Anda di halaman 1dari 9

Biografi Para Filosofis (Filsuf)

1. John Amos Comenius


John Amos Comenius atau yang dalam bahasa Ceko bernama Jan
Ámos Komenský, lahir pada tanggal 28 Maret tahun 1592 di
Moravia, atau yang sekarang dikenal sebagai Republik Ceko.
Comenius merupakan anak bungsu dari lima bersaudara, satu-
satunya putra dari pasangan suami-istri yang cukup berada dari
golongan rakyat jelata. Orang-tuanya adalah anggota Persatuan
Bruder (belakangan dikenal sebagai Bruder Bohemia atau Gereja
Moravia), kelompok agama yang berasal dari pertengahan abad ke-
15 di bawah pengaruh Kaum Waldens dan tokoh reformis lain
seperti Peter Chelčhický. Setelah menyelesaikan pendidikan di
Jerman, Comenius kembali ke tanah airnya.
Pada tahun 1618, Comenius mengawasi sebuah paroki kecil di Fulnek, yang berlokasi
kira-kira 240 kilometer di sebelah timur Praha. Pada waktu itu, Aksi Balasan Katolik
terhadap Reformasi Protestantisme sedang berlangsung di Eropa. Ketegangan antara umat
Katolik dan Protestan terus memuncak sampai Perang Tiga Puluh Tahun (1618-1648)
meletus.

Setelah berjuang selama satu dekade, agama Katolik dinyatakan sebagai satu-satunya
agama yang sah menurut hukum di Moravia. Comenius dan golongan masyarakat atas diberi
pilihan menerima agama Katolik atau angkat kaki dari negara itu. Karena Comenius tidak
berniat beralih agama, ia memboyong keluarganya ke luar negeri ke kota kecil di Leszno,
pusat kegiatan Persatuan Bruder yang terkenal di Polandia. Disana Comenius mendapat
pekerjaan sebagai guru Bahasa Latin di Gimnasium Leszno, sekolah persiapan bagi para
mahasiswa. Namun, dalam waktu singkat ia tidak merasa puas dengan metode pengajaran
yang tidak memadai. Sistem sekolah pada zaman Comenius keadaannya sangat
memprihatinkan. Hal ini dikarenakan sebagian besar sekolah pada abad pertengahan
dikendalikan oleh Gereja Katolik, yang mengadakan liturginya dalam Bahasa Latin. Selain
itu, tak pernah terpikir untuk menetapakan tujuan-tujuan belajar yang spesifik, juga tidak ada
instruksi yang dirancang untuk mengarahkan para siswa secara bertahap dari gagasan
sederhana ke gagasan yang rumit.

Comenius mengusulkan suatu sistem yang membuat proses belajar menyenangkan,


bukannya membosankan dan melelahkan. Ia menyebut rancangan pendidikannya dengan
pampaedia, yang berarti "pendidikan universal". Tujuannya adalah menetapkan sistem
pengajaran progresif yang dapat dinikmati setiap orang. Comenius juga menganjurkan
penggunaan bahasa ibu selama beberapa tahun pertama sekolah. Comenius menulis bahwa
kegiatan belajar-mengajar hendaknya "benar-benar praktis, benar-benar menyenangkan, dan
sedemikian rupa sehingga sekolahbenar-benar bagaikan permainan, yakni awal yang
menyenangkan dari seluruh kehidupan kita". Ia juga percaya bahwa sekolah seharusnya
bukan hanya berfokus pada pendidikan pikiran melainkan juga pada pendidikan manusia
seutuhnya dan hendaknya mencakup pengajaran moral dan rohani.

1
Karya Comenius yang pertama, yang diterbitkan untuk kepentingan dunia pendidikan
adalah The School of Infancy, pada tahun 1630. Disusul pada tahun 1631 dengan buku The
Gate of Languages Unlocked, yang merevolusi pendidikan Latin. Hasil karya Comenius yang
paling terkenal adalah The Visible World, sebuah buku panduan membaca untuk anak-anak
yang dilengkapi gambar. Buku itu pun merupakan tonggak penting dalam sejarah pendidikan.
Ellwood Cubberley, seorang pakar pendidikan pada abad ke-20, mengatakan bahwa buku itu
"tidak ada tandingannya di Eropa selama seratus lima belas tahun; dan digunakan sebagai
buku pelajaran selama hampir dua ratus tahun".

Dalam waktu singkat, Comenius dielu-elukan sebagai orang jenius. Di seluruh Eropa,
para sarjana menganggap dia sebagai pemimpin dan meminta nasihat kepadanya. Menurut
buku Magnalia Christi Americana, sedemikian masyhurnya Comenius sampai-sampai pada
tahun 1654 ia diminta menjabat sebagai Presiden Harvard University, di Cambridge,
Massachusetts. Akan tetapi, Comenius menolak karena ia tidak mencari nama, kehormatan,
dan jabatan tinggi. Pada tahun 1657, Comenius menerbitkan The Great Didactic dalam
Bahasa Latin sebagai bagian dari Opera Didactica Omnia.

Comenius melihat pendidikan sebagai daya pemersatu umat manusia. Ia yakin bahwa
pendidikan universal dapat turut memelihara perdamaian dunia. Comenius juga mengaitkan
pengetahuan keilahian. Ia percaya bahwa dengan memperoleh pengetahuan, umat manusia
pada akhirnya diarahkan kepada Allah. Comenius juga menulis tentang caranya memimpin
pengajaran, ia menulis, "Para siswa hendaknya tidak terlalu dibebani dengan pelajaran yang
tidak cocok dengan usia, daya pemahaman, dan keadaan pada saat itu".

Jelaslah, Comenius berjasa karena membuat belajar-mengajar lebih sistematis. Metode


pengajarannya sama sekali merevolusi pengajaran di dalam kelas. Seorang pendidik dari
Amerika bernama Nicholas Butler berkata, "Comenius menempati posisi paling penting
dalam sejarah pendidikan. Ia memperkenalkan dan mendominasi seluruh gerakan modern
dalam bidang pendidikan dasar dan menegah". Comenius meninggal di Amsterdam, Belanda,
15 November 1670 pada umur 78 tahun.

Sumber :
Robert R. Boehlke. 1996. Sejarah Perkembangan pikiran dan Praktik Pendidikan Agama
Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
http://biokristi.sabda.org/yohanes_amos_comenius, diunduh 8 Oktober 2017.

2. Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 di negara
bagian Gujarat di India. Beberapa dari anggota keluarganya
bekerja pada pihak pemerintah. Saat remaja, Gandhi pindah ke
Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjadi
pengacara, dia pergi ke Afrika Selatan, di mana dia mengalami
diskriminasi ras yang dinamakan apartheid. Kemudian ia
memutuskan untuk menjadi seorang aktivis politik agar dapat
mengubah hukum-hukum yang diskriminatif tersebut. Gandhi pun
membentuk sebuah gerakan non-kekerasan.

2
Gandhi mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia
menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan
di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu
yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit
putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan
menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan bersikeras untuk tetap menempati
kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di
sebuah stasiun kecil.

Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk
keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidakadilan tanpa
melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan Gandhi mulai mengembangkan idenya yang
disebut Ahimsa atau anti-kekerasan. Ia mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana
bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidakadilan yang mereka alami.
Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka
yang melakukan ketidak-adilan Ketika kembali ke India, ia membantu dalam proses
kemerdekaan India dari jajahan Inggris.

Saat itu India menjadi negara merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan
Pakistan. Hal ini tidak disetujui oleh Gandhi. Gandhi berkeyakinan bahwa dengan melihat
penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan
menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha (penegakan kebenaran)
kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini
akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang ribuan massa
rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang menuntut kemerdekaan.
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai "jalan yang benar" atau "jalan
menuju kebenaran", telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-
rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela.

Pada 30 Januari 1948, Mahatma Gandhi dibunuh seorang lelaki Hindu yang marah
kepada Gandhi karena ia terlalu memihak kepada Muslim. Jawaharlal Nehru, Perdana
Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah Gautama, sang Buddha.
Ketika diminta untuk mengomentari tentang Gandhi, Einstein mengatakan: "Pada saatnya
akan banyak orang yang tak percaya dan takjub bahwa pernah hidup seorang seperti Gandhi
di muka bumi". Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris, menyebutnya 'Naked Fakir'.

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi

3
3. Plato

Plato lahir di Athena sekitar 428 SM atau 427 SM, dan


meninggal di tanah kelahirannya pada sekitar 347 SM. Saat
meninggal Plato berumur sekitar 80 tahun. Plato merupakan satu dari
tiga tokoh filsafat Yunani yang paling berpengaruh di dunia hingga saat
ini, yakni guru dari Sokrates dan murid dari Aristoteles. Pada awalnya,
Plato memiliki nama Aristokles. Sedangkan nama Plato sendiri
merupakan julukan yang ia terima dari pelatih senamnya. Kata Plato
sendiri dalam bahasa Yunani berarti lebarnya, dan nama Plato ia terima
karena dahi dan bahuya yang amat lebar. Akhirnya nama Plato
digunakannya dalam setiap karya yang ia hasilkan.
Plato adalah sosok dengan perawakan tinggi dan tegap, raut wajahnya, bentuk
wajahnya, serta parasnya membentuk perawakan yang nampak bagus dan harmoni. Akhirnya
dalam tubuh besar dan sehat inilah lahir pemikiran-pemikiran yang mendalam dan tajam.
Yang pandangan matanya seolah-olah menggambarkan ia hendak mengisi dunia ini dengan
cita-citanya.

Plato lahir dari dalam keluarga Aristokrat yang terpandang di masa itu, yakni
keluarga yang turun-temurun memegang peran politik penting dalam ranah politik Athena.
Ayah plato, Ariston merupakan seorang yang dikatakan adalah keturunan raja Athena,
Codrus dan raja Messenia, Melantus. Sementara itu ibu Plato bernama Perictione. Perictione
berasal dari keluarga terpandang dan terpelajar, kebanyakan keluarganya adalah penegak
hukum dan sastrawan. Plato memiliki 3 saudara kandung, yakni 2 orang saudara lelaki
bernama Adeimantus dan Glaucon serta seorang saudari bernama Potone.

Plato mempelajari sastra sejak kecil, sehingga sebelum dewasa Plato sudah pandai
membuat karangan bersajak. Lalu, sebagaimana kebiasaan orang-orang dari kalangan
terhormat masa itu, Plato mendapat didikan filsafat. Mula-mula pelajaran filsafat ia terima
dari Kratylos, yang merupakan murid dari Heraclitus yang mengajarkan bahwa segala hal
daam kehidupan ini mengalir seperti air. Setelah mempelajari filsafat dari Kratylos yang
ternyata ajarannya tidak bisa diterima oleh Plato. Akhirnya sejak plato berumur 20 tahun, ia
mulai mengikuti pelajaran filsafat dari Sokrates. Pelajaran inilah yang akhirnya mampu
memberi kepuasan baginya. Karena memiliki pemikiran yang cocok satu sama lain,
hubungan Plato dan Socrates menjadi sangat dekat layaknya seorang Ayah dan Anak.
Keduanya sering terlibat dalam diskusi Filsafat yang mendalam, sehingga pemikiran-
pemikiran plato banyak dipengaruhi oleh pemikiran socrates, dan akhirnya banyak dari
pemikiran-pemikiran socrates yang tidak pernah ia tuliskan diterbitkan oleh Plato. Socrates
meninggal karena hukuman meminum racun cemara ketika Plato masih berumur 29 tahun.

Kematian Socrates menjadi awal bagi plato untuk mengembara. Plato mengembara
selama 12 tahun yakni dari tahun 399 SM. Mulai dari Megara (Yunani), lalu ke Kyreni
(Afrika Utara), Mesir, hingga ke Sisilia. Pengembaraan yang ia lakukan adalah untuk mencari
kebijaksanaan sesuai apa yang diajarkan oleh gurunya, Sokrates. Kembali dari
pengembaraannya, Plato mendirikan Akademia, ialah sekolah yang dapat menjadi tempat
bagi orang-orang yang hendak mempelajari ilmu seperti etika, matematika, ataupun logika.
Akademia dikatakan sebagai sekolah tingkat tinggi pertama yang ada di dunia barat. Dan di

4
Akademia inilah Plato memperoleh murid yang akhirnya menjadi salah satu dari tiga Filosof
Yunani yang paling berpengaruh, Aristotles.

Sebagai seorang filosof, Plato mempunyai kedudukan yang istimewa. Ia pandai


menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filosofi. Ia mampu melukiskan Pandangan yang dalam
dan abstrak dalam bahasa yang indah. Sehingga dikatakan tak ada filosof yang mampu
menandinginya dalam hal ini, baik filosof yang lahir sebelum masanya maupun setelahnya.

Adapun inti dari pemikiran filsafat yang dicetuskan Plato ialah pendapatnya tentang
idea atau yang disebut dengan dunia ide. Dalam pemikiran ini, plato memisahkan kenyataan
yang terlihat dalam alam lahir dengan jiwa yang abstrak (idea). Idea berlaku tanpa
bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak. Idea timbul semata-mata karena
kecerdasan berfikir. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal mencarinya saja. Idea menurut
paham plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang
sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Ini semacam pendapat
Parmenides tentang adanya satu hal yang kekal, dan tidak berubah-ubah. Tetapi yang baru
dalam ajaran Plato ini ialah pendapatnya tentang suatu dunia yang tidak bertubuh.

Sumber :

http://www.altundo.com/biografi-plato-dan-pemikirannya

Praja, Juhaya S, Prof. Dr.. 2003. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Jakarta Timur. Prenada
Media.

4. Immanuel Kant

Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman, meneliti,


mengajar dan menulis tentang filsafat dan Pencerahan antropologi
pada akhir abad ke-18. Pada saat itu, ada keberhasilan besar dan
kemajuan dalam ilmu (misalnya, Isaac Newton, Carl Friedrich Gauss,
dan Robert Boyle) dengan menggunakan akal dan logika yang berdiri
di kontras dengan sikap skeptis dan kurangnya kesepakatan atau
kemajuan dalam filsafat empiris. Kant magnum opus, Critique of
Pure Reason (Kritik der reinen Vernunft, 1781), yang bertujuan untuk
menyatukan alasan dengan pengalaman untuk bergerak melampaui
apa yang ia anggap sebagai kegagalan filsafat tradisional dan
metafisika.
Immanuel Kant lahir pada tahun 1724 di Königsberg, ibukota Prusia pada waktu itu,
saat ini disebut kota Kaliningrad di eksklave Oblast Kaliningrad Rusia. Dia adalah anak
keempat dari sembilan bersaudara. Ayahnya, Johann Georg Kant (1682-1746), adalah ahli
pembuat baju zirah dan ibunya, Anna Regina Kant. Pada tahun 1730-1740, perdagangan di
Königsberg mengalami kemerosotan yang mempengaruhi kondisi perekonomian keluarga.
Spanjang hidupnya, Kant tidak pernah bepergian lebih dari sepuluh mil dari Königsberg.

Kant dibesarkan dalam rumah tangga Pietist yang menekankan ketaatan beragama,
kerendahan hati pribadi, dan interpretasi literal dari Alkitab. Pendidikan dasarnya ditempuh
Kant di Saint George's Hospital School, kemudian dilanjutkan ke Collegium Fredericianum,
sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist. Pada tahun 1740, Kant menempuh

5
pendidikan di University of Königsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan
ilmu alam. Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan
beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik. Gelar profesor didapatkan Kant di
Königsberg pada tahun 1770.

Kant terkenal karena filsafat idealis transendental, yakni bahwa waktu dan ruang tidak
nyata secara material tetapi hanya kondisi ideal apriori terhadap intuisi internal. Selain itu, ia
juga membuat penemuan astronomi penting, yaitu penemuan tentang sifat rotasi bumi, yang
mengantarnya memenangkan Berlin Academy Prize pada tahun 1754. Pada tahun 1755, Kant
bekerja sebagai guru Privat untuk membiayai kuliahnya. Berikutnya Kant bekerja sebagai
asisten pegawai perpustakaan dan menjadi dosen luar biasa di Koenisberg University.
Puncaknya pada tahun 1770, Kant diangkat menjadi guru besar logika dan metafisika. Kant
menjadi dosen dalam waktu 40 tahun untuk mata kuliah geografi, antropologi, teologi dan
filsafat.Dalam pengantar kuliahnya, dia selalu menegaskan tempat geografi dalam dunia
ilmiah. Dia memberikan landasan falsafi bagi geografi sebagai pengetahuan ilmiah. Minat
Kant dalam geografi fisik tidak dirangsang oleh pengalamannya menghadapi alam di
berbagai belahan dunia tetapi muncul dari penyelidikan filsofis atas pengetahuan empiris.
Bagi Kant, geografi adalah ilmu empiris yang ingin menunjukkan alam sebagai suatu sistem.
Geografi, menurutnya merupakan ilmu tentang fenomena fisik dan budaya yang tersusun
dalam ruang bumi.

Di tahun 1790, Kant kembali meluncurkan buku dengan judul Critique of Judgment.
Entah sebab kenapa, buku ini agak berlawanan dengan ide ide pada buku sebelumnya.
Berdasarkan penelitian dan laporan staf menteri pendidikan Prussia waktu itu buku ini dinilai
bagus. Tetapi sepertinya ditulis karena hanya sebagai 'hadiah'. Keanehan tersebut membawa
bagian pendidikan pemerintahan untuk mendalami buku Kant sebelumnya. Ternyata dari
karya sebelumnya Kant memang terbukti menolak adanya Tuhan. Terkait : Biografi dan
Pemikiran Jean Paul Sartre.

Akhirnya Kant dinyatakan bersalah dalam penyalahgunaan filsafat dan merugikan Al


Kitab(tuntutan ini diajukan sebenarnya oleh golongan Pietist dimana Kant dibesarkan,
mungkin golongan ini merasa dikhianati Kant). Akhirnya, Kant dilarang untuk menerbitkan
buku tentang filsafat dan ketuhanan lagi. Kant meninggal di Königsberg, Kerajaan Prusia
pada 12 Februari 1804 diusia 79 tahun.

Sumber :
http://www.marthamatika.com/2016/09/biografi-dan-pemikiran-immanuel kant.html
Praja, Juhaya S, Prof. Dr.. 2003. Aliran-aliran Filsafat dan Etika. Jakarta Timur. Prenada
Media.

5. Thales
Thales adalah seorang filsuf yang yang lahir antara tahun 624–625 SM dan meninggal
sekitar tahun 547–546 SM. Ia dimasukkan ke dalam tradisi Filsafat Ionian, Mazhab Miletos,
dan Filsafat Alam. Ia memiliki minat utama dalam Etika, Metafisika, Matematika, dan
Astronomi. Selain itu ia pula memiliki gagasan penting yakni, Air adalah prinsip dasar segala
sesuatu dan Teorema Thales.

6
Thales mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales,
pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu.
Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba
menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada
rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam
bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'.
Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik.
Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab
Miletos.

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya.


Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles
mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula
terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam
(natural philosophy).

Thales lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di
Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi
waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari
kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di
tempat ini.
Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales
mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida
dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai.
Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari
pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia
mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.

Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja
Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona.
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala
sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam
semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya,
air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi
Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup
mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup.
Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi
berkurang. Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air.
Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung
di atasnya.

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya
terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini
disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki
jiwa karena mampu menggerakkan besi.

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales
berisi tentang sebuah sudut siku-siku yang didapat dari garis yang ditarik dari diameter

7
sebuah lingkaran. Selain itu ada pula penjelasan tentang dua buah garis yang terdapt dalam
sebuah segitiga yang menghasilkan beberapa hasil yang sama.

Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang


Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6
SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan
administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam
sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem
pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan
tersentralisasi.

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Thales

Asmoro, Achmadi. 2010. Filsafat Umum. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

8
9

Anda mungkin juga menyukai