Anda di halaman 1dari 10

eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

Tersedia online di https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/teknik

ISSN 2548-771X (Online)

Study Perencanaan Stabilitas Dinding Penahan Tanah Kantilever dengan


Tambahan Pipa Drainase pada Jalan Sidomakmur Kecamatan Dau
Kabupaten Malang
Vinsensius Armino Anggal 1, Suhudi 2 , Kiki Frida Sulistyani 3
1,2,3 Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Email : Vinsensiusa.anggal93@yahoo.com

ABSTRAK

Dinding penahan adalah komponen utama dari struktur bangunan utama untuk jalan raya dan
bangunan lingkungan lainnya yang terkait dengan tanah berkontur atau tanah yang memiliki ketinggian
yang berbeda. Secara singkat dinding penahan adalah dinding yang dibangun untuk menahan massa
tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Ada beberapa jenis dinding penahan yang sering
digunakan dalam konstruksi bangunan seperti dinding penahan gravitasi, dinding penopang penopang,
dinding kontras counter, dan dinding braket mentega, yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dinding jenis kantilever dengan beton K225. Jalannya penyelidikan ini adalah untuk menganalisis
stabilitas pergantian gaya, geser dan daya dukung tanah. Dimensi dinding penahan dibangun dengan
panjang (b) 17 meter dan tinggi (h) = 7,5 meter, lebar dasar (B) = 5 meter, kondisi tepi laut yang
normal tanpa gempa, stabilitas untuk kekuatan bergulir = 2,0> 1, 5 (aman), gaya geser = 2,4> 1,5
(aman), kondisi air banjir tanpa seismik, stabilitas terhadap guling = 2,4> 1,5 (aman), gaya geser = 2,8>
1, 5 (aman) dan gaya pendukung darat = 217,94 < qa = 7571,08 (aman). Dinding penahan
direncanakan menelan biaya $ .1.511.954,46 / m3.

Kata kunci: Stabilitas; Dinding Penahan; Cantilever

ABSTRACT

The retaining wall is a major component of the main building structure for highways and other environmental buildings
related to contoured soils or soils that have different elevations. Briefly the retaining wall is a wall constructed to hold the
mass of the ground above the structure or building created. There are several types of retaining wall which are often used in
building construction such as gravity retaining wall, cantilever retaining wall, counter contrast wall, and butter bracket
wall, used in this research is cantilever type wall with K225 concrete. The course of this investigation was to analyze the
stability of the turn over style, shear and soil bearing capacity. The dimensions of the retaining wall are constructed with a
length of (b) 17 meters and height (h) = 7.5 meters, base width (B) = 5 meters, normal waterfront condition without
earthquake, stability to rolling force = 2.0> 1, 5 (safe), shear force = 2.4> 1.5 (safe), flood water conditions without
seismic, stability to bolsters = 2.4> 1.5 (safe), shear force = 2.8> 1 , 5 (safe) and ground support force = 217.94 <qa
= 7571,08 (safe). The retaining wall is planned to cost $.1.511.954,46 / m3.

Keywords: Stability, Retaining Wall, Cantilever

1. PENDAHULUAN berkontur atau tanah yang memiliki elevasi


berbeda. Secara singkat dinding penahan
Dinding penahan tanah merupakan
merupakan dinding yang dibangun untuk
komponen struktur bangunan penting
menahan massa tanah di atas struktur atau
utama untuk jalan raya dan bangunan
bangunan yang dibuat. Bangunan dinding
lingkungan lainnya yang berhubungan tanah
penahan umumnya terbuat dari bahan kayu,

316
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

pasangan batu, beton hingga baja. Bahkan sesuai dengan standar konstruksi, sehingga
kini sering dipakai produk bahan sintetis tidak mengakibat hal-hal yang buruk
mirip kain tebal sebagai dinding penahan dikemudian hari.Untuk mencari solusi dari
tanah Pembangunan dinding penahan tanah, masalah itu dilakukan perhitungan analisis
bertujuan untuk menjaga infrastruktur stabilitas bangunan dinding penahan tanah
maupun rencana infrastruktur tetap aman ini menggunakan data data yang
terhadap guling, geser dan daya dukung tersedia.Perhitungannya meliputi stabilitas
tanah sepanjang garis dinding penahahan terhadap guling, stabilitas terhadap geser,
tanah tersebut dalam waktu yang lama (kuat stabilitas terhadap kuat dukung tanah.
secara struktur) merupakan tuntutan yang Dari latar belakang diatas, penulis
harus dilaksanakan untuk melindungi dapat mengidentifikasi masalah yaitu apakah
infrastruktur dari kegagalan fungsinya. dinding penahan tahan dan aman terhadap
Dinding penahan dapat dikatakan aman guling, geser dan daya dukung tanah pada
apabila dinding penahan tersebut telah pembangunan dinding penahan tanah di
diperhitungkan faktor keamanannya, baik Jalan Sidomakmur Desa Mulyo Agung,
terhadap bahaya pergeseran, bahaya Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
penggulingan, kemampuan daya dukung Tujuan yang akan capai dalam
tanah, dan patahan tubuh konstruksi. menyelesaikan Skripsi yaitu : Mengetahui
Masalah tanah longsor sering terjadi di perencanaan dimensi dinding panahan tanah
Indonesia terutama pada musim hujan yang pada kegiatan pembangunan dinding
mengakibatkan bertambahnya volume air, penahan tanah kantilever, Mengetahui
kondisi tanah menjadi labil, hal ini sering stabilitas dinding penahan tanah kantilever
menimbulkan korban baik korban jiwa. terhadap guling, geser dan daya dukung
Dilihat dari lahan yang akan dibangun pada tanah, Mengetahui Anggaran biaya yang
bantaran sungai, tepatnya di jalan diperlukan dalam kegiatan pembangunan
sidomakmur Desa Mulyo Agung, dinding penahan tanah kantilever.
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,
terdapat longsoran dan perlu perencanaan 1.1 Dinding Penahan Tanah (Retaining wall)
yang matang dan juga hati-hati.. Konstruksi Retaining wall merupakan istilah di
yang aman dan memenuhi standar yang bidang teknik sipil yang artinya dinding
harus dipakai dalam pembuatan atau penahan. Berdasarkan buku Sudarmanto, Ir.,
perencanaan dinding penahan tersebut Msc., 1996, Konstruksi Beton 2 dinyatakan
karena kondisi tempat tersebut rawan akan bahwa, Dinding penahan tanah adalah suatu
longsor. Dilihat dari jeniis tanahnya yang konstruksi yang berfungsi untuk menahan
basa bisa juga akan mengakibatkan tanah lepas atau alami dan mencegah
keruntuhan yang terjadi pada dinding keruntuhan tanah yang miring atau lereng
penahan tanah kalau tidak direncanakan yang kemampatannya tidak dapat dijamin
dengan baik. Sebagai studi kasus dalam oleh lereng tanah itu sendiri.
analisis ini ialah dinding penahan pada jalan Jenis – jenis Dinding Penahan Tanah
Sidomakmur di Kecamatan Dau Kabupaten a. Dinding Gravitasi (Gravity wall)
Malang. Yang menjadi permasalahan bisa b. Dinding Penahan Kantilever
diambil dari obyek penelitian ini ialah c. Dinding Kontrafrot
perencanaan dinding penahan tanah yang d. Dinding Buttres

317
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

1.2 Tekanan Tanah Lateral


Tekanan tanah lateral adalah sebuah
parameter perencanaan yang penting di
dalam sejumlah persoalan teknik pondasi,
dinding penahan dan konstruksi –
konstruksi lain yang ada di bawah tanah.
Pada prinsipnya kondisi tanah dalam
kedudukannya ada 3 kemungkinan, yaitu:
Dalam Keadaan Diam ( Ko) Gambar 2. Distribusi Tekanan Tanah Dalam
Keadaan Diam
Dalam Keadaan Aktif ( Ka )
Dalam Keadaan Pasif ( Kp ) Po = Ko 𝛾 H2
1.4 Tekanan Tanah Aktif dan Pasif
1.3 Tekanan Tanah dalam Keadaan Diam 1.4 Tekanan Tanah Aktif
Pa = ½ H2 Ka
Bila kita tinjau massa tanah dibatasi
Dimana harga Ka untuk tanah datar adalah
oleh dinding dengan permukaan licin AB
yang dipasang sampai kedalaman tak Ka = = tan2 (45° - )
terhingga. Suatu elemen tanah yang terletak γ = berat isi tanah (g/cm3)
pada kedalaman h akan terkena tekanan arah H = tinggi dinding (m)
vertical dan tekanan arah horizontal. Φ = sudut geser tanah (°)
Pa = ½ γ H2 Ka - 2c H
qu = (c.Nc) + (γ.d.Nq) + (0,4.γ.B.Nγ)
dimana:
qu = kapasitas dukung ultimit
c = kohesi (kN/m2)
po = Dfγ = tekanan overburden pada
dasar pondasi (kN/m2)
Df = kedalaman pondasi (m)
γ = berat volume tanah
Gambar.1 Tekanan Tanah Dalam Keadaan Nγ, Nc, Nq = faktor kapasitas dukung tanah
Diam
(fungsi )

Ko =  Keruntuhan Geser Keruntuhan Geser


Umum Lokal
Karena 𝜎𝑣 = 𝛾ℎ , maka Nc Nq Nγ Nc’ Nq’ Nγ’
𝜎ℎ = 𝐾𝑜 (𝛾ℎ) 0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
Sehingga koefisien tekanan tanah dalam 15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
keadaan diam dapat diwakili oleh hubungan 25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
empiris yang diperkenalkan oleh Jaky (1994) 30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7
34 52,6 36,5 30,0 23,7 11,7 9,0
𝐾𝑜 = 1 − sin 𝜙 35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,1 1153,2 81,3 65,6 87,1
Hary Christadi Hardiyatmo, 2007

318
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

qun = qu – γ . Df
dimana:
qun = kapasitas dukung ultimit neto (t/m2)
qu = kapasitas dukung ultimit (t/m2)
qn = q - γ . Df
dimana;
qn = tekanan pondasi neto (t/m2)
F = = Gambar 4. Keruntuhan terhadap bahaya
1.5 Stabilitas Terhadap Gaya Eksternal1. geser.
Keruntuhan Akibat Bahaya Guling Ada dua kemungkinan gaya
perlawanan ini didasarkan pada jenis
Sfguling = ≥ 1,5
tanahnya. Tanah Dasar Pondasi Berupa
Tanah Non – Kohesif Besarnya gaya
Dimana: perlawanan adalah F = N . F, dengan f
∑M = jumlah dari momen – momen yang adalah koefisien gesek antara dinding beton
menyebabkan struktur terguling dengan titik dan tanah dasar pondasi, sedangkan N dapat
pusat putaran di titik 0, ∑M disebabkan oleh dicari dari keseimbangan gaya – gaya vertikal
tekanan tanah aktif yang bekerja pada elevasi (∑Fv = 0), maka diperoleh N = V. Besarnya
H/3, ∑MH= jumlah dari momen – momen f diambil apabila alas pondasi relatif kasar
yang mencegah struktur terguling dengan maka f = tg dimana merupakan sudut
titik pusat putaran di titik 0, ∑MH gesek dalam tanah, sebaliknya bila alas
merupakan momen – momen yang
pondasi halus, SF = = SF ≥
disebabkan oleh gaya vertikal dari struktur
dan berat tanah diatas struktur nilai angka 1,5 digunakan untuk jenis tanah non
keamanan minimum terhadap geser dalam kohesif, misalnya tanah pasir.
perencanaan digunakan adalah 1,5. Dimana:
SF = angka keamanan (safety factor)
V = gaya vertikal
Ea = gaya aktif tanah
Bilamana pada konstruksi tersebut dapat
diharapkan bahwa tanah pasif dapat
dipertanggung jawabkan keberadaannya,
maka besar gaya pasif tanah (Ep) perlu
Gambar 3. Keruntuhan akibat bahaya diperhitungkan sehingga gaya lawan
guling. menjadi:
1.6 Keruntuhan Terhadap Bahaya Geser V . f + Ep
Gaya aktif tanah (Eg) selain menimbulkan
dimana: Ep = gaya pasif tanah
terjadinya momen juga menimbulkan gaya
dorong sehingga dinding akan bergeser, bila 1.7 Tanah Dasar Pondasi Berupa Tanah
dinding penahan tanah dalam keadaan stabil, Kohesif
maka gaya – gaya yang bekerja dalam Gaya perlawanan yang terjadi berupa
keadaan seimbang. lekatan antara tanah dasar pondasi dengan
(∑F) = 0 dan ∑M = 0 alas pondasi dinding penahan tanah.
Besarnya lekatan antara alas pondasi

319
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

dinding penahan tanah dengan dasar


pondasi adalah (0,5 – 0,7) c, dimana c
adalah kohesi tanah. Dalam analisis
biasanya diambil sebesar 2/3 c. Besarnya
gaya lekat yang merupakan gaya lawan
adalah luas alas pondasi dinding penahan
tanah dikalikan dengan lekatan diperoleh
gaya lawan = 2/3 c (b x 1) bilamana
diambil dinding 1 m. Gambar 5. Runtuhnya konstruksi akibat daya
dukung tanah terlampaui.
SF =
1.9 Beton Struktural
Untuk jenis tanah campuran (lempung pasir)
Mutu beton dalam perencanaan
maka besarnya:
pembangunan Dinding penahan Tanah
SF = Kantilever tersebut adalah K-225 (19,3
Dimana: Mpa) dan melebihi persyaratan minimum
C = kohesi tanah untuk perencanaan bangunan tahan gempa
B = alas pondasi dinding penahan tanah sesuai standar SNI BETON 03-2847-2002,
SF ≥ 1,5 digunakan untuk jenis tanah Dimana untuk beton struktur, fc’ tidak
kohesif, misalnya tanah lempung. boleh kurang dari 17 MPa. Sedangkan Nilai
maksimum fc’ tidak dibatasi kecuali
1.8 Daya Dukung Ijin dari Tanah bilamana dibatasi oleh ketentuan standar
tertentu. Standar ini melengkapi peraturan
Tekanan tanah disebabkan oleh gaya bangunan gedung secara umum dan
– gaya yang terjadi pada dinding penahan ke harus mengatur dalam semua hal yang
tanah harus dipastikan lebih kecil dari daya berkaitan dengan desain, kontruksi beton
dukung ijin tanah. Penentuan daya dukung struktur, kecuali bilamana standar ini
ijin pada dasar dinding penahan/abutmen bertentangan dengan persyaratan secara
dilakukan seperti dalam perencanaan umum yang di adopsi secara ilegal dan tidak
pondasi dangkal. sesuai dengan standar standar SNI Beton
Eks = (0,5 B) 03-2847-2002, (Dikyipan Kriswanto 2015).
Tekanan tanah dihitung dengan rumus: 1.10 Sistem Penulangan Pelat Satu Arah
𝜎 = Kontruksi pelat satu arah adalah
pelat dengan tulangan pokok satu arah,
Dimana: biasanya akan bisa dijumpai jika pelat beton
e = eksentirsitas lebih dominan menahan yang berupa
B = alas pondasi dinding penahan momen lentur pada bentang satu arah
= tekanan saja. Contoh pelat satu arah adalah pelat
SF = Nilai minimum dari angka keamanan
kantilever atau disebut juga pelat luifel
terhadap daya dukung yang biasa digunakan dan pelat yang di tumpu oleh tumpuan
dalam perencanaan adalah 1,5. sejajar. Karena momen lenturnya hanya
bekerja pada satu arah saja, yaitu searah
bentang λ, maka tulangan pokok juga

320
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

dipasang 1 arah yang searah bentang λ SNI-Beton : Jarak Antar Tulangan


tersebut, untuk menjaga agar kedudukan Kadang sewaktu mendesain struktur
tulangan pokok tidak berubah pada saat beton bertulang, kita ingin menggunakan
pengecoran beton, maka dipasang pula tulangan yang sangat banyak atau justru
tulangan tambahan yang arah tegak lurus sangat sedikit. Jika tulangannya banyak,
tulangan pokok, bisa kita perhatikan pada maka jarak antar tulangan menjadi sangat
gambar 6 . rapat, sebaliknya jika sedikit, maka jaraknya
menjadi renggang. SNI-Beton-2002
sebenarnya sudah memberikan batasan jarak
atau spasi antar tulangan baik itu untuk
balok, kolom, pelat, maupun dinding.
Batasan Spasi Tulangan menurut
pasal 7.6 SNI-2847-2002, Jarak bersih antara
tulangan sejajar dalam lapis yang sama tidak
Gambar 6 Contoh Pelat Dengan Tulangan boleh kurang dari 25 mm. Untuk plat,
Pokok Satu Arah boundary element pada dinding geser, atau
plat kantilever yang mempunyai
confinement (sengkang pengikat), jarak
bersih antar tulangan utamanya adalah
minimal 40 mm.

2. METODE PENELITIAN

Gambar 7 Diagram Alir Penelitian

321
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tekanan tanah aktif:


 Tinggi air (Hair ) Pa1 = ½ γd H12 Ka = 379,61 kN
 Normal = 0,70 m Pa2 = ½ . γd. Ka.√𝐾 =4,06 kN
 Banjir = 1,70 m Jumlah tekanan aktif yang bekerja:
 Tanah pengisi = Tanah ∑Pa = Pa1 + Pa2 = 383,67 kN

Tabel 2. Data Tanah Momen Aktif:


No Notasi ∑ Satuan
1 Gs 2,63 kN/m3 Ma1= Pa1 . ( . H1)
2 γb 22,8 kN/m3
3 γd 20,32 kN/m3
= 4,06 . 2 2)= 1202,11 kNm
4 γsat 12,92 kN/m3
5 γ 11,02 kN/m3 Ma2= Pa2 . ( . H2)
6 γw 9,81 kN/m3
7 γ 24 kN/m3 = 4,06 . 2 2) = 5,41kNm
8 e 4,14
9 c 2 kN/m2
Jumlah momen aktif yang bekerja:
10 ϕ 45 ° ∑Ma= Ma1 + Ma2 = 1207,52 kNm

Perencanaan Dinding Penahan Tanah 3.2 Tanah Pasif


Data Perencanaan (dengan dimensi): 0.50

Tinggi (H) = 7,50 m


Lebar atas =2m 5.80

Lebar lebar bawah = 0,5 m


Kedalaman pondasi (D) = 2 m
Lebar pondasi =5m
1.70
h1 Pp1
Pp2
3.70
h2/3
2.00 h2/3
h2

0
Perhitungan dilakukan dengan dua kondisi: Gambar 9. Tekanan Tanah Pasif pada Kondisi
3.1 Kondisi Muka Air Normal Tanpa Muka Air Normal
Gempa Tanah Aktif (Pa)
0.50
Koefisien Tekanan Tanah Pasif
Kp = = tan2 (45° + )
h1 5.80

= tan2 (45° + ) = 2,414


Pa1
H
Tekanan tanah pasif:
h/3 h2
1.70
Pp1 = ½ γw H12 = 67,15 kN
3.70

2.00
Pp2 = ½ γ’. Kp . Df2+ 2 . c √𝐾
= 68,58 kN
h2/3 0

Gambar 8. Tekanan Tanah Aktif pada Kondisi


∑Pp = Pp1 + Pp2 = 135,73 kN
Muka Air Normal

Koefisien tekanan tanah aktif Momen Pasif


Mp1= Pp1 . . H1 = 82,82 kNm
Ka = =tan2 (45° - )
Mp2= Pp2 . Df = 45,72 kNm
= tg (45° - ) = 0,414
∑Mp= Mp1 + Mp2 = 128,54 kNm

322
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

Perhitungan Berat Sendiri Konstruksi Faktor aman (f)


0.50

F = kN/m2
Kapasitas dukung ijin:
qa = = = 7571,08 kN/m2
7.50

3.3 Faktor Keamanan Terhadap Kuat


1.00
Dukung Tanah, Geser dan Guling
Stabilitas terhadap daya dukung tanah
2.00 E =½.B- = ½ .2 - = -0,5
2.00

5.00
1.50
e ijin = . B = . 5 = 0,833
Gambar 10. Berat Sendiri Konstruksi σmax = = 192,5 kN/m2
( )
P1 = p x l x γ = 90 kN/m
P2 = ½ x a x t x γ = 135kN/m Stabilitas terhadap geser
P3 = p x l x γ = 240 kN/m F = tg, tg 45 = 1
P4 = p x l x γd = 305 kN/m SF = = 2,4>1,5 (Ok)
Jarak Beban Terhadap Dinding Penahan di
Stabilitas Terhadap Guling
Titik 0
X1 = 2,75 m ; X2= 2,00 m SF = = 2,0> 1,5 (Ok)
X3 = 2,50 m ; X4= 4 m 3.4 Kondisi Muka Air Banjir Tanpa
Gempa
Tabel 3. Hasil Perhitungan Momen Akibat Tanah Aktif (Pa)
Gaya Vertikal
Berat 0.50

Jarak ke Momen
No Sendiri P
titik 0 (m) (kN.m)
(kN/m) h1 5.50

1 90 2,75 247,5
H
Pa1
2 135 2,00 270 2.00
h/3 h2

3 240 2,50 600


4.00

2.00

4 305 4,00 1219 h2/3 0

Gambar 11. Tekanan Tanah Aktif pada


Ʃ 770 2337
Kondisi Banjir

Kapasitas Dukung Tanah Tekanan tanah aktif:


Kapasitas dukung ultimit:
Ka = =tan2 (45° - ) = 0,414
qu = ( .c.Nc)+(γ.d.Nq)+(0,4.γ.B.Nγ)
Pa1 = ½ γd H12 Ka = 379,61 kN
Nc = 172,3; Nq= 173,3; Nγ=297,5 2
Pa2 = ½ γd H2 . Ka = 4,06 kN
Po = Df . γsat = 2 . 12,92 = 25,96 kN/m2
Jumlah tekanan aktif yang bekerja:
qu = 163,492 kN/m2
∑Pa= Pa1 + Pa2 = 383,67 kN
Kapasitas dukung ultimit neto: Momen Aktif:
Qun = qu – Po = 22687,3 kN/m2
Ma1= Pa1. ( . H1)+H2=1206,11 kNm
Tekanan pondasi neto:
Qn = qun – Po= 22661,34 kN/m2 Ma2= Pa2 . ( . H2) = 21,65kNm

323
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

∑Ma= Ma1 + Ma2 = 1227,76 kNm 3.5 Kapasitas Dukung Tanah Faktor
Keamanan Terhadap Kuat Dukung Tanah,
Tanah Pasif Geser dan Guling
0.50
σmax = = 199,26 kN/m2
( )

5.80
Stabilitas terhadap geser

SF = = 2,8> 1,5 ok
2.00
h1 Pp1
Pp2
Stabilitas Terhadap Guling
3.70
h2/3
2.00
h2
h2/3
SF = = 2,4> 1,5 ...........(Ok)
0

Gambar 12. Tekanan Tanah Pasif pada Estimasi Anggaran


Kondisi Banjir Total biaya yang diperlukan untuk
Tekanan Tanah Pasif: pembangunan dinding penahan tipe
Kp = tan2 (45° + )= 2,414 kantilever pada bantaran Sungai di Jalan
Pp1 = ½ γw H12 = 78,48kN Sidomakmur, Kecamatan Dau, Kabupaten
Pp2 = ½ γsat. Kp . Df2+ 2 . c √𝐾 Malang adalah Rp. 1,511,954.46
= 74,8kN
∑Pp = Pp1 + Pp2 = 153,28Kn
4. KESIMPULAN
Momen Pasif Dari hasil analisis perhitungan dan
pembahasan dapat disimpulkan beberapa
Mp1= Pp1 . . H1 = 248,52kNm
hal mengenai dinding penahan tanah
Mp2= Pp2 . Df = 49,86kNm Kantilever pada Jalan Sidomakmur,
∑Mp= Mp1 + Mp2 = 698,38kNm Kecamatan Dau, Kabupaten Malang,
Perhitungan Berat Sendiri Konstruksi diantaranya sebagai berikut :
P1 = 90 kN/m, P2 = 180 kN/m
P3 = 240 kN/m;P4 = 342 kN/m Dimensi dinding penahan tanah yang
P4 = 13,91 kN/m, P5 = 18,913 kN/m direncanakan:
Jarak Beban Terhadap Dinding Penahan di Tinggi (H) = 7,5 m
Titik 0 Lebar Bawah = 2 m
X1 = 2,75 m ; X2 = 2,00 m Lebar atas = 0,5 m
X3= 2,50 m ; X4 = 4 m. Kedalaman pondasi = 2 m
Hasil analisa stabilitas dinding penahan,
Tabel 4. Perhitungan Momen ternyata stabil terhadap:
Untuk kondisi normal tanpa gempa:
Jarak ke
No
Berat Sendiri
titik 0
Momen a. Bahaya Geser, SF = 2,4> 1,5
P (kN/m) (kN.m) b. Bahaya Guling = 2,0> 1,5
(m)
Untuk kondisi banjir tanpa gempa:
1 90 2,75 247,5
a. Bahaya Geser, SF = 2,8> 1,5
2 180 2,00 360 b. Bahaya Guling = 2,4> 1,5
3 240 2,50 600 Total biaya yang diperlukan untuk
4 342 4,00 1368 pembangunan dinding penahan tanah
Ʃ 807 2485,5 dengan panjang 17 m dan lebar 5m adalah
Rp 1,511,954.46

324
eUREKA : Jurnal Penelitian Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 2(2), 2018, page 316-325

5. DAFTAR PUSTAKA
Das, B.M., Noor, E. dan Mochtar, I.B.,
1983, Mekanika Tanah Jilid 2,
Penerbit Erlangga.

Djatmiko Soedarmono, Edy Purnomo.


1993. Mekanika Tanah 2. Kanisius,
Jogjakarta.

Foth henry dan Soenarto


Adisoemarto,1994, Dasar - Dasar
Ilmu Tanah, Jakarta : Penerbit
Erlangga

Hakam, Abd, dan Mulya, R.P, 2011,


Studi Stabilitas Dinding Penahan
Tanah Kantilever pada Ruas Jalan
Silaing Padang Bukit Tinggi KM
64+500, Jurnal Rekayasa Sipil Vol 7
Februari 2011, Universitas Andalas:
Padang.

Hardiyatmo, H. C. 2003. Mekanika


Tanah II. Edisi Ketiga. Universitas
Gajah Mada, Jogjakarta.

Hardiyatmo, H. C. 2010. Mekanika


Tanah II. Edisi Ketiga. Universitas
Gajah Mada, Jogjakarta.

Herlien Indrawahjuni. 2011.


Mekanika Tanah II. Bargie Media,
Malang.

L. D. Wesley. 1997. Mekanika


Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, Jakarta.

R. F. Craig. 1987. Mekanika Tanah.


Erlangga, Jakarta.

Terzaghi, K, & Peck. R, B. 1993.


Mekanika Tanah dalam Praktik
Rekayasa. Penerbit Erlangga,

325

Anda mungkin juga menyukai