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Operasi pencacahan:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


8. IC ROM dan RAM
Banyak komponen elektronik yang terdapat pada komputer, merupakan
rangkaian terpadu atau integrated circuits (ICs).
DIP (dual in-line pins) yang paling banyak dipakai. DIP memuat rangkaian
spesial.
Solid state, transistors dan diodes merupakan bangunan dari IC RAM dan IC
ROM

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


a). IC ROM
IC ROM adalah rangkaian terpadu yang menyimpan program instruksi
walaupun sumber tegangan mati, sehingga dapat dikatakan sebagai
memori yang tidak berubah/tetap, instruksi akan diset saat start-up.
Salah satu IC ROM seperti di bawah ini dapat digunakan untuk ROM
(read-only memory), BIOS (basic input/output system).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Masih adalagi IC, adalah PGA (pin-grid array) chip kemasan persegi yang
digunakan untuk rangkaian processing.
Kemasan processor yang agak lebih besar adalah SEC (single edge contact)
cartridge dari Pentium III.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


b). IC RAM
IC RAM adalah rangkaian terpadu yang menyimpan memori lebih dari satu
putaran (cycle), sehingga dapat dikatakan sebagai memori yang mudah
berubah/diubah (volatile), hal ini memungkinkan CPU berfungsi sebagai
alat bantu (tools).
Salah satu IC yang digunakan pada RAM (Random Access Memory) adalah
DIMM (Dual in-line Memory Modules)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Bagaimana kerja dari suatu sistem IC digital sekuensial.
2. Mengapa flip-flop S-R tidak dapat digunakan untuk input S dan R
tinggi.
3. Sebutkan jenis-jenis pemacuan pada flip-flop.
4. Sebutkan manfaat dari rangkaian pencacah digital.
5. Sebutkan cara menerima dan mengeluarkan data dari sebuah
register.
6. Jelaskan cara kerja flip-flop JK Master-Slave dengan mode Toggle.
7. Sebutkan karakteristik dari rangkaian Counter digital.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Mikrokomputer adalah interkoneksi antara mikroprosesor (CPU) dengan
memori utama (main memory) dan antarmuka input/output (I/O interface) yang
dilakukan dengan menggunakan sistem interkoneksi bus. Definisi ini mengacu
pada konsep arsitektur mesin Von Neumann yang merupakan dasar bagi
pengembangan mesin-mesin komputer modern.
Mikroprosesor diartikan sebagai suatu chip yang didalamnya terkandung
rangkaian Aritmethic Logic Unit (ALU), rangkaian Control Unit (CU) dan
beberapa register. Mikroprosesor disebut juga dengan CPU (Central Processing
Unit). Rangkaian ALU memegang peranan yang amat penting dalam
keseluruhan kerja sistem mikrokomputer, karena bagian ini mengemban tugas
yang paling utama yakni melakukan proses komputasi.
Aritmethic Logic Unit (ALU) : menyediakan fungsi pengolahan.
Control Unit (CU) : mengontrol fungsi prosesor.
Register : penyimpan sementara dalam mikroprosesor.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Mikrokomputer:

C

P Main
Interconec Memori
tion system peripheral

I/O
Interface

peripheral

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Mikrokomputer: Disk Drive
(Periferal Input/Output)
CD-ROM Drive
Monitor
(Periferal Input)
(Periferal Output) Harddisk
(Periferal Input/Output)

Keyboard
(Periferal Input)

Board
Sistem Interkoneksi
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Interkoneksi Bus pada Mikrokomputer:

MP ROM RAM I/O Interface

Bus Alamat
Bus Data
Bus Kontrol

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Interkoneksi Bus pada Mikrokomputer:
Bus adalah kumpulan konduktor, yang membawa sinyal-sinyal seperti alamat,
data, dan kontrol.
Bus alamat adalah kumpulan konduktor, yang membawa kode-kode alamat dari
mikroprosesor ke unit-unitnya, dan memiliki sifat aliran satu arah.
Bus data adalah kumpulan konduktor, yang membawa kode-kode instruksi atau
data dari mikroprosesor ke unit-unitnya atau sebaliknya, dan memiliki sifat
aliran dua arah, kecuali pada ROM.
Bus kontrol adalah kumpulan konduktor, yang membawa sinyal-sinyal kontrol.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Mikroprosesor:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
1. Rangkaian Aritmetika
Secara umum ALU terdiri dari rangkaian aritmetika dan rangkaian logika.
Rangkaian aritmetika dibangun dari rangkaian full adder yang dilengkapi
dengan beberapa rangkaian pemilih fungsi. Kemampuan ALU dalam
melaksanakan fungsi komputasi sangat tergantung dari kerumitan rangkaian
pemilih fungsi ini. Pada contoh berikut akan ditunjukkan rangkaian
aritmetika yang mampu melaksanakan 7 operasi aritmetika.
Untuk membangun rangkaian aritmetika n-bit, dimulai dari rangkaian
aritmetika 1-bit. C i

S1 S0 Ai C i+1

Ai A
Bi
RANGKAIAN
RANGKAIAN ARITMETIKA Fi
FULL ADDER S Fi S1 1-BIT
1-BIT
B S0
Bi Ci

Rangkaian C i+1
Simbol
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Tabel fungsi rangkaian aritmetika dari rangkaian sebelumnya :

PEMILIH FUNGSI OUTPUT NAMA OPERASI


S1 S0 Ci F
0 0 0 F=A Transfer A
0 0 1 F=A+1 Increment A
0 1 0 F=A+not B Penjumlahan A dengan not B
0 1 1 F=A-B Pengurangan
1 0 0 F=A+B Penjumlahan
1 0 1 F=A+B+1 Penjumlahan dengan carry
1 1 0 F=A-1 Decrement A
1 1 1 F=A Transfer A

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
2. Rangkaian Logika
Selain rangkaian aritmetika, dalam ALU terdapat pula rangkaianlogika.
Rangkaian logika ini merupakan gabungan dari beberapa gerbang logika
dasar dan rangkaian pemilih fungsi.
Contoh rangkaian logika 1-bit ditunjukkan di bawah ini:
Ai
0 Ai
Bi

1 Bi
MUX RANGKAIAN
Gi Gi
4 KE 1 LOGIKA
2 1-BIT
S1
3 S0
1 0
S1
S0
Simbol
Rangkaian
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Tabel fungsi rangkaian logika dari rangkaian sebelumnya :

PEMILIH OUTPUT
FUNGSI NAMA OPERASI
S1 S0 G
0 0 G=A.B AND
0 1 G=A+B OR
1 0 G=AB XOR
1 1 G=not A NOT

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
3. Rangkaian ALU 1-bit
Rangkaian ALU 1-bit dibangun dengan menggabungkan rangkaian aritmetika
1-bit dan rangkaian logika, seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini:
Ai Ai Ci+1 Ci+1
Bi Bi Ai Ci+1
RANGKAIAN
ARITMETIKAFi Bi
Ci Ci 1-BIT
S0
RANGKAIAN
S1 0 Yi
Ci ALU 1-BIT
MUX
Yi
2 KE 1 S0
Ai 1
S1
Bi
RANGKAIAN S2
LOGIKA Gi
S0 1-BIT

Simbol
S0
S1 S1

S2
Rangkaian
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Tabel fungsi rangkaian ALU 1-bit dari rangkaian sebelumnya :
PEMILIH FUNGSI OUTPUT NAMA OPERASI
S2 S1 S0 Ci Y
0 0 0 0 Y=A Transfer A
0 0 0 1 Y=A+1 Increment A
0 0 1 0 Y=A+not B Penjumlahan A dengan not B
0 0 1 1 Y=A-B Pengurangan
0 1 0 0 Y=A+B Penjumlahan
0 1 0 1 Y=A+B+1 Penjumlahan dengan carry
0 1 1 0 Y=A-1 Decrement A
0 1 1 1 Y=A Transfer A
1 0 0 X Y=A.B AND
1 0 1 X Y=A+B OR
1 1 0 X Y=AB XOR
1 1 1 X Y=not A NOT
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
4. Rangkaian ALU n-bit
Rangkaian ALU paralel dengan input dan output n-bit dibangun dengan
menggunakan rangkaian ALU 1-bit yang disusun seperti rangkaian full
adder paralel. Misal akan dibangun rangkaian ALU paralel 4-bit maka
rangkaiannya adalah:
B3 B2 B1 B0

A3 A2 A1 A0

C4 C3 C2 C1
C0 C i+1 Ai C i+1 Ai C i+1 Ai C i+1 Ai
Bi Bi Bi Bi

RANGKAIAN RANGKAIAN RANGKAIAN RANGKAIAN


Yi ALU 1-BIT Ci Yi ALU 1-BIT Ci Yi ALU 1-BIT Ci Yi ALU 1-BIT Ci Ci
S0 S0 S0 S0
S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2

S0
S1
S2

Y3 Y2 Y1
Rangkaian Y0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Simbol rangkaian ALU 4-bit dengan register bendera:
Ci Ci Y0 Y0
S0 S0 Y1 Y1
S1 S1 Y2 Y2
S2 S2 Y3 Y3
A0 A0
A1 A1
A2 A2
ALU
A3 A3 4 BIT
B0 B0 C3
B1 B1 C4
B2 B2
B3 B3

S Z C V

FLAGS REGISTER

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Rangkaian ALU 4-bit dengan register bendera:
Fungsi register bendera adalah untuk menunjukkan hasil komputasi oleh ALU.
Pada rangkaian di atas terdapat register bendera 4 bit terdiri atas bit sign (S),
bit zero (Z), bit carry (C), dan bit overflow (V). Bit S akan set (S=1) jika hasil
perhitungan ALU negatif dan sebaliknya akan reset (S=0) jika hasil perhitungan
ALU positif. Bit Z akan set (Z=1) jika hasil pemrosesan ALU nol, dan Z akan reset
(Z=0) jika hasilnya tidak nol. Bit C set (C=1) jika perhitungan ALU menghasilkan
carry dan reset (C=0) jika tak menghasilkan carry. Bit V akan set (V=1) jika hasil
perhitungan ALU overflow, dan reset (V=0) jika tak overflow.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Apa fungsi register bendera pada rangkaian ALU.
2. Untuk menunjukkan hasil komputasi oleh ALU terdapat register
bendera 4 bit yang terdiri atas bit sign (S), bit zero (Z), bit carry (C),
dan bit overflow (V). Jelaskan operasional dari masing-masing
bendera tersebut di atas.
3. Jelaskan sistem interkoneksi bus pada mikrokomputer.
4. Load file ARITMETIKA_1BIT.SCH pada simulasi DSCH2, selidikilah
apakah rangkaian tersebut telah dapat melakukan operasi aritmetika
sesuai dengan yang dimaksud dalam percobaan anda.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Dalam menjalankan fungsinya, ALU dilengkapi dengan register yang disebut
akumulator.
Fungsi akumulator adalah menampung data yang akan diproses dan sekaligus
menampung data hasil pemrosesan oleh ALU, dengan demikian akumulator
berperan sebagai register sumber sebelum proses dilakukan dan sebagai
register tujuan setelah proses dilakukan.
Interkoneksi antara ALU dengan akumulator-akumulator pendukungnya
diimplementasikan dengan menggunakan transfer BUS. Bentuk interkoneksi
yang paling sederhana adalah antara ALU dengan sebuah akumulator nampak
pada gambar berikut ini.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR BUS DATA INPUT

LOAD A

PEMILIH PEMILIH
MUX MUX
B A
BUS B BUS A

ENABLE
PEMILIH ALU
ALU FUNGSI
ALU

BUS D

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Dengan menggunakan perangkat keras seperti pada gambar sebelumnya,
pemrosesan suatu mikrooperasi dapat dijelaskan dengan mudah.
Contoh: jelaskan urut-urutan proses dan pemberian sinyal kontrol pada
mikrooperasi A ← A+B. Dengan anggapan bahwa pemilih A dan pemilih B pada
multiplexer A dan B yang memiliki tabel fungsi sebagai berikut:

PEMILIH A ISI BUS A PEMILIH B ISI BUS B

0 Data Input 0 Data Input

1 Akumulator A 1 Akumulator A

dan sinyal kontrol agar ALU aktif sebagai penjumlah adalah ENABLE ALU=1 dan
S2S1S0Ci=0100, maka urut-urutan pelaksanaan mikrooperasi A ← A+B adalah
sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


1. Mula-mula dianggap akumulator A dan bus data input telah terisi dengan
data. Pemilih MUX A diberi sinyal tinggi (Pemilih A=1) agar MUX A
memindahkan isi akumulator A ke bus A.
2. Pemilih MUX B diberi sinyal rendah (Pemilih B=0) agar MUX B memindahkan
isi bus data input ke bus B.
3. Pemilih fungsi ALU diatur dengan memberi nilai S2S1S0Ci=0100, agar ALU
dapat melaksanakan mikrooperasi penjumlahan.
4. ALU diaktifkan dengan memberikan ENABLE ALU=1 atau E=1. Dengan
pengaktifan ALU ini, maka output ALU merupakan hasil penjumlahan dari isi
bus A dan isi bus B. Oleh karena output ALU dihubungkan ke bus D, maka isi
bus D sama dengan output ALU.
5. Untuk menyalin isi bus D ke akumulator A, LOAD pada akumulator diberi
sinyal tinggi (LOAD=1) atau L=1. Dengan pemberian sinyal tersebut, isi
akumulator A sama dengan isi bus D yang merupakan hasil pelaksanaan
mikrooperasi penjumlahan
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Jadi, untuk melaksanakan mikrooperasi tersebut diperlukan sinyal kontrol
ABS2S1S0CiEL=10010011, sinyal tersebut dinamakan control word.
Interkoneksi yang lebih rumit ditemukan pada prosesor dengan ALU yang
didukung oleh banyak register, seperti ALU dengan 3 buah register yakni A, B, C,
dan sebuah bus data input. Mikrooperasi untuk mengisi BUS A dan BUS B pada
ALU dengan isi register-register yang tersedia dan input yang ada dapat
dinyatakan: X Y : BUS A ← A V W : BUS B ← A
X Y : BUS A ← B V W : BUS B ← B
X Y : BUS A ← C V W : BUS B ← C
X Y : BUS A ← INPUT V W : BUS B ← INPUT
Sedangkan mikrooperasi untuk memindahkan isi bus D ke setiap register yang
diinginkan dinyatakan: PQ:A←A
PQ:B←B
PQ:C←C
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Implementasi hardware dari ALU dengan 3 buah register dan sebuah bus
data input dapat digambarkan sebagai berikut:
BUS DATA INPUT

LOAD
C

LOAD
B

LOAD
A

1 3
P 2 1 0
DEKODER
Q 0 3 2 1 0 3 2 1 0
PEMILIH V 1 MUX MUX 1 X PEMILIH
MUX B W 0 0 Y MUX A
BUS B BUS A
ENABLE
ALU
ALU PEMILIH
FUNGSI
ALU

BUS D

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Dengan menggunakan implementasi hardware seperti pada gambar sebelumnya,
diumpamakan akan diproses mikrooperasi A ← A+B, maka urut-urutan prosesnya
adalah sebagai berikut:
1. Data pada register A ditempatkan pada bus A dengan memberikan sinyal XY=00
pada pemilih MUX A.
2. Data pada register B ditempatkan pada bus B dengan memberikan sinyal VW=01
pada pemilih MUX B.
3. ALU diatur agar mampu melaksanakan penjumlahan dengan memberikan sinyal
pemilih fungsi S2S1S0Ci=0100.
4. ALU diaktifkan dengan memberi sinyal ENABLE ALU=1.
5. Pemilih tujuan diberi sinyal PQ=00 agar hasil pemrosesan ALU yang ada pada bus
D disalin ke akumulator A.
Selain dapat diimplementasikan dengan menggunakan MUX dan decoder seperti
gambar sebelumnya, interkoneksi ALU dengan register-register pendukungnya juga
dapat diimplementasikan dengan bentuk yang lebih sederhana.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Gambar berikut ini adalah contoh implementasi interkoneksi ALU dengan dua
buah akumulator yang tidak melibatkan MUX dan decoder.

LOAD B AKUMULATOR AKUMULATOR LOAD A


B A

BUS B BUS A

ENABLE
ALU
ALU
PEMILIH
FUNGSI
ALU

BUS D

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Jika suatu mikrooperasi misalnya A ← A+B, akan dilakukan proses
menggunakan perangkat keras seperti pada gambar sebelumnya, maka urut-
urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Bus D diisi data augend (bilangan yang akan dijumlahkan) terlebih dahulu.
Selanjutnya dilakukan penyalinan data dari bus D ke akumulator A dengan
memberi LOAD A=1.
2. Bus D diisi data addend (bilangan penjumlah). Kemudian dilakukan
penyalinan data dari bus D ke akumulator B dengan memberi LOAD B=1.
3. Pada tahap ini bus A telah terisi oleh akumulator A dan bus B oleh
akumulator B.
4. Pemilih fungsi ALU diatur dengan memberi sinyal S2S1S0Ci=0100 sehingga
ALU sebagai penjumlah. Selanjutnya, diberikan sinyal ENABLE ALU=1 agar
hasil penjumlahan disalin ke bus D.
5. Untuk menyalin hasil pemrosesan ALU yang ada pada bus D ke akumulator A,
diberikan sinyal LOAD A=1
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Diketahui (data input = 6; data register A, B, C = 3, 2, 4; sinyal XY = 01
untuk pemilih A dan sinyal VW = 10 untuk pemilih B, sinyal pemilih
S2S1S0Ci=0101, Enable ALU = 1 dan sinyal tujuan dekoder PQ = 10),
tentukan:
a). Gambaran implementasi hardware dari ALU dengan 3 buah
register dan sebuah bus data input.
b). Nilai pada Bus D sebelum disalin ke akumulator.
c). Nilai pada akumulator C setelah dilakukan penyalinan oleh
dekoder.
2. Apa yang dimaksud dengan control word.
3. Susun organisasi bus pada rangkaian ALU dengan 7 register dan
sebuah bus data input.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

UNIT MEMORI

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PENDAHULUAN
Unit memori merupakan salah satu bagian dalam sistem komputer yang berfungsi
menyimpan data dan program.

C

P Main
Interconec Memori
tion system peripheral

I/O
Interface

peripheral

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PENDAHULUAN
 Flip-flop: memori 1-bit
 Register: memori n-bit, satu lokasi
 Memori: penyimpan data n-bit, m-lokasi

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MEMORI
ROM (Read Only Memory)
Merupakan chip (IC = integrated circuit) yang menyediakan fungsi penyimpanan
data yang bersifat “hanya dapat dibaca saja, tidak dapat ditulisi”, dan sifat
penyimpanannya permanen (jika catu dayanya ditiadakan, isi ROM tetap ada).
Tipe memori ini sering disebut sebagai memori yang tidak mudah berubah
(nonvolatile memory).

RAM (Random Access Memory)


Merupakan chip yang menyediakan fungsi penyimpanan data yang bersifat
“dapat dibaca dan ditulisi”, dan sifat penyimpanannya sementara (jika catu
dayanya ditiadakan, isi RAM hilang).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (1)
MPROM (Mask Programmable ROM) atau PROM
Merupakan ROM yang isinya diprogram oleh pabrik sesuai pesanan pengguna
dan hanya sekali dapat diprogram. Jenisnya: ROM Matriks Diode atau Transistor
BJT/FET.

EPROM (Erasable PROM)


Adalah ROM yang dapat dihapus dan diprogram isinya oleh pengguna.
UV-EPROM adalah ROM yang isinya dapat dihapus dengan sinar Ultra Violet.
Untuk memrogram ROM ini digunakan EPROM Programmer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (2)
Penghapusan UV-EPROM dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet.

Sinar Ultra Violet


beberapa menit, maka
data akan terhapus

Jendela Transparan

Pin atau terminal IC

EPROM ERASER

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (3)
Cara Menghapus EPROM:
 Lepaskan EPROM dari sistem.
 Buka penutup jendela transparan.
 Sinari jendela transparan dengan sinar ultra violet beberapa menit (kurang
lebih 15 menit).

Cara Memrogram EPROM:


 Hapus terlebih dahulu seluruh isinya dengan sinar ultra violet.
 Pasang EPROM pada EPROM Programmer.
 Isilah EPROM dengan data menggunakan EPROM Programmer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (4)
EPROM Programmer
Berbasis Personal Computer

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (5)
EEPROM (Electrically EPROM)  flash

ROM yang isinya dapat dihapus dan diprogram secara elektris. Contoh: CMOS
Setup pada PC.
Jika ingin mengubah konfigurasi PC, maka pada saat booting tekan tombol Del
sehingga muncul informasi konfigurasi yang akan diubah. Pengubahan
konfigurasi, pada dasarnya adalah memrogram CMOS/EEPROM secara elektris.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (6)
Cara memrogram EEPROM:
 EEPROM tetap terpasang pada sistem.
 Lakukan penghapusan dan pengisian data.

Kelebihan EEPROM dibandingkan dengan EPROM:


 Isinya dapat diprogram bagian per bagian, sedangkan pada EPROM untuk
memrogram harus menghapus seluruh isinya terlebih dahulu sehingga tidak
memungkinkan permograman bagian per bagian.
 Penghapusan EEPROM lebih cepat dibandingkan EPROM, karena dilakukan
secara elektris. Waktu penghapusan pada EEPROM dalam orde mili detik
(ms) sedangkan pada EPROM pada orde menit.
 Pemrograman EEPROM dapat dilakukan tanpa melepaskannya dari sistem,
sedangkan untuk EPROM harus dilepaskan dari sistem.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (7)
Jika sel PROM berupa sebuah transistor, maka cara menyimpan data 1 dan 0
seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

a b
Sel ROM: (a) penyimpan data 1, (b) penyimpan data 0
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM MATRIKS DIODE (1)


Contoh ROM ukuran 4 x 4 bit
Keadaan sebelum diprogram :

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM MATRIKS DIODE (2)


Misal ROM oleh pabriknya akan diisi data sebagai berikut :

DATA Data dalam


Lokasi/Alamat
Heksadesimal
D3 D2 D1 D0
0 1 1 0 0 C
1 1 0 1 0 A
2 0 1 0 0 4
3 0 1 0 1 5

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM MATRIKS DIODE (3)


Contoh ROM ukuran 4 x 4 bit
Keadaan sesudah diprogram :

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI ROM DENGAN


SEL DIODE

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI ROM DENGAN


SEL TRANSISTOR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL ROM 4X4 BIT


OE = Output Enable jenis ACTIVE-LOW.
CE = Chip Enable jenis ACTIVE-LOW.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL ROM 4X4 BIT


Pin A0, A1 digunakan untuk memilih alamat
Pin Kontrol digunakan untuk menyediakan saluran output.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL ROM
OE = Output Enable jenis ACTIVE-LOW.
CE = Chip Enable jenis ACTIVE-LOW.

Kapasitas naik 2 kali, pin alamat


bertambah 1
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA ROM (1)


Misal di dalam ROM 8 byte berisi data sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA ROM (2)


Mikroprosesor membaca alamat 5 dari ROM 8 byte:
1. Mikroprosesor mengirim sinyal alamat 5 yakni
A2A1A0=101 lewat bus alamat ke pin alamat
ROM (tahap I).
2. Mikroprosesor mengirim sinyal kontrol CE=0,
dan OE=0 untuk mengaktifkan ROM (Tahap II).
3. Data akan ditempatkan pada bus data
sehingga pada bus data terdapat data 45
(tahap III).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (1)
SRAM (Static RAM)
Merupakan RAM yang sel-selnya menggunakan flip-flop sehingga:
(1) datanya relatif stabil/statis sehingga tidak diperlukan adanya rangkaian
“refresh”,
(2) lebih cepat,
(3) kepadatan komponen rendah/kapasitas kecil,
(4) mahal.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (2)
SRAM (Static RAM)

SELECT

INPUT S
Q OUTPUT

R/W

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (3)
I3 I2 INPUT DATA I1 I0

A1 1 0
SEL SEL SEL SEL
A0 0

SEL SEL SEL SEL


DEKODER

SEL SEL SEL SEL

3
SEL SEL SEL SEL

R/W

TRI-STATE SWITCH

CE

OUTPUT DATA
D3 D2 D1 D0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (4)
DRAM (Dynamic RAM)
Merupakan RAM yang sel-selnya menggunakan kapasistor sehingga:
(1) datanya tidak stabil/dinamis sehingga diperlukan rangkaian “refresh”,
(2) lebih lambat,
(3) kepadatan komponen tinggi/kapasitas besar,
(4) lebih murah.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL RAM 4X4 BIT (1)


Pin A0, A1 digunakan untuk memillih alamat
Pin kontrol digunakan untuk menyediakan saluran output

Pin Alamat D0
A0
A1 D1
Pin Data
D2
ROM
D3
4x4-bit
Pin Kontrol CS1

CS 2

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL RAM 4X4 BIT (2)


WE = Write Enable.
OE = Output Enable jenis ACTIVE-LOW.
CE = Chip Enable jenis ACTIVE-LOW.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA DAN MENULIS


RAM
Misal di dalam RAM 8 byte berisi data sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA RAM


Mikroprosesor membaca alamat 3 dari RAM 8 byte:
1. Mikroprosesor mengirim sinyal alamat 3
yakni A2A1A0=011 lewat bus alamat ke pin
alamat RAM (tahap I).
2. Mikroprosesor mengirim sinyal kontrol
CE=0, OE=0 dan WE=1 untuk
mengaktifkan mode baca RAM (Tahap II).
3. Data akan ditempatkan pada bus data
sehingga pada bus data terdapat data 6D
(tahap III).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MENULIS RAM


Mikroprosesor menulisi alamat 4 dari RAM 8 byte dengan data A2 :
1. Mikroprosesor mengirim sinyal alamat 4
yakni A2A1A0=100 lewat bus alamat ke pin
alamat RAM (tahap I).
2. Mikroprosesor menempatkan data A2 pada
bus data (tahap II).
3. Mikroprosesor mengirim sinyal kontrol
CE=0, OE=1 dan WE=0 untuk mengaktifkan
mode tulis RAM (Tahap III).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Misal ROM oleh pabriknya akan diisi data sebagai berikut :
Data dalam Gambarkanlah organisasi ROM
Lokasi/Alamat
Heksadesimal dengan sel dioda dan sel
0 7 transistor
1 D
2 A
3 4
2. Bagaimana cara Mikroprosesor membaca ROM dan RAM serta
menulis pada RAM di alamat 7 dengan isi data B9 jika besar ROM dan
RAM masing-masing 8 byte.
3. Jelaskan apa yang dimaksud RAM, ROM, MPROM, EPROM dan
EEPROM.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 31 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Operasi yang berhubungan dengan data yang tersimpan di dalam register atau
flip-flop dinamakan mikrooperasi (microoperation) seperti load, clear, shift, dan
rotate. Load adalah operasi untuk memuati atau mengisi data ke dalam register,
clear merupakan operasi menghapus data dalam register, shift atau geser
adalah operasi untuk menggeser posisi data dalam register ke kiri atau ke kanan,
dan rotate merupakan operasi untuk memutar data ke kiri atau ke kanan. Selain
itu, terdapat pula mikrooperasi aritmetika seperti penambahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, increment (penambahan dengan 1) dan decrement
(pengurangan dengan 1) terhadap isi suatu register, serta operasi mikro logika
seperti AND, OR, dan NOT.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Kecuali dapat dioperasikan dengan berbagai mikrooperasi seperti di atas, data
yang tersimpan di dalam register juga dapat dipindah dari satu register ke
register yang lain melalui operasi transfer. Pada operasi ini, isi suatu register
yang dipindah ke register lain, setelah operasi dilakukan keadaannya tetap atau
tidak berubah. Dengan kata lain, operasi transfer merupakan proses penyalinan
data. Dalam hal ini, register yang isinya disalin dinamakan register sumber
(source register) dan register penampung data salinan dinamakan register
tujuan (destination register). Mekanisme transfer data dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain transfer paralel, transfer seri, transfer bus, dan transfer
memori.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Notasi dan simbol mikrooperasi:
• Simbol Register:
7 0

REGISTER A

A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0

11 8 7 0

OPCODE OPERAND

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Notasi dan simbol mikrooperasi:
• Nama Register: huruf kapital (huruf besar), contoh: R0, R1, A, B, C, MBR, MAR,
PC, IR, dan lain-lain.
• Simbol transfer adalah tanda panah ke kiri (), contoh: P: A B
Artinya: Jika ada sinyal pengontrol P, maka terjadi transfer paralel dari register
B ke register A.
• Simbol sinyal kontrol adalah titik dua (:).
• Tanda koma digunakan untuk memisahkan dua mikrooperasi,
contoh: P: A B , C B
• Isi Register:
MBR[OPERAND]: isi MBR pada bit ke-0 s.d. Ke-7
atau
MBR[0-7]

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
1. Transfer Paralel
Pada transfer data paralel, pemindahan atau penyalinan data dari register
sumber ke register tujuan dilaksanakan secara serempak.
Artinya, semua data yang tersimpan pada setiap flip-flop yang merupakan
elemen-elemen register sumber disalin secara serempak ke register tujuan.
Mikrooperasi transfer paralel dinyatakan sebagai berikut: P: A B
A: register tujuan
B: register sumber

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dan timing diagram dari mikrooperasi transfer
paralel: P: A B

LOAD
REGISTER A KONTROL
CLOCK P

REGISTER B

CLOCK

Transfer terjadi di sini

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
2. Transfer Seri
Pada transfer data seri, pemindahan data dilakukan bit demi bit.
Untuk menyelenggarakan proses ini diperlukan register geser atau register
seri.
Transfer ini juga memerlukan operasi rotate atau putar sehingga output LSB
register sumber (B0) selain dihubungkan ke input MSB register tujuan (A3),
juga diumpankan ke inputnya sendiri yakni input MSB (B3).
Untuk register 4-bit, mikrooperasi transfer seri dapat ditulis:
S: A3 B0, B3 B0, Ai Ai+1, Bi Bi+1 i=0,1,2

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dan timing diagram dari mikrooperasi transfer seri
dengan register 4-bit.
S
LOAD LOAD

REGISTER B REGISTER A
Input Output Input
Serial Serial Serial

CLOCK

CLOCK

S
Transfer terjadi di sini
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
3. Transfer Bus
Transfer bus dilakukan melalui dua tahap, yakni transfer dari register sumber
ke bus, dan transfer dari bus ke register tujuan. Untuk dua buah register
sumber yakni A dan B serta empat buah register tujuan yakni R0, R1, R2, dan
R3, mikrooperasi kedua tahap tersebut adalah sebagai berikut.
a) Transfer dari register sumber ke bus:
X: BUS  A
X: BUS  B
b) Transfer dari bus ke register tujuan:
P Q: R0  BUS
P Q: R1  BUS
P Q: R2  BUS
P Q: R3  BUS
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dari kedua mikrooperasi transfer bus untuk register 4-bit.
A3 A2 A1 A0 B3 B2 B1 B0

1 0 1 0 1 0 1 0
MUX MUX MUX MUX

BUS DATA

BUS DATA

LOAD LOAD LOAD LOAD


R0 R1 R2 R3

0 1 2 3
Q 0
DEKODER
2 KE 4
P 1

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
4. Transfer Memori
Pada transfer memori terdapat dua operasi yakni operasi baca (read) dan
operasi tulis (write). Transfer memori melibatkan dua buah register yakni
MAR (Memory Address Register) dan MBR (Memory Buffer Register).
MAR merupakan register yang berisi kode alamat/lokasi memori yang akan
dibaca/ditulisi, dan MBR merupakan register yang berfungsi menampung
data hasil pembacaan pada operasi baca atau data yang akan disimpan ke
memori pada operasi tulis.
Operasi baca merupakan penyalinan data dari lokasi/alamat memori yang
ditunjuk oleh isi register MAR ke register MBR, sedangkanoperasi tulis
merupakan penyalinan data dari MBR ke lokasi/alamat memori yang ditunjuk
oleh isi register MAR.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Mikrooperasi untuk kedua operasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
a) Mikrooperasi baca memori:
Read: MBR  M[MAR]
Mikrooperasi tersebut dapat diartikan jika ada sinyal kontrol read, maka data
yang ada pada alamat memori yang ditunjuk oleh isi register MAR disalin
ke register MBR. Jika isi register MAR 03FC heksadesimal, maka mikrooperasi
tersebut akan menyebabkan data pada alamat memori 03FC heksadesimal
disalin ke register MBR.
b) Mikrooperasi tulis memori:
Write: M[MAR]  MBR
Kebalikan dari operasi baca, pada operasi tulis jika ada sinyal kontrol write,
maka data yang ada pada MBR disalin ke alamat memori yang lokasinya
ditunjuk oleh MAR.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dari kedua mikrooperasi transfer memori, menggunakan
MAR tunggal dan MAR ganda.
Read MAR1 Read
Bus Unit Write Bus Unit Write
MAR MUX
Alamat Memori Alamat Memori
MAR2
Bus Pemilih Bus
Data Data

MBR MBR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Contoh arsitektur mikroprosesor tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Jelaskan arti dari bentuk transfer register ini:
a). S: A3 B0, B3 B0, Ai Ai+1, Bi Bi+1 i=0,1,2
b). P: A B
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat apa saja jenis transfer register.
3. Tuliskan tahapan transfer register dengan model Transfer Bus jika
data dari register sumber B ke register tujuan R2.
4. Jelaskan operasi yang terjadi pada transfer register memori dan
tuliskan bagaimana prosesnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 ALU melaksanakan penjumlahan, pengurangan dan operasi logika khusus
pada pasangan byte masukan.

 Akumulator merupakan register yang berfungsi sebagai penyimpan data


sementara dalam CPU (mikroprosesor). Ia dapat berstatus sebagai sumber
masukan dan tujuan hasil operasi ALU, dapat diakses oleh pemrogram.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

ACCUMULATOR=5 Sebelum proses berlangsung


TEM.REG.=2 Sebelum proses berlangsung
ACCUMULATOR=7 Setelah proses berlangsung
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Register Serbaguna (general purpose register):
Salah satu fungsi register serbaguna adalah sebagai akumulator
(accumulator).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Register Khusus (special purpose register):

IP: Instruction Pointer, atau pada mikroprosesor lain dinamakan PC


(program counter) berisi kode alamat instruksi yang akan diambil oleh
mikroprosesor. NiIainya akan bertambah setiap instruksi selesai diambil
dari memori.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Proses Kompilasi Instruksi

Format Assembly Format Heksadesimal

Level Manusia Level Mesin


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
Contoh assembly: Kode mesinnya:
MOV AL,2 D0 00 02
ADD AL,3 B0 00 03
END 00

 Karena pemrogram tidak memberitahu alamat awal instruksi yang akan


disimpan, dalam RAM instruksi D0 00 02 disimpan berturut-turut pada
alamat 00, 01, dan 02. Sedangkan instruksi B0 00 03 disimpan pada alamat
03, 04, dan 05.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Keadaan RAM Pada Prosesor SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Ketika program dijalankan, mikroprosesor mengambil instruksi pertama
yang ditempatkan pada alamat 00 s.d. 02. Informasi tentang alamat awal
instruksi ditunjukkan oleh isi IP=00.
 Setelah instruksi pada alamat 00 diambil, mikroprosesor melaksanakannya.
Selanjutnya, mikroprosesor mengambil dan melaksanakan instruksi
berikutnya yang terdapat pada alamat 03 s.d. 05. Nilai alamat dari instruksi
ini ditunjukkan oleh IP=03.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 SP: Stack Pointer (Penunjuk Tumpukan): merupakan register yang
menunjukkan alamat teratas dari memori stack. Pada SMS32V50 alamat
tertinggi dari stack adalah BF heksadesimal.

 Stack adalah sejumlah alamat memori yang bersifat LIFO (last in first out)
 Operasi memasukkan data ke dalam stack dinamakan operasi PUSH
 Operasi mengambil data dari stack dinamakan POP

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Status Register : pada mikroprosesor lain seperti MOTOROLA dinamakan
CCR (condition code register), dan pada mikroprosesor INTEL dinamakan
flags register (register bendera).

Register ini berfungsi untuk menunjukkan status hasil pemrosesan ALU.


SMS32V50 memiliki 4-bit register status atau register bendera yakni:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Register Status/Bendera Pada SMS32V50 :

1. Bendera zero atau Z akan set (bernilai 1) jika hasil kalkulasi ALU nol.
Gambar kiri menunjukkan keadaan register bendera SMS32V50 ketika
hasil perhitungan ALU menunjukkan nilai 0 dan gambar kanan untuk
hasil perhitungan bernilai tidak nol.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
2. Bendera sign atau S akan set jika hasil kalkulasi negatif. Gambar kiri untuk
hasil kalkulasi bernilai negatif dan gambar kanan untuk hasil positif.

3. Bendera interrupt atau I, akan set jika perintah interupsi tersedia.


See CLI and STI.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
4. Bendera overflow atau O akan set jika hasil pemrosesan nilai terlalu besar
dibandingkan panjang akumulator yang tersedia. Gambar kiri keadaan
register bendera pada saat terjadi overflow, dan sebelah kanan tidak
terjadi overflow.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
Tugas:
Perhatikan program assembly dan kode mesinnya berikut ini
MOV AL,5 DO 00 05
SUB AL,2 B1 00 02
ADD AL,1 B0 00 01
INC AL A4 00
MOV CL,4 D0 02 04
DEC CL A5 02
END 00
Anggap alamat program dimulai pada 00. Gambarkan lokasi-lokasi memori
yang ditempati oleh kode kode mesin tersebut.
Tuliskan isi IP setiap sebuah baris instruksi dilaksanakan.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50 (LANJUTAN)

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 25
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Immediate Addressing (Pengalamatan Segera)
Mode pengalamatan ini digunakan untuk copy data ke dalam register.
Contoh:
MOV AL,5 artinya: copy 5 ke AL

Tujuan: register Sumber: data

Contoh lain:
Copy data C3 heksadesimal ke akumulator BL?
Copy data B2 heksadesimal ke akumulator CL?
Copy data A1 heksadesimal ke akumulator DL?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Ilustrasi Immediate Addressing (Pengalamatan Segera)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Direct Addressing (Pengalamatan Langsung)
Mode pengalamatan ini digunakan untuk copy isi memori ke akumulator
atau sebaliknya.
Contoh Bentuk I:
MOV AL,[10] artinya: copy isi alamat memori 10
heksadesimal ke AL

Tujuan: register Sumber: alamat memori

Contoh lain:
Copy isi alamat 15 heksadesimal ke akumulator BL?
Copy isi alamat C2 heksadesimal ke akumulator CL?
Copy isi alamat 3E heksadesimal ke akumulator DL?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
Contoh Bentuk II:

MOV [2A],AL artinya: copy isi AL ke alamat memori 2A

Tujuan: alamat memori Sumber:register

Contoh lain:
Copy isi BL ke alamat memori E5?
Copy isi CL ke alamat memori 25?
Copy isi DL ke alamat memori 4A?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Ilustrasi Direct Addressing (Pengalamatan Langsung)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
Contoh instruksi dengan mode pengalamatan segera dan pengalamatan langsung:
Susun instruksi assembly mikroprosesor SMS32V50 untuk menjumlahkan bilangan
2 dan 3 heksadesimal, dan hasilnya disimpan pada alamat 20 heksadesimal.

Jawab:
MOV AL,2 pengalamatan segera
ADD AL,3 pengalamatan segera
MOV [20],AL pengalamatan langsung
END

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Untuk perintah aritmatika dan logika (ADD, SUB, MUL, DIV, MOD,
AND, OR, XOR):

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Copy data ke alamat memori:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Copy data dari register ke register :

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Indirect Addressing (Pengalamatan Tak Langsung)
Mode pengalamatan ini digunakan untuk copy isi memori yang ditunjukkan
oleh isi suatu register ke akumulator atau sebaliknya
Contoh Bentuk I:
MOV AL,[BL] artinya: copy isi alamat yang ditunjukkan BL
ke AL

Tujuan: register Sumber: alamat memori

Contoh lain:
MOV AL,2 Berapa isi AL setelah semua instruksi dijalankan?
MOV [40],AL
MOV BL,[40]
MOV AL,BL

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
Contoh Bentuk II:

MOV
[BL],AL artinya: copy isi AL ke alamat yang
ditunjukkan BL
Tujuan: alamat memori Sumber:register

Contoh lain:
MOV AL,2 Berapa alamat memori yang ditunjukkan oleh BL dan
ADD AL,3 berapa isinya?
MOV BL,40
MOV BL,AL

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI PERBANDINGAN
(COMPARE)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI STACK

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PROSEDUR DAN INTERUPSI

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INPUT DAN OUTPUT

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INPUT DAN OUTPUT

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI MISCELLANEOUS
 Kendali CLI dan STI pada Flag (I):

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI MISCELLANEOUS

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 30
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
Mikroprosesor INTEL 8086 adalah generasi awal prosesor PENTIUM.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
 Prosesor 8086 terbagi menjadi 2 bagian fungsional yang independen, yakni
BIU (bus interface unit) dan EU (execution unit).
 BIU bertugas mengirim kode-kode alamat keluar, mengambil instruksi dari
memori, dan membaca data dari port dan memori. BIU menangani semua
transfer data dan alamat pada bus untuk membantu EU.
 EU meminta BIU untuk mengambilkan instruksi dan data dari memori,
mendekode dan melaksanakan instruksi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU)
 EU mengandung rangkaian-rangkaian kontrol yang berfungsi mengarahkan
operasi-operasi internal.
 Dekoder pada EU menerjemahkan instruksi-instruksi yang telah diambil dari
memori ke dalam urutan aksi.
 EU memiliki ALU 16-bit dan dapat melakukan proses AND, OR, XOR,
penjumlahan, pengurangan, increment, decrement, complement, atau shift
bilangan biner.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 8086 memiliki register bendera dengan panjang 16-bit. Dari 16-bit itu
terdapat 9 bendera yang aktif.
 Dari 9 bendera yang aktif, 6 bendera diantaranya (bendera kondisi) digunakan
untuk menunjukkan kondisi-kondisi yang dihasilkan oleh pelaksanaan
instruksi yakni bendera CF (carry flag), PF (parity flag), AF (auxiliary carry
flag), ZF (zero flag), SF (sign flag), dan OF (overflow flag).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 Sedangkan 3 bendera lainnya (bendera kontrol) digunakan untuk
mengendalikan beberapa operasi prosesor. Bendera-bendera kontrol ini
berbeda dengan 6 bendera kondisi dalam hal cara set dan reset-nya. Keenam
bendera kondisi diset dan direset oleh EU, berdasarkan hasil operasi-operasi
aritmetika atau logika, sedangkan 3 bendera kontrol diset dan direset oleh
instruksi-instruksi khusus yang ada pada program. Bendera itu adalah TF (trap
flag), IF (interrupt flag), dan DF (direction flag).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
Lokasi bit setiap bendera dalam register bendera:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Bendera carry akan diset (CF = 1), jika operasi ALU menghasilkan carry.
Contoh:
1 ---> carry
1010 1000 isi Akumulator
1000 1001 + isi TMP
0011 0001 isi Akumulator setelah perintah
penjumlahan dilaksanakan

Penjumlahan bit ke-7


menghasilkan carry
sehingga CF = 1
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 30
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Bendera paritas (parity flag) akan diset (PF = 1), jika pelaksanaan perintah oleh
ALU menghasilkan jumlah bit 1 genap dan reset (PF = 0) jika jumlah bit 1 ganjil.
Contoh:
Output ALU = 01100011, maka PF = 1
Output ALU = 00101010, maka PF = 0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Bendera AF (auxiliary carry flag) akan diset (AF = 1), jika dalam penjumlahan, bit
ke 3 menghasilkan carry.
Bit ke-0
Bit ke-7 Bit ke-3
Contoh:
0011 0010 isi Akumulator
0000 0101 + isi TMP
0011 0111 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan
Penjumlahan bit ke-3 dilaksanakan
tidak menghasilkan
carry sehingga AF = 0
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 30
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Contoh yang lain:
0010 1000 isi Akumulator
0000 1001 + isi TMP
0011 0001 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan
dilaksanakan
Penjumlahan bit ke-3
menghasilkan carry
sehingga AF = 1

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 Bendera zero akan diset (ZF = 1), jika operasi ALU memberikan hasil 0.
 Bendera sign akan diset (SF = 1), jika pelaksanaan perintah oleh ALU
menghasilkan bilangan negatif.
 Bendera OF (overflow flag) akan set jika terjadi overflow yakni jumlah bit
hasil operasi lebih besar dari lebar akumulator.
Contoh: jika suatu operasi menghasilkan bilangan dengan panjang 17-bit,
sedangkan akumulator 8086 hanya16-bit, maka bendera OF akan set.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 Bendera TF (trap flag) digunakan pada mode operasi langkah tunggal (single
step atau trace). Jika bendera ini set, maka pelaksanaan instruksi akan
dilakukan step demi step.
 Bendera IF digunakan untuk mengijinkan interupsi dari program.
 Bendera DF digunakan pada operasi string.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : REGISTER SERBA GUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS)
 8086 memiliki 8 buah register serbaguna yakni: AH, AL, BH, BL, CH, CL, DH,
DL. Khusus untuk AL dinamakan pula AKUMULATOR.
 Jika register-register tersebut akan digunakan sebagai register 16-bit, maka
pasangan AH dan AL membentuk AX, BH dan BL membentuk BX, CH dan CL
membentuk CX, serta DH dan DL membentuk DX 16-bit.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : REGISTER SERBA GUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : REGISTER SERBAGUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS)

 AX: merupakan akumulator, sering digunakan untuk menyimpan hasil


sementara setelah operasi aritmetika dan logika.
 BX: sering digunakan sebagai register base untuk menyimpan address base
data yang terletak di dalam memori dan juga address base tabel data.
 CX: dapat digunakan sebagai register count.
 DX: dapat digunakan sebagai register data.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN
 Pada saat EU mendekode atau melaksanakan suatu instruksi, ia tidak
memerlukan menggunakan bus sehingga dapat digunakan oleh BIU
untuk mengambil 6 byte instruksi sebagai instruksi berikutnya yang
akan dilaksanakan.
 Instruksi-instruksi tersebut dinamakan prefetched instruction dan oleh
BIU disimpan dalam register FIFO (first-in first-out) yang disebut juga
register antrian.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN
 Ketika EU siap melaksanakan instruksi berikutnya, ia dengan mudah membaca
instruksi-instruksi dari register antrian dalam BIU.
 Jadi, ketika EU sedang melaksanakan suatu instruksi, bus dapat digunakan
oleh BIU untuk menulis dan membaca memori serta mengambil instruksi
berikutnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN
 Teknologi yang memungkinkan pengambilan instruksi berikutnya sambil
melaksanakan instruksi yang ada dinamakan pipelining. Berikut ini adalah
contoh perbedaan prosesor 8085 tanpa pipelining dan 8086 dengan
pipelining dalam melakukan pengambilan instruksi, pelaksanaan instruksi,
operasi read dan operasi write. Nampak bahwa pipelining memberikan
tingkat penggunaan bus yang lebih efektif.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN

8085

8086

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER SEGMEN
 8086 mampu mengalamati 220 lokasi memori, sedangkan panjang register IP
yang dimilikinya hanya 16-bit.
 Untuk memperoleh 20-bit sinyal alamat, 8086 menggunakan bantuan
register segmen. Gabungan antara register segmen 16-bit dan IP 16-bit akan
menghasilkan 20-bit sinyal alamat.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER SEGMEN
 8086 memilki 4 buah register segmen yakni CS (code segment), SS (stack
segment), ES (extra segment), dan DS (data segment).
 Jika suatu register segmen berisi kode misalnya CS berisi 348A, maka CS
dianggap memiliki alamat awal 348A0. BIU secara otomatis akan
menambahkan angka 0 di belakang isi segmen. Setiap segmen menempati
64K byte memori, dan dapat ditempatkan dimana saja didalam ruang
alamat 1-M byte.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER
SEGMEN
Contoh penempatan
alamat segmen pada
memori 8086.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : INSTRUCTION
POINTER (IP)
IP berisi instruksi berikutnya yang
Akan diambil. Alamat fisik yang
dihasilkan BIU diperoleh dengan cara
seperti disamping.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER SEGMEN
 Bagian alamat awal segmen yang tersimpan di dalam register segmen
dinamakan segment base, dalam contoh 348A adalah segment base yang
tersimpan dalam CS.
 Isi IP merupakan offset atau jarak (displacement) antara alamat awal segmen
dengan alamat fisik yang dihasilkan. Pada contoh, IP = 4214 berarti
merupakan jarak antara 348A0 (alamat awal segmen) s.d. 38AB4 (alamat
fisik).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
 Format penulisan alamat fisik:
segment base : offset form
Contoh:
Jika CS berisi 348A dan IP = 4214, akan menghasilkan alamat fisik 38AB4.
Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan/disajikan atau ditulis dalam
bentuk:
CS:IP atau 348A:4214 atau CS:IP=38AB4

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
REGISTER STACK POINTER (SP)
 Stack adalah bagian memori yang digunakan untuk menyimpan alamat dan
data selama subprogram dilaksanakan. Jika sub program selesai
dilaksanakan, isi stack dikembalikan ke lokasi semula, yakni IP dan
akumulator.
 SP merupakan register yang berisi offset 16-bit yang menghasilkan alamat
fisik teratas dari memori stack. Untuk membangkitkan alamat fisik 20-bit, SP
memerlukan bantuan register SS (stack segment).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
REGISTER STACK POINTER (SP)
 Contoh: jika isi SS = 5000 dan isi SP = FFE0, maka akan menghasilkan
alamat fisik:
SS 5 0 0 0 0 ← hardwired zero
SP + F F E 0
Alamat fisik -----> 5 F F E 0
 Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan dalam 5FFE0 (single
number) atau dalam bentuk SS:SP yakni 5000:FFE0.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
REGISTER INDEX DAN POINTER (SP)
 Kecuali SP, EU pada 8086 juga memiliki register base pointer (BP) 16-bit, dan
juga register index SI (source index) 16-bit, dan DI (destination index) 16-bit.
 Walaupun BP, SI, dan DI dapat digunakan sebagai penyimpan sementara dari
data seperti halnya pada register serbaguna, namun penggunaan utama
mereka adalah menyediakan offset 16-bit dari data untuk suatu segmen
base.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Jelaskan pengertian-pengertian berikut ini: akumulator, register
serbaguna, register bendera, register instruction pointer (program
counter), dan stack pointer.
2. Perhatikan program assembly 8086 menggunakan aplikasi DEBUG
berikut ini:
a). MOV AL,23 c). MOV AL,23 e). MOV AL,00
ADD AL,51 ADD AL,DD ADD AL,FF
b). MOV AL,23 d). MOV AL,23
ADD AL,AF ADD AL,7F
Setelah instruksi-instruksi itu selesai dijalankan, tulislah keadaan isi
register bendera versi DEBUG. Lakukan analisis terhadap isi register
bendera dari setiap proses yang dilakukan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086 (LANJUTAN)

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Program DEBUG dapat digunakan untuk mengeksplorasi keluarga prosesor
8086 termasuk PENTIUM pada PC.
 Program DEBUG telah disertakan setiap kali user melakukan instalasi
WINDOWS.
 Untuk menjalankan DEBUG, click Start-Run, kemudian ketik CMD dan click
OK sehingga muncul pada layar prompt DOS.
 Dari prompt DOS ketik DEBUG:
C:>DEBUG diikuti ENTER
 Prompt DEBUG ditandai dengan tanda minus lalu diikuti kursor berkedip:
-_

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Terdapat 19 menu DEBUG, untuk melihatnya ketik
-? diikuti ENTER
 Melihat isi register, ketik:
-R diikuti ENTER maka akan muncul di layar sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Hal itu menandakan bahwa isi register AX=00 00 atau AH=00 dan AL=00,

AH AL

BX=0000 atau BH=00 dan BL=00, CX=0000 atau CH=00 dan CL=00, DX=0000
atau DH=00 dan DL=00
 Keadaan set dan reset register bendera pada DEBUG dinyatakan dengan
singkatan NV, UP, EI, PL, NZ, NA, PO, NC.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Singkatan untuk keadaan register bendera:
Coba kita perhatikan register bendera kondisi saja yakni bendera overflow,
bendera sign, bendera zero, bendera auxiliary carry, bendera parity dan
bendera carry. Keadaan set dan reset bendera-bendera itu dinyatakan
dengan singkatan:
Bendera overflow
OV (Overflow atau terjadi overflow atau OF=1=set)
NV (No Overflow atau tidak terjadi overflow atau OF=0=reset)
Bendera sign
NG (Negative atau SF=1=set)
PL (Plus atau SF=0=reset)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Bendera zero
ZR (Zero atau ZF=1=set)
NZ (No Zero atau ZF=0=reset)
Bendera auxiliary carry
NA (No Auxiliary carry atau AF=0=reset)
AC (Auxiliary carry atau AF=1=set)
Bendera paritas
PO (Parity Odd = paritas ganjil atau PF=0=reset)
PE (Parity Even = paritas genap atau PF=1=set)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Bendera Carry
NC (No Carry atau CF=0=reset)
CY (Carry atau CF=1=set)
 Contoh jika DEBUG menampilkan keadaan flag:
NV UP EI PL NZ NA PO NC
Artinya: hasil perhitungan ALU tidak over flow (NV), bernilai positif (PL), tidak
bernilai 0 (NZ), tidak ada carry pada penjumlahan bit ke-3 (NA), berparitas
ganjil (PO) dan tidak ada carry (NC).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Analisis:
Misal kita menulis program assembly dengan perintah A dan menjalankannya
baris demi baris dengan perintah T (trace):

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Perintah diatas yakni:
MOV AL,3
ADD AL,2
ketika baris pertama dijalankan, isi AL=03 dan setelah baris kedua dijalankan
isi AL menjadi AL=05 heksadesimal. Hal itu menunjukkan bahwa instruksi
pertama MOV AL,3 menyebabkan akumulator AL terisi 3 heksadesimal, baris
kedua menyebabkan isi AL ditambah dengan 2 heksadesimal sehingga
menjadi 5 heksadesimal. Pada akhir pelaksanaan kedua perintah tersebut,
DEBUG menghasilkan keadaan register bendera sebagai berikut:
NV UP EI PL NZ NA PE NC

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Hal itu berarti:
 Hasil pemrosesesan TIDAK OVERFLOW (NV=NO OVERFLOW ), mengapa?

Cout C7 C4 C1

0 0000 010 Carry (C)

+03 = 0000 0011


Rumus:
+02 = 0000 0010
Terjadi overflow jika Cout dan C7
AL = 0000 0101 berbeda, jika sama tidak terjadi
overflow !!!

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Hasil pemrosesan bernilai positif (PL=PLUS)
+03 = 0000 0011
+02 = 0000 0010
AL = 0000 0101

+
Perhatikan, bit paling kiri bernilai 0 sehingga menunjukkan bilangan
itu +.
 Hasil pemrosesan tidak nol (NZ=NO ZERO)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Hasil pemrosesesan TIDAK ada auxiliary carry (NA=No Auxiliary Carry):
Perhatikan C4 diatas! C4 adalah Auxiliary Carry. Karena C4=0 berarti
tidak ada auxiliary carry. Sebaliknya jika C4=1, berarti ada auxiliary
carry.
 Hasil pemrosesan berparitas genap (PE=parity even): Perhatikan hasil
AL = 0000 0101, karena jumlah “1” nya genap maka hasil itu berparitas
genap.
 Hasil pemrosesan tidak ada carry out (NC=NO Carry), karena Cout=0.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
MEMORI
Melihat isi memori pada alamat 100:
-D100 diikuti enter
Misal jika kita menulis program assembly:
MOV AL,3
ADD AL,2
maka DEBUG akan mengubahnya menjadi kode-kode mesin dalam format
heksadesimal menjadi: B0 03
MOV AL,3 04 02
ADD AL,2 Ini adalah kode-kode mesin (format mesin)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Dengan menggunakan perintah D, akan ditampilkan:

Hal itu menunjukkan kode B0 disimpan dialamat 100, kode 03 dialamat 101,
kode 04 dialamat 102, dan kode 02 dialamat 103.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Untuk melihat isi register sebelum perintah-perintah itu dijalankan gunakan
perintah R. Jika kedua perintah tersebut dijalankan baris per baris dengan
perintahT, maka:

terlihat mula-mula IP=100 (alamat awal program, dibuat otomatis oleh


DEBUG), setelah baris 1 dijalankan IP=102 (alamat instruksi ke 2). Jadi IP
berisi alamat instruksi berikutnya yang akan dilaksanakan.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
TUGAS 1:
Tulislah program assembly 8086 menggunakan aplikasi DEBUG untuk
menjumlahkan bilangan heksadesimal:
23+51, 23+(-51), 23-23, dan 23+7F.
Amati setiap baris program dijalankan.
Lakukan analisis terhadap isi register bendera dari setiap proses yang
dilakukan.
Kata kunci yang digunakan adalah MOV dan ADD, serta akumulator AL.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
TUGAS 2:
Susun program assembly dengan DEBUG:
MOV AL,12
ADD AL,35
SUB AL,40
Susunlah memori yang menunjukkan kode-kode mesin untuk instruksi-
instruksi tersebut disimpan!
Berapa isi IP untuk setiap baris selesai dijalankan?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
(ADDRESSING MODE)
KELUARGA PROSESOR 8086

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 21
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan
Pada Mikroprosesor Keluarga 8086
 Merupakan cara memberikan perintah transfer atau pemindahan data dari
lokasi satu ke lokasi lainnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Segera


(Immediate Addressing)
Yaitu mode pengalamatan yang digunakan untuk mengisi suatu register
dengan data.
Bentuk:
MOV AL, 5 Immediate Addressing

TUJUAN: SUMBER: DATA


REGISTER /
AKUMULATOR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Segera


(Immediate Addressing)
Contoh:
MOV AX, A1B2
MOV BL, 03
MOV BP, 1234
 Register yang dapat di isi data dengan mode pengalamatan segera:
AX, BX, CX, DX, AL, AH, BL, BH, CL, CH, DL, DH, BP, SP, SI, DI.
 Register segmen tidak dapat diisi dengan mode pengalamatan segera.
 Alamat memori juga tidak dapat diisi secara immediate.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Register


(Register Addressing)
Yaitu mode pengalamatan yang digunakan untuk mentransfer data (byte /
word) dari register sumber ke register tujuan.
Bentuk:
MOV AL, BL

TUJUAN: SUMBER:
REGISTER REGISTER

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Register


(Register Addressing)
Contoh:
MOV AL, BL
MOV AX, CX
MOV CS, AX
MOV CS, DS  tidak diijinkan karena segment to segment.
MOV BL, BX  tidak dijinkan karena berbeda ukuran (mixed size).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Register


(Register Addressing)
Susun perintah untuk mengisi register segmen DS dengan data 1234
heksadesimal!
Jawab:
MOV AX, 1234  immediate addressing
MOV DS, AX  register addressing

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Yaitu mode pengalamatan untuk mentransfer data antar memori dan register.
Bentuk 1:
MOV AL, [0120]

TUJUAN: SUMBER:
REGISTER ALAMAT RELATIF MEMORI

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Contoh Bentuk 1:
Susun instruksi assembly untuk memindahkan isi alamat 10120
heksadesimal ke register AL, isi alamat 10150 heksadesimal ke register BL,
dan isi alamat 10160 heksadesimal ke register CL. Anggap segment base
1000 tersimpan pada register DS.
Jawab:
MOV AX, 1000  immediate addressing
MOV DS, AX  register addressing
MOV AL, [0120]  direct addressing
MOV BL, [0150]  direct addressing
MOV CL, [0160]  direct addressing

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Bentuk 2:
MOV [0120], AL

TUJUAN: SUMBER:
ALAMAT REGISTER
MEMORI

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Contoh Bentuk 2:
Susun instruksi untuk mengisi alamat 10120 dengan data 5 heksadesimal.
Anggap segment base yang digunakan adalah 1000 tersimpan dalam DS.
Jawab:
MOV AX, 1000  immediate addressing
MOV DS, AX  register addressing
MOV AL, 5  immediate addressing
MOV [0120], AL  direct addressing

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Tak Langsung


(Indirect Addressing)
 Merupakan mode pengalamatan untuk mentransfer DATA/byte/word antar
register dan lokasi yang alamatnya ditunjukkan oleh isi suatu register.
Contoh :
MOV [BX], AX  Pindahkan isi register AX ke dalam alamat
memori yang ditunjukkan oleh isi register BX.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Tak Langsung


(Indirect Addressing)
Contoh permasalahan:
Susunlah intruksi ke dalam bahasa assembly untuk memindahkan data A1B2
yang ada di register AX ke alamat fisik memori 20300 heksadesimal
menggunakan mode pengalamatan register indirect, anggap segment yang
digunakan adalah DS = 2000 dan alamat relatif yang menunjukkan alamat
memori disimpan di register BX.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Tak Langsung


(Indirect Addressing)
Jawab:
DS : IP = 20300  alamat fisik
DS = 20000  alamat awal DS
IP = 0300
Intruksi yang digunakan DIRECT:
MOV AX, 2000 MOV AX, 2000
MOV DS, AX MOV DS, AX
MOV BX, 0300 MOV AX, A1B2
MOV AX, A1B2 MOV [0300], AX
MOV [BX], AX

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Base Plus Index Addressing


Yaitu mode pengalamatan yang digunakan untuk mentransfer byte/word
antar register dan memori yang alamatnya ditunjukkan oleh jumlah register
base dan index.
Bentuk 1: MOV [BX + SI], AX
Bentuk 2: MOV AX,[BX+SI]

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Register Relative Addressing


Yaitu mode pengalamatan untuk tranfer byte/word antar register dan memori
yang alamatnya ditunjukkan oleh isi suatu register dan jaraknya (displacement).
Contoh:
MOV [BX + 4], AX

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Register Relative Addressing


Contoh permasalahan:
Susun intruksi dalam bahasa assembly untuk memindahkan data A1B2 dari
akumulator AX ke alamat memori 20304 H dengan menggunakan register
relative addressing, anggap segmen yang digunakan DS : 2000 dan
displacement 4.
DS : IP = 20304
DS = 20000
IP = 0304

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Register Relative Addressing


Instruksi yang digunakan
MOV AX, 2000
MOV DS, AX
MOV BX, 0300
MOV AX, A1B2
MOV [BX + 4], AX

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Base Relative Plus Index Addressing


Merupakan mode pengalamatan yang digunakan untuk mentransfer
byte/word antar register dan memori yang alamatnya ditunjukkan oleh
suatu register base dan register index ditambah displacement nya.
Contoh:
MOV AX, [BX + DI + 4]

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Tugas 1:
Susun instruksi untuk mengisi alamat 20150 heksadesimal dengan data 5,
dan alamat 20160 heksadesimal dengan data 2. Isi kedua alamat tersebut
dijumlahkan dan hasilnya disimpan di alamat 20170 heksadesimal. Anggap
segment base yang digunakan adalah 2000 tersimpan dengan DS. Gunakan
program DEBUG untuk menguji program anda, tunjukkan dengan peta
memori dan register bahwa program telah berjalan dengan baik.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Base Plus Index Addressing


Tugas 2:
Susun intruksi dalam bahasa assembly untuk memindahkan isi akumulator AX
yakni A1B2 ke alamat memori 10500 heksadesimal dengan menggunakan
mode pengalamatan base plus index, anggap segmen yang digunakan DS =
1000 dan register indeks yang digunakan SI = 300.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PENDAHULUAN

Dosen: Muhammad Andang Novianta, S.T., M.T

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tujuan:
Agar mahasiswa memiliki kemampuan merancang dan mengelola
hardware serta sistem software pada komputer

Silabus Singkat:
 Struktur Komputer Dasar
 Sistem Bilangan dan Sistem Kode
 Fungsi-fungsi IC Digital
 Unit Memori
 Transfer Register
 Rangkaian ALU (Arithmatic Logic Unit)
 Organisasi Prosesor
 Interkoneksi Bus
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Daftar Pustaka
 Malvino, A.P and Brown J.A. Digital Computer Electronics. Lake
Forest; Gelncoe Division of Macmillan/McGraw-Hill School
Publishing Company.
 Mano, M. M. 1992. Computer System Architecture (3rd edition).
Englewood Cliff: Prentice Hall, Inc.
 Muchlas. 2005. Rangkaian Digital. Yogyakarta: Gava Media.
 Murdocca, M. and Heuring, V. P. 1999. Principles of Computer
Architecture. Englewood Cliff: Prentice Hall, Inc.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Penilaian
A. Komposisi Penilaian
Aspek Penilaian Prosentase
Ujian Akhir Semester 20 %
Ujian Tengah Semester 20 %
Tugas Mandiri 50 %
Presensi dan Partisipasi di Kelas 10 %
Total 100 %

B. Ketentuan lain yang harus dipenuhi


1. Kehadiran kuliah mahasiswa minimal 75% dari total tatap muka,
sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti UAS.
2. Seluruh tugas harus dikumpulkan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tools
 DSCH2
Program Simulator Rangkaian Digital

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

STRUKTUR KOMPUTER
DASAR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Arsitektur von Neuman


Arsitektur von Neumann (mesin Von Neumann) adalah
arsitektur yang diciptakan oleh John von Neumann
(1903-1957). Arsitektur ini digunakan oleh hampir
semua komputer saat ini, sehingga dapat dikatakan
bahwa mesin Von Neumann merupakan landasan
pengembangan arsitektur komputer modern.
Arsitektur Von Neumann menggambarkan komputer
dengan empat bagian utama yaitu: Unit aritmatika dan
logis (ALU), unit kontrol, unit memori, dan alat
masukan dan hasil (secara kolektif dinamakan I/O).
Dimana bagian-bagian ini dihubungkan oleh berkas
kawat yang disebut ”Bus”.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Sistem Komputer
• Istilah komputer berasal dari bahasa
Latin “Computare” yang berarti
menghitung.
• Komputer adalah alat pengolah data
elektronik yang bekerja dan dikontrol
oleh sekumpulan instruksi (program)
(Blissmer, 1985).
• Sistem komputer adalah kumpulan
elemen-elemen yaitu manusia,
perangkat keras, dan perangkat lunak
yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan yaitu mendapatkan
informasi yang berguna, kemudahan
dalam bekerja, kecepatan dan tujuan
lainnya.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Komponen Dasar Komputer


• Unit Masukan (Input), yaitu perangkat yang memungkinkan pengguna
memasukkan data/perintah ke dalam komputer. Contoh yang termasuk dalam
unit masukan adalah: keyboard, mouse, joystick, dan digitizer.
• Unit Keluaran (Output), yaitu perangkat yang memungkinkan pengguna
menerima informasi hasil pemrosesan oleh komputer. Contoh perangkat yang
termasuk dalam unit keluaran adalah: monitor, dan printer.
• Unit Memori Utama (Main Memory), yaitu perangkat yang digunakan untuk
menyimpan data, program, dan informasi hasil pemrosesan komputer pada saat
pemrosesan.
• Unit Pemrosesan Pusat (Central Processing Unit), yaitu bagian yang digunakan
untuk memproses data, program, dan informasi pada komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Komponen Dasar Komputer


• Ada dua bagian penting dalam CPU yaitu:
1. Arithmetic and Logical Unit (ALU) dan
2. Control Unit.
• Banyak orang menyebutkan ALU adalah jantung dari sebuah komputer. ALU
bertanggung jawab pada dua operasi dasar yaitu operasi aritmatik dan
perbandingan. Sedangkan Control Unit bertanggung jawab untuk
menkoordinasi semua aktivitas unit-unit lain, misalnya bagaimana keyboard
dapat dikenali dan bekerja sebagai unit input yang dimengerti aktivitasnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


Memori
Mikroprosesor
ACC ADDRESS

PC Data 2
Data Data 1
IR
Instruksi 3
Control Instruksi 2
Instruksi 1
• ACC : register accumulator
• PC : register Program Counter
• IR : register instruksi (instruction register)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


 Banyak komponen elektronik yang terdapat
pada komputer, merupakan integrated circuits
(ICs).

• DIP (dual in-line pins) yang paling banyak


dipakai. DIP memuat rangkaian spesial.

• Bentuk lain IC adalah DIMM (dual in-line


Memory Modules), digunakan pada RAM
(Random Access Memory).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


 Dapat digunakan untuk ROM (read-only
memory), BIOS (basic input/output system).

• Masih adalagi IC, adalah PGA (pin-grid


array) chip kemasan persegi yang
digunakan untuk rangkaian processing.

• Kemasan processor yang agak lebih besar


adalah SEC (single edge contact) cartridge
dari Pentium III.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Organisasi Komputer Dasar


• Isi dalam sebuah IC dibandingkan
dengan jari tangan kita.

• Di dalam chip IC terdapat jutaan


transistors, resistors, dan komponen
elektronik lainnya

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer


• Perangkat keras adalah semua bagian fisik komputer.
• Perangkat keras dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang
beroperasi di dalamnya, dan perangkat lunak yang menyediakan instruksi buat
perangkat keras untuk menyelesaikan tugasnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer

Display

Exspansion Cards
Mother Board
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer

Central Processing Unit


Main Memory
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer


Optical Disc Drive

Power Supply

Secondary Storage
(Hard Disk)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Keras Komputer

Keyboard Mouse
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 41
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Perangkat Lunak Komputer


• Perangkat lunak/piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi
sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras.
• Ada banyak model penggolongan perangkat lunak, namun secara umum
perangkat lunak dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. System Software.
2. Programming Software.
3. Application Software.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Sistem Perangkat Lunak Komputer


• System Software adalah perangkat lunak yang digunakan untuk membantu
menjalankan perangkat keras dan sistem komputer.
• System Software bertujuan untuk membatasi semaksimal mungkin
programmer aplikasi dari kompleksitas sebuah komputer, terutama yang
berhubungan dengan akses memori dan perangkat keras secara langsung.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Programing Perangkat Lunak Komputer


• Programming Software adalah perangkat lunak yang menyediakan alat bantu
atau fungsi yang dapat membantu programmer dalam membuat program
komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Aplikasi Perangkat Lunak Komputer


• Application Software adalah perangkat lunak yang digunakan membantu
manusia mengerjakan tugas-tugas tertentu (kadang tidak berhubungan dengan
komputer).
• Tipe-tipe application software antara lain, perangkat lunak otomatisasi
industri, perangkat lunak bisnis, perangkat lunak pendidikan, perangkat lunak
software, database, dan game komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Aplikasi Perangkat Lunak Komputer

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Format Instruksi
KARAKTERISTIK DAN FUNGSI SET INSTRUKSI
 Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau
dijalankannya. Instruksi ini sering disebut sebagai instruksi mesin (machine
instructions) atau instruksi komputer (computer instructions).
 Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat dijalankan oleh CPU
disebut set Instruksi (Instruction Set).

ELEMEN-ELEMEN DARI INSTRUKSI MESIN (SET INSTRUKSI)


 Operation Code (opcode) : menentukan operasi yang akan dilaksanakan.
 Source Operand Reference : merupakan input bagi operasi yang akan
dilaksanakan.
 Result Operand Reference : merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan.
 Next instruction Reference : memberitahu CPU untuk mengambil (fetch) instruksi
berikutnya setelah instruksi yang dijalankan selesai.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Format Instruksi
JENIS INSTRUKSI

1. Data processing : Arithmetic dan Logic Instructions.


2. Data storage : Memory instructions.
3. Data Movement : I/O instructions.
4. Control : Test and branch instructions.

Suatu instruksi terdiri dari beberapa field yang sesuai dengan elemen dalam
instruksi tersebut. Layout dari suatu instruksi sering disebut sebagai Format
Instruksi (Instruction Format).

OPCODE OPERAND OPERAND


REFERENCE REFERENCE

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Jenis-Jenis Operand
 Addresses (akan dibahas pada addressing modes).
 Numbers : - Integer or fixed point.
- Floating point.
- Decimal (BCD).
 Characters : - ASCII.
- EBCDIC.
 Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Desain Set Instruksi


 Desain set instruksi merupakan masalah yang sangat komplek yang melibatkan
banyak aspek, diantaranya adalah:
1. Kelengkapan set instruksi.
2. Ortogonalitas (sifat independensi instruksi).
3. Kompatibilitas : Source code compatibility dan Object code Compatibility

 Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai berikut:


1. Operation Repertoire : Berapa banyak dan operasi apa saja yang disediakan,
dan berapa sulit operasinya.
2. Data Types : tipe/jenis data yang dapat olah.
Instruction Format : panjangnya, banyaknya alamat, dsb.
3. Register : Banyaknya register yang dapat digunakan.
4. Addressing : Mode pengalamatan untuk operand.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Data
• Menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan.
• Lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas
daripada stack.
• Menetapkan panjang data yang dipindahkan.
• Menetapkan mode pengalamatan.

Tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah :


a. Memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
b. Apabila memori dilibatkan :
 Menetapkan alamat memori.
 Menjalankan transformasi alamat memori virtual ke alamat memori
aktual.
 Mengawali pembacaan / penulisan memori

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 31 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Data
Operasi set instruksi untuk transfer data :
 MOVE : memindahkan word atau blok dari sumber ke tujuan
 STORE : memindahkan word dari prosesor ke memori.
 LOAD : memindahkan word dari memori ke prosesor.
 EXCHANGE : menukar isi sumber ke tujuan.
 CLEAR / RESET : memindahkan word 0 ke tujuan.
 SET : memindahkan word 1 ke tujuan.
 PUSH : memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack.
 POP : memindahkan word dari bagian paling atas sumber

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 32 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Aritmatika
Tindakan CPU untuk melakukan operasi arithmetic :
1. Transfer data sebelum atau sesudah.
2. Melakukan fungsi dalam ALU.
3. Menset kode-kode kondisi dan flag.

Operasi set instruksi untuk arithmetic :


1. ADD : penjumlahan 5. ABSOLUTE
2. SUBTRACT : pengurangan 6. NEGATIVE
3. MULTIPLY : perkalian 7. DECREMENT
4. DIVIDE : pembagian 8. INCREMENT
Nomor 5 sampai 8 merupakan instruksi operand tunggal.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 33 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Logika
Tindakan CPU sama dengan arithmetic,

Operasi set instruksi untuk operasi logical :


1. AND, OR, NOT, EXOR
2. COMPARE : melakukan perbandingan logika.
3. TEST : menguji kondisi tertentu.
4. SHIFT : operand menggeser ke kiri atau kanan menyebabkan konstanta
pada ujung bit.
5. ROTATE : operand menggeser ke kiri atau ke kanan dengan ujung yang
terjalin.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 34 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Konversi
 Tindakan CPU sama dengan arithmetic dan logical.
 Instruksi yang mengubah format instruksi yang beroperasi terhadap format
data.
 Misalnya pengubahan bilangan desimal menjadi bilangan biner.

Operasi set instruksi untuk conversi :


1. TRANSLATE : menterjemahkan nilai-nilai dalam suatu bagian memori
berdasarkan tabel korespodensi.
2. CONVERT : mengkonversi isi suatu word dari suatu bentuk ke bentuk
lainnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 35 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Operasi Input / Output


Tindakan CPU untuk melakukan INPUT /OUTPUT :
1. Apabila memory mapped I/O maka menentukan alamat memory mapped.
2. Mengawali perintah ke modul I/O.

Operasi set instruksi Input / Output :


1. INPUT : memindahkan data dari pernagkat I/O tertentu ke tujuan.
2. OUTPUT : memindahkan data dari sumber tertentu ke perangkat I/O.
3. START I/O : memindahkan instruksi ke prosesor I/O untuk mengawali
operasi I/O.
4. TEST I/O : memindahkan informasi dari sistem I/O ke tujuan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 36 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Control
Tindakan CPU untuk transfer control :
 Mengupdate program counter untuk subrutin, call / return.

Operasi set instruksi untuk transfer control :


1. JUMP (cabang) : pemindahan tidak bersyarat dan memuat PC dengan alamat
tertentu.
2. JUMP BERSYARAT : menguji persyaratan tertentu dan memuat PC dengan
alamat tertentu atau tidak melakukan apa tergantung dari persyaratan.
3. JUMP SUBRUTIN : melompat ke alamat tertentu.
4. RETURN : mengganti isi PC dan register lainnya yang berasal dari lokasi
tertentu.
5. EXECUTE : mengambil operand dari lokasi tertentu dan mengeksekusi sebagai
instruksi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 37 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Transfer Control
6. SKIP : menambah PC sehingga melompati instruksi berikutnya.
7. SKIP BERSYARAT : melompat atau tidak melakukan apa-apa berdasarkan pada
persyaratan.
8. HALT : menghentikan eksekusi program.
9. WAIT (HOLD) : melanjutkan eksekusi pada saat persyaratan dipenuhi.
10. NO OPERATION : tidak ada operasi yang dilakukan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 38 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Control System
 Hanya dapat dieksekusi ketika prosesor berada dalam keadaan khusus tertentu
atau sedang mengeksekusi suatu program yang berada dalam area khusus,
biasanya digunakan dalam sistem operasi.
 Contoh : membaca atau mengubah register kontrol.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 39 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Jumlah Alamat
 Salah satu cara tradisional untuk menggambarkan arsitektur prosessor adalah
dengan melihat jumlah alamat yang terkandung dalam setiap instruksinya.

Jumlah alamat maksimum yang mungkin diperlukan sebuah instruksi :


1. Empat alamat (dua operand, satu hasil, satu untuk alamat instruksi
berikutnya).
2. Tiga alamat (dua operand, satu hasil).
3. Dua alamat (satu operand merangkap hasil, satunya lagi operand).
4. Satu alamat (menggunakan accumulator untuk menyimpan operand dan
hasilnya).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 40 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 1
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 41
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tugas / Soal Latihan


1. Sebutkan dan jelaskan pengelompokan pada sistem perangkat lunak.
2. Apa saja elemen-elemen dari instruksi mesin.
3. Aspek-aspek apa saja untuk mendesain suatu set instruksi.
4. Jelaskan bagaimana teknik pengalamatan sebuah prosesor dalam mengatasi
keterbatasan set instruksi.
5. Jelaskan sistem interkoneksi bus pada mikrokomputer dan fungsi dari bus
tersebut.
6. Sebutkan dan jelaskan struktur komponen dasar dari sebuah komputer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 41 Dari : 41


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
(ADDRESSING MODE)
KELUARGA PROSESOR 8086

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 21
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan
Pada Mikroprosesor Keluarga 8086
 Merupakan cara memberikan perintah transfer atau pemindahan data dari
lokasi satu ke lokasi lainnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Segera


(Immediate Addressing)
Yaitu mode pengalamatan yang digunakan untuk mengisi suatu register
dengan data.
Bentuk:
MOV AL, 5 Immediate Addressing

TUJUAN: SUMBER: DATA


REGISTER /
AKUMULATOR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Segera


(Immediate Addressing)
Contoh:
MOV AX, A1B2
MOV BL, 03
MOV BP, 1234
 Register yang dapat di isi data dengan mode pengalamatan segera:
AX, BX, CX, DX, AL, AH, BL, BH, CL, CH, DL, DH, BP, SP, SI, DI.
 Register segmen tidak dapat diisi dengan mode pengalamatan segera.
 Alamat memori juga tidak dapat diisi secara immediate.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Register


(Register Addressing)
Yaitu mode pengalamatan yang digunakan untuk mentransfer data (byte /
word) dari register sumber ke register tujuan.
Bentuk:
MOV AL, BL

TUJUAN: SUMBER:
REGISTER REGISTER

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Register


(Register Addressing)
Contoh:
MOV AL, BL
MOV AX, CX
MOV CS, AX
MOV CS, DS  tidak diijinkan karena segment to segment.
MOV BL, BX  tidak dijinkan karena berbeda ukuran (mixed size).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Register


(Register Addressing)
Susun perintah untuk mengisi register segmen DS dengan data 1234
heksadesimal!
Jawab:
MOV AX, 1234  immediate addressing
MOV DS, AX  register addressing

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Yaitu mode pengalamatan untuk mentransfer data antar memori dan register.
Bentuk 1:
MOV AL, [0120]

TUJUAN: SUMBER:
REGISTER ALAMAT RELATIF MEMORI

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Contoh Bentuk 1:
Susun instruksi assembly untuk memindahkan isi alamat 10120
heksadesimal ke register AL, isi alamat 10150 heksadesimal ke register BL,
dan isi alamat 10160 heksadesimal ke register CL. Anggap segment base
1000 tersimpan pada register DS.
Jawab:
MOV AX, 1000  immediate addressing
MOV DS, AX  register addressing
MOV AL, [0120]  direct addressing
MOV BL, [0150]  direct addressing
MOV CL, [0160]  direct addressing

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Bentuk 2:
MOV [0120], AL

TUJUAN: SUMBER:
ALAMAT REGISTER
MEMORI

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Contoh Bentuk 2:
Susun instruksi untuk mengisi alamat 10120 dengan data 5 heksadesimal.
Anggap segment base yang digunakan adalah 1000 tersimpan dalam DS.
Jawab:
MOV AX, 1000  immediate addressing
MOV DS, AX  register addressing
MOV AL, 5  immediate addressing
MOV [0120], AL  direct addressing

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Tak Langsung


(Indirect Addressing)
 Merupakan mode pengalamatan untuk mentransfer DATA/byte/word antar
register dan lokasi yang alamatnya ditunjukkan oleh isi suatu register.
Contoh :
MOV [BX], AX  Pindahkan isi register AX ke dalam alamat
memori yang ditunjukkan oleh isi register BX.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Tak Langsung


(Indirect Addressing)
Contoh permasalahan:
Susunlah intruksi ke dalam bahasa assembly untuk memindahkan data A1B2
yang ada di register AX ke alamat fisik memori 20300 heksadesimal
menggunakan mode pengalamatan register indirect, anggap segment yang
digunakan adalah DS = 2000 dan alamat relatif yang menunjukkan alamat
memori disimpan di register BX.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Tak Langsung


(Indirect Addressing)
Jawab:
DS : IP = 20300  alamat fisik
DS = 20000  alamat awal DS
IP = 0300
Intruksi yang digunakan DIRECT:
MOV AX, 2000 MOV AX, 2000
MOV DS, AX MOV DS, AX
MOV BX, 0300 MOV AX, A1B2
MOV AX, A1B2 MOV [0300], AX
MOV [BX], AX

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Base Plus Index Addressing


Yaitu mode pengalamatan yang digunakan untuk mentransfer byte/word
antar register dan memori yang alamatnya ditunjukkan oleh jumlah register
base dan index.
Bentuk 1: MOV [BX + SI], AX
Bentuk 2: MOV AX,[BX+SI]

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Register Relative Addressing


Yaitu mode pengalamatan untuk tranfer byte/word antar register dan memori
yang alamatnya ditunjukkan oleh isi suatu register dan jaraknya (displacement).
Contoh:
MOV [BX + 4], AX

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Register Relative Addressing


Contoh permasalahan:
Susun intruksi dalam bahasa assembly untuk memindahkan data A1B2 dari
akumulator AX ke alamat memori 20304 H dengan menggunakan register
relative addressing, anggap segmen yang digunakan DS : 2000 dan
displacement 4.
DS : IP = 20304
DS = 20000
IP = 0304

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Register Relative Addressing


Instruksi yang digunakan
MOV AX, 2000
MOV DS, AX
MOV BX, 0300
MOV AX, A1B2
MOV [BX + 4], AX

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Base Relative Plus Index Addressing


Merupakan mode pengalamatan yang digunakan untuk mentransfer
byte/word antar register dan memori yang alamatnya ditunjukkan oleh
suatu register base dan register index ditambah displacement nya.
Contoh:
MOV AX, [BX + DI + 4]

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Mode Pengalamatan Langsung


(Direct Addressing)
Tugas 1:
Susun instruksi untuk mengisi alamat 20150 heksadesimal dengan data 5,
dan alamat 20160 heksadesimal dengan data 2. Isi kedua alamat tersebut
dijumlahkan dan hasilnya disimpan di alamat 20170 heksadesimal. Anggap
segment base yang digunakan adalah 2000 tersimpan dengan DS. Gunakan
program DEBUG untuk menguji program anda, tunjukkan dengan peta
memori dan register bahwa program telah berjalan dengan baik.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 14
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 21
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Base Plus Index Addressing


Tugas 2:
Susun intruksi dalam bahasa assembly untuk memindahkan isi akumulator AX
yakni A1B2 ke alamat memori 10500 heksadesimal dengan menggunakan
mode pengalamatan base plus index, anggap segmen yang digunakan DS =
1000 dan register indeks yang digunakan SI = 300.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 21


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
Sistem bilangan sangat diperlukan dalam proses pengolahan data, pengukuran,
monitoring, perekaman dan manipulasi data, yang kesemuanya itu disajikan
dalam besaran digital.

Pada rangkaian logika, terdapat 4 sistem bilangan yang digunakan, yaitu:


1. Sistem Bilangan “BINER”

2. Sistem Bilangan “OKTAL”

3. Sistem Bilangan “DESIMAL”

4. Sistem Bilangan “HEKSADESIMAL”

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
1. Sistem Bilangan “BINER”
Sistem bilangan yang berbasis 2, karena mempunyai dua buah simbol (0 dan 1).
Sistem bilangan biner “1” yaitu tegangan 5 volt atau untuk nilai tinggi dan
bilangan biner “0” yaitu tegangan 0 volt atau untuk nilai rendah. Sistem bilangan
ini digunakan untuk rangkaian digital. Digit paling kanan memiliki faktor 20 dan
digit paling kiri memiliki faktor 2n.

2. Sistem Bilangan “OKTAL”

Sistem bilangan yang berbasis 8, karena mempunyai delapan buah simbol (0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7). Sistem bilangan ini sering digunakan oleh perusahaan komputer
yang menggunakan kode 3 bit untuk menunjukkan instruksi atau operasi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
3. Sistem Bilangan “DESIMAL”
Sistem bilangan yang berbasis 10, karena mempunyai sepuluh buah simbol (0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9), angka-angka ini mewakili bilangan desimal berapapun
nilainya, misal bilangan desimal 5 digit maka digit paling kanan memiliki faktor
100 dan digit paling kiri memiliki faktor 104.

4. Sistem Bilangan “HEKSADESIMAL”


Sistem bilangan heksa desimal sama dengan sistem bilangan oktal, tetapi
menggunakan 16 macam simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E,
dan F.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BILANGAN
Beberapa perusahaan komputer mengorganisasikan memori utama ke dalam
satuan yang terdiri dari 8 bit. Masing-masing byte digunakan untuk menyimpan
suatu karakter alfanumerik yang dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing
terdiri dari 4 bit.
High-order nibble adalah istilah untuk 4 bit pertama, dan Low-order nibble adalah
istilah untuk 4 bit kedua.
Terdapat 16 kemungkinan kombinasi yang menggunakan 4 bit sehingga diperlukan
sistem bilangan yang berbasis 16.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


1. Konversi sistem bilangan “BINER” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “BINER” ke “OKTAL”
Diambil tiga digit mulai dari kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan digit paling
kanan memiliki faktor 20 (penjumlahan hanya setiap 3 digit saja).
Contoh: Konversikan bilangan biner 1111 10012 ke bilangan oktal.
Penyelesaian: 0 1 1 1 1 1 0 0 1

3 7 1
Jadi 1111 10012 = 3718

b. Konversi “BINER” ke “DESIMAL”


Dimulai dari digit sebelah kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan digit paling
kanan memiliki faktor 20.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan bilangan biner 01112 ke bilangan desimal.
Penyelesaian: 0 1 1 1 1 x 20 = 1
1 x 21 = 2
1 x 22 = 4
0 x 23 = 0 +
7
Dari contoh diatas, bilangan biner 01112 sama dengan bilangan desimal 7
(dilambangkan dengan 710 sesuai dengan basisnya).

c. Konversi “BINER” ke “HEKSADESIMAL”


Diambil tiap-tiap empat digit mulai dari kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan
digit paling kanan memiliki faktor 20 (penjumlahan hanya setiap 4 digit saja).
Contoh: Konversikan bilangan biner 1011 01102 ke bilangan heksa desimal.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Penyelesaian: 1 0 1 1 0 1 1 0

B 6
Jadi 1011 01102 = B616
2. Konversi sistem bilangan “OKTAL” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “OKTAL” ke “BINER”
Contoh: Konversikan bilangan oktal 6248 ke bilangan biner.
Penyelesaian: 6 2 4

110 010 100


Jadi 6248 = 1 1001 01002
b. Konversi “OKTAL” ke “DESIMAL”
Dimulai dari angka sebelah kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan angka paling
kanan memiliki faktor 80.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan bilangan oktal 3268 ke bilangan desimal.
Penyelesaian: 326 6 x 80 = 6
2 x 81 = 16
3 x 82 = 192 +
21410
Jadi 3268 = 21410
c. Konversi “OKTAL” ke “HEKSADESIMAL”
Untuk pengkonversian oktal ke heksa desimal, akan lebih mudah jika
dilakukan pengkonversian oktal ke biner terlebih dahulu, setelah itu biner
ke heksa desimal.
Contoh: Konversikan bilangan oktal 7038 ke bilangan heksa desimal.
Penyelesaian: 7 0 3

111 000 011


Jadi 7038 = 1 1100 00112 , lalu dikonversikan ke heksadesimal
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Penyelesaian: 0001 1100 0011

1 C 3
Jadi 7038 = 1C316
3. Konversi sistem bilangan “DESIMAL” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “DESIMAL” ke “BINER”
Konversi dari bilangan biner ke desimal atau Pangkat Nilai
sebaliknya digunakan oleh komputer digital untuk
20 1
mempermudah penerjemahan dan pembacaan oleh
21 2
perangkat keras. Untuk pengkonversian digunakan
rumus 2n atau yang dikenal dengan weighting factor 22 4
pangkat 2. 23 8
24 16
25 32

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan 5010 ke biner, pada tabel nampak nilai yang mendekati
ke 50 adalah (25), namun masih di bawah 50 (kurang 18), maka dibutuhkan
lagi 18 nilai yang dapat diperoleh dari 24 dan 21, jadi nilai biner dari 5010
adalah 1100102.
Metode lain yaitu pembagian berturut-turut (successive division), atau
pembagian berulang-ulang terhadap bilangan yang akan dikonversikan.
Contoh: Konversikan 5010 menggunakan metode
successive division ke bilangan biner.
50 : 2 = 25 dengan sisa 0 (LSB)
25 : 2 = 12 dengan sisa 1
12 : 2 = 6 dengan sisa 0
6 :2= 3 dengan sisa 0
3 :2= 1 dengan sisa 1
1 :2= 0 dengan sisa 1 (MSB)
Jadi 5010 = 1100102
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Sisa pembagian pertama adalah 0 dan merupakan bit terrendah atau LSB (Least
Significant Bit), dan sisa pembagian terakhir adalah 1 merupakan bit tertinggi
atau MSB (Most Significant Bit).
b. Konversi “DESIMAL” ke “OKTAL”
Pengkonversian ini menggunakan metode pembagian berulang-ulang terhadap
bilangan yang akan dikonversikan.
Contoh: Konversikan bilangan 9810 ke bilangan oktal.
98 : 8 = 12 dengan sisa 2
12 : 8 = 1 dengan sisa 4
1 :8= 0 dengan sisa 1
Jadi 9810 = 1428
c. Konversi “DESIMAL” ke “HEKSADESIMAL”
Pengkonversian ini menggunakan metode pembagian berulang-ulang terhadap
bilangan yang akan dikonversikan.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


Contoh: Konversikan 124310 ke bilangan heksa desimal.
1243 : 16 = 77 dengan sisa 11 B
77 : 16 = 4 dengan sisa 13 D
4 : 16 = 0 dengan sisa 4 4
Jadi 124310 = 4DB16
4. Konversi sistem bilangan “Heksa DESIMAL” ke sistem bilangan lainnya.
a. Konversi “HEKSA DESIMAL” ke “BINER”
Contoh: Konversikan bilangan heksa desimal E816 ke bilangan biner.
Penyelesaian: E 8

1110 1000
Jadi E816 = 1110 10002

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


b. Konversi “HEKSA DESIMAL” ke “OKTAL”
Untuk pengkonversian heksa desimal ke oktal, akan lebih mudah jika dilakukan
pengkonversian heksa desimal ke biner terlebih dahulu, setelah itu biner ke
oktal.
Contoh: Konversikan bilangan 5C316 ke bilangan oktal.
Penyelesaian: 5 C 3

0101 1100 0011


Jadi 5C316 = 0101 1100 00112 , lalu dikonversikan ke oktal.
Penyelesaian: 010 111 000 011

2 7 0 3
Jadi 5C316 = 27038
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI ANTAR SISTEM BILANGAN


c. Konversi “HEKSA DESIMAL” ke “DESIMAL”
Dimulai dari angka sebelah kanan, lalu dijumlahkan berdasarkan angka paling
kanan memiliki faktor 160.
Contoh: Konversikan bilangan 3C716 ke bilangan desimal.
Penyelesaian: 3C7 7 x 160 = 7
C x 161 = 192
3 x 162 = 768 +
96710
Jadi 3C716 = 96710

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM BINARY CODE DESIMAL (BCD)


Sistem BCD digunakan untuk menampilkan digit desimal sebagai kode biner 4 bit.
Kode ini berguna untuk menampilkan angka numerik dari 0 sampai 9 seperti pada
jam digital atau voltmeter. Untuk mengubah nilai BCD ke biner, ubah tiap digit
desimal ke 4 bit biner.
Contoh soal:
1. Konversikan bilangan desimal 68310 ke nilai BCDnya.
Penyelesaian: 6 8 3

0110 1000 0011


Jadi 68310 = 0110 1000 0011BCD
2. Konversikan bilangan 1001 0101 0111BCD ke nilai desimal.
Penyelesaian: 1001 0101 0111

9 5 7
Jadi 1001 0101 0111 BCD = 95710
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

Tabel disamping merupakan Desimal Biner Oktal Heksadesimal BCD

perbandingan sistem bilangan


0 0000 0000 00 00 0000 0000

1 0000 0001 01 01 0000 0001

yang biasanya digunakan dalam 2 0000 0010 02 02 0000 0010

sistem komputer dan elektronika 3 0000 0011 03 03 0000 0011

digital.
4 0000 0100 04 04 0000 0100

5 0000 0101 05 05 0000 0101

6 0000 0110 06 06 0000 0110

7 0000 0111 07 07 0000 0111

8 0000 1000 10 08 0000 1000

9 0000 1001 11 09 0000 1001

10 0000 1010 12 0A 0001 0000

11 0000 1011 13 0B 0001 0001

12 0000 1100 14 0C 0001 0010

13 0000 1101 15 0D 0001 0011

14 0000 1110 16 0E 0001 0100

15 0000 1111 17 0F 0001 0101

16 0001 0000 20 10 0001 0110

17 0001 0001 21 11 0001 0111

18 0001 0010 22 12 0001 1000

19 0001 0011 23 13 0001 1001

20 0001 0100 24 14 0010 0000

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN DESIMAL


Representasi Bilangan Pecahan Desimal:
(dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di  D

Sehingga suatu bilangan desimal pecahan akan mempunyai nilai:


m1
N  di  10i
in
Contoh: Bilangan 245,21

Koma desimal memisahkan pangkat positif dengan pangkat negatifnya.


Bilangan 245,21 berarti
(2 X 10+2) + (4 X 10+1) + (5 X 100) + (2 X 10-1) + (1 X 10-2)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN BINER


Representasi bilangan biner pecahan:
(dm-1, … di, … , d1, d0, d-1, ... , dn) dengan di  B

Sehingga suatu bilangan biner pecahan akan mempunyai nilai:


m 1
N  bi  2i
i n

Contoh :
101,01 = 1x22 + 0x21 + 1x20 + 0x2-1 + 1x2-2
= 4 + 0 + 1 + 0 + 0,25 = 5,25

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN BINER KE DESIMAL


Contoh Bilangan Bulat:
1010011 = 1 X 26 + 0 X 2 5 + 1 X 24 + 0 X 2 3 + 0 X 2 2 + 1 X 2 1 + 1 X 2 0
= 64 + 0 + 16 + 0 + 0 + 2 + 1
= 83des

Contoh Bilangan Pecahan:


111,01 = 1 X 22 + 1 X 21 + 1 X 20 + 0 X 2-1 + 1 X 2-2
= 4 + 2 + 1 + 0 + 0,25
= 7,25des

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN PECAHAN DESIMAL


KE BINER
Caranya : Kalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 2. Bagian pecahan
dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 2. Langkah ini diulang hingga didapat
hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan bit yang
didapat
Contoh: Konversi 0,75 des ke Biner
0,75 X 2 = 1,50 sisa 1 (MSB)
0,50 X 2 = 1,00 1
0 X 2 = 0,00 0 (LSB)
Jadi 0,75des = 0,110bin

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN OKTAL


Representasi bilangan pecahan oktal :
(om-1, … oi, … , o1, o0, o-1, ... , on) dengan oi  O
Sehingga suatu bilangan oktal pecahan akan mempunyai nilai:
m 1
Z  oi  8i
i n

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN OKTAL KE DESIMAL


Contoh bilangan bulat:
1161okt = 625des
1161okt Berarti :
= 1 X 83 + 1 X 8 2 + 6 X 81 + 1 X 8 0
= 512+64+48+1
= 625des

Contoh bilangan pecahan:


13,6okt = 11,75des
13,6okt Berarti :
= 1 X 81 + 3 X 80 + 6 X 8-1
= 8 + 3 + 0,75
= 11,75des

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE OKTAL


Contoh Bilangan Bulat :
625des = 1161okt
625 / 8 = 78 sisa 1 (LSB)
78 / 8 = 9 6
9/8 =1 1
1/8 =0 1 (MSB)

Contoh Bilangan Pecahan :


0,1des = 0,063….okt
0,1 X 8 = 0,8 sisa 0 (MSB)
0,8 X 8 = 6,4 6
0,4 X 8 = 3,2 3 (LSB)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN OKTAL KE BINER


Konversi bilangan oktal ke biner lebih mudah dibandingkan dengan
konversi bilangan oktal ke desimal. Satu digit oktal dikonversi ke 3 bit biner
Contoh: 1161okt = 001001110001bin
1 1 6 1
001 001 110 001
Contoh: 0,063okt = 0,000110011bin
0 6 3
000 110 011

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN BINER KE OKTAL


Contoh Bilangan Bulat:
1001110001bin = 1161okt
001 001 110 001
1 1 6 1

Contoh Bilangan Pecahan:


0,000110011bin = 0,063okt
000 110 011
0 6 3

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BILANGAN PECAHAN HEKSADESIMAL


Untuk bilangan heksadesimal pecahan, representasi nilainya menjadi
sebagai berikut,
(hm-1, … hi, … , h1, h0, h-1, ... , hn) dengan hi  H
Sehingga suatu bilangan heksadesimal pecahan akan mempunyai
nilai:
m 1
Z  hi  16i
i n

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL KE


DESIMAL
271heks = 625des
271heks
= 2 X 162 + 7 X 161 + 1 X 160
= 512 + 112 + 1
= 625des
0,C heks = 0,75des
0,C heks
= 0 X 160 + 12 X 16-1
= 0 + 0,75
= 0,75des

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN PECAHAN DESIMAL


KE HEKSADESIMAL
Konversi bilangan pecahan desimal ke heksadesimal dilakukan dengan cara
mengalikan suatu bilangan desimal pecahan dengan 16. Bagian pecahan
dari hasil perkalian ini dikalikan dengan 16. Langkah ini diulang hingga
didapat hasil akhir 0. Bagian bulat dari setiap hasil perkalian merupakan
digit yang didapat.
Contoh: 0,75des = 0,Cheks
0,75 X 16 = C

Contoh: 0,1des = 0,19 ...... heks


0,10 X 16 = 1,6 sisa 1 (MSB)
0,60 X 16 = 9,6 9
dst…. (LSB)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN HEKSADESIMAL KE


BINER
Konversi bilangan heksadesimal ke biner lebih mudah dibandingkan konversi
bilangan heksadesimal ke desimal. Satu digit heksadesimal dikonversi ke 4 bit
biner.

Contoh Bilangan Bulat:


271heks = 1001110001bin
2 7 1
0010 0111 0001

Contoh Bilangan Pecahan:


0,19heks = 0,00011001bin
1 9
0001 1001
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KONVERSI BILANGAN BINER KE


HEKSADESIMAL
Untuk bilangan bulat, kelompokkan setiap empat bit biner dari paling kanan,
kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal. Untuk
bilangan pecahan, kelompokkan setiap empat bit biner dari paling kiri,
kemudian konversikan setiap kelompok ke satu digit heksadesimal.

Contoh Bilangan Bulat:


1001110001bin = 271heks
0010 0111 0001
2 7 1
Contoh Bilangan Pecahan:
0,00011001bin = 0,19heks
0001 1001
1 9
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 31 Dari : 32
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 2
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 32
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
A. Konversikan bilangan heksadesimal berikut ke desimal :
1. A7F
2. 56DF
3. 3AB9

B. Konversikan bilangan Biner berikut ke Heksadesimal :


1. 11010
2. 10101011
3. 01011

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 32 Dari : 32


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM KODE

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM KODE
 Data yang diproses dalam sistem digital umumnya
direpresentasikan dengan kode tertentu
 Terdapat beberapa sistem kode :
1) Kode BCD
2) Kode Excess-3 (XS-3)
3) Kode Gray
4) Kode 7 Segment
5) Kode ASCII

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SISTEM KODE
Mengapa Sistem Kode ?
 Sistem Bilangan hanya dapat menyajikan bilangan positif saja

 Sistem Kode dapat menyajikan berbagai macam jenis data


seperti bilangan, simbol, maupun huruf

 Sistem Kode dapat menyajikan bilangan positif maupun


bilangan negatif

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BCD (Binary Coded Desimal)


 Sistem bilangan BCD hampir sama dengan sistem bilangan biner. Pada
sistem bilangan ini, setiap satu digit desimal diwakili oleh empat bit
biner. Sistem bilangan BCD biasanya digunakan untuk keperluan
penampil tujuh segmen (seven-segment), seperti pada jam digital atau
voltmeter.
 Contoh:
625des = 0110 0010 0101BCD
6 2 5
0110 0010 0101

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BCD (Binary Coded Desimal)


Contoh:
011101011000 BCD = 758 10
0111 0101 1000
7 5 8
Contoh kasus :
Umumnya, termometer digital menggunakan BCD untuk
mengemudikan display 3 digit. Berapa banyak BCD yang dibutuhkan
untuk mengemudikan display termometer 3 digit tersebut? Tampilkan
bit untuk temperature 147 derajat!
Dibutuhkan 12 bit, dengan 4 bit untuk masing-masing digit.
Bit yang digunakan untuk menampilkan 147 derajat adalah
0001 0100 0111.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

BCD (Binary Coded Desimal)


Invalid Kode BCD
Kode BCD ditulis menggunakan kode biner 4 bit untuk merepresentasikan
masing-masing digit desimal dari suatu bilangan
Contoh :
5 2 9 Desimal
0101 0010 1001 BCD

Dalam Kode BCD terdapat 6 buah kode yang tidak dapat digunakan
(Invalid Code) yaitu 1010,1011,1100,1101,1110,1111
Sehingga hanya ada 10 buah kode yang valid,yaitu kode-kode untuk
menyajikan bilangan desimal 0 - 9

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE EXCESS-3 (XS-3)


Untuk menyusun kode XS-3 dari suatu bilangan desimal, masing-masing
digit dari suatu bilangan desimal ditambah dengan 3, kemudian hasilnya
dikonversi seperti BCD
Contoh :
Ubah bilangan desimal 12 ke kode XS-3
1 2 Desimal
3+ 3+
4 5
0100 0101 XS-3

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE EXCESS-3 (XS-3)


Invalid Kode XS-3
 Ada 6 kode XS-3 yang tidak dapat digunakan atau Invalid Code,
Yaitu 0000, 0001, 0010, 1101, 1110, dan 1111
 Contoh :
Ubah kode XS-3 0111 0001 1010 ke desimal !
0111 0001 1010 XS-3
7 1 10
3- 3- 3–
4 -2 7 Desimal (invalid)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE GRAY
 Kode Gray biasanya digunakan sebagai data yang menunjukkan posisi
dari suatu poros mesin yang berputar
 Cara mengubah bilangan desimal ke kode Gray:
 Contoh : Ubah bilangan desimal 13 ke kode Gray !
13 Desimal
+ + + abaikan
bawaannya
1 1 0 1

1 0 1 1 kode Gray

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE 7-SEGMENT
 Adalah piranti yang digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk
desimal
 Setiap segment dari peraga 7-segment berupa LED yang susunannya
membentuk suatu konfigurasi tertentu seperti angka 8
 Ada 2 jenis peraga 7-segment :
 Common Cathode, sinyal tinggi (1)-LED nyala
 Common Anodhe, sinyal rendah (0)-LED nyala

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

KODE ASCII
Untuk mendapatkan informasi keluar masuknya data di komputer,
dibutuhkan informasi seluruh alamat huruf dan simbol yang digunakan
untuk pemrosesan data selain perwakilan dari bilangan tersebut. Informasi
ini berupa nama, alamat, dan keterangan yang harus dimasukkan dan
dikeluarkan pada format pembacaan di sistem komputer. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu kode khusus untuk mewakili semua data alfanumeris
(huruf, simbol dan bilangan).
Kode tersebut disebut juga kode ASCII (American Standard Code for
Information Interchange), dinyatakan dalam bit biner. Selain angka dan
huruf, kode ini juga menampung karakter pengendali seperti EOF (End of
File) sebagai tanda akhir file dan EOL (End of Line) sebagai tanda akhir
baris. Kode ini merupakan kode yang paling banyak digunakan untuk
pertukaran informasi. Tujuh bit kode ASCII akan menghasilkan 128 kode
kombinasi yang berbeda.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PEMAHAMAN KODE ASCII


 Singkatan dari American Standard Code for Information Interchange
 Adalah kode biner untuk merepresentasikan bilangan, huruf, dan
simbol, sehingga biasa disebut juga kode Alfanumerik
 Dalam komunikasi data memungkinkan terjadi kesalahan pada
bagian-bagian data. Untuk mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan
tersebut ditambahkan Bit Paritas (Parity Bit) yang ditempatkan
sebagai MSB

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TABEL KODE ASCII


Contoh: Menggunakan tabel ASCII, dapat diperoleh kode ASCII huruf “P”
yaitu 50.
Tabel disamping adalah
nilai heksa desimal
untuk beberapa kode
ASCII 7-bit.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 3
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1) Susunlah ke dalam kode BCD, Gray, dan XS-3 untuk bilangan desimal
17210.
2) Apa yang dimaksud dengan kode salah (invalid code) pada sistem
kode BCD dan XS-3.
3) Tuliskan bilangan biner nama panggilan kamu menggunakan sistem
kode ASCII.
4) Tuliskan kode peraga 7-segmen untuk menampilkan angka 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F sesuai jenis peraganya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL
KOMBINASIONAL

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


1. Komparator
Komparator adalah rangkaian logika yang berfungsi untuk membandingkan
keadaan logika input-inputnya.
Jenis komparator biner terdiri dari:
a). Non-Equality Comparator
adalah rangkaian logika yang memberikan keadaan keluarannya tinggi
jika keadaan masukan-masukannya berbeda. Rangkaian non-equality
comparator dapat diimplementasikan pula dengan gerbang EX-OR,
dengan persamaan logikanya X = A  B
b). Equality Comparator
adalah rangkaian logika yang memberikan keadaan keluarannya tinggi
jika keadaan masukan-masukannya sama. Rangkaian equality
comparator dapat diimplementasikan pula dengan gerbang EX-NOR,
dengan persamaan logikanya X = A  B
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


2. Penjumlah Biner (Adder)
Penjumlah biner merupakan rangkaian logika kombinasi yang berfungsi
melakukan operasi penjumlahan bilangan biner.
Penjumlah biner 1-bit terdiri atas half adder dan full adder.
a). Half Adder
Setengah penambah (half adder) merupakan suatu rangkaian penambah
biner 1-bit atau rangkaian penjumlah yang tidak menyertakan bawaan
sebelumnya (previous carry) pada masukannya.
A A

Half
Adder
B
C0
B
C0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


b). Full Adder
Full adder adalah penjumlah yang menyertakan bawaan sebelumnya
pada inputnya. Rangkaian full adder 1-bit dan simbolnya ditunjukkan
pada gambar berikut ini:

A
B SS = A⊕B⊕Cp A S
Cp
B FA 1-Bit
Cp Cn

Cn = AB+ ACp + BCp


Cn

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


c). Full Adder Paralel
Full adder paralel adalah rangkaian logika yang melakukan proses
penjumlahan data biner n-bit.
A3 A Cn C0 (carry out)
B3 B FA 1-Bit
C0
Cp S S3 A3
A2
A2 A Cn
A1
B2 B FA 1-Bit
A0 S3
Cp S S2 FA Paralel
S2
4-Bit S1
A1 A Cn B3 S0
B1 B FA 1-Bit B2
Cp S S1 B1
B0
Ci
A0 A Cn
B0 B FA 1-Bit
Ci (carry in) Cp S S0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Full adder paralel 4-bit dalam bentuk IC disediakan oleh seri 7483 dan
74283. Spesifikasi pin kedua IC tersebut ditunjukkan oleh gambar berikut ini.

1 16 Vcc 1 16

S1 A3 B3
2 B1 B2 15 2 S2 S3 15

3 A1 A2 14 3 A2 Co 14

4 S0 S2 13 4 B2 Ci 13
74283 7483
5 A0 A3 12 Vcc 5 S1 B0 12 GND

6 B0 B3 11 6 B1 A0 11

7 Ci S3 10 7 S0 10
Co A1

GND 8 9 8 9

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


3. Multiplexer
Multiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi memilih data yang
ada pada inputnya untuk disalurkan ke outputnya dengan bantuan sinyal
pemilih atau sinyal kontrol. Kata multiplexer sering dikemukakan dalam
bentuk singkatannya yakni MUX.
Multiplexer disebut juga sebagai pemilih data (data selector). IC TTL yang
menyediakan fungsi multiplexer terdiri atas berbagai seriseperti 74151 dan
74153.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Contoh dari IC multiplexer.
Pada kedua IC multiplexer di bawah ini terdapat pin STROBE yang berfungsi
mengaktifkan piranti tersebut. Oleh karena jenisnya active-low, maka untuk
mengaktifkan multiplexer pin STROBE diberi sinyal rendah atau 0.


1 16 Vcc STROBE

 
1 16 Vcc
1G 74153,
2
I3
15 PEMILIH 2 1G 74253
I2 I4 15 STROBE
S1 2G
INPUT
3 14 2G PEMILIH
I1 I5 3 14


1I3
INPUT S0
S0
S0
4 I0 I6 13
4 1I2 2I3 13
74151,


74251 INPUT S1 S1
5 Y I7 12
5 1I1 2I2 12
OUTPUT


INPUT
6 Y S0 11
6 1I0 2I1 11

STROBE 7 G S2 S1 10 PEMILIH 1Y 2I0


OUTPUT 7 10

GND 8 9
GND 8 9 OUTPUT
2Y

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Pembangkit fungsi dengan multiplexer.
MUX pada dasarnya adalah rangkaian AND-OR, sehingga dapat digunakan
sebagai pembangkit fungsi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


4. Demultiplexer
Demultiplexer merupakan rangkaian logika yang berfungsi menyalurkan data
yang ada pada inputnya ke salah satu dari beberapa outputnya dengan
bantuan sinyal pemilih atau sinyal kontrol. Dalam penyebutannya,
demultiplexer sering dikemukakan dalam bentuk singkatannya saja yakni
DEMUX.
Demultiplexer disebut juga sebagai penyalur data (data distributor), dan
fungsinya merupakan kebalikan dari fungsi multiplexer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


Ilustrasi dari proses demultiplexer:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


5. Encoder
Encoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data yang
ada pada inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya.
Contoh encoder oktal ke biner atau disebut juga encoder4 ke 2, berfungsi
mengubah data biner 4-bit pada inputnya menjadi kode biner 2-bit pada
outputnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL KOMBINASIONAL


6. Decoder
Decoder merupakan rangkaian yang berfungsi mengkode kembali
(menafsirkan) kode pada inputnya menjadi data pada outputnya.
Decoder pada dasarnya merupakan kumpulan gerbang AND sehingga
dapat digunakan sebagai pembangkit fungsi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 14


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 4
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 14
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Bagaimana kerja dari suatu sistem IC digital kombinasional.
2. Jelaskan perbedaan dari:
a). Non-Equality Comparator dengan Equality Comparator
b). Half Adder dengan Full Adder
c). Multiplexer dengan Demultiplexer.
d). Encoder dengan Decoder.
3. Implementasikan rangkaian full adder 1-bit dengan menggunakan:
a). 2 buah multiplexer 8 ke 1.
b). 2 buah decoder 3 ke 8.
4. Dengan menggunakan IC 74147 encoder desimal ke BCD susunlah
rangkaian encoder oktal ke biner.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 14
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL
SEKUENSIAL

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan
dan kondisi rangkaian saat itu.
Bentuk dasar rangkaian sekuensial adalah flip-flop. Flip-flop dapat dirangkai
untuk membentuk rangkaian logika sekuensial yang berguna untuk
penyimpanan, pewaktu, perhitungan, dan pengurutan.
1. Flip-flop Set-Reset
Flip-flop set-reset biasanya disebut juga dengan S-R flip-flop, yang
dibentuk dari dua buah gerbang NAND atau gerbang NOR.
Operasinya disebut transparent latch, karena bagian outputnya akan
merespon input dengan cara mengunci nilai input yang diberikan
(latch) atau mengingat input tersebut.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


a). Flip-flop Set-Reset dari gerbang NAND

b). Flip-flop Set-Reset dari gerbang NOR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


2. Gated SR-FF
Rangkaian SR-FF yang diberi input tambahan Gate, Gate berfungsi
mengontrol output dari SR-FF. Gate atau Clock merupakan rangkaian sinyal
kontinyu. Merupakan SR-FF sinkron (karena nilai output berubah sesuai
dengan pengaktifan input gate-nya).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


3. Flip-flop J-K
Flip-flop JK merupakan elemen memori yang ideal digunakan sebagai
pencacah, pembagi frekuensi, dan register.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


4. Flip-Flop D
Flip-flop D mempunyai karakteristik yang akan menghasilkan output yang
sama dengan logika pada jalur D bila ada clock positif.
Bila tidak maka flip-flop tersebut ada dalam keadaan mengingat (memori).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


5. Flip-Flop T
Flip-flop T bekerja sebagai saklar togel. Pada flip-flop JK, jika J = K = 1 dan
Clock = 1 maka Q = togel. Dengan demikian flip-flop JK bisa diubah menjadi
flip-flop T.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


6. Register
Register adalah kumpulan dari elemen-elemen memori (flip-flop) yang
bekerja bersama sebagai satu unit. Register yang paling sederhana hanya
dipakai untuk penyampaian data biner. Jenis register lain mempunyai
karakteristik menggeser data ke kanan atau ke kiri disamping mempunyai
karakteristik memori.
Register geser di susun dari flip-flop, yang bisa digunakan sebagai memori
untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri.
Jenis-jenis register geser diidentifikasi berdasarkan bagaimana
cara data dimuat dan dibaca dari unit penyimpanan.
Berdasarkan identitas ini, register dikelompokkan sebagai berikut:
a). Serial Input, Serial Output (SISO).
b). Serial Input, Paralel Output (SIPO).
c). Paralel Input, Serial Output (PISO).
d). Paralel Input, Paralel Output (PIPO).
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Model pergeseran pada register:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


7. Pencacah
Sebuah rangkaian sekuensial yang mengeluarkan urutan state – state tertentu,
yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya.
Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh
sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu.
Pencacah (counter) banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan
dengan teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan
sebuah kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu.
Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Binary Counter.
Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung
dari 0 sampai 2n – 1.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Operasi pencacahan:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


8. IC ROM dan RAM
Banyak komponen elektronik yang terdapat pada komputer, merupakan
rangkaian terpadu atau integrated circuits (ICs).
DIP (dual in-line pins) yang paling banyak dipakai. DIP memuat rangkaian
spesial.
Solid state, transistors dan diodes merupakan bangunan dari IC RAM dan IC
ROM

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


a). IC ROM
IC ROM adalah rangkaian terpadu yang menyimpan program instruksi
walaupun sumber tegangan mati, sehingga dapat dikatakan sebagai
memori yang tidak berubah/tetap, instruksi akan diset saat start-up.
Salah satu IC ROM seperti di bawah ini dapat digunakan untuk ROM
(read-only memory), BIOS (basic input/output system).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


Masih adalagi IC, adalah PGA (pin-grid array) chip kemasan persegi yang
digunakan untuk rangkaian processing.
Kemasan processor yang agak lebih besar adalah SEC (single edge contact)
cartridge dari Pentium III.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

FUNGSI IC DIGITAL SEKUENSIAL


b). IC RAM
IC RAM adalah rangkaian terpadu yang menyimpan memori lebih dari satu
putaran (cycle), sehingga dapat dikatakan sebagai memori yang mudah
berubah/diubah (volatile), hal ini memungkinkan CPU berfungsi sebagai
alat bantu (tools).
Salah satu IC yang digunakan pada RAM (Random Access Memory) adalah
DIMM (Dual in-line Memory Modules)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 5
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Bagaimana kerja dari suatu sistem IC digital sekuensial.
2. Mengapa flip-flop S-R tidak dapat digunakan untuk input S dan R
tinggi.
3. Sebutkan jenis-jenis pemacuan pada flip-flop.
4. Sebutkan manfaat dari rangkaian pencacah digital.
5. Sebutkan cara menerima dan mengeluarkan data dari sebuah
register.
6. Jelaskan cara kerja flip-flop JK Master-Slave dengan mode Toggle.
7. Sebutkan karakteristik dari rangkaian Counter digital.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Mikrokomputer adalah interkoneksi antara mikroprosesor (CPU) dengan
memori utama (main memory) dan antarmuka input/output (I/O interface) yang
dilakukan dengan menggunakan sistem interkoneksi bus. Definisi ini mengacu
pada konsep arsitektur mesin Von Neumann yang merupakan dasar bagi
pengembangan mesin-mesin komputer modern.
Mikroprosesor diartikan sebagai suatu chip yang didalamnya terkandung
rangkaian Aritmethic Logic Unit (ALU), rangkaian Control Unit (CU) dan
beberapa register. Mikroprosesor disebut juga dengan CPU (Central Processing
Unit). Rangkaian ALU memegang peranan yang amat penting dalam
keseluruhan kerja sistem mikrokomputer, karena bagian ini mengemban tugas
yang paling utama yakni melakukan proses komputasi.
Aritmethic Logic Unit (ALU) : menyediakan fungsi pengolahan.
Control Unit (CU) : mengontrol fungsi prosesor.
Register : penyimpan sementara dalam mikroprosesor.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Mikrokomputer:

C

P Main
Interconec Memori
tion system peripheral

I/O
Interface

peripheral

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Mikrokomputer: Disk Drive
(Periferal Input/Output)
CD-ROM Drive
Monitor
(Periferal Input)
(Periferal Output) Harddisk
(Periferal Input/Output)

Keyboard
(Periferal Input)

Board
Sistem Interkoneksi
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Interkoneksi Bus pada Mikrokomputer:

MP ROM RAM I/O Interface

Bus Alamat
Bus Data
Bus Kontrol

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Interkoneksi Bus pada Mikrokomputer:
Bus adalah kumpulan konduktor, yang membawa sinyal-sinyal seperti alamat,
data, dan kontrol.
Bus alamat adalah kumpulan konduktor, yang membawa kode-kode alamat dari
mikroprosesor ke unit-unitnya, dan memiliki sifat aliran satu arah.
Bus data adalah kumpulan konduktor, yang membawa kode-kode instruksi atau
data dari mikroprosesor ke unit-unitnya atau sebaliknya, dan memiliki sifat
aliran dua arah, kecuali pada ROM.
Bus kontrol adalah kumpulan konduktor, yang membawa sinyal-sinyal kontrol.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Sistem Mikroprosesor:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
1. Rangkaian Aritmetika
Secara umum ALU terdiri dari rangkaian aritmetika dan rangkaian logika.
Rangkaian aritmetika dibangun dari rangkaian full adder yang dilengkapi
dengan beberapa rangkaian pemilih fungsi. Kemampuan ALU dalam
melaksanakan fungsi komputasi sangat tergantung dari kerumitan rangkaian
pemilih fungsi ini. Pada contoh berikut akan ditunjukkan rangkaian
aritmetika yang mampu melaksanakan 7 operasi aritmetika.
Untuk membangun rangkaian aritmetika n-bit, dimulai dari rangkaian
aritmetika 1-bit. C i

S1 S0 Ai C i+1

Ai A
Bi
RANGKAIAN
RANGKAIAN ARITMETIKA Fi
FULL ADDER S Fi S1 1-BIT
1-BIT
B S0
Bi Ci

Rangkaian C i+1
Simbol
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Tabel fungsi rangkaian aritmetika dari rangkaian sebelumnya :

PEMILIH FUNGSI OUTPUT NAMA OPERASI


S1 S0 Ci F
0 0 0 F=A Transfer A
0 0 1 F=A+1 Increment A
0 1 0 F=A+not B Penjumlahan A dengan not B
0 1 1 F=A-B Pengurangan
1 0 0 F=A+B Penjumlahan
1 0 1 F=A+B+1 Penjumlahan dengan carry
1 1 0 F=A-1 Decrement A
1 1 1 F=A Transfer A

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
2. Rangkaian Logika
Selain rangkaian aritmetika, dalam ALU terdapat pula rangkaianlogika.
Rangkaian logika ini merupakan gabungan dari beberapa gerbang logika
dasar dan rangkaian pemilih fungsi.
Contoh rangkaian logika 1-bit ditunjukkan di bawah ini:
Ai
0 Ai
Bi

1 Bi
MUX RANGKAIAN
Gi Gi
4 KE 1 LOGIKA
2 1-BIT
S1
3 S0
1 0
S1
S0
Simbol
Rangkaian
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Tabel fungsi rangkaian logika dari rangkaian sebelumnya :

PEMILIH OUTPUT
FUNGSI NAMA OPERASI
S1 S0 G
0 0 G=A.B AND
0 1 G=A+B OR
1 0 G=AB XOR
1 1 G=not A NOT

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
3. Rangkaian ALU 1-bit
Rangkaian ALU 1-bit dibangun dengan menggabungkan rangkaian aritmetika
1-bit dan rangkaian logika, seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini:
Ai Ai Ci+1 Ci+1
Bi Bi Ai Ci+1
RANGKAIAN
ARITMETIKAFi Bi
Ci Ci 1-BIT
S0
RANGKAIAN
S1 0 Yi
Ci ALU 1-BIT
MUX
Yi
2 KE 1 S0
Ai 1
S1
Bi
RANGKAIAN S2
LOGIKA Gi
S0 1-BIT

Simbol
S0
S1 S1

S2
Rangkaian
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Tabel fungsi rangkaian ALU 1-bit dari rangkaian sebelumnya :
PEMILIH FUNGSI OUTPUT NAMA OPERASI
S2 S1 S0 Ci Y
0 0 0 0 Y=A Transfer A
0 0 0 1 Y=A+1 Increment A
0 0 1 0 Y=A+not B Penjumlahan A dengan not B
0 0 1 1 Y=A-B Pengurangan
0 1 0 0 Y=A+B Penjumlahan
0 1 0 1 Y=A+B+1 Penjumlahan dengan carry
0 1 1 0 Y=A-1 Decrement A
0 1 1 1 Y=A Transfer A
1 0 0 X Y=A.B AND
1 0 1 X Y=A+B OR
1 1 0 X Y=AB XOR
1 1 1 X Y=not A NOT
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
4. Rangkaian ALU n-bit
Rangkaian ALU paralel dengan input dan output n-bit dibangun dengan
menggunakan rangkaian ALU 1-bit yang disusun seperti rangkaian full
adder paralel. Misal akan dibangun rangkaian ALU paralel 4-bit maka
rangkaiannya adalah:
B3 B2 B1 B0

A3 A2 A1 A0

C4 C3 C2 C1
C0 C i+1 Ai C i+1 Ai C i+1 Ai C i+1 Ai
Bi Bi Bi Bi

RANGKAIAN RANGKAIAN RANGKAIAN RANGKAIAN


Yi ALU 1-BIT Ci Yi ALU 1-BIT Ci Yi ALU 1-BIT Ci Yi ALU 1-BIT Ci Ci
S0 S0 S0 S0
S1 S1 S1 S1
S2 S2 S2 S2

S0
S1
S2

Y3 Y2 Y1
Rangkaian Y0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Simbol rangkaian ALU 4-bit dengan register bendera:
Ci Ci Y0 Y0
S0 S0 Y1 Y1
S1 S1 Y2 Y2
S2 S2 Y3 Y3
A0 A0
A1 A1
A2 A2
ALU
A3 A3 4 BIT
B0 B0 C3
B1 B1 C4
B2 B2
B3 B3

S Z C V

FLAGS REGISTER

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RANGKAIAN ALU
Rangkaian ALU 4-bit dengan register bendera:
Fungsi register bendera adalah untuk menunjukkan hasil komputasi oleh ALU.
Pada rangkaian di atas terdapat register bendera 4 bit terdiri atas bit sign (S),
bit zero (Z), bit carry (C), dan bit overflow (V). Bit S akan set (S=1) jika hasil
perhitungan ALU negatif dan sebaliknya akan reset (S=0) jika hasil perhitungan
ALU positif. Bit Z akan set (Z=1) jika hasil pemrosesan ALU nol, dan Z akan reset
(Z=0) jika hasilnya tidak nol. Bit C set (C=1) jika perhitungan ALU menghasilkan
carry dan reset (C=0) jika tak menghasilkan carry. Bit V akan set (V=1) jika hasil
perhitungan ALU overflow, dan reset (V=0) jika tak overflow.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 6
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Apa fungsi register bendera pada rangkaian ALU.
2. Untuk menunjukkan hasil komputasi oleh ALU terdapat register
bendera 4 bit yang terdiri atas bit sign (S), bit zero (Z), bit carry (C),
dan bit overflow (V). Jelaskan operasional dari masing-masing
bendera tersebut di atas.
3. Jelaskan sistem interkoneksi bus pada mikrokomputer.
4. Load file ARITMETIKA_1BIT.SCH pada simulasi DSCH2, selidikilah
apakah rangkaian tersebut telah dapat melakukan operasi aritmetika
sesuai dengan yang dimaksud dalam percobaan anda.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Dalam menjalankan fungsinya, ALU dilengkapi dengan register yang disebut
akumulator.
Fungsi akumulator adalah menampung data yang akan diproses dan sekaligus
menampung data hasil pemrosesan oleh ALU, dengan demikian akumulator
berperan sebagai register sumber sebelum proses dilakukan dan sebagai
register tujuan setelah proses dilakukan.
Interkoneksi antara ALU dengan akumulator-akumulator pendukungnya
diimplementasikan dengan menggunakan transfer BUS. Bentuk interkoneksi
yang paling sederhana adalah antara ALU dengan sebuah akumulator nampak
pada gambar berikut ini.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR BUS DATA INPUT

LOAD A

PEMILIH PEMILIH
MUX MUX
B A
BUS B BUS A

ENABLE
PEMILIH ALU
ALU FUNGSI
ALU

BUS D

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Dengan menggunakan perangkat keras seperti pada gambar sebelumnya,
pemrosesan suatu mikrooperasi dapat dijelaskan dengan mudah.
Contoh: jelaskan urut-urutan proses dan pemberian sinyal kontrol pada
mikrooperasi A ← A+B. Dengan anggapan bahwa pemilih A dan pemilih B pada
multiplexer A dan B yang memiliki tabel fungsi sebagai berikut:

PEMILIH A ISI BUS A PEMILIH B ISI BUS B

0 Data Input 0 Data Input

1 Akumulator A 1 Akumulator A

dan sinyal kontrol agar ALU aktif sebagai penjumlah adalah ENABLE ALU=1 dan
S2S1S0Ci=0100, maka urut-urutan pelaksanaan mikrooperasi A ← A+B adalah
sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


1. Mula-mula dianggap akumulator A dan bus data input telah terisi dengan
data. Pemilih MUX A diberi sinyal tinggi (Pemilih A=1) agar MUX A
memindahkan isi akumulator A ke bus A.
2. Pemilih MUX B diberi sinyal rendah (Pemilih B=0) agar MUX B memindahkan
isi bus data input ke bus B.
3. Pemilih fungsi ALU diatur dengan memberi nilai S2S1S0Ci=0100, agar ALU
dapat melaksanakan mikrooperasi penjumlahan.
4. ALU diaktifkan dengan memberikan ENABLE ALU=1 atau E=1. Dengan
pengaktifan ALU ini, maka output ALU merupakan hasil penjumlahan dari isi
bus A dan isi bus B. Oleh karena output ALU dihubungkan ke bus D, maka isi
bus D sama dengan output ALU.
5. Untuk menyalin isi bus D ke akumulator A, LOAD pada akumulator diberi
sinyal tinggi (LOAD=1) atau L=1. Dengan pemberian sinyal tersebut, isi
akumulator A sama dengan isi bus D yang merupakan hasil pelaksanaan
mikrooperasi penjumlahan
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Jadi, untuk melaksanakan mikrooperasi tersebut diperlukan sinyal kontrol
ABS2S1S0CiEL=10010011, sinyal tersebut dinamakan control word.
Interkoneksi yang lebih rumit ditemukan pada prosesor dengan ALU yang
didukung oleh banyak register, seperti ALU dengan 3 buah register yakni A, B, C,
dan sebuah bus data input. Mikrooperasi untuk mengisi BUS A dan BUS B pada
ALU dengan isi register-register yang tersedia dan input yang ada dapat
dinyatakan: X Y : BUS A ← A V W : BUS B ← A
X Y : BUS A ← B V W : BUS B ← B
X Y : BUS A ← C V W : BUS B ← C
X Y : BUS A ← INPUT V W : BUS B ← INPUT
Sedangkan mikrooperasi untuk memindahkan isi bus D ke setiap register yang
diinginkan dinyatakan: PQ:A←A
PQ:B←B
PQ:C←C
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Implementasi hardware dari ALU dengan 3 buah register dan sebuah bus
data input dapat digambarkan sebagai berikut:
BUS DATA INPUT

LOAD
C

LOAD
B

LOAD
A

1 3
P 2 1 0
DEKODER
Q 0 3 2 1 0 3 2 1 0
PEMILIH V 1 MUX MUX 1 X PEMILIH
MUX B W 0 0 Y MUX A
BUS B BUS A
ENABLE
ALU
ALU PEMILIH
FUNGSI
ALU

BUS D

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Dengan menggunakan implementasi hardware seperti pada gambar sebelumnya,
diumpamakan akan diproses mikrooperasi A ← A+B, maka urut-urutan prosesnya
adalah sebagai berikut:
1. Data pada register A ditempatkan pada bus A dengan memberikan sinyal XY=00
pada pemilih MUX A.
2. Data pada register B ditempatkan pada bus B dengan memberikan sinyal VW=01
pada pemilih MUX B.
3. ALU diatur agar mampu melaksanakan penjumlahan dengan memberikan sinyal
pemilih fungsi S2S1S0Ci=0100.
4. ALU diaktifkan dengan memberi sinyal ENABLE ALU=1.
5. Pemilih tujuan diberi sinyal PQ=00 agar hasil pemrosesan ALU yang ada pada bus
D disalin ke akumulator A.
Selain dapat diimplementasikan dengan menggunakan MUX dan decoder seperti
gambar sebelumnya, interkoneksi ALU dengan register-register pendukungnya juga
dapat diimplementasikan dengan bentuk yang lebih sederhana.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Gambar berikut ini adalah contoh implementasi interkoneksi ALU dengan dua
buah akumulator yang tidak melibatkan MUX dan decoder.

LOAD B AKUMULATOR AKUMULATOR LOAD A


B A

BUS B BUS A

ENABLE
ALU
ALU
PEMILIH
FUNGSI
ALU

BUS D

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI BUS PROSESOR


Jika suatu mikrooperasi misalnya A ← A+B, akan dilakukan proses
menggunakan perangkat keras seperti pada gambar sebelumnya, maka urut-
urutan prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Bus D diisi data augend (bilangan yang akan dijumlahkan) terlebih dahulu.
Selanjutnya dilakukan penyalinan data dari bus D ke akumulator A dengan
memberi LOAD A=1.
2. Bus D diisi data addend (bilangan penjumlah). Kemudian dilakukan
penyalinan data dari bus D ke akumulator B dengan memberi LOAD B=1.
3. Pada tahap ini bus A telah terisi oleh akumulator A dan bus B oleh
akumulator B.
4. Pemilih fungsi ALU diatur dengan memberi sinyal S2S1S0Ci=0100 sehingga
ALU sebagai penjumlah. Selanjutnya, diberikan sinyal ENABLE ALU=1 agar
hasil penjumlahan disalin ke bus D.
5. Untuk menyalin hasil pemrosesan ALU yang ada pada bus D ke akumulator A,
diberikan sinyal LOAD A=1
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 11
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 7
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 11
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Diketahui (data input = 6; data register A, B, C = 3, 2, 4; sinyal XY = 01
untuk pemilih A dan sinyal VW = 10 untuk pemilih B, sinyal pemilih
S2S1S0Ci=0101, Enable ALU = 1 dan sinyal tujuan dekoder PQ = 10),
tentukan:
a). Gambaran implementasi hardware dari ALU dengan 3 buah
register dan sebuah bus data input.
b). Nilai pada Bus D sebelum disalin ke akumulator.
c). Nilai pada akumulator C setelah dilakukan penyalinan oleh
dekoder.
2. Apa yang dimaksud dengan control word.
3. Susun organisasi bus pada rangkaian ALU dengan 7 register dan
sebuah bus data input.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 11


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

UNIT MEMORI

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PENDAHULUAN
Unit memori merupakan salah satu bagian dalam sistem komputer yang berfungsi
menyimpan data dan program.

C

P Main
Interconec Memori
tion system peripheral

I/O
Interface

peripheral

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PENDAHULUAN
 Flip-flop: memori 1-bit
 Register: memori n-bit, satu lokasi
 Memori: penyimpan data n-bit, m-lokasi

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MEMORI
ROM (Read Only Memory)
Merupakan chip (IC = integrated circuit) yang menyediakan fungsi penyimpanan
data yang bersifat “hanya dapat dibaca saja, tidak dapat ditulisi”, dan sifat
penyimpanannya permanen (jika catu dayanya ditiadakan, isi ROM tetap ada).
Tipe memori ini sering disebut sebagai memori yang tidak mudah berubah
(nonvolatile memory).

RAM (Random Access Memory)


Merupakan chip yang menyediakan fungsi penyimpanan data yang bersifat
“dapat dibaca dan ditulisi”, dan sifat penyimpanannya sementara (jika catu
dayanya ditiadakan, isi RAM hilang).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (1)
MPROM (Mask Programmable ROM) atau PROM
Merupakan ROM yang isinya diprogram oleh pabrik sesuai pesanan pengguna
dan hanya sekali dapat diprogram. Jenisnya: ROM Matriks Diode atau Transistor
BJT/FET.

EPROM (Erasable PROM)


Adalah ROM yang dapat dihapus dan diprogram isinya oleh pengguna.
UV-EPROM adalah ROM yang isinya dapat dihapus dengan sinar Ultra Violet.
Untuk memrogram ROM ini digunakan EPROM Programmer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (2)
Penghapusan UV-EPROM dilakukan dengan menggunakan sinar ultra violet.

Sinar Ultra Violet


beberapa menit, maka
data akan terhapus

Jendela Transparan

Pin atau terminal IC

EPROM ERASER

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (3)
Cara Menghapus EPROM:
 Lepaskan EPROM dari sistem.
 Buka penutup jendela transparan.
 Sinari jendela transparan dengan sinar ultra violet beberapa menit (kurang
lebih 15 menit).

Cara Memrogram EPROM:


 Hapus terlebih dahulu seluruh isinya dengan sinar ultra violet.
 Pasang EPROM pada EPROM Programmer.
 Isilah EPROM dengan data menggunakan EPROM Programmer.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (4)
EPROM Programmer
Berbasis Personal Computer

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (5)
EEPROM (Electrically EPROM)  flash

ROM yang isinya dapat dihapus dan diprogram secara elektris. Contoh: CMOS
Setup pada PC.
Jika ingin mengubah konfigurasi PC, maka pada saat booting tekan tombol Del
sehingga muncul informasi konfigurasi yang akan diubah. Pengubahan
konfigurasi, pada dasarnya adalah memrogram CMOS/EEPROM secara elektris.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (6)
Cara memrogram EEPROM:
 EEPROM tetap terpasang pada sistem.
 Lakukan penghapusan dan pengisian data.

Kelebihan EEPROM dibandingkan dengan EPROM:


 Isinya dapat diprogram bagian per bagian, sedangkan pada EPROM untuk
memrogram harus menghapus seluruh isinya terlebih dahulu sehingga tidak
memungkinkan permograman bagian per bagian.
 Penghapusan EEPROM lebih cepat dibandingkan EPROM, karena dilakukan
secara elektris. Waktu penghapusan pada EEPROM dalam orde mili detik
(ms) sedangkan pada EPROM pada orde menit.
 Pemrograman EEPROM dapat dilakukan tanpa melepaskannya dari sistem,
sedangkan untuk EPROM harus dilepaskan dari sistem.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM (7)
Jika sel PROM berupa sebuah transistor, maka cara menyimpan data 1 dan 0
seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

a b
Sel ROM: (a) penyimpan data 1, (b) penyimpan data 0
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM MATRIKS DIODE (1)


Contoh ROM ukuran 4 x 4 bit
Keadaan sebelum diprogram :

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM MATRIKS DIODE (2)


Misal ROM oleh pabriknya akan diisi data sebagai berikut :

DATA Data dalam


Lokasi/Alamat
Heksadesimal
D3 D2 D1 D0
0 1 1 0 0 C
1 1 0 1 0 A
2 0 1 0 0 4
3 0 1 0 1 5

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ROM MATRIKS DIODE (3)


Contoh ROM ukuran 4 x 4 bit
Keadaan sesudah diprogram :

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI ROM DENGAN


SEL DIODE

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ORGANISASI ROM DENGAN


SEL TRANSISTOR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL ROM 4X4 BIT


OE = Output Enable jenis ACTIVE-LOW.
CE = Chip Enable jenis ACTIVE-LOW.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL ROM 4X4 BIT


Pin A0, A1 digunakan untuk memilih alamat
Pin Kontrol digunakan untuk menyediakan saluran output.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL ROM
OE = Output Enable jenis ACTIVE-LOW.
CE = Chip Enable jenis ACTIVE-LOW.

Kapasitas naik 2 kali, pin alamat


bertambah 1
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA ROM (1)


Misal di dalam ROM 8 byte berisi data sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA ROM (2)


Mikroprosesor membaca alamat 5 dari ROM 8 byte:
1. Mikroprosesor mengirim sinyal alamat 5 yakni
A2A1A0=101 lewat bus alamat ke pin alamat
ROM (tahap I).
2. Mikroprosesor mengirim sinyal kontrol CE=0,
dan OE=0 untuk mengaktifkan ROM (Tahap II).
3. Data akan ditempatkan pada bus data
sehingga pada bus data terdapat data 45
(tahap III).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (1)
SRAM (Static RAM)
Merupakan RAM yang sel-selnya menggunakan flip-flop sehingga:
(1) datanya relatif stabil/statis sehingga tidak diperlukan adanya rangkaian
“refresh”,
(2) lebih cepat,
(3) kepadatan komponen rendah/kapasitas kecil,
(4) mahal.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (2)
SRAM (Static RAM)

SELECT

INPUT S
Q OUTPUT

R/W

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (3)
I3 I2 INPUT DATA I1 I0

A1 1 0
SEL SEL SEL SEL
A0 0

SEL SEL SEL SEL


DEKODER

SEL SEL SEL SEL

3
SEL SEL SEL SEL

R/W

TRI-STATE SWITCH

CE

OUTPUT DATA
D3 D2 D1 D0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

RAM (4)
DRAM (Dynamic RAM)
Merupakan RAM yang sel-selnya menggunakan kapasistor sehingga:
(1) datanya tidak stabil/dinamis sehingga diperlukan rangkaian “refresh”,
(2) lebih lambat,
(3) kepadatan komponen tinggi/kapasitas besar,
(4) lebih murah.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL RAM 4X4 BIT (1)


Pin A0, A1 digunakan untuk memillih alamat
Pin kontrol digunakan untuk menyediakan saluran output

Pin Alamat D0
A0
A1 D1
Pin Data
D2
ROM
D3
4x4-bit
Pin Kontrol CS1

CS 2

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

SIMBOL RAM 4X4 BIT (2)


WE = Write Enable.
OE = Output Enable jenis ACTIVE-LOW.
CE = Chip Enable jenis ACTIVE-LOW.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA DAN MENULIS


RAM
Misal di dalam RAM 8 byte berisi data sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MEMBACA RAM


Mikroprosesor membaca alamat 3 dari RAM 8 byte:
1. Mikroprosesor mengirim sinyal alamat 3
yakni A2A1A0=011 lewat bus alamat ke pin
alamat RAM (tahap I).
2. Mikroprosesor mengirim sinyal kontrol
CE=0, OE=0 dan WE=1 untuk
mengaktifkan mode baca RAM (Tahap II).
3. Data akan ditempatkan pada bus data
sehingga pada bus data terdapat data 6D
(tahap III).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

CARA MP MENULIS RAM


Mikroprosesor menulisi alamat 4 dari RAM 8 byte dengan data A2 :
1. Mikroprosesor mengirim sinyal alamat 4
yakni A2A1A0=100 lewat bus alamat ke pin
alamat RAM (tahap I).
2. Mikroprosesor menempatkan data A2 pada
bus data (tahap II).
3. Mikroprosesor mengirim sinyal kontrol
CE=0, OE=1 dan WE=0 untuk mengaktifkan
mode tulis RAM (Tahap III).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 31


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 8
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 31
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Misal ROM oleh pabriknya akan diisi data sebagai berikut :
Data dalam Gambarkanlah organisasi ROM
Lokasi/Alamat
Heksadesimal dengan sel dioda dan sel
0 7 transistor
1 D
2 A
3 4
2. Bagaimana cara Mikroprosesor membaca ROM dan RAM serta
menulis pada RAM di alamat 7 dengan isi data B9 jika besar ROM dan
RAM masing-masing 8 byte.
3. Jelaskan apa yang dimaksud RAM, ROM, MPROM, EPROM dan
EEPROM.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 31 Dari : 31
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Operasi yang berhubungan dengan data yang tersimpan di dalam register atau
flip-flop dinamakan mikrooperasi (microoperation) seperti load, clear, shift, dan
rotate. Load adalah operasi untuk memuati atau mengisi data ke dalam register,
clear merupakan operasi menghapus data dalam register, shift atau geser
adalah operasi untuk menggeser posisi data dalam register ke kiri atau ke kanan,
dan rotate merupakan operasi untuk memutar data ke kiri atau ke kanan. Selain
itu, terdapat pula mikrooperasi aritmetika seperti penambahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, increment (penambahan dengan 1) dan decrement
(pengurangan dengan 1) terhadap isi suatu register, serta operasi mikro logika
seperti AND, OR, dan NOT.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Kecuali dapat dioperasikan dengan berbagai mikrooperasi seperti di atas, data
yang tersimpan di dalam register juga dapat dipindah dari satu register ke
register yang lain melalui operasi transfer. Pada operasi ini, isi suatu register
yang dipindah ke register lain, setelah operasi dilakukan keadaannya tetap atau
tidak berubah. Dengan kata lain, operasi transfer merupakan proses penyalinan
data. Dalam hal ini, register yang isinya disalin dinamakan register sumber
(source register) dan register penampung data salinan dinamakan register
tujuan (destination register). Mekanisme transfer data dapat dilakukan dengan
berbagai cara antara lain transfer paralel, transfer seri, transfer bus, dan transfer
memori.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Notasi dan simbol mikrooperasi:
• Simbol Register:
7 0

REGISTER A

A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0

11 8 7 0

OPCODE OPERAND

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Notasi dan simbol mikrooperasi:
• Nama Register: huruf kapital (huruf besar), contoh: R0, R1, A, B, C, MBR, MAR,
PC, IR, dan lain-lain.
• Simbol transfer adalah tanda panah ke kiri (), contoh: P: A B
Artinya: Jika ada sinyal pengontrol P, maka terjadi transfer paralel dari register
B ke register A.
• Simbol sinyal kontrol adalah titik dua (:).
• Tanda koma digunakan untuk memisahkan dua mikrooperasi,
contoh: P: A B , C B
• Isi Register:
MBR[OPERAND]: isi MBR pada bit ke-0 s.d. Ke-7
atau
MBR[0-7]

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
1. Transfer Paralel
Pada transfer data paralel, pemindahan atau penyalinan data dari register
sumber ke register tujuan dilaksanakan secara serempak.
Artinya, semua data yang tersimpan pada setiap flip-flop yang merupakan
elemen-elemen register sumber disalin secara serempak ke register tujuan.
Mikrooperasi transfer paralel dinyatakan sebagai berikut: P: A B
A: register tujuan
B: register sumber

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dan timing diagram dari mikrooperasi transfer
paralel: P: A B

LOAD
REGISTER A KONTROL
CLOCK P

REGISTER B

CLOCK

Transfer terjadi di sini

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
2. Transfer Seri
Pada transfer data seri, pemindahan data dilakukan bit demi bit.
Untuk menyelenggarakan proses ini diperlukan register geser atau register
seri.
Transfer ini juga memerlukan operasi rotate atau putar sehingga output LSB
register sumber (B0) selain dihubungkan ke input MSB register tujuan (A3),
juga diumpankan ke inputnya sendiri yakni input MSB (B3).
Untuk register 4-bit, mikrooperasi transfer seri dapat ditulis:
S: A3 B0, B3 B0, Ai Ai+1, Bi Bi+1 i=0,1,2

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dan timing diagram dari mikrooperasi transfer seri
dengan register 4-bit.
S
LOAD LOAD

REGISTER B REGISTER A
Input Output Input
Serial Serial Serial

CLOCK

CLOCK

S
Transfer terjadi di sini
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
3. Transfer Bus
Transfer bus dilakukan melalui dua tahap, yakni transfer dari register sumber
ke bus, dan transfer dari bus ke register tujuan. Untuk dua buah register
sumber yakni A dan B serta empat buah register tujuan yakni R0, R1, R2, dan
R3, mikrooperasi kedua tahap tersebut adalah sebagai berikut.
a) Transfer dari register sumber ke bus:
X: BUS  A
X: BUS  B
b) Transfer dari bus ke register tujuan:
P Q: R0  BUS
P Q: R1  BUS
P Q: R2  BUS
P Q: R3  BUS
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dari kedua mikrooperasi transfer bus untuk register 4-bit.
A3 A2 A1 A0 B3 B2 B1 B0

1 0 1 0 1 0 1 0
MUX MUX MUX MUX

BUS DATA

BUS DATA

LOAD LOAD LOAD LOAD


R0 R1 R2 R3

0 1 2 3
Q 0
DEKODER
2 KE 4
P 1

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
4. Transfer Memori
Pada transfer memori terdapat dua operasi yakni operasi baca (read) dan
operasi tulis (write). Transfer memori melibatkan dua buah register yakni
MAR (Memory Address Register) dan MBR (Memory Buffer Register).
MAR merupakan register yang berisi kode alamat/lokasi memori yang akan
dibaca/ditulisi, dan MBR merupakan register yang berfungsi menampung
data hasil pembacaan pada operasi baca atau data yang akan disimpan ke
memori pada operasi tulis.
Operasi baca merupakan penyalinan data dari lokasi/alamat memori yang
ditunjuk oleh isi register MAR ke register MBR, sedangkanoperasi tulis
merupakan penyalinan data dari MBR ke lokasi/alamat memori yang ditunjuk
oleh isi register MAR.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Mikrooperasi untuk kedua operasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
a) Mikrooperasi baca memori:
Read: MBR  M[MAR]
Mikrooperasi tersebut dapat diartikan jika ada sinyal kontrol read, maka data
yang ada pada alamat memori yang ditunjuk oleh isi register MAR disalin
ke register MBR. Jika isi register MAR 03FC heksadesimal, maka mikrooperasi
tersebut akan menyebabkan data pada alamat memori 03FC heksadesimal
disalin ke register MBR.
b) Mikrooperasi tulis memori:
Write: M[MAR]  MBR
Kebalikan dari operasi baca, pada operasi tulis jika ada sinyal kontrol write,
maka data yang ada pada MBR disalin ke alamat memori yang lokasinya
ditunjuk oleh MAR.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 16
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Implementasi hardware dari kedua mikrooperasi transfer memori, menggunakan
MAR tunggal dan MAR ganda.
Read MAR1 Read
Bus Unit Write Bus Unit Write
MAR MUX
Alamat Memori Alamat Memori
MAR2
Bus Pemilih Bus
Data Data

MBR MBR

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TRANSFER REGISTER
Contoh arsitektur mikroprosesor tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 9
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 16
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Jelaskan arti dari bentuk transfer register ini:
a). S: A3 B0, B3 B0, Ai Ai+1, Bi Bi+1 i=0,1,2
b). P: A B
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat apa saja jenis transfer register.
3. Tuliskan tahapan transfer register dengan model Transfer Bus jika
data dari register sumber B ke register tujuan R2.
4. Jelaskan operasi yang terjadi pada transfer register memori dan
tuliskan bagaimana prosesnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 16


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 ALU melaksanakan penjumlahan, pengurangan dan operasi logika khusus
pada pasangan byte masukan.

 Akumulator merupakan register yang berfungsi sebagai penyimpan data


sementara dalam CPU (mikroprosesor). Ia dapat berstatus sebagai sumber
masukan dan tujuan hasil operasi ALU, dapat diakses oleh pemrogram.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

ACCUMULATOR=5 Sebelum proses berlangsung


TEM.REG.=2 Sebelum proses berlangsung
ACCUMULATOR=7 Setelah proses berlangsung
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Register Serbaguna (general purpose register):
Salah satu fungsi register serbaguna adalah sebagai akumulator
(accumulator).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Register Khusus (special purpose register):

IP: Instruction Pointer, atau pada mikroprosesor lain dinamakan PC


(program counter) berisi kode alamat instruksi yang akan diambil oleh
mikroprosesor. NiIainya akan bertambah setiap instruksi selesai diambil
dari memori.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Proses Kompilasi Instruksi

Format Assembly Format Heksadesimal

Level Manusia Level Mesin


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
Contoh assembly: Kode mesinnya:
MOV AL,2 D0 00 02
ADD AL,3 B0 00 03
END 00

 Karena pemrogram tidak memberitahu alamat awal instruksi yang akan


disimpan, dalam RAM instruksi D0 00 02 disimpan berturut-turut pada
alamat 00, 01, dan 02. Sedangkan instruksi B0 00 03 disimpan pada alamat
03, 04, dan 05.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Keadaan RAM Pada Prosesor SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Ketika program dijalankan, mikroprosesor mengambil instruksi pertama
yang ditempatkan pada alamat 00 s.d. 02. Informasi tentang alamat awal
instruksi ditunjukkan oleh isi IP=00.
 Setelah instruksi pada alamat 00 diambil, mikroprosesor melaksanakannya.
Selanjutnya, mikroprosesor mengambil dan melaksanakan instruksi
berikutnya yang terdapat pada alamat 03 s.d. 05. Nilai alamat dari instruksi
ini ditunjukkan oleh IP=03.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 SP: Stack Pointer (Penunjuk Tumpukan): merupakan register yang
menunjukkan alamat teratas dari memori stack. Pada SMS32V50 alamat
tertinggi dari stack adalah BF heksadesimal.

 Stack adalah sejumlah alamat memori yang bersifat LIFO (last in first out)
 Operasi memasukkan data ke dalam stack dinamakan operasi PUSH
 Operasi mengambil data dari stack dinamakan POP

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Status Register : pada mikroprosesor lain seperti MOTOROLA dinamakan
CCR (condition code register), dan pada mikroprosesor INTEL dinamakan
flags register (register bendera).

Register ini berfungsi untuk menunjukkan status hasil pemrosesan ALU.


SMS32V50 memiliki 4-bit register status atau register bendera yakni:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
 Register Status/Bendera Pada SMS32V50 :

1. Bendera zero atau Z akan set (bernilai 1) jika hasil kalkulasi ALU nol.
Gambar kiri menunjukkan keadaan register bendera SMS32V50 ketika
hasil perhitungan ALU menunjukkan nilai 0 dan gambar kanan untuk
hasil perhitungan bernilai tidak nol.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
2. Bendera sign atau S akan set jika hasil kalkulasi negatif. Gambar kiri untuk
hasil kalkulasi bernilai negatif dan gambar kanan untuk hasil positif.

3. Bendera interrupt atau I, akan set jika perintah interupsi tersedia.


See CLI and STI.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
4. Bendera overflow atau O akan set jika hasil pemrosesan nilai terlalu besar
dibandingkan panjang akumulator yang tersedia. Gambar kiri keadaan
register bendera pada saat terjadi overflow, dan sebelah kanan tidak
terjadi overflow.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50
Tugas:
Perhatikan program assembly dan kode mesinnya berikut ini
MOV AL,5 DO 00 05
SUB AL,2 B1 00 02
ADD AL,1 B0 00 01
INC AL A4 00
MOV CL,4 D0 02 04
DEC CL A5 02
END 00
Anggap alamat program dimulai pada 00. Gambarkan lokasi-lokasi memori
yang ditempati oleh kode kode mesin tersebut.
Tuliskan isi IP setiap sebuah baris instruksi dilaksanakan.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 19
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 10
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 19
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

:
ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 19


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
Tipe SMS32V50 (LANJUTAN)

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 25
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Immediate Addressing (Pengalamatan Segera)
Mode pengalamatan ini digunakan untuk copy data ke dalam register.
Contoh:
MOV AL,5 artinya: copy 5 ke AL

Tujuan: register Sumber: data

Contoh lain:
Copy data C3 heksadesimal ke akumulator BL?
Copy data B2 heksadesimal ke akumulator CL?
Copy data A1 heksadesimal ke akumulator DL?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Ilustrasi Immediate Addressing (Pengalamatan Segera)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Direct Addressing (Pengalamatan Langsung)
Mode pengalamatan ini digunakan untuk copy isi memori ke akumulator
atau sebaliknya.
Contoh Bentuk I:
MOV AL,[10] artinya: copy isi alamat memori 10
heksadesimal ke AL

Tujuan: register Sumber: alamat memori

Contoh lain:
Copy isi alamat 15 heksadesimal ke akumulator BL?
Copy isi alamat C2 heksadesimal ke akumulator CL?
Copy isi alamat 3E heksadesimal ke akumulator DL?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
Contoh Bentuk II:

MOV [2A],AL artinya: copy isi AL ke alamat memori 2A

Tujuan: alamat memori Sumber:register

Contoh lain:
Copy isi BL ke alamat memori E5?
Copy isi CL ke alamat memori 25?
Copy isi DL ke alamat memori 4A?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Ilustrasi Direct Addressing (Pengalamatan Langsung)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
Contoh instruksi dengan mode pengalamatan segera dan pengalamatan langsung:
Susun instruksi assembly mikroprosesor SMS32V50 untuk menjumlahkan bilangan
2 dan 3 heksadesimal, dan hasilnya disimpan pada alamat 20 heksadesimal.

Jawab:
MOV AL,2 pengalamatan segera
ADD AL,3 pengalamatan segera
MOV [20],AL pengalamatan langsung
END

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Untuk perintah aritmatika dan logika (ADD, SUB, MUL, DIV, MOD,
AND, OR, XOR):

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Copy data ke alamat memori:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Copy data dari register ke register :

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
 Indirect Addressing (Pengalamatan Tak Langsung)
Mode pengalamatan ini digunakan untuk copy isi memori yang ditunjukkan
oleh isi suatu register ke akumulator atau sebaliknya
Contoh Bentuk I:
MOV AL,[BL] artinya: copy isi alamat yang ditunjukkan BL
ke AL

Tujuan: register Sumber: alamat memori

Contoh lain:
MOV AL,2 Berapa isi AL setelah semua instruksi dijalankan?
MOV [40],AL
MOV BL,[40]
MOV AL,BL

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

MODE PENGALAMATAN
Contoh Bentuk II:

MOV
[BL],AL artinya: copy isi AL ke alamat yang
ditunjukkan BL
Tujuan: alamat memori Sumber:register

Contoh lain:
MOV AL,2 Berapa alamat memori yang ditunjukkan oleh BL dan
ADD AL,3 berapa isinya?
MOV BL,40
MOV BL,AL

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI ARITMATIKA DAN


LOGIKA

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI PERBANDINGAN
(COMPARE)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI STACK

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

PROSEDUR DAN INTERUPSI

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INPUT DAN OUTPUT

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INPUT DAN OUTPUT

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI MISCELLANEOUS
 Kendali CLI dan STI pada Flag (I):

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 11
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 25
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

INSTRUKSI MISCELLANEOUS

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 25


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 30
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
Mikroprosesor INTEL 8086 adalah generasi awal prosesor PENTIUM.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
 Prosesor 8086 terbagi menjadi 2 bagian fungsional yang independen, yakni
BIU (bus interface unit) dan EU (execution unit).
 BIU bertugas mengirim kode-kode alamat keluar, mengambil instruksi dari
memori, dan membaca data dari port dan memori. BIU menangani semua
transfer data dan alamat pada bus untuk membantu EU.
 EU meminta BIU untuk mengambilkan instruksi dan data dari memori,
mendekode dan melaksanakan instruksi.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU)
 EU mengandung rangkaian-rangkaian kontrol yang berfungsi mengarahkan
operasi-operasi internal.
 Dekoder pada EU menerjemahkan instruksi-instruksi yang telah diambil dari
memori ke dalam urutan aksi.
 EU memiliki ALU 16-bit dan dapat melakukan proses AND, OR, XOR,
penjumlahan, pengurangan, increment, decrement, complement, atau shift
bilangan biner.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 8086 memiliki register bendera dengan panjang 16-bit. Dari 16-bit itu
terdapat 9 bendera yang aktif.
 Dari 9 bendera yang aktif, 6 bendera diantaranya (bendera kondisi) digunakan
untuk menunjukkan kondisi-kondisi yang dihasilkan oleh pelaksanaan
instruksi yakni bendera CF (carry flag), PF (parity flag), AF (auxiliary carry
flag), ZF (zero flag), SF (sign flag), dan OF (overflow flag).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 Sedangkan 3 bendera lainnya (bendera kontrol) digunakan untuk
mengendalikan beberapa operasi prosesor. Bendera-bendera kontrol ini
berbeda dengan 6 bendera kondisi dalam hal cara set dan reset-nya. Keenam
bendera kondisi diset dan direset oleh EU, berdasarkan hasil operasi-operasi
aritmetika atau logika, sedangkan 3 bendera kontrol diset dan direset oleh
instruksi-instruksi khusus yang ada pada program. Bendera itu adalah TF (trap
flag), IF (interrupt flag), dan DF (direction flag).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
Lokasi bit setiap bendera dalam register bendera:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Bendera carry akan diset (CF = 1), jika operasi ALU menghasilkan carry.
Contoh:
1 ---> carry
1010 1000 isi Akumulator
1000 1001 + isi TMP
0011 0001 isi Akumulator setelah perintah
penjumlahan dilaksanakan

Penjumlahan bit ke-7


menghasilkan carry
sehingga CF = 1
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 30
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Bendera paritas (parity flag) akan diset (PF = 1), jika pelaksanaan perintah oleh
ALU menghasilkan jumlah bit 1 genap dan reset (PF = 0) jika jumlah bit 1 ganjil.
Contoh:
Output ALU = 01100011, maka PF = 1
Output ALU = 00101010, maka PF = 0

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Bendera AF (auxiliary carry flag) akan diset (AF = 1), jika dalam penjumlahan, bit
ke 3 menghasilkan carry.
Bit ke-0
Bit ke-7 Bit ke-3
Contoh:
0011 0010 isi Akumulator
0000 0101 + isi TMP
0011 0111 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan
Penjumlahan bit ke-3 dilaksanakan
tidak menghasilkan
carry sehingga AF = 0
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 30
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
Contoh yang lain:
0010 1000 isi Akumulator
0000 1001 + isi TMP
0011 0001 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan
dilaksanakan
Penjumlahan bit ke-3
menghasilkan carry
sehingga AF = 1

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 Bendera zero akan diset (ZF = 1), jika operasi ALU memberikan hasil 0.
 Bendera sign akan diset (SF = 1), jika pelaksanaan perintah oleh ALU
menghasilkan bilangan negatif.
 Bendera OF (overflow flag) akan set jika terjadi overflow yakni jumlah bit
hasil operasi lebih besar dari lebar akumulator.
Contoh: jika suatu operasi menghasilkan bilangan dengan panjang 17-bit,
sedangkan akumulator 8086 hanya16-bit, maka bendera OF akan set.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER
 Bendera TF (trap flag) digunakan pada mode operasi langkah tunggal (single
step atau trace). Jika bendera ini set, maka pelaksanaan instruksi akan
dilakukan step demi step.
 Bendera IF digunakan untuk mengijinkan interupsi dari program.
 Bendera DF digunakan pada operasi string.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : REGISTER SERBA GUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS)
 8086 memiliki 8 buah register serbaguna yakni: AH, AL, BH, BL, CH, CL, DH,
DL. Khusus untuk AL dinamakan pula AKUMULATOR.
 Jika register-register tersebut akan digunakan sebagai register 16-bit, maka
pasangan AH dan AL membentuk AX, BH dan BL membentuk BX, CH dan CL
membentuk CX, serta DH dan DL membentuk DX 16-bit.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : REGISTER SERBA GUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
EXECUTION UNIT (EU) : REGISTER SERBAGUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS)

 AX: merupakan akumulator, sering digunakan untuk menyimpan hasil


sementara setelah operasi aritmetika dan logika.
 BX: sering digunakan sebagai register base untuk menyimpan address base
data yang terletak di dalam memori dan juga address base tabel data.
 CX: dapat digunakan sebagai register count.
 DX: dapat digunakan sebagai register data.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN
 Pada saat EU mendekode atau melaksanakan suatu instruksi, ia tidak
memerlukan menggunakan bus sehingga dapat digunakan oleh BIU
untuk mengambil 6 byte instruksi sebagai instruksi berikutnya yang
akan dilaksanakan.
 Instruksi-instruksi tersebut dinamakan prefetched instruction dan oleh
BIU disimpan dalam register FIFO (first-in first-out) yang disebut juga
register antrian.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN
 Ketika EU siap melaksanakan instruksi berikutnya, ia dengan mudah membaca
instruksi-instruksi dari register antrian dalam BIU.
 Jadi, ketika EU sedang melaksanakan suatu instruksi, bus dapat digunakan
oleh BIU untuk menulis dan membaca memori serta mengambil instruksi
berikutnya.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 18 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN
 Teknologi yang memungkinkan pengambilan instruksi berikutnya sambil
melaksanakan instruksi yang ada dinamakan pipelining. Berikut ini adalah
contoh perbedaan prosesor 8085 tanpa pipelining dan 8086 dengan
pipelining dalam melakukan pengambilan instruksi, pelaksanaan instruksi,
operasi read dan operasi write. Nampak bahwa pipelining memberikan
tingkat penggunaan bus yang lebih efektif.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 19 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER ANTRIAN

8085

8086

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 20 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER SEGMEN
 8086 mampu mengalamati 220 lokasi memori, sedangkan panjang register IP
yang dimilikinya hanya 16-bit.
 Untuk memperoleh 20-bit sinyal alamat, 8086 menggunakan bantuan
register segmen. Gabungan antara register segmen 16-bit dan IP 16-bit akan
menghasilkan 20-bit sinyal alamat.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 21 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER SEGMEN
 8086 memilki 4 buah register segmen yakni CS (code segment), SS (stack
segment), ES (extra segment), dan DS (data segment).
 Jika suatu register segmen berisi kode misalnya CS berisi 348A, maka CS
dianggap memiliki alamat awal 348A0. BIU secara otomatis akan
menambahkan angka 0 di belakang isi segmen. Setiap segmen menempati
64K byte memori, dan dapat ditempatkan dimana saja didalam ruang
alamat 1-M byte.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 22 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER
SEGMEN
Contoh penempatan
alamat segmen pada
memori 8086.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 23 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : INSTRUCTION
POINTER (IP)
IP berisi instruksi berikutnya yang
Akan diambil. Alamat fisik yang
dihasilkan BIU diperoleh dengan cara
seperti disamping.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 24 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
BUS INTERFACE UNIT (BIU) : REGISTER SEGMEN
 Bagian alamat awal segmen yang tersimpan di dalam register segmen
dinamakan segment base, dalam contoh 348A adalah segment base yang
tersimpan dalam CS.
 Isi IP merupakan offset atau jarak (displacement) antara alamat awal segmen
dengan alamat fisik yang dihasilkan. Pada contoh, IP = 4214 berarti
merupakan jarak antara 348A0 (alamat awal segmen) s.d. 38AB4 (alamat
fisik).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 25 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
 Format penulisan alamat fisik:
segment base : offset form
Contoh:
Jika CS berisi 348A dan IP = 4214, akan menghasilkan alamat fisik 38AB4.
Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan/disajikan atau ditulis dalam
bentuk:
CS:IP atau 348A:4214 atau CS:IP=38AB4

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 26 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
REGISTER STACK POINTER (SP)
 Stack adalah bagian memori yang digunakan untuk menyimpan alamat dan
data selama subprogram dilaksanakan. Jika sub program selesai
dilaksanakan, isi stack dikembalikan ke lokasi semula, yakni IP dan
akumulator.
 SP merupakan register yang berisi offset 16-bit yang menghasilkan alamat
fisik teratas dari memori stack. Untuk membangkitkan alamat fisik 20-bit, SP
memerlukan bantuan register SS (stack segment).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 27 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
REGISTER STACK POINTER (SP)
 Contoh: jika isi SS = 5000 dan isi SP = FFE0, maka akan menghasilkan
alamat fisik:
SS 5 0 0 0 0 ← hardwired zero
SP + F F E 0
Alamat fisik -----> 5 F F E 0
 Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan dalam 5FFE0 (single
number) atau dalam bentuk SS:SP yakni 5000:FFE0.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 28 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086
REGISTER INDEX DAN POINTER (SP)
 Kecuali SP, EU pada 8086 juga memiliki register base pointer (BP) 16-bit, dan
juga register index SI (source index) 16-bit, dan DI (destination index) 16-bit.
 Walaupun BP, SI, dan DI dapat digunakan sebagai penyimpan sementara dari
data seperti halnya pada register serbaguna, namun penggunaan utama
mereka adalah menyediakan offset 16-bit dari data untuk suatu segmen
base.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 29 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 12
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 30
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

TUGAS
1. Jelaskan pengertian-pengertian berikut ini: akumulator, register
serbaguna, register bendera, register instruction pointer (program
counter), dan stack pointer.
2. Perhatikan program assembly 8086 menggunakan aplikasi DEBUG
berikut ini:
a). MOV AL,23 c). MOV AL,23 e). MOV AL,00
ADD AL,51 ADD AL,DD ADD AL,FF
b). MOV AL,23 d). MOV AL,23
ADD AL,AF ADD AL,7F
Setelah instruksi-instruksi itu selesai dijalankan, tulislah keadaan isi
register bendera versi DEBUG. Lakukan analisis terhadap isi register
bendera dari setiap proses yang dilakukan.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 30 Dari : 30


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR
INTEL 8086 (LANJUTAN)

M. Andang Novianta, S.T., M.T


Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 1 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Program DEBUG dapat digunakan untuk mengeksplorasi keluarga prosesor
8086 termasuk PENTIUM pada PC.
 Program DEBUG telah disertakan setiap kali user melakukan instalasi
WINDOWS.
 Untuk menjalankan DEBUG, click Start-Run, kemudian ketik CMD dan click
OK sehingga muncul pada layar prompt DOS.
 Dari prompt DOS ketik DEBUG:
C:>DEBUG diikuti ENTER
 Prompt DEBUG ditandai dengan tanda minus lalu diikuti kursor berkedip:
-_

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 2 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Terdapat 19 menu DEBUG, untuk melihatnya ketik
-? diikuti ENTER
 Melihat isi register, ketik:
-R diikuti ENTER maka akan muncul di layar sebagai berikut:

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 3 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Hal itu menandakan bahwa isi register AX=00 00 atau AH=00 dan AL=00,

AH AL

BX=0000 atau BH=00 dan BL=00, CX=0000 atau CH=00 dan CL=00, DX=0000
atau DH=00 dan DL=00
 Keadaan set dan reset register bendera pada DEBUG dinyatakan dengan
singkatan NV, UP, EI, PL, NZ, NA, PO, NC.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 4 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Singkatan untuk keadaan register bendera:
Coba kita perhatikan register bendera kondisi saja yakni bendera overflow,
bendera sign, bendera zero, bendera auxiliary carry, bendera parity dan
bendera carry. Keadaan set dan reset bendera-bendera itu dinyatakan
dengan singkatan:
Bendera overflow
OV (Overflow atau terjadi overflow atau OF=1=set)
NV (No Overflow atau tidak terjadi overflow atau OF=0=reset)
Bendera sign
NG (Negative atau SF=1=set)
PL (Plus atau SF=0=reset)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 5 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Bendera zero
ZR (Zero atau ZF=1=set)
NZ (No Zero atau ZF=0=reset)
Bendera auxiliary carry
NA (No Auxiliary carry atau AF=0=reset)
AC (Auxiliary carry atau AF=1=set)
Bendera paritas
PO (Parity Odd = paritas ganjil atau PF=0=reset)
PE (Parity Even = paritas genap atau PF=1=set)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 6 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Bendera Carry
NC (No Carry atau CF=0=reset)
CY (Carry atau CF=1=set)
 Contoh jika DEBUG menampilkan keadaan flag:
NV UP EI PL NZ NA PO NC
Artinya: hasil perhitungan ALU tidak over flow (NV), bernilai positif (PL), tidak
bernilai 0 (NZ), tidak ada carry pada penjumlahan bit ke-3 (NA), berparitas
ganjil (PO) dan tidak ada carry (NC).

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 7 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Analisis:
Misal kita menulis program assembly dengan perintah A dan menjalankannya
baris demi baris dengan perintah T (trace):

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 8 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Perintah diatas yakni:
MOV AL,3
ADD AL,2
ketika baris pertama dijalankan, isi AL=03 dan setelah baris kedua dijalankan
isi AL menjadi AL=05 heksadesimal. Hal itu menunjukkan bahwa instruksi
pertama MOV AL,3 menyebabkan akumulator AL terisi 3 heksadesimal, baris
kedua menyebabkan isi AL ditambah dengan 2 heksadesimal sehingga
menjadi 5 heksadesimal. Pada akhir pelaksanaan kedua perintah tersebut,
DEBUG menghasilkan keadaan register bendera sebagai berikut:
NV UP EI PL NZ NA PE NC

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 9 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Hal itu berarti:
 Hasil pemrosesesan TIDAK OVERFLOW (NV=NO OVERFLOW ), mengapa?

Cout C7 C4 C1

0 0000 010 Carry (C)

+03 = 0000 0011


Rumus:
+02 = 0000 0010
Terjadi overflow jika Cout dan C7
AL = 0000 0101 berbeda, jika sama tidak terjadi
overflow !!!

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 10 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Hasil pemrosesan bernilai positif (PL=PLUS)
+03 = 0000 0011
+02 = 0000 0010
AL = 0000 0101

+
Perhatikan, bit paling kiri bernilai 0 sehingga menunjukkan bilangan
itu +.
 Hasil pemrosesan tidak nol (NZ=NO ZERO)

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 11 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
 Hasil pemrosesesan TIDAK ada auxiliary carry (NA=No Auxiliary Carry):
Perhatikan C4 diatas! C4 adalah Auxiliary Carry. Karena C4=0 berarti
tidak ada auxiliary carry. Sebaliknya jika C4=1, berarti ada auxiliary
carry.
 Hasil pemrosesan berparitas genap (PE=parity even): Perhatikan hasil
AL = 0000 0101, karena jumlah “1” nya genap maka hasil itu berparitas
genap.
 Hasil pemrosesan tidak ada carry out (NC=NO Carry), karena Cout=0.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 12 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
MEMORI
Melihat isi memori pada alamat 100:
-D100 diikuti enter
Misal jika kita menulis program assembly:
MOV AL,3
ADD AL,2
maka DEBUG akan mengubahnya menjadi kode-kode mesin dalam format
heksadesimal menjadi: B0 03
MOV AL,3 04 02
ADD AL,2 Ini adalah kode-kode mesin (format mesin)
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 13 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Dengan menggunakan perintah D, akan ditampilkan:

Hal itu menunjukkan kode B0 disimpan dialamat 100, kode 03 dialamat 101,
kode 04 dialamat 102, dan kode 02 dialamat 103.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 14 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
Untuk melihat isi register sebelum perintah-perintah itu dijalankan gunakan
perintah R. Jika kedua perintah tersebut dijalankan baris per baris dengan
perintahT, maka:

terlihat mula-mula IP=100 (alamat awal program, dibuat otomatis oleh


DEBUG), setelah baris 1 dijalankan IP=102 (alamat instruksi ke 2). Jadi IP
berisi alamat instruksi berikutnya yang akan dilaksanakan.
Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 15 Dari : 17
Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
TUGAS 1:
Tulislah program assembly 8086 menggunakan aplikasi DEBUG untuk
menjumlahkan bilangan heksadesimal:
23+51, 23+(-51), 23-23, dan 23+7F.
Amati setiap baris program dijalankan.
Lakukan analisis terhadap isi register bendera dari setiap proses yang
dilakukan.
Kata kunci yang digunakan adalah MOV dan ADD, serta akumulator AL.

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 16 Dari : 17


Fakultas : Teknologi Industri Pertemuan Ke : 13
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Elektronika Handout Ke : 1
Kode Matakuliah : ELT 1103 Jumlah Halaman : 17
Nama Matakuliah: Dasar Teknik Komputer Mulai Berlaku : TA 2017/2018

EKSPLORASI PROSESOR 8086


DENGAN PROGRAM DEBUG
TUGAS 2:
Susun program assembly dengan DEBUG:
MOV AL,12
ADD AL,35
SUB AL,40
Susunlah memori yang menunjukkan kode-kode mesin untuk instruksi-
instruksi tersebut disimpan!
Berapa isi IP untuk setiap baris selesai dijalankan?

Versi : 1.0 Revisi : 0.0 Halaman : 17 Dari : 17

Anda mungkin juga menyukai