Anda di halaman 1dari 9

A.

Topik

Ekspresi Gen yang Ditentukan oleh Jenis Kelamin.

B. Tujuan

Mengetahui ekspresi gen autosom yang kenampakan fenotipnya ditentukan oleh


jenis kelamin.

C. Dasar Teori
Gen yang dipengaruhi jenis kelamin adalah gen autosomal yang membedakan antara
laki-laki dan perempuan karena dipengaruhi faktor lingkungan internal yakni perbedaan kadar
hormon kelamin antara laki-laki dan perempuan

Sifat yang diturunkan oleh gen dikenal sebagai sifat (karakter) menurun yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin. Salah satu contoh sifat menurun pada manusia dipengaruhi
voleh jenis kelamin adalah panjang jari telunjuk (Agus, Rosana dan Sjafaraenan).

Suryo menyatakan orang yang memiliki jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis,
sedangkan Stern menyatakan sifat menurun tersebut lebih banyak ditemukan pada laki-laki
dibanding perempuan. Karakter panjang jari telunjuk ditentukan oleh sepasang gen, yaitu gen
T dan gen t. Gen T adalah gen yang menentukan jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis,
sedangkan gen t adalah gen yang menentukan jari telunjuk sama atau lebih panjang dari jari
manis. Laki-laki dan perempuan yang bergenotipe TT akan memiliki jari telunjuk yang lebih
pendek dari jari manis, sedangkan laki-laki dan perempuan yang bergenotipe tt akan memiliki
jari telunjuk lebih panjang dari jari manis. Perbedaan fenotipe akan terlihat pada orang yang
bergenotipe heterozigot (Tt). Laki-laki yang heterozigot akan mamiliki jari telunjuk ysang
lebih lebih pendek dari jari manis, sedangkan perempuan yang heterozigot akan memiliki jari
telunjuk yang panjang dari jari manis (Agus, Rosana dan Sjafaraenan).

Gen adalah segmen segmen DNA, bahwa DNA adalah suatu polimer yang terdiri
dariempat jenis monomer yang berbeda yang dinamkan nukleotida. Penurunan sifat sifat
herediter memiliki basisi molekuler yaitu raplikasi persis DNA, dan menghasilkan salina
salinan gen yangdapat diteruskan dari orang tua ke keturunannya. DNA dari suatu sel eukarotik
dibagi lagi menjadi kromosom di dalam nucleus tersebut (Campbell, 2000).
Salah satu fungsi dasar yang harus dijalankan oleh DNA sebagai materi genetik adalah
fungsi fenotipik. Artinya, DNA harus mampu mengatur pertumbuhan dan diferensiasi individu
organisme sehingga dihasilkan suatu fenotipe tertentu. Fenotipe organisme sangat ditentukan
oleh hasil interaksi protein-protein di dalam sel. Setiap protein tersusun dari sejumlah asam
amino dengan urutan tertentu, dan setiap asam amino pembentukannya disandi (dikode) oleh
urutan basa nitrogen di dalam molekul DNA. Rangkaian proses ini, mulai dari DNA hingga
terbentuknya asam amino, dikenal sebagaidogma sentral genetika molekuler (Campbell, 2003).
Ciri-ciri yang dapat diamati (secara kolektif) suatu organisme dikenal oleh eniti (wujud),
mujarad (abstrak) yang disebut gen. pada organism diploid, setiap sifat fenotipik dikendalikan
oleh setidak-tidaknya satu pasang gen; jika anggota pasang tadi berlainan dalam efeknya yang
tepat terhadap fenotipnya maka disebut alelik. Alel adalah bentuk alternatif suatu gen tunggal,
seperti misalnya gen yang mengendalikan warna biji pada ercis. Suatu organisme dengan
sepasang alel yang identik untuk sifat tertentu dikatakan bersifat homozigotik terhadap alelnya;
satu dengan alel yang berlain-lainan, sebagai heterozigot. Pada heterozigot, satu sel dapat
dinyatakan dengan meniadakan yang lainnya (dominansi), atau kedua alel itu dapat
berpengaruh terhadap fenotipnya (dominasi tak lengkap atau kodominasi) (Kimball. 1999).
Jumlah gen didalam suatu sel jauh lenih banyak daripada jumlah kromosom, bahkan
sesungguhnya setiap kromosom memiliki ratusan atau ribuan gen. Gen-gen yang berada pada
kromosom yang sama cenderung diwarisi bersama pada penyilangan genetik karena kromosom
tersebut diteruskan sebagai satu unit. Gen-gen tersebut dikatakan sebagai gen terpaut. Gen-gen
terpaut tidak memilah secara independen karena gen-gen tersebut berada dalam kromosom
yang sama dan cenderung bergerak bersama-sama selama meiosis dan fertilisasi (Campbell,
2002).
Ada banyak contoh sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang
ekspresinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah
satu seks ekspresinya lebih besar daripada untuk seks lainnya. Perempuan misalnya lebih sering
menderita penyakit autoimun, tetapi sebaliknya pada laki-laki lebih sering botak kepalanya
dibandingkan dengan perempuan (Suryo, 2001)
Biasanya pengaruh dari gen dominan tampak baik pada laki-laki maupun
perempuan. Tetapi adakalanya ekspresi dari gen itu tidak sama kuatnya untuk kedua
macam seks. Ada sifat-sifat yang terutama terdapat pada laki-laki dan tidak pada
perempuan, seperi kebotakan yang sepintas menyerupai pautan Y dalam pola
pemindahannya. Akan tetapi, sifat-sifat ini sebenarnya ditentukan oleh gen-gen autosomal,
tetapi ekspresinya dipengaruhi oleh hormon-hormon seks (Pai, 1992: 60).

Menurut Suryo (2001), beberapa contoh mengenai ekspresi gen yang dipengaruhi oleh
seks: Kepala botak, kepala botak ini bukan akibat penyakit atau kekurangan gizi dalam
makanan, tetapi benar-benar keturunan. Walaupun lazimnya kepala botak terdapat pada laki-
laki, namun sekali-kali dapat dilihat adanya perempuan yang botak. Biasanya kepala botak baru
akan tampak setelah orang berusia sekitar 30 tahun, diwaktu kanak-kanak atau remajanya ia
masih berambut normal. Mula-mula dikira bahwa kepala botak itu disebabkan oleh gen
terangkai kelamin seperti pada buta warna. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa
seseorang ayah yang mempunyai kepala botak dapat mewariskan langsung kepada anaknya
laki-laki, suatu hal yang tidak mungkin terjadi apabila gen yang menyebabkan terdapat dalam
kromosom-X, andaikata gen itu terdapat dalam kromososm-Y maka dugaan itu pun tidak dapat
dibenarkan, bahwa ada perempuan yang berkepala botak.
Panjang jari telunjuk, apabila kita meletakkan tangan pada suatu alas dimana terdapat
sebuah garis mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut,
maka dapat diketahui apakah jari telunjuk kita lebih panjang ataukah lebih pendek. Pada
kebanyakan orang ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk
lebih pendek dari pada jari manis.
Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat
sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut
maka dapat kita ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang ataukah lebih pendek
daripada jari manis. Pada kebanyakan orang, ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis
itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek daripada jari manis

Genotip Laki-laki Perempuan

TT Telunjuk pendek Telunjuk pendek

Tt Telunjuk pendek Telunjuk panjang

tt Telunjuk panjang Telunjuk panjang


Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, tetapi resesif
pada perempuan. Cara diwariskannya sifat ini seperti halnya dengan kepala botak (Suryo,
1992: 153).

Para peneliti mengukur panjang jari para wanita dengan menggunakan sinar X.
Pengukuran ini bertujuan untuk membandingkan mana diantara jari manis dan jari telunjuk
yang lebih panjang. Setelah pengukuran selesai, mereka diberi pertanyaan seputar olahraga.
Hasilnya, wanita dengan ukuran jari manis lebih panjang dari jari telunjuknya lebih berprestasi
dalam bidang olahraga. Studi sebelumnya menemukan perubahan jari adalah karena perubahan
hormon testosteron ketika dalam kandungan. Tetapi kami juga menemukan panjang jari 70%
sudah diwariskan gen. Pengaruh hormon semasa kandungan sangat kecil sekali. Penelitian ini
dipercaya bahwa faktor genetik lebih berpengaruh dalam menentukan panjang jari ketimbang
fakor perubahan hormon. Rasio panjangnya kedua jari ini tak bakal banyak berubah setelah
kelahiran. Sejauh ini tak ditemukan ras khusus yang umumnya memiliki jari manis lebih
panjang ketimbang jari telunjuk (Anonim, 2009).
Kromosom-kromosom seks (X dan Y) seringkali tidak sebanding dalam hal ukuran,
bentuk, dan/atau kualitas pewarnaan. Fakta bahwa kedua kromosom itu berpasangan saat
meiosis merupakan indikasi bahwa kromosom-kromosom itu mengandung setidaknya
sejumlah gen pseudoautosomal homolog. Gen-gen pada segmen-segmen pseudoautosomal
disebut terpaut seks tidak sempurna atau terpaut seks sebagian dan bisa berekombinasi melalui
pindah silang pada kedua jenis kelamin, khusus untuk menunjukkna keberadaan gen-gen
semacam itu dikromosom seks X, dan contoh yang sudah diketahui hanya sedikit. Gen-gen
pada segmen nonhomolog pada kromosom X disebut terpaut seks sempurna dan menunjukkan
model pewarisan tidak umum. Pada manusia, 95% kromosom Y merupakan bagian kromosom
Y yang tidak berekombinasi, tapi hanya kira-kira selusin gen yang aktif pada bagian tersebut.
Pada kasus semacam itu, sifat-sifat yang bersesuaian dengan gen-gen itu hanya akan
diekspresikan pada laki-laki dan akan selalu ditransmisikan dari ayah ke anak laki-lakinya. Gen
terpaut Y sempurna semacam itu disebut gen-gen holandrik (Elrod, 2006)
D. Metode

Alat dan Bahan :


- Alat tulis
- Penggaris
- Mahasiswa

Cara Kerja

Membuat garis daftar pada halaman kosong buku praktikum

Meletakkan telapak tangan kanan pada kertas, ujung jari menyentuh garis

Menggambar tangan

Menentukan kemungkinan genotip


E. Hasil

F. Pembahasan

Pada praktikum Ekspresi Gen yang ditentukan oleh jenis kelamin ini bertujuan untuk
mengetahui ekspresi gen autosom yang kenampakan fenotipnya ditentukan oleh jenis kelamin.
Beberapa gen yang terletak pada autosom ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin dari
individu yang memilikinya. Gen yang terletak pada autosom akan diwariskan pada keturunan
laki-laki (jantan) maupun perempuan (betina), tetapi gen dengan sifat-sifat tertentu dalam
keadaan heterozigot, ekspresinya hanya tampak pada salah satu jenis kelamin. Gen-gen
tersebut antara lain gen yang menyebabkan jari telunjuk panjang atau pendek.

Seperti yang telah dilakukan pada praktikum, apabila kita meletakkan tangan pada
kertas dimana terdapat sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis
menyentuh garis tersebut maka dapat kita ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang
ataukah lebih pendek daripada jari manis. Sebagian besar manusia ujung jari telunjuk tidak
akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek daripada jari manis.
Menurut Suryo (1992: 153), jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan
pada laki-laki, tetapi resesif pada perempuan. Berikut adalah tabel yang menunjukkan sifat-
sifat tersebut:

Genotip Laki-laki Perempuan

TT Telunjuk pendek Telunjuk pendek

Tt Telunjuk pendek Telunjuk panjang

tt Telunjuk panjang Telunjuk Panjang

Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
Shara memiliki jari telunjuk panjang sehingga kemungkinan genotipnya adalah Tt atau tt. Dari
hasil pengamatan terhadap ayah dan ibu menunjukkan hasil sama yaitu ayah dan ibu memiliki
jari telunjuk panjang. Dengan demikian kemungkinan genotip yang dimiliki ayah Shara adalah
tt sedangkan ibu Shara adalah TT atau Tt.

Untuk kemungkinan genotip yang mengekspesikan gen panjang jari telunjuk pada
keluarga Shara dapat dilihat melalui diagram silsilah (pedigri). Pada pengamatan diketahui
bahwa Shara memiliki jari telunjuk panjang dengan genotip Tt atau tt. Ayah dan ibu Shara
memiliki jari telunjuk panjang. Oleh karenanya, terdapat dua kemungkinan diagram silsilah
(pedigri) ekspresi gen panjang jari telunjuk.

Jika genotip ayah adalah tt dan ibu adalah tt, maka saudara laki-laki Shara
genotipnya adalah tt, begitu pula dengan saudara perempuannya. Jadi genotip tt pada
keluarga Shara mengekspresikan jari telunjuk Panjang.
Jika genotip ayah adalah tt dan ibu adalah Tt, maka genotip saudara laki-laki Shara
adalah Tt dan tt yaitu jari telunjuk pendek dan panjang sedangkan genotip saudara
perempuannya bergenotip Tt dan tt yaitu jari telunjuk Panjang.

G. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa fenotip


pada jari telunjuk baik yang pendek maupun panjang merupakan ekspresi gen autosom yang
ditentukan oleh jenis kelamin.
H. Daftar Pustaka

Agus, Rosana, dan Sjafaraenan. 2013. Penuntut Praktikum Genetika. Makassar : Universitas
Hasanudin

Campbell N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2002. Biologi Jilid 2 Edisi I. Jakarta: Erlangga.
Elrod, dkk. 2006. Genetika Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga
Hartati, 2009. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Kimball, W. John. 1999. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pai, Anna C. 1992. Dasar-Dasar Genetika: Edisi Kedua. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Suryo. 1992. Genetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryo. 2001. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai