SKRIPSI
SKRIPSI
PENDAHULUAN
struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan bawah.
Gigitiruan tersebut terdiri dari gigi-gigi buatan yang dilekatkan pada basis. Basis
gigitiruan mendapatkan dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan mulut di
bawahnya.1
Meskipun basis gigitiruan dapat dibuat dari logam atau campuran logam,
kekompakan dengan jaringan mulut. Resin akrilik telah digunakan sebagai basis
gigitiruan selama lebih dari 60 tahun dan saat ini merupakan bahan yang paling
Akrilik merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat
basis gigitiruan mengingat bahan tersebut mudah didapat, teknik aplikasi yang relatif
sederhana, hasil estetik yang memuaskan dan sudah sangat dikenal. Menurut
American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yaitu heat cured
polymer dan self cured polymer. Jenis resin akrilik yang sering digunakan yaitu
syarat estetik, stabilitas warna baik, tidak mengiritasi, tidak toksik, harga relatif
1
Tingkat kehilangan gigi diperkirakan antara 7-69% dari populasi orang
dewasa. Selain itu, 26% dari penduduk Amerika Serikat yang berusia antara 65-74
kondisi ekonomi saat ini menunjukkan bahwa penggunaan gigitiruan penuh dan
komponen larut dan peliat, atau penyerapan air oleh lapisan bahan lempeng. Proses
akrilik yang direndam dalam minuman bersoda dengan hasil tidak terdapat
2
oleh Amanda Peracini pada tahun 2010 mengenai kekuatan transversa lempeng
yang signifikan pada kekuatan transversa lempeng akrilik.5 Beberapa uji di atas
menunjukkan hasil yang berbeda dari kekuatan transversa lempeng akrilik yang
direndam dalan berbagai larutan. Akan tetapi hingga saat ini di Indonesia belum ada
uji yang dilakukan pada lempeng akrilik yang direndan di dalam larutan pembersih
gigitiruan tablet.
pembersih gigitiruan.
3
2. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kekuatan
terhadap kekuatan transversa basis akrilik gigitiruan. Kiranya hasil penelitian ini
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
krim, bubuk cair, atau tablet. Selain itu ada juga pembersih gigitiruan secara mekanik
yang dapat dilakukan dengan menyikat gigitiruan menggunakan sikat dan teknik
ultrasonik.6
Perawatan gigitiruan yang tidak benar dapat memberi efek merugikan yang
serius pada gigitiruan dan kesehatan jaringan pendukung. Kehadiran plak pada
gigitiruan dan laju akumulasi plak secara langsung terkait dengan keberadaan saliva
yang kaya protein dan sifat mikroporus basis polimer, yang memfasilitasi
gigitiruan yang memadai, melalui metode mekanik atau kimia, atau keduanya, adalah
dalam mulut.7
5
2.1.1 TEKNIK PEMBERSIHAN GIGITIRUAN7
1. Teknik mekanik
menggunakan sikat gigi yang lembut atau sikat gigi nilon yang lembut
Penggunaan sikat gigi yang kaku, pasta gigi yang abrasif, seperti kalsium
yang mencakup seluruh bagian dari gigitiruan, abrasi minimal pada basis
a. Pembersih Oxygenating
6
peroksida terurai melepaskan oksigen. Pembersihan adalah hasil dari
b. Larutan hipoklorit
dalam setengah gelas air, untuk mengontrol kalkulus, noda berat pada
gigitiruan.
7
3. Teknik pembersihan lain
gigitiruan.
menghindari kontak dengan bahan kulit dan mukosa. Asam encer juga
8
2.1.2 Pembersih gigitiruan yang ideal7
1. Tidak beracun
akrilik
2.2.1 Manfaat 8
Kesehatan:
gigitiruan.
9
b. Mengurangi timbulnya bau untuk mendapatkan penerimaan sosial yang
lebih baik.
Kelebihan:
pembersihan gigitiruan.
Kekurangan:
1. Effervescense
gigitiruan
10
2. pH (kadar keasaman)
6,8 (mirip dengan air, aman untuk merendam semalaman dan tidak
3. Bahan aktif
bau.
4. Aplikasi
Tidak boros atau tumpah (bentuk tablet). Cepat, mudah dibawa, nyaman
2.2.4 KOMPOSISI 8
1. Surfactants (deterjen):
- Sodium polyphosphate
11
2. Effervescent
- Sodium bicarbonate
larut dalam air, bahan ini banyak digunakan dalam industri pembuatan
- Citrid acid
Senyawa citrid acid atau asam sitrat merupakan bahan pengawet yang
baik dan alami. Zat in juga dapat digunakan sebagai zat pembersih
menghilangkan deposit. 12
3. Oxidizing agents
- Sodium perborate
12
- Potassium monopersulfate
4. Mouthwash ingredient
- Peppermint oil
5. Dyes
- Food colourants
13
2.3 BASIS GIGITIRUAN
gigitiruan. Bahan yang paling umum digunakan adalah polimer seperti polimetil
metakrilat (PMMA) atau resin akrilik. Polimetil metakrilat memiliki sifat mekanik
dan estetika baik, dan mudah dikerjakan. Proses polimerisasi dari PMMA melibatkan
pelepasan radikal bebas. Reaksi melewati tiga tahap, yaitu aktivasi dan inisiasi,
menghasilkan radikal bebas, yang memicu reaksi berantai. Aktivasi inisiator dapat
dicapai melalui aktivasi panas, bahan kimia, seperti amina tersier, atau dengan
14
- Kelarutan dan penyerapan air rendah
- Tidak porus
- Permukaan lembut
3. Mudah dibersihkan
Basis biasanya terbuat dari bahan metal, resin atau kombinasi metal-resin.
2.3.3.1 METAL
15
1. Penghantar panas
Karena metal merupakan penghantar panas yang baik, maka setiap perubahan
jaringan.
2. Ketepatan dimensi
Basis yang terbuat dari paduan emas maupun krom kobalt tidak hanya lebih
selama pemakaian dalam mulut. Hal ini disebabkan tidak terjadinya strain
3. Kebersihan
Paduan logam adalah bahan yang tahan abrasi, karena itu permukaannya tetap
licin dan mengkilat, serta tidak menyerap cairan mulut. Sifat ini membuat
Basis logam dapat dibuat lebih tipis dari resin, tetapi cukup kuat dan tegar,
sehingga ruang gerak bagi lidah relatif lebih luas. Dibanding paduan krom
kobalt yang dapat dibuat lebih tipis dan ringan, basis dari paduan emas harus
kelemahan:
16
1. Basis metal tak mungkin dilapis atau dicekatkan kembali jika terjadi
kerusakan
2.3.3.2 RESIN
estetik
17
4. Walaupun dalam derajat kecil, resin menyerap cairan mulut, yang
masing bahan tadi. Basis kombinasi ini berupa rangka dari metal, dilapis resin untuk
tempat perlekatan gigi buatan, dan bagian yang berkontak dengan mukosa mulut.
Sebanyak 98% dari semua basis gigitruan dibuat dari polimer atau kopolimer metil
metakrilat. Polimer (metil metakrilat) murni tidak berwarna, dan padat. Menurut
American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yaitu heat cured
polymer dan self cured polymer, yang masing-masing terdiri dari bubuk yang
dan pengecoran. Polimer dan monomer yang dicampur dalam perbandingan yang
tepat 3:1 berdasarkan volume atau 2,5:1 berdasarkan berat. Kebanyakan sistem resin
PMMA terdiri atas komponen bubuk dan cairan. Bubuk terdiri atas butir-butir
18
PMMA pra-polimerisasi dan sejumlah kecil benzoil peroksida. Cairan didominasi
menempatkan kuvet dalam suhu air keran 74 oC (168 oF) selama 8 jam atau lebih,
atau dengan 2-3 jam air mendidih pada 100 oC siklus pendek melibatkan pengolahan
resin pada 74 oC selama sekitar 2 jam kemudian mendidih pada 100 oC selama 1
jam.7
dapat dilakukan pada suhu ruang. Resin yang teraktivasi secara kimia sering disebut
bubuk dan cair diaduk, amin tersier menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida.
Resin basis gigitriruan yang diaktifkan secara kimia paling sering diproses
dilakukan dengan cara yang sama seperti yang digambarkan untuk resin yang
diaktivasi secara panas, lalu ditempatkan pada suhu kamar atau pada suhu yang
19
sedikit lebih tinggi (45 oC) selama kurang lebih 30–45 menit. Polimer dan monomer
dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Waktu kerja untuk resin yang teraktivasi
secara kimia adalah lebih pendek dibanding bahan yang diaktivasi secara panas.7
Prosedur ini sangat disederhanakan pada tahun 1983, dengan pengenalan serat kaca
khusus, cocok untuk digunakan dalam oven microwave. Resin akrilik dicampur
dalam bubuk yang tepat, dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 menit. Kontrol
yang cermat dari waktu dan jumlah watt dari oven adalah penting untuk
Resin akrilik diaktifkan cahaya, yang juga disebut resin VLC, adalah
kopolimer dari dimetakrilat uretan dan resin akrilik kopolimer bersama dengan silika
telah dicampur dalam moldable di model master pada sebuah meja berputar, dalam
ruang cahaya dengan intensitas cahaya yang tinggi dari 400-500 nm, untuk periode
sekitar 10 menit.
20
monomer metakrilat, resin yang dihasilkan mengandung oligomer berat molekul
Sifat fisik resin basis gigitiruan adalah penting untuk ketepatan dan fungsi
keporusan, penyerapan air, kelarutan, tekanan selama proses, dan retakan atau
goresan.
1. Pengerutan polimerisasi
cairan sesuai anjuran, sekitar sepertiga dari massa hasil cairan. Akibatnya,
sekitar 7%. Persentase ini sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian
linier. Pengerutan linier memberikan efek nyata pada adaptasi basis gigitiruan
mengukur jarak antara 2 titik acuan yang telah ditentukan pada regio molar
kedua pada susunan gigitiruan. Setelah polimerisasi resin basis gigitiruan dan
pengeluaran basis gigitiruan dari model, jarak antara kedua titik acuan tadi
21
diukur kembali. Perbedaan antara pengukuran sebelum dan sesudah
linier, semakin besar pula ketidaksesuaian yang teramati dari kecocokan awal
suatu gigitiruan.
2. Porositas
cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal. Porositas
tersebut akibat dari penguapan monomer yang tidak bereaksi serta polimer
molekul rendah, bila suhu resin mencapai atau melebihi titik didih bahan
tersebut. Namun porositas jenis ini tidak terjadi seragam sepanjang segmen
Porositas juga dapat berasal dari pengadukan yang tidak tepat antara
komponen bubuk dan cairan. Bila ini terjadi, beberapa bagian massa resin
gelembung.
3. Penyerapan air
Poli (metil metakrilat) menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada
lingkungan basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang
22
penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Poli (metil metakrilat) memiliki
4. Kelarutan
Meskipun resin basis gigitiruan larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah
kecil monomer dilepaskan, resin basis umumnya tidak larut dalam cairan
5. Crazing
dapat berdampak negatif terhadap estetika dan sifat fisik suatu gigitiruan.
klinis, crazing terlihat sebagai garis retakan kecil yang nampak timbul pada
6. Kekuatan
Kekuatan dari resin basis gigitiruan tergantung pada beberapa faktor. Faktor-
23
yang ada dalam lingkungan rongga mulut. Untuk memberikan sifat fisik yang
dapat diterima, resin basis gigitiruan harus memenuhi atau melampaui standar
yang disajikan dalam spesifikasi ADA No. 12. Suatu uji tranvesa digunakan
7. Creep
Resin gigitiruan menunjukkan sifat viskoelastis. Dengan kata lain, bahan ini
bertindak sebagai benda padat bersifat karet. Bila suatu resin basis gigitiruan
8. Sifat lain
panas berkisar dari 0,98–1,27 J, sedangkan resin yang diaktivasi kimia adalah
lebih rendah 0,78 J. Nilai untuk resin tahan benturan, seperti Lucitone 199,
lapisan lunak, tidak terkalsifikasi dan melekat pada gigitiruan. Gigitiruan di dalam
rongga mulut selalu berkontak dengan saliva, selanjutnya gigitiruan ini akan
mengabsorbsi protein saliva secara selektif acquired denture pellicle (ADP). Segera
24
setelah ADP terbentuk, mikroorganisme akan melekat pada reseptor protein saliva
Streptococcus mutans karena habitat utamanya adalah plak dan berkoloni pada
perubahan warna pada gigitiruan dan peradangan pada jaringan mukosa di bawah
gigitiruan, misalanya dengan merendam gigiitruan pada malam hari selain tindakan
dilakukan sepanjang malam, 1 jam, 30 menit, 15 menit dan 5 menit tergantung dari
status kesehatan mulut individu. Metode yang digunakan untuk menilai kuantitas
plak yang telah menyertakan tes biokimia, jumlah mikroorganisme dan penilaian
(Inspektor Systems Research, BV) adalah alat diagnostik khusus gigi yang telah
digunakan untuk penilaian kuantitatif in vivo dan in vitro dari karies gigi, pemutihan
gigi, aktivitas bakteri, kalkulus, pewarnaan dan plak gigitiruan. Teknik ini didasarkan
25
pada autofluorescence gigi, yang, ketika diterangi dengan daya rendah terlihat warna
biru terang, memancarkan di bagian hijau dari spektrum. Iradiasi sinar fluoresensi
menunjukkan perbedaan enamel opacity, membuat awal karies deteksi lesi mungkin.
Selain itu, QLF dapat digunakan untuk menunjukkan adanya plak pada gigitiruan,
26
BAB III
LEMPENG
AKRILIK
- Waktu dan - Ukuran
lama lempeng uji
perendaman - Kecepatan
- Alat uji tekananan alat
kekuatan Kekuatan - Suhu dan
tranversa transversa lempeng kelmbapan
akrilik
Keterangan:
: variabel penghubung
: variabel bebas
: variabel kendali
: variabel akibat
3.2 HIPOTESIS
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
akrilik yang tiap unitnya adalah homogen. Desan penelitian ini posttest only control
group design.
4.2 SAMPEL
Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah simple random
sampling dengan populasi homogen. Sampel dari penelitian ini adalah lempeng yang
terbuat dari bahan resin akrilik PMMA jenis heat cured, karena merupakan jenis
resin akrilik yang sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi.19 Dengan toleransi
kriteria sampel ukuran panjang = 65 mm, lebar = 10 mm dan tebal = 2,5 mm, serta
permukaan halus, tidak porus, dan tidak ada perubahan bentuk.19, 20 Sampel dibagi
28
4.2.1 BESAR SAMPEL21
akrilik
c. Lempeng akrilik
29
4.4 DEFINISI OPERASIONAL
penelitian ini resin akrilik yang digunakan adalah heat cured. Ukuran:
30
4.5 ALUR PENELITIAN
Uji kekuatan
transversa
Analisis data
Simpulan
31
4.6 BAHAN PENELITIAN
g. Air
a. Kuvet
b. Alat pres
c. Kuas
32
d. Gelas porselen
e. Gelas ukur
GALDABINI)
g. Mesin poles
h. Kertas gosok
i. Bur Poles
lunak.
33
c. Gips lunak dicampur air lalu diaduk selama 30 detik kemudian
kuvet terisi penuh, plat dari bahan kuningan ditanam dalam kuvet
e. Setelah gips lunak setting, kuvet bawah dan atas dipisahkan dengan cara
dan permukaan gips dibersihkan dari vaseline dengan air panas yang
mengalir. Setelah kuvet dingin, permukaan gips diulasi cold mould seal
pot porselen hingga mencapai tahap dough. Resin akrilik yang telah
34
h. Setelah dingin, kuvet dibuka dan lempeng akrilik diambil. Kelebihan
(30 oC ± 1 oC).
Sampel berjumlah 30, dibagi dalam 6 kelompok yang setiap perlakuan terdiri
dari 5 sampel:
waktu 1 hari
35
5. Kelompok 5 adalah kelompok perlakuan yang direndam di dalam
36
4.10.3 PENGUJIAN KEKUATAN TRANSVERSA4
b. Batang uji yang telah diberi tanda diletakkan di tengah alat tekan
c. Mesin alat dihidupkan, pemberat alat akan turun menekan tepat pada
tengah batang uji sampai terjadi patahnya batang uji, dan secara
d. Dengan rumus5, 20
3𝐿𝑃
𝑆=
2 𝑏 𝑑2
Keterangan:
S = kekuatan transversa (N/mm2)
b = lebar lempeng (mm)
L = panjang / jarak pendukung (mm)
d = tebal lempeng (mm)
P = beban (N)
37
4.11 ANALISIS DATA
penelitian kemudian dianalisis melakukan uji statistik Anova satu arah untuk
transversa lempeng akrilik. Uji Anova satu arah dipakai untuk melihat
perbedaan dari beberapa varians (α= 0,05). Selanjutnya jika bermakna, maka
dilakukan uji beda lanjut (post hoc test) yaitu least significance difference
(LSD) untuk mengetahui lebih lanjut letak perbedaan tersebut. Uji ini dipakai
38
BAB V
HASIL PENELITIAN
lempeng akrilik yang dibagi dalam 6 kelompok yaitu perendaman selama 5 menit
dalam kurun waktu 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari serta kelompok kontrol
Tabel 5.1 Beban maksimal (Newton) yang dapat diterima setiap sampel dengan
kecepatan crosshead 3 mm/menit.
39
dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.
Kelompok V : perendaman dengan larutan tablet pembersih gigitiruan selama 3 hari
dengan masing-masing waktu perendaman 5 menit.
Kelompok VI : perendaman dengan akuades selama 1 hari dengan waktu
perendaman 5 menit.
Tabel 5.1 menunjukkan beban maksimal yang dapat diterima setiap kelompok
sampel. Kelompok sampel I, yaitu yang direndam dalam tablet pembersih gigitiruan
selama 5 menit dengan waktu perendaman 1 hari dapat menahan beban paling besar
160.00
150.00
Mean of Kekuatan_Tranversa
140.00
130.00
120.00
110.00
100.00
Klp 1 (1 hari) Klp 2 (3 hari) Klp 3 (5 hari) Klp 4 (7 hari) Klp 5 (10 hari) Klp 6 (Kontrol
Akuades)
Perlakuan
Gambar 5.1 Grafik besar kekuatan transversa lempeng akrilik (Sumber: Koleksi
pribadi)
40
Pada gambar 5.1 menunjukkan grafik kekuatan transversa lempeng akrilik
yang direndam dalam larutan tablet pembersih gigitruan selama 1 hari, 3 hari, 5 hari,
7 hari dan 10 hari serta perendaman dalam akuades.
Tabel 5.2 Rerata hasil uji kekuatan transversa lempeng akrilik dengan kecepatan
crosshead 3 mm/menit yang direndam dalam tabet pembersih gigitiruan
dan akuades.
Dari hasil ini kelompok sampel I memiliki nilai rerata kekuatan transversa tertinggi
Dari nilai kekuatan transversa tersebut di atas, jika diurut yang mempunyai
mean kekuatan transversa terbesar sampai yang terkecil adalah hasil kelompok
pembersih gigitiruan.
41
Sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh larutan
Tabel 5.3 Hasil uji homogenitas dengan uji levene homogeneity of variances
Pada tabel 5.13 dari hasil uji Levene diperoleh probabilitas 0,249. Berarti
hasil uji Levene didapatkan p = 0,249 (p>0,05) hal ini berarti data tersebut homogen.
Selanjutnya dilakukan uji Anova satu arah untuk mengetahui apakah ada
Tabel 5.4 Hasil uji Anova satu arah kekuatan transversa lempeng akrilik
Dari hasil uji Anova didapatkan nilai p = 0,005 (p<0,05) yang berarti ada
pengaruh yang bermakna antara kelompok perlakuan pada lempeng akrilik setelah
42
perendaman dalam akuades dan perendaman dalam larutan tablet pembersih
perlakuan maka dilakukan uji lanjuttan dengan uji LSD yang dapat dilihat pada tabel
5.5
Tabel 5.5 Hasil uji LSD perbandingan rerata kekuatan transversa lempeng akrilik
pada kelompok II, IV, V dan VI. Pada kelompok II dan kelompok IV terdapat
43
perbedaan yang signifikan dengan kelompok I. Pada kelompok III terdapat pebedaan
44
BAB VI
PEMBAHASAN
pembersih gigitiruan selama 5 menit dalam 1 hari, 3 hari, 5 hari, 7 hari, 10 hari dan
perendaman 1 hari di dalam akuades sebagai kontrol. Pada penelitian ini dilakukan
perendaman lempeng akrilik selama 5 menit pada saat malam hari sesuai prosedur
Lempeng resin akrilik telah digunakan sebagai basis gigitiruan selama lebih
dari 60 tahun dan saat ini merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk
mudah, warna menyerupai gingiva, tidak toksik dan dapat direparasi. Sedangkan
kekurangan resin akrilik adalah porus, absorbsi air, mudah fraktur dan retak.7
Penyerapan air pada resin akrilik terjadi pada celah yang terletak diantara
rantai interpolimer yang merupakan struktur pembentuk dari resin akrilik. Besarnya
celah interpolimer ini menentukan jumlah air yang diserap. Polimerisasi resin akrilik
yang baik dapat meningkatkan kekuatan ikatan rantai interpolimer dan menurunkan
45
Menurut Jorgenzen pembersihan gigitiruan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu secara mekanik dan kimia. Secara mekanik dapat dilakukan dengan menyikat
memuaskan. Oleh karena itu berbagai macam pembersih gigitiruan kimia yang
hanya mengontrol plak pada gigitiruan tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan
yang signifikan. 3
pada kelompok sampel yang direndam selama 3 hari, 5 hari, 7 hari dan 10 hari
dibandingkan dengan kelompok yang hanya direndam selama 1 hari. Hal ini
disebabkan karena semakin lama perendaman makin banyak menyerap air karena
safat resin akrilik absorbsi air dan secara makroskopik terlihat sejumlah perubahan
bentuk permukaan dari resin akrilik.23 Absorbsi air oleh resin akrilik terjadi akibat
proses difusi, yaitu molekul air diabsorbsi pada permukaan polimer yang padat dan
beberapa lagi dapat menempati posisi diantara interpolimer. Hal inilah yang
lempeng akrilik antara kelompok kontrol dengan kelompok yang direndam dalam
tablet pembersih gigitiruan selama 5 hari, 7 hari dan 10 hari dan untuk kelompok
46
yang lebih besar dibanding kelompok kontrol. Menurut Shen dkk bahwa kekuatan
desinfektan yang digunakan. Kekuatan transversa dari resin akrilik juga akan
menurun apabila resin akrilk tersebut semakin meningkat dalam meresorbsi air.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Amanda dkk pada tahun 2010 mengenai
efek pembersih gigitiruan Corega Tabs dan Bony Plus terhadap sifat-sifat fisik heat
0,001 (p<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok yang diberi perlakuan.5
lingkungan basa. Namun air yang teresap ini menimbulkan efek yang nyata pada
sifat mekanis dan dimensi polimer. Meskipun penyerapan dimungkinkan oleh adanya
terjadi adalah difusi. PMMA memiliki nilai penyerapan air sebesar 0,69% mg/cm2. 1
Pada Akrilik heat cure terdapat monomer sisa 0,2%-0,5%. Monomer sisa
akan berperan sebagai plasticizer yang menyebabkan resin lebih lemah. Akrilik yang
mempunyai monomer sisa yang tinggi, maka menunjukkan kekuatan transversa yang
47
F E
D
C
B
A
kekuatan transversa yang semakin hari semakin menurun. Pada kelompok 10 hari
untuk kelompok 1 hari perendaman memiliki kekuatan transversa lebih besar. Hal ini
gigitiruan maka semakin kecil kekuatan transversa lempeng akrilik yang akan
diperoleh. Hal ini sesuai dengan penelitian Amanda dkk pada tahun 2010 mengenai
direndam dalam tablet pembersih gigitiruan yang berbahan dasar alkalin peroksida
effervescent.
48
Pada kelompok 3 (5 hari) terjadi kenaikan kekuatan transversa lempeng
akrilik. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat keasaman dari senyawa citric acid
yang apabila bereaksi dengan resin akrilik akan menyebabkan perubahan kimia, yaitu
terjadinya ikatan angtara unsure-unsur yang ada pada cairan dengan matrik polimer
ditempat tersebut, yang akan mempengaruhi sifak mekanis dari resin akrilik. 19
bahan pada suatu siklus tekanan maksimal yang telah diketahui nilainya serta
Untuk lempeng yang rapuh dan permukaan yang kasar, batas ketahanan lebih rendah
dibandingkan dengan permukaan lempeng yang terpoleh dengan baik. Untuk beban
tertentu yang diaplikasikan, semakin kasar permukaan bahan, semakin kecil siklus
beban yang dapat menimbulkan kegagalan. Beberapa bahan dari basis gigitiruan
tekanan tarik konstan dengan retakan struktur lempeng akrilik setelah jangka waktu
tertentu. 1
49
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
kekuatan transversa.
7.2 Saran
gigitiruan lain.
50
DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice KJ. Philps: Buku ajar ilmu kedokteran gigi. Ahli bahasa: Budiman
JA, Purwoko S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003. hal. 197-8.
based guidelines for the care and maintenance of complete dentures. J Am Dent
5. Peracini A, Davi LR, Ribeiro NQ, Souza RF, Silva CHL, Paranhos HFO. Effect
51
9. Food science and technology. Pengaruh perendaman dengan berbagai
10. Oral health tips. Use a quality denture cleaning solution for hygiene. 2012.
oktober 2012
http://www.runyoutech.com/sodiumperborat-monohydrate-tetrahydrate.
15. Newsmax. Top 5 health benefits of peppermint oil. 2012. Available at:
http://www.newsmax.com/fastfeatures/health-benefits-of-peppermint. Diunduh 2
oktober 2012
16. Pioneer thinking. Making natural dyes from plants. 2012. Available at:
52
17. Gunadi HA, Burhan LK, Suryatenggara F, Margo A, Setiabudi I. Buku ajar ilmu
19. Pribadi SB, Yogihartono M, Agustantina TH. Perubahan kekuatan impak resin
2010; 9:13-4.
20. Kristiana D. kekuatan transversa akrilik self cured dan akrilik heat cured
21. Pasiga B. Metode praktis perhitungan besar sampel. Makassar: Bagian ilmu
22. David, Munadziroh D. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang direndam
24. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. St. Louis: Mosby,
25. American Dental Association. Spefication No. 12 for denture base polymers.
2012.
53
26. Jubhari EH. Jarring-jaring penguat sambungan sebagai alternatif penguat bahan
hal. 43.
54