Abstrak
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan masalah
Tujuan
Batasan Masalah
2. LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan. Menurut Dr. Ir.
Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Drainase adalah suatu cara pembuangan
kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara–cara
penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air. Maksud dan
tujuan drainase menurut Soehardjono (1984:1) adalah “membuang air di atas
permukaan tanah yang berlebihan atau menurunkan atau menjaga muka air
tanah agar tidak terjadi genangan, sehingga akibat negatif dengan adanya
genangan dapat dihindari”.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota untuk menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah
tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air dan banjir. Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada
akumulasi air tanah.
2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
4. Mengendalikan air hujan berlebihan sehingga tidak terjadi bencana
banjir.
H.A. Halim Hasmar (2002:1) mengemukakan bahwa Sebagai salah satu
sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal
dengan istilah drainase perkotaan. Drainase perkotaan merupakan sistem
pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi:
Pemukiman, Kawasan industri dan perdagangan, Kampus dan sekolah, Rumah
sakit dan fasilitas umum, Lapangan olahraga, Lapangan parkir, Instalasi
militer, listrik, telekomunikasi, serta Pelabuhan udara.
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang.
Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-
pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan
dapat menyesuaikan diri.
3. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota,
sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran
pengumpulan.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola
alamiah lebih besar.
5. Radial
Digunakan pada daerah berbukit, sehingga pola saluran
memencar ke segala arah.
Pola jaringan drainase radial.
6. Jaring-jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti
arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan dengan model kualitatif – deskriptif. Dalam
penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan survei , observasi serta
literatur. Survei dilaksanakan dengan pengamatan sederhana yang dibantu
dengan alat bantu berupa kamera (pocket-digital) untuk mengamati obyek-
obyek berupa genangan air dan saluran drainase di sekitar area pintu masuk
pasar higienis kota Ternate yang akan diangkat sebagai topik utama penelitian,
sementara Observasi dilakukan dengan pengamatan lebih lanjut untuk
memfokuskan permasalahan penelitian, seperti menentukan luasan wilayah
survei dan wawancara kepada subyek yang berada di wilayah obyek penelitian.
Studi literatur dilakukan dengan pencarian sumber-sumber pustaka yang
berasal dari buku-buku studi ilmiah, arsip koran dan majalah. Artikel-artikel
ilmiah itu juga terdapat selain di buku ada pula di artikel seminar, dan
dipublikasikan secara online bersama forum-forum diskusi arsitektur di
internet.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluran air atau sering disebut drainase merupakan salah satu elemen
terpenting yang harus ada dan di perhatikan di dalam suatu bangunan atau
kawasan. Dengan sistem drainase yang baik tingkat kesehatan suatu bangunan
atau kawasan juga dapat identifikasi, semakin baik drainase maka bangunan
atau kawasan tesebut juga akan menjadi sehat. Selain penentu tingkat
kesehatan suatu drainase juga berpengaruh dalam tingkat estetika suatu
bangunan.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang
perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu draiase diantaranya adalah :
Analisis debit air dan dimensi saluran drainase, Meningkatnya jumlah
penduduk, Reklamasi dan Permasalahn pada sampah.
Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan di area pintu masuk Pasar
Higienis Kota Ternate ditemukan data sebagai berikut :
Genangan air yang ada di area pintu masuk pasar Higienis Kota Ternate.
Dari data berupa pengamatan, observasi dan gambar yang di ambil pada
area pintu masuk Pasar higienis Kota Ternate dapat diketahui bahwa sistem
pengolahan drainase yang ada pada lokasi tersebut kurang baik. Terbukti dari
munculnya genangan air sesudah terjadinya hujan. Genangan air tersebut
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kering dengan sempurna, ±12
jam jika matahari bersinar cerah.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi penelitian :
1. Menurunnya ketinggian permukaan tanah akibat sering dilalui oleh
kendaraan-kendaraan bermuatan berat, sehingga memunculkan kondisi
permukaan tanah yang tingkat ketinggiannya berbeda.
2. Kurangnya jumlah drainase yang ada, sehingga genangan air tidak dapat
di tampung dan mengalir dengan baik.
3. Meskipun daerah tersebut telah di tutupi menggunakan paving blok
genangan air akan tetap muncul, dikarenakan tingkat daya serap tanah
terhadap air yang kurang baik.
4. Drainase yang ada tidak dapat menampung genangan air karena lokasi
drainase yang jaraknya terlalu jauh.
Berikut adalah area dari genangan air yang muncul pada lokasi penelitian
Sistem drainase yang buruk memiliki dampak negatif yang sangat luas,
yang paling parah adalah terjadinya banjir di suatu kawasan. Saat ini marak
terjadi banjir di beberapa wilayah dikarenakan oleh berkurangnya resapan air
atau drainase yang ada, akibatnya air hujan tidak dapat tertampung dan
dialirkan dengan baik. Adapun dampak yang di timbulkan akibat buruknya
sistem drainase di area penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menurunnya tingkat kesehatan di suatu lingkungan, khususnya di area
Pasar Higienis Kota Ternate.
2. Terganggunya sirkulasi dan mobilitas pengunjung maupun barang.
3. Genangan air dapat merusak struktur dan material jalan misalnya aspal,
beton dan paving blok
4. Menimbulkan kecelakaan.
1. Penambahan drainase
Penambahan drainase yang ada, misalnya di tambahkan di
sepanjang area kanan dan kiri jalan masuk, mengingat terbatasnya
drainase yang ada pada area tersebut. Berhubung lokasi yang ada
berdekatan dengan laut, maka untuk pembuangan disarankan untuk
langsung menuju ke laut agar pergerakan air pada drainase lancar.
Penambahan drainase dimaksudkan dapat menanggulangi
permasalahanyang ada.
Sumur resapan/biopori
3. Penggunaan steel floor drain sebagai penutup area drainase juga dapat
membatu kelancaran sirkulasi air yang tergenang menuju ke dalam
drainase. Selain itu steel floor drain juga berfungsi sebagai penghambat
sampah agar tidak masuk ke dalam drainase.
Kesimpulan
Saran
6. DAFTAR PUSTAKA
Kusumo, W. 2009.Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati
Kabupaten Kudus. Universitas Diponegoro, Semarang
Suripin. 2004. Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta:
Andi Offset
Hasmar, Halim,. 2002. Drainase Perkotaan. Jakarta, DPU.