160332605874
0FFERING H
Pengenalan Alat
Cawan petri adalah alat yang terbuat dari gelas dan berfungsi sebagai tempat
pembiakan mikroorganisme. Media pertumbuhan dapat dituang ke cawan bagian bawah dan
cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai ukuran yaitu
berdiameter 5cm, 8 cm, 9 cm, atau 15 cm. Cawan berdiameter 15 cm dapat menampung
media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameer 9 cm hanya cukup diisi media
sebanyak 10 ml. Terdapat dua jenis cawan petri yaitu cawan tidak berventilasi (yang umum
dipakai) dan berventilasi. Cawan yang berventilasi digunakan untuk pembiakan anaerob.
Sedangkan untuk standarisasi gunakan cawan berukuran 15 mm kali 100 mm, dipilih cawan
yang bebas gelembung dan goresan sehingga distribusi agar merata (Khasani 1990).
Didalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan sebagai tempat media
pertumbuhan atau penampungan cairan lainnya seperti pelarut dalam pengenceran. Tabung
reaksi dipilih karena bentuknya yang vertikal (bandingkan dengan cawan petri) sehingga
mempermudah penanganan dan menghemat tempat penyimpanan. Tabung reaksi dapat diisi
media padat maupun cair. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur
menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar
miring (slants agar). Untuk membuat media miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan
media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu
lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar
resiko kontaminasi. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau
alumunium foil. Tutup tabung yang paling baik dan aman digunakan adalah tutup plastik
plypropylene berulir karena akan mencegah timbulnya aerosol (Dwidjosaputro 2004).
Oven berfungsi sebagai alat sterilisasi dengan prinsip panas kering. Umumnya
alat-alat yang di sterilisasi dengan oven adalah alat gelas seperti cawan atau pipet ukur.
Selain oven alat sterilisasi lainnya adalah autoklaf. Autoklaf adalah alat yang digunakan
untuk sterilisasi autoklaf termasuk dalam tekniksterilisasi secara fisika dengan prinsip arus
uap dan tekanan, karena uap mempunyai data tembus yang lebih besar dan mengakibatkan
pengumpulan pada protoplasma sel-sel yang disterilisasikan. Autoklaf yang ada di
laboratorium terbagi menjadi dua yaitu yang digunakan untuk sterilisasi alat dan medium
yang akan dipakai, serta yang digunakan untuk destruksi atau sterilisasi kotor (Ratu 2005).
- Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya
dan fungsinya.
a. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
- Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu
mikroba
- Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan
dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari
taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).
- Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah
ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk
menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
- Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah
pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung
Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif
tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
- Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang
menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan
tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat
digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non
hemolitik.
- Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
- Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan
untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
- Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
(Sutedjo,1996).
a. Kadar ion hydrogen. Diantara semua ion, ion H+ dan OH- adalah ion-ion yang paling
mobililitas; oleh sebab itu perubahan kadar yang kecil saja sudah menimbulkan pengaruh
yang besar. (Schlagel, 1994).
b. Karbon dioksida, larutan bak yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
ototrof yang memfikasi CO2 biasanya ditambahi Na- bikarbonat dan diinkubasi dibawah
atmosfir yang mengandung CO2 dalam wadah tertutup (Schlagel, 1994).
c. Kadar air dan tekanan osmotik. Mikroorganisme menunjukkan perbedaan yang luas dari
segi tuntutan keperluan akan kadar air (Schlagel, 1994).
e. Aerasi untuk semua mikroorganisme aerob obligat, oksigen merupakan akseptor electron
yang sangat penting. Biak anaerob. Untuk menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob kuat
penyingkiran O2 udara merupakan persyaratan yang amat perlu (Schlegel, 1994)
a. Karbon :
Sebagai sumber karbon digunakan bernagai gula, pati, glikogen. Gula yang dipakai
berupa 5C,6C, atau disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltose). Untuk dapat menggunakan
sumber karbon ini bakteri dapat menguraikannua menjadi molekul yang lebih kecil yang
kemudian digunakan untuk bahan dasar protein, polisakarida, lipida dan asam nukleat.
b. Vitamin dan Faktor pertumbuhan :
Berbagai vitamin yang diperlukan bakteri adalah thiamine, riboflavin, asam nikotinat,
asam pantotenas biotin. Vitamin ini berfungsi sebagai koenzim atau bagian lain dari bahan
dasar sel (Hastowo,1992).
Metoda Uji Aktivitas Anti-Mikroba
Uji aktivitas anti-mikroba ini diukur respons pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap
agen antimikroba. Tujuan assay antimikroba (termasuk antibiotik dan substansi antimikroba
non-antibiotik, misalnya fenol, bisfenol, aldehid), adalah untuk menentukan potensi dan
kontrol kualitas selama proses produksi senyawa antimikroba dipabrik, untuk farmakokinetik
obat pada hewan atau manusia dan untuk memonetor dan mengontrol kemoterapi obat.
Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan
efesien. (Krisno, 2011)
1. Metoda Dilusi
Cara ini digunakan untuk menentukan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh
minimum (KBM) dari antimikroba. Prinsip dari metoda dilusi ini adalah membuat seri
pengenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba uji.
Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya
pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada
media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diunkubasi selama
18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai KBM.
2. Metode Difusi
a. Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas agen antimikroba.
Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami
mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan
adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media
agar.
c. Ditch-plate technique. Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang
diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada
bagian tengah secara membujur dan mikroba uji ( maksimum 6 macam ) digoreskan kearah
parit yang berisi agen antimikroba.
d. Cup-plate technique. Metode ini serupa dengan mitode disc diffusion, dimana dibuat
sumur pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut
diberi agen antimikroba yang akan diuji.
e. Gradient-plate technique. Pada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar
secara teoretis bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji
ditambahkan. Campuran kemudian dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi
miring. Nutrisi kedua selanjutnya dihitung diatasnya.
- Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam
autoclave, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut
harus memenuhi syarat-syarat, antara lain harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Sutedjo 1991).
Hal yang terpenting adalah medium harus mengandung nutrien yang merupakan
substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus
memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh (Label 2008).
Untuk membuat biakan padat pada larutan biak cair ditambahkan bahan
pemadat yang memberi konsistensi seperti selai pada larutan air. Hanya untuk keperluan
tertentu masih digunakan gelatin, karena sudah mencair pada suhu 260-300˚C dan banyak
organisme mampu mencairkan gelatin. Bahan pemadat yang hampir ideal adalah agar. Agar
ditambahkan pada larutan air dengan kadar 15-20 gr/lt. Agar baru mencair pada suhu 1000˚C,
agar tersebut masih tetap baik kalau didinginkan sampai 450˚C. Agar hanya dipengaruhi oleh
sejumlah kecil bakteri (Schlegel 1994).