ORGANISASI
Analisis Struktur Organisasi, Desain Konfigurasi Organisasi, Tugas, Fungsi, dan
Kebijakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Badan Standarisasi
Nasional (BSN)
Oleh
Kelompok 24 SDOP
M. Rivaldy Rizky A. 170110170038
Tegar Januard 170110170066
Dean Raka Wijaya 170110170088
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
Bandar Standarisasi Nasional atau disingkat BSN
merupakan salah satu dari 31 Lembaga Pemerintah Non-
Kementerian (LPNK). Badan Standardisasi Nasional
memiliki tugas pokok mengembangkan dan membina
kegiatan standardisasi di negara Indonesia. Badan ini menggantikan fungsi
dari Dewan Standardisasi Nasional (DSN). Dalam melaksanakan tugasnya Badan
Standardisasi Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang digunakan sebagai standar teknis dan penilaian kesesuaian di Indonesia.
Badan Standardisasi Nasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
riset, teknologi, dan pendidikan tinggi bernama Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi.
A. Strategic Apex
Strategic apex adalah pimpinan tertinggi dari suatu organisasi, sering juga disebut top
management. Ini merupakan satu dari dua fungsi inti dari sebuah organisasi bersama-
sama dengan operating core. Strategic apex adalah bagian yang bertanggung jawab
terhadap organisasi secara keseluruhan.
Di dalam organisasi BSN, yang termasuk strategic apex adalah Kepala BSN.
B. Middle Line
The middle line merupakan penghubung antara strategic apex dan operating core
yang memiliki kewenangan bersifat formal. Kewenangan mereka lazimnya ditandai
dengan mekanisme direct supervision dan hubungan satu dengan yang lainnya
bersifat scalar, yaitu berada pada jalur tunggal dari atas ke bawah, yang berarti bahwa
setiap bawahan hanya akan memiliki satu atasan. Keberadaan middle line sebagai
kepanjangan tangan strategic apex adalah untuk alasan praktis karena semakin besar
suatu organisasi, maka semakin sulit bagi strategic apex untuk bisa mengendalikan
semua operating core secara langsung.
C. Operating Core
(4) memberikan support langsung pada pengelolaan input, transformasi, dan output.
Di dalam organisais BSN yang termasuk ke dalam Operating Core adalah sebagai
berikut:
D. Technostructure
Technostructure adalah bagian dari organisasi yang berperan sebagai analis beserta
stafnya, yang pekerjaannya akan mempengaruhi pekerjaan bagian lain dari organisasi
tersebut. Posisi mereka sering disebut dengan istilah analis, yang bisa digolongkan
menjadi tiga, yaitu: workstudy analyst, yang melakukan standardisasi proses kerja,
planning and control analyst, yang melakukan standardisasi output, dan personnel
analyst, yang melakukan standardisasi skills (misal dengan pelatihan-pelatihan).
1. Sekretariat Utama;
2. Biro Perencanaan, Keuangan, dan Umum;
3. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Hukum;
4. Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi.
E. Supporting Staff
Support staff adalah bagian dari organisasi yang relatif mandiri dibandingkan bagian-
bagian yang lain. Mereka berfungsi sebagai support yang tidak langsung terhadap
kehidupan organisasi tersebut. Peran support staff,
Di dalam organisasi BSN, yang termasuk ke dalam Supporting Staff adalah:
Kepala BSN
Badan Standardisasi Nasional dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.
Sekretaris Utama
Sekretaris Utama membawahi 2 biro yaitu Biro Perencanaan, Keuangan dan Tata
Usaha serta Biro Hukum, Organisasi dan Humas
INSPEKTORAT
10. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia
11. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Manajemen Teknis Pengembangan Standar
12. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Skema Sertiflkasi Alat Konversi Bahan Bakar Gas
13. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Skema Sertifikasi Ubin Keramik
14. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 2 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Penggunaan Tanda SNI dan Tanda Kesesuaian Berbasis SNI
15. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 3 Tahun 2017 tentang Komite
Nasional Penanganan Hambatan Teknis Perdagangan
16. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 Tahun 2017 tentang Komite
Nasional Indonesia Untuk International Electrotechnical Commission
17. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman
Tata Cara Penomoran Standar Nasional Indonesia
18. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Indonesia
19. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengelolaan Komite Teknis
20. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
Kaji Ulang Standar Nasional Indonesia
21. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 8 Tahun 2018 tentang Skema
Sertifikasi Produk Bakso Ikan
22. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 11 tahun 2018 tentang Tata cara
penunjukan lembaga sertifikasi produk
23. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 12 tahun 2018 tentang Perubahan
Atas Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Tata Cara Penomoran Standar Nasional Indonesia
Program yang dikeluarkan oleh BSN adalah:
SNI
Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI
dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:
1. Openess (keterbukaan)
Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat
berpartisipasi dalam pengembangan SNI;
2. Transparency (transparansi)
Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat
mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan
perumusan sampai ke tahap penetapannya . Dan dapat dengan
mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan
pengembangan SNI;
3. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak)
Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat
menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil;
4. Effectiveness and relevance
Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena
memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Coherence
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar
perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan
pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan
6. Development dimension (berdimensi pembangunan)
Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik
dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing
perekonomian nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-undangan
Jurnal
Website