Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alna Livia Fanneza

NIM : 03031381631063

Chitosan dari Tulang Sotong

1.1. Chitosan
Chitosan ini merupakan produk biologis yang bersifat kationik, non-
toksik, biodegradable dan biokompatibel. Chitosan tersebut memiliki gugus amino
(NH2) yang relatif lebih banyak dibandingkan chitin sehingga bersifat lebih
nukleofilik dan bersifat basa. Kristalinitas dalam pembuatan chitosan dapat
disebabkan oleh ikatan hidrogen intermolekuler maupun intramolekuler lebih
rendah dibandingkan chitin.
Proses pembuatan chitosan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan
yakni, pengeringan bahan baku mentah chitosan. Selanjutnya, dilanjutkan dengan
proses penggilingan pada bahan baku, penyaringan, deproteinasi, dan proses
demineralisasi (penghilangan mineral Ca) untuk menghindari pengotor di dalam
proses deasetilisasi. Kemudian dilakukan pencucian dan dilanjutkan deasetilisasi
serta pengeringan.
Pada bidang kesehatan, chitosan ini dapat digunakan untuk menurunkan
jumlah dari kolesterol, antikoagulan dalam darah manusia serta sebagai suatu agen
antibakteri. Bidang bioteknologi memanfaatkan chitosan sebagai zat yang berperan
dalam imobilisasi enzim dan pemisahan protein. Chitosan juga dimanfaatkan
sebagai adsorben..Chitosan berpotensi untuk bahan antimikroba karena
mengandung enzim lysosim dan gugus polisakarida yang menghambat
pertumbuhan mikroba. Chitosan di bidang pertanian bermanfaat sebagai
mekanisme dari pertahanan pada tanaman, menstimulasi pertumbuhan dan juga
merangsang enzim-enzim. Pada pengolahan air, chitosan ini dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan membran ultrafiltrasi.
Chitosan didapatkan dari biomassa yang memiliki kandungan kitin. Kitin
merupakan bahan organik utama yang terdapat pada kelompok hewan crustacea,
insecta, fungi, mollusca, dan arthropoda. Cangkang kepiting, udang, dan lobster
telah lama diketahui sebagai bahan dasar produksi kitin karena kandungan kitinnya
cukup tinggi. Selain pada udang dan kepiting, tulang ikan sotong mengandung
kitin.
1.2. Ikan Sotong
Sotong merupakan mollusca yang termasuk kelas cephalopoda (kaki
hewan terletak di kepala) yang terdiri dari cangkang internal yang terletak di dalam
mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal, serta terbuat dari kapur. Tubuh
relatif pendek menyerupai kantung. Mantel dari ikan sotong tersebut berwarna
merah jambu yang kehitaman dan diselubungi selaput tipis dan terdapat pada kedua
sisinya terdapat sirip lateral yang memanjang dari ujung bagian dorsal sampai
ventral.
Sotong sendiri memiliki tubuh yang lebih pipih, sementara cumi-cumi
lebih berbentuk silinder. Sotong memiliki badan berbentuk bulat telur agak pendek
dengan sirip daging melingkari seluruh badan dan bagian belakang tubuh bundar.
Punggung sotong keras ini terdapat kerangka dari kapur yang berbentuk lonjong
putih. Sekitar mulut ikan sotong terdapat delapan tangan pendek dan dua tangan
panjang (tentakel).

Gambar 1. Anatomi Ikan Sotong


(Sumber: Cole dan Hall, 2009)
Ikan sotong tersebut dalam hal ini kaya dengan kandungan protein, dengan
komposisi asam amino yang seimbang serta kandungan PUFA (Polyunsaturated
Fatty Acid) yang bernilai tinggi. Ikan sotong memiliki kandungan ash sebesar
90,6%, protein sebesar 3,4%, kitin sebesar 5,8% dan lemak yang sebesar 0,2%.
Ikan sotong memiliki cangkang ini yang memiliki kandungan kalsium karbonat
sebesar 85% dan mengandung bahan organik ini termasuk karbohidrat sebesar
8,9%. Asam tak larut ini sebesar 14%, kadar air sebesar 2,3%, kadar kandungan
organik sebesar 8,9%, dan potassium sebesar 63 mg/kg. Selain itu, mengandung 1
mg/kg logam berat seperti arsenic, cadmium, kromium, timah, merkuri,
molybdenum, nikel, perak dan timah.

1.3. C

Anda mungkin juga menyukai