Anda di halaman 1dari 31

1.

HUMAN ISSUES
“ Human issues adalah permasalahan masyarakat sebagai akibat dari kebutuhan yang
berbeda setiap individu” (Architectural Progamming and Predesign Manager, Robert
G. Hershberger, 1999).

Permasalahan yang timbul dari berbagai kebutuhan manusia yang berbeda-beda.

Jenis permasalahan yang ada terkait dengan manusia :

- The functional activities to be housed tempat yang fungsional untuk


beraktivitas.
- The social relationship to be maintained hubungan sosial untuk
dipertahankan.
- The physical characteristics and needs of the user karakter fisik dan
kebutuhan pengguna.
- The physiological characteristics and needs of the user fisiologis
kenyamanan dan kebutuhan pengguna.

1.1 Functional (Fungsi)


Sebuah bangunan akan dikatakan sukes apablia bangunan tersebut dapat
diakamodasikan untuk menampung seluruh kegiatan manusia.
 Beberapa bangunan yang sangat simple tapi memliki sifat yang sangat penting
bagi aktivitas manusia.
 Bangunan yang/ dapat memberikan kegunaan atau manfaat bagi aktivitas manusia.
 Gender bisa mempengaruhi pemahaman bentuk ruangan atau bangunan sesuai
fungsi.

Contoh :

Alun-Alun Bandung
Didesain oleh seorang arsitek sekaligus walikota Bandung, berfungsi sebagai taman
sehingga masyarakat dapat berinteraksi di ruang luar, tetapi uniknya taman ini di
tempatkan dekat masjid.

Lincoln Memorial by Henry Bacon

Konstruksi bangunan ini membutuhkan waktu 8 tahun untuk penyelesaiannya ( 1914-1922).


Bangunan ini dibuat simple dan luas agar pengunjung bisa melihat dengan bebas.

Solomon R. Guggenheim Museum by Frank Lloyd Wright


dipergunakan untuk menampilkan berbagai macam karya seni dari seniman-seniman ternama
di dunia. Salah satunya adalah karya seni rupa berupa lukisan yang bisa disaksikan ketika
berada di museum ini adalah karya seni dari Bani Abidi, Marina Abramovic hingga Vito
Acconci. Semua lukisan atau karya seni rupa ini dibingkai dengan menarik dan diberikan
informasi yang detail mengenai konsep, judul dan juga kapan lukisan ini dibuat. Selain karya
seni lukisan, user juga bisa melihat beberapa patung dari seniman-seniman seni pahat di
dunia yang dipamerkan di museum ini, bisa melihat dan mendapatkan informasi yang cukup
lengkap serta detail yang akan membuat pengetahuan semakin bertambah.

1.2 Social (Sosial)

 Hubungan interaksi sosial dengan kegiatan.


 Perancang atau seorang arsitek harus memahami cara terbaik agar hubungan
sosial yang terjadi dapat membantu individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan.
 Perancang harus dapat menganalisa agar hubungan sosial antar individu atau
kelompok tetap terjadi.

Contoh :
Kantor KasKus, Jakarta

- Ruang kerja pada kantor kaskus di desain menarik dan layout yang diatur
terkesan berkumpul agar hubungan sosial tetap berjalan.
- Apalagi disediakan tempat atau alat permainan untuk pegawai pada jam-jam
istirahat sehingga suasana santai sangat terasa, dengan begitu hubungan sosial
sangat terasa pula.

Lake Anne Village Center by James Rossant

Berada di kota New Virginia. Arsiteknya memastikan rekreasi eksterior, tempat sosialisasi,
meeting, dan sirkulasi pejalan kaki yang bebas dari kendaraan bermotor. Sehingga
menciptakan suasana sosialisasi yang baik.
Hubungan social antar kegiatan. Bentuk ruang harus dapat menunjang aktifitas sosial yang
terjadi di dalam ruangan, untuk Guggenheim Museum ini diperuntukan kepada orang-orang
yang menyukai karya seni. Selain itu di dalam Solomon R. Guggenheim Museum juga dapat
di temukan berbagai wisata edukasi, seperti Sackler Center, Adult & Academic Programs dan
Schools & Educators.Di Sackler Center, user dapat mempelajari teknologi untuk membuat
berbagai benda seni. Program ini ditujukan bagi remaja, orang dewasa dan keluarga.

1.3 Physical (Fisik)

 Karakteristik penghuni memiliki pengaruh yang besar pada bentuk suatu


bangunan.
 Fisik yang terlihat seperti bentuk dan ukuran.

Contoh :
Ukuran furniture yang berada di dalam ruang harus menyesuaikan dengan ukuran atau
skala penghuninya. Misalnya di taman kanak-kanak yang terdapat banyak anak-anak,
dianjurkan untuk menggunakan furniture yang cenderung kecil atau rendah sesuai
dengan anak-anak. Seperti tangga harus menggunakan tangga yang lebih rendah agar
meminimalisir jatuhnya anak saat menaiki anak tangga, tetapi jika ada berhubungan
dengan listrik (stop kontak) letakan diatas yang jauh dijangkau oleh anak-anak.

Bangunan aksesibilitas untuk penyandang disabilitas

Pintu

a. Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh penyandang cacat.
b. Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm dan pintu-pintu yang
kurang penting (seperti pintu toilet, pantry, gudang, dsb) memiliki lebar bukaan minimal 80
cm
c. Di daerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau ketinggian
lantai.
d. Jenis pintu yang penggunaannya tidak di anjurkan :
- Pintu geser
- Pintu yang berat dan sulit untuk di buka/ditutup
- Pintu dengan dua daun pintu yang berukuran kecil.
- Pintu yang terbuka ke dua arah (dorong dan tarik)
- Pintu dengan bentuk pegangan yang sulit dioperasikan terutama bagi tunanetra.
e. Penggunaan pintu otomatis di utamakan yang peka terhadap bahaya kebakaran. Pintu
tersebut tidak boleh membuka sepenuhnya dalam waktu lebih kurang dari 5 detik dan cepat
untuk menutup kembali.
f. Alat alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup dengan sempurna
karena pintu yang terbuka sebagian dapat membahayakan penyandang cacat
g. Hindari penggunaan bahan lantai yang licin di sekitar pintu
at.
h. Plat tending yang diletakkan dibagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna kursi roda

dang cacat

Ramp
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu sebagai
alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga/peyandang cacat. Berikut ini
adalah persyaratan keberadaan ramp
a Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7º (sudut antara garis
kemiringan ramp dengan bidang horizontal). Perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk
awalan atau akhiran ramp (curb ramps landing). Awalan dan akhiran ramp lebih landai lagi.
Sedangkan kemiringan suatu ramp yang berada di luar bangunan maksimum 6º.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7º) tidak boleh lebih dari 900 cm.
Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang. Jika panjang ramp
melebihi ketentuan, maka setiap 9 m terdapat bordes sebagai tempat istirahat sementara.
c. Bordes (muka datar) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar
sehingga memungkinkan untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
d. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 136 cm dengan tepi
pengaman. Untuk ramp yang digunakan sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan
barang harus dipertimbangkan secara seksama lebarnya sehingga bisa dipakai untuk kedua
fungsi tersebut atau dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi yang berbeda-beda.
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak
licin baik diwaktu hujan.
f. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) adalah 10 cm dirancang untuk menghalangi roda
kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan langsung
dengan lalu lintas jalan umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
mengganggu jalan umum.
g. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu pencahayaan
di waktu malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian bagian ramp yang memiliki
ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian bagian yang membahayakan.
h. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya
denga ketinggian yang sesuai sebagai pegangan sewaktu tuna daksa tidak bersama pemandu.
Tangga
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.
b. Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60º.
c. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan pengguna tangga.
d. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada salah satu sisi
tangga.
e. Pegangam rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-ujungnya (bagian puncak
dan bagian bawah tangga) dengan panjang 30 cm.
f. Pegangan rambat harus mudah di pegang dengan ketinggian 65 - 80 cm dari lantai, bebas
dari elemen konstruksi yang mengganggu dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan
dengan baik ke arah lantai, dinding, atau tiang.
g. Untuk tangga yang terletak di luar bangunan harus dirancang agar tidak ada air hujan yang
menggenang pada lantai.

Kamar Kecil
a. Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan rambu “
penyandang cacat “ pada bagian luarnya.
b. Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan
keluar pengguna kursi roda.
c. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi roda (45 –
50 cm).
d. Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail)
dengan posisi dan ketinggian yang disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan penyandang
cacat yang lain.
e. Pegangan disarankan berbentuk siku-siku mengarah ke atas untuk membantu pergerakan
pengguna kursi roda.
f. Letak kertas tisu, air, kran air, atau pancuran (shower) dan perlengkapan seperti tempat
sabun dan pengering tangan harus di pasang sedemikian rupa hingga mudah digunakan oleh
orang yang memiliki keterbatasan fisik serta bisa dijangkau pengguna kursi roda.
g. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel.
h. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin.
i. Pintu harus mudah dibuka untuk memudahkan pengguna kursi roda untuk membuka dan
menutupnya.
j. Kunci-kunci toilet atau grendel mudah dibuka dari luar jika terjadi kondisi darurat.
k. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu masuk, dianjurkan
untuk menyediakan tombol pencahayaan darurat (emergency light button) guna
mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik.

Wastafel
a. Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaannya dan lebar depannya
dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik.
b. Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel.
c. Wastafel harus memiliki ruang gerak dibawahnya sehingga tidak menghalangi lutut dan
kaki pengguna kursi roda.
d. Pemasangan ketinggian cermin di perhitungkan terhadap pengguna kursi roda
Dimensi standar westafel bagi pengguna kursi roda

1.4 Physiological (Fisiologi)


 Hubungan dengan kenyamanan panca indra pengguna.
 Pemahaman karakteristik sifat penghuni.

Contoh :

Warna cat taman kanak-kanak berbeda dengan warna cat di rumah sakit. Warna cat
pada tamankanak-kanak sangat penuh dengan warna (full color), karena agar terkesan
ceria & bahagia sehingga anak anak bersemangat untuk pergi belajar. Berbeda dengan
warna cat pada rumah sakit yang menggunakan warna kalem (soft) agar terkesan
tenang sehingga pasien yang berada di ruangan tersebut menjadi santai dan tenang.
Panti jompo yang harus menggunakan ukuran huruf yang besar dan tebal karena
menyesuaikan dengan mata orang lanjut usia yang sebagian besar sudah rabun.

1.2 Psychological (Psikologi)


Bentuk bangunan dipengaruhi oleh bagaimana seseorang berperilaku dan
merasakan tentang lingkungan disekitarnya.

Contoh :

Jika penghuni lebih ingin merasakan feminim di dalam ruangan, maka ruangan
tersebut dapat diberi pewarnaan yang terkesan feminism atau dari bentuk bisa
menggunakan bentuk lengkungan agar terksan feminim.
Kenyamanan panca indra. Ruang dibentuk mengkerucut atau memusat ke atas
langitseolah-olah memberikan kesan yang bergerak seperti karya seni yang sedang
dipamerkan.

2. ENVIRONMENTAL ISSUE
Aspek ini membahas seorang arsitek atau perancang harus memahami masalah yang
berkaitan dengan lingkungan yang akan digunakan sebagai tapak bangunan.

1.2 Site (Tapak)

 Daerah mempengaruhi keadaan setelah bangunan jadi.


 Lahan atau tempat dimana bangunan yang direncanakan akan dibangun.
 Menganalisis tapak adalah mengumpulkan seluruh data sehingga sangat
penting bagi arsitek jika ingin membangun suatu rencana bangunan agar
mengetahui masalah yang ada disekitar tapak seperti factor topografi, geologi,
dan hidrologi.
 Faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis tapak :
o Topografi = studi tentang bentuk permukaan bumi dan pengaruh manusia
terhadap lingkungan untuk menentukan fungsi kawasan dan peletakan
daerah yang akan dibangun
o Geologi dan Hidrologi :memberikan dampak yang luar biasa pada jenis
dan bentuk bangunan yang mungkin akan dibangun atau memberikan
gambaran bahwa apakah bangunan tersebut bisa atau tidak bisa sama
sekali untuk dibangun.

Museum Guggenheim ini sangat mudah untuk di jangkau, Karena tempatnya yang
strategis di dekat jalan raya dan untuk menuju ke museum ini, bisa menggunakan
kereta bawah tanah jalur 4, 5, 6 ke arah 86th Street atau bias juga melanjutkan
berjalan kaki sekitar 2 blok. Sementara jika menggunakan bus, bisa menggunakan
jalur M1, M2, M3, atau M4 yang akan membawa langsung menuju ke Fifth
Avenue.

1.3 Climate (Iklim)

 Iklim dapat berupa suhu, angin, cuaca, dan curah hujan. Bangunan harus
dibangun sesuai dengan iklim dimana bangunan itu di bangun.
 Iklim mempengaruhi bentuk tata lingkungan.
 Dapat dilihat dari karakteristik tata lingkungan pada beberapa daerah sesuai
dengan iklim yang ada di daerah tersebut.

The Black Desert House by Oller & Pejic

Terletak di California, United States. Rumah ini dilapisi kaca-kaca yang


menangkap 70 mil landscape seru dari gurun pasir Mojave dengan panorama
yang selalu berubah warna dan cahaya matahari yang bergeser kearah barat.

1.4 Context (Konteks)

Perancang harus memerhatikan tata letak bangunan. Tata letak bangunan harus
strategis karena tata letak bangunan tersebut dapan memengaruhi tata letak
bangunan lain juga yang ada di sekitarnya. Penentuan tata letak ini dapat
dipengaruhi oleh factor keramaian dan ekonomi atau komersil. Contohnya adalah
peletakan pom bensin lebih menguntungkan jika diletakkan di persimpangan,
dekat dengan keramaian, dan mudah diakses agar hemat waktu.

Contoh :

Ruko atau toko yang berada di persimpangan jalan atau di pinggir jalan raya lebih
menguntungkan dibanding disisi lain. Penempatan tersebut lebih mudah diakses
dan strategis karena berada di keramaian.
Bangunan yang besifat komersil dianjurkan berada di pinggir jalan raya atau
keramaian.

1.5 Resources (Sumber Daya)


Sumber daya alam (air, energy, dan material) yang ada di sekitar tapak yang
akan dibangun agar dapat dimanfaatkan ke dalam desain bangunan yang akan
dibangun pada tapak tersebut. Contohnya adalah jika di daerah tersebut
mempunyai banyak tanah liat, maka perancang dapat memanfaatkan tanah liat
tersebut untuk membuat bata sebagai bahan penyusun bangunan yang akan
dibangun.
 Air – Atap yang miring
 Udara – Beranda yang memiliki atap yang lebar
 Bahan bakar – Mudah dan murahnya mendapatkan bahan bakar
menjadi perhitungan untuk mencari lokasi
 Bahan baku bangunan – Kayu, batu (dihutan); lumpur, jerami
(didaerah tropis); es, kulit binatang (dikutub utara)

1.6 Waste (Limbah)


Perancang harus memikirkan jenis limbah apa yang dihasilkan oleh bangunan
tersebut, saluran pepmbuangan limbah, dan peletakan lokasi pembuangan
limbah agar tidak mengganggu layout bangunan. Limbah yang dihasilkan
dapat berupa sampah (organic dan non organic) dan grey water yang
dihasilkan oleh kamar mandi, cucian, dan lain-lain. Contohnya adalah
perancang tidak bisa meletakan pembuangan sampah basah di dalam ruangan
karena dapat mengganggu kenyamanan penghuni.

Contoh :

Tempat sampah di gedung atau rumah sakit, harus terletak disudut ruangan
yang tidak dekat dengan jangkauan pasien atau penghuni ditempat tersebut
sehingga tidak menggangu pasien.

3. CULTURAL ISSUES

Aspek ini membahas dimana bangunan memiliki dasar-dasar yang berkaitan dengan
tradisi dan budaya.

1.7 Historical (Sejarah)


 Bangunan di bangun sesuai aturan nenek moyang/sejarah/budaya yang sudah
ada.
 Dalam merancang sebuah bangunan, arsitek harus memperhatikan latar
belakang dan sejarah ditempat sekitar agar saat membangun tidak menyalahi
aturan atau norma-norma yang berlaku di daerah tersebut dan juga saat
mendesain bangunan lebih mudah mendapatkan insprasi karena budaya atau
sejarah yang ada ditempat tersebut dapat diaplikasikan ke dalam mendesain
bangunan.
Contoh : Monument Nasional diatas tugunya terdapat seperti api yang sedang
membara dan menyala, hal itu melambangkan seperti pahlawan yang semngatnya
membara saat melawan para penjajah untuk merebut kedaulatan NKRI.

1.8 Political (Politik)

Contoh : Misalnya jika masyarakat ingin membangun suatu bangunan pemerintah


akan meberikan aturan bahwa di daerah tersebut tidak boleh membangun lebih
dari 2 lantai, ukuran luas bangunannya tidak boleh melebihi aturan yang sudah
ada.

1.9 Intitutional (Lembaga)


 Bangunan dibangun sesuai dengan aturan yang ada.
 Kelembagaan yang harus diartikan secara hati-hati adalah lembaga yang
bersifat edukasi, religi/keagamaan, komersial.

1.10 Legal (Hukum)


 Bangunan harus dibangun sesuai dengan hukum yang berlaku
 Bangunan yang didesain sesuai hokum yang berlaku demi melindungi
keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan public.

Arsitek harus sepenuhnya menyadari ketentuan dan aturan yang ada ketika
mendesain.

4. TECHNOLOGICAL ISSUES

Aspek ini membahas bagaimana technologi berperan dalam proses mambangun


sebuah bangunan.

1.11 Material
 Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sebuah bahan, sangat
dipertimbangkan bagus tidaknya atau bagaimana dampak untuk kedepannya.
 Material yang dientuk harus disesuaikan dengan desain yang diinginkan dan harus
ramah lingkungan.
Contoh : Jenis material dasar batu bata, pasir, air, dan lainnya. Seorang dosen
besar ITB menemukan inovasi beton polimer yang terbuat dari limbah plastic
sehingga ramah lingkungan.

1.12 System
 Struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan sebagai satu kesatuan untuk mencapai hasil yang efektif dan
efisien.
 Dalam merancang bangunan kita tidak hanya memperhatikan estetika
(keindahan) dan kekuatannya saja tapi juga perlu memperhatikan
keamanan dan fungsinya.
Dalam aspek sistem ada dua jenis instalasi, yaitu sistem mekanikal & elektrikal
(ME)

Contoh :
Rumah Sakit
Memiliki sistem yang khusus dan tidak ada di gedung lain.Di rumah sakit
memiliki sistem instalasi gas oksigen.

AMERICAN PAVILION
R. Buckminster (kanan) dan Shoji Sodao (kiri) menggunakan baja ringan untuk
mendirikan kubah geodesik mereka. Cambridge seven (7 orang arsitek lulusan
Cambridge University) menggunakan struktur beton untuk bangunan dalam agar
tampak kontras jika dilihat dari luar.

Gedung pemadam kebakaran.

Memiliki sistem yang tidak ada di gedung lain, gedung pemadam kebakaran
memiliki
“Fire fighting system”.

1.13 Process
Didalam proses dibutuhkan sebuah program, proses tanpa menggunakan program
akan tidak efektif.
Peran teknologi dalam proses merancang, yaitu :
- Alat bantu mempresentasikan desain arsitektur
- Alat bantu evaluasi
- Alat bantu simulasi

Contoh gambar :

Desain secara manual

Desain secara modern (menggunakan software)

5. TEMPORAL ISSUES

Aspek ini membahas yang berkaitan dengan waktu. Arsitek harus dapat mengetahui
ketika ingin membangun sebuah bangunan ada atau tidak potensi perubahan pada
bangunan tersbut.
1.14 Growth (Pertumbuhan)
perancang arsitektur harus menemukan apakah fasilitas yang diprogram memiliki
potensi pertumbuhan.
“pelaksanaan perancangan adalah untuk pembenakan bangunan yang akan diperluas
dimasa yang akan dating untuk mencerminkan pertumbuhan yang lazim didalam
suatu organisasi” (Robert G. Hersberger).

Pertumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu :


- Pertumbuhan penambahan = bertambah volume, bentuk tetap
- Pertumbuhan pengurangan = berkurang volume, tidak dengan bentuknya.

Contoh :
o Pertumbuhan Penambahan

Masjidil Haram, Makkah

Pertumbuhan pada masjidil haram di makkah merubah volume bangunan yang


lebih besar agar dapat menampung jama’ah yang lebih banyak, tetapi tidak
merubah bentuk.Bentuk bangunan tetap melingkari ka’bah.

o Pertumbuhan pengurangan
Permukiman Kalijodo, Jakarta

Pemukiman kalijodo termasuk contoh dari pertumbuham pengurangan, karena


mengalami pengurangan volume bangunan (penggusuran) yang bertujuan agar
mengurangi dampak-dampak negative (penertiban) di daerah tersebut seperti
banjir, sampah, dll.

1.15 Changes (perubahan)


 Programmer harus mengetahui apakah kebutuhan untuk perubahan adalah
karakteristik dari bangunan yang diprogram.
 Bangunan dapat berubah sesuai keperluan-keperluan penghuni.
 “Bangunan yang dirancang dengan baik, dapat membuat perubahan-perubahan
yang terjadi terhadap penghuni maupun keperluan-keperluan penghuni”. (Robert
G, Hersrberger)

Contoh :
Perubahan internal di sebuah sekolah. Misalnya pihak sekolah tersebut ingin
berencana untuk membuat kelas baru atau ruangan baru.Arsitek atau si perencana
harus dapat memikirkan gedung mana yang harus dirubah untuk dipakai kelas
baru tersebut.

1.16 Kutuhan (Permanen)


 Bangunan harus juga permanen atau tahan lama. Maka diperlukan material
kualitas tinggi agar bisa bertahan dalam waktu lama walaupun mengalami
remodelings untuk mengakomodasi perubahan yang diperlukan .
 “sebagian besar bangunan dianjurkan untuk memiliki jangka waktu yang panjang
(tahan lama) meskipun ada perubahan akomodasi yang terjadi”. (Robert G.
Hersrberger).

Jadi, arsitek harus mengetahui bahan dan material apa yang cocok untuk
membangun suatu bangunan dan cocok dengan iklim di lingkungan tersebut.

 Hubungan Arsitek dengan Struktur


- Ornamentasi Struktur
Hubungan arsitektur dan strukur yang diamarkan beton yang bisa menjadi
pondasi sekaligus esteikan bangunan.

- Struktur Sebagai Ornamen


Le Corbusier mengatakan bahwa estetika struktur dan arsitektur berjalan
beriringan.

- Struktur Sebagai Arsitektur


Struktur tanpa ornament atau struktur saja sudah menjadi karya arsitektur.
Jadi, bangunan yang hanya memiliki strusktur saja dapat dikatakan sebagai karya
arsitektur meskipun tidak ada ornament.

- Struktur Sebagai Bentuk


Bukan bentuk yang mempengaruhi struktur, tetapi struktur yang
mempengaruhi bentuk.
- Pengabaian Struktur
Perkembangan teknololgi sebagai gerakan arsitektur modern.

6. ECONOMIC ISSUES

Dalam aspek ini membahas dan menjelaskan dari segi apa saja arsitek harus dapat
meminimalisir pengeluaran pada saat membuat perencanaan bangunan, yaitu :

1.17 Pembiayaan
Menganalisis segi finansial proyek dalam membuat rencana bangunan adalah
layanan pra-desain yang penting untuk fasilitas yang bersifat komersial.

1.18 Konstruksi
Delineasi cermat dalam anggaran bangunan dan penilaian yang akurat dari biaya
konstruksi adalah cara yang paling menguntungkan untuk memastikan bahwa
proyek dapat dilanjutkan dalam batas anggaran klien. Arsitek harus dapat
meminimalisir pengeluaran yang berlebihan untuk bahan material bangunan.
1.19 Operasi
Fasilitas tambahan system dalam bangunan memerlukan biaya yang cukup besar
dan memerlukan alat modern (CCTV).

Contoh : demi menjaga keamanan pada bangunan yang ingin dibangun, harus
memikirkan ruang khusus untuk memantau keamanan sekitar bangunan (CCTV),
memberikan tangga darurat (untuk gedung tinggi).

1.20 Pemeliharaan
Jika bahan atau sistem yang digunakan dalam desain murah dan berkualitas
rendah, biasanya membutuhkan perawatan yang lebih dan penggantian bahan
yang lebih awal dibandingkan dengan produk-produk berkualitas tinggi.Maka dari
itu, lebih baik memakai bahan yang sedikit mahal teteapi berkualitas dan tahan
lama.

1.21 Energi
Energi merupakan permasalahan yang sangat penting untuk memperkirakan dan
menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Sehingga seorang arsitek
harus memikirkan bagaimana cara agar penghuni dapat mengehemat energi secara
maksimal.

7. AESTHETIC ISSUES

Arsitek sangat penting mencari desain dan perlu mendapatkan ide-ide kreativ untuk
merealisasikannya kedalam bangunan agar bangunan tersebut terlihat indah dan
menarik.

1.22 Form (Bentuk)


Ketetapan di daerah-daerah tertentu untuk ketentuan bangunan, sign, area parkr
dan lansekap. Contoh dari ketentuan tersebut ialah tinggi maksimum, kemunduran
bangunan terhadap jalan, cakupan tanah dan efek dari formasi bangunan.

Contoh :

7.2 Space (Ruang)

 Selain ruang memiliki fungsi, ruang juga harus berestetika. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kualitas suatu ruang adalah bagaimana mengatur besaran,
ketinggian, bentuk, efek yang dihasilkan dari penggunaan material dan
pengolahan pencahayaan.
 “Preferensi (selera) ruang dapat menjadi sangat penting untuk beberapa klien”.
(Robert G. Hershrberger in Architectural Programming and Predesign Manager.
Hal 150).
Contoh:

7.3 Meaning (Arti)


Setiap bangunan memiliki arti dan alasan dari setiap bentuk dan ruang nya.

Contoh :

TWA Flight Centre, New York karya Eero Saarinen and Associates ;
(1962)
8. SAFETY ISSUES

Aspek ini membahas bahwa dalam merencanakan untuk membangun sebuah


bangunan harus memikirkan bagaimana keamaanan disekitar bangunan tersebut.

1.23 Struktur
 Arsitek harus memperhatikan kekuatan dari struktur tersebut.
 Dalam merancang bangunan arsitek harus memahami dan mengetahui bahan yang
bagus dan kokoh (tidak mudah roboh).

1.24 Kebakaran
Arsitek harus memperhatikan aspek keselamatan terutama saat darurat.

Contoh :

1.25 Kimia
Arsitek harus memperhatikan ancaman kesehatan dari zat kimia.
Contoh :
Arsitek harus menganalisis jenis tanah agar dapat disesuaikan dengan
pembangunan, jika tanahnya dapat menyerap air maka aman jika bangunan tidak
dibuat ketinggian tambahan untuk mengantisipasi banjir, tapi jika sebaliknya
maka perlu diberi naikan pada bangunan.

1.26 Personal
 Arsitek harus memperhatikan adanya kemungkinan larangan pembangunan di
beberapa zona ramai.
 Berkaitan pula dengan safety person/keamanan pekerja .
 Rumah tinggal yang berada di sekitar bandara, tidak boleh membangun bangunan
yang tinggi lebih dari aturan yang ada. Dan arsitek atau perancang rumah juga
harus dapat mengetahui material apa yang cocok diterapkan dibangunan tersebut
untuk menahan kebisingan dari bunyi pesaawat.

Contoh :

Alat-alat pengamanan pekerja bangunan ketika bekerja berupa hel, sarung tanagn,
kacamata, tali, dll.

1.27 Kriminal
 Arsitek harus memperhatikan perlindungan terhadap penjaga dan
narapidana sekalipun dari cedera.
 Mengantisipasi tindak kejahatan disekitar bangunan.

Contoh :
sekitar pintu

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini
saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah nilai-nilai arsitektur menurut Robert. G
Hersberger.
Adapun makalah ilmiah tentang nilai-nilai arsitektur ini telah saya usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah
ini.
Akhirnya saya mengharapkan semoga dari makalah tentang nilai-nilai arsitektur ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan
saran dari anda saya tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Jakarta, 16 Januari 2017

Haura Khansa Putri


BAB I

Anda mungkin juga menyukai