Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN DAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA

SISTEM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PULANG PISAU


TAHUN 2019
SURAT KEPUTUSAN
NO :

TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KERJA SISTEM KESELAMATAN DAN


KEAMANAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PULANG PISAU

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD pulang pisau
maka diperlukan pengorganisasian sistem keselamatan dan keamanan
rumah sakit yang bermutu tinggi ;
b. bahwa agar pengorganisasian system kerja tentang keselamatan dan
keamanan dapat berjalan dengan baik. Perlu adanya pedoman direktur rumah
sakit sebagai landasan pengorganisasian system kerja tentang keselamtan dan
keamaan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu di tetapkan dengan keputusan direktur Utama RSUD Pulang Pisau.

Mengingat : 1. Undang –undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit
2. Undang undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
3. Undang undang no. 13 tahun 2013 tentang ketenagakerjaan .
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012/Menkes/Per/III/2012 Tentang
Akreditasi Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu :PERATURAN DIREKTUR UTAMA RSUD PULANG PISAU
TENTANG PENGORGANISASIAN SISTEM UNIT KERJA
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RSUD PULANG PISAU
Kedua :Memberlakukan Pedoman pengelolaan utilitas RSUD Pulang Pisau
sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
Ketiga :dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur Utama ini, maka apabila
terdapat peraturan yang bertentangan dengan yang terdahulu dinyatakan
tidak berlaku
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan
Peraturan Direktur Utama ini maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya .
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RSUD PULANG PISAU
NOMOR :
TANGGAL:
TENTANG : PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN

1. PENGERTIAN
Unit keamanan keselamatan rumah sakit adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh
rumah sakit untuk melakukan keamanan fisik (physical unit keamanan )dalam rangka
penyelenggaraan keamanan swakarsa di lingkungan rumah sakit. Pengamanan fisik yaitu segala
usaha dan kegiatan mencegah/mengatasi timbulnya ancaman dan gangguan keamanan dan
ketertiban dilingkungan instansi terkait secara fisik melalui kegiatan pengaturan, penjagaan dan
perondaan serta kegiatan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit. Keperuntukan
keamanan rumah sakit pada umumnya adalah untuk mengamankan aset, kawasan atau wilayah
rumah sakit, harta benda milik pasien/keluarga dan pengunjung serta dapat memberikan rasa
aman bagi karyawan rumah sakit dalam beraktifitas dan menjalankan kegiatan sesuai fungsinya
masing-masing, juga memberikan rasa aman bagi pasien dan keluarganya dan seluruh
pengunjung rumah sakit. Hal ini disadari karena bagi rumah sakit apabila keamanan serta
kenyamanannya terganggu oleh pihak luar maupun dalam, akan sangat berpengaruh pada proses
pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit. Unit keamanan adalah garda
depan rumah sakit, bukan suatu unit yang menghasilkan produksi tapi sebagai manajemen
menjaga hasil produksi dari rumah sakit. Untuk jumlah atau kekuatan personil pada umumnya
dilihat dari luas wilayah yang dimiliki rumah sakit, potensi tindak kerawanan yang terjadi di
lingkungan rumah sakit, serta asset-aset yang dimiliki oleh rumah sakit. Di sisi lain, petugas
unit keamanan dituntut harus profesional dan siap terjun dilapangan serta siap di plot
(ditempatkan) dan dalam waktu atau cuaca apapun. Petugas unit keamanan wajib disiplin, jujur,
berani, dan bertanggung jawab terhadap rumah sakit. Pelaksanaan pengamanan dilakukan oleh
satpam yang dikoordinir langsung oleh chief unit keamanan yang dibantu oleh komandan regu
dalam melaksanakan tugas pengamanan selama 24 jam dengan kekuatan personil yang disusun
dalam sistem jaga shift.

2.Tujuan
Tujuan Umum
Melindungi dan mengamankan dari segala gangguan/ancaman baik yang berasal dari luar
atau dari dalam rumah sakit.

Tujuan Khusus
1.Membantu direktur dalam hal pengamanan dan penertiban di linkungan Rumah Sakit Pulang
Pisau.
2.Membantu Polri dalam hal pembinaan keamanan dan penegakan hukum di lingkunganRumah
Sakit Pulang Pisau.
3. Ruang Lingkup
Dalam rangka menjamin mutu layanan keselamatan dan keamanan di rumah
sakitm a k a d i p e r l u k a n d a n d i b u a t p r o s e d u r t e t a p l a ya n a n k e a m a n a n d a n
k e s e l a m a t a n ya n g mengacu pada standard perundang-undangan serta sesuai rekomendasi
dari team K3 dandari pihak keamanan yang telah mendapatkan pendidikan SATPAM
serta sarana dari IPCN rumah sakit agar terjamin keamanan dan keselamatan di
rumah sakit.D a l a m m e n yu s u n p r o g r a m k e a m a n a n d a n k e s e l a m a t a n a d a b e b e
r a p a h a l ya n g h a r u s disiapkan, antara lain :

a.M e m b u a t i n v e t a r i s
alat penunjang keamanan dan keselamatan.inventarisa
s i m u t l a k d i l a k u k a n u n t u k m e n yi a p k a n p r o t a p m a i n t e n a n c e a l a t d a n p e n y
u s u n a n program pemeliharaan,korektif dan evaluasi.
b.Membbuat prosedur tetap keamanan dan keselamatan secara preventif.
c. Membuat prosedur tetap keamanan dan keselamatan korektif.
d.Membuat denah jalur evakuasi,.
e.Melkuakan evaluasi keamanan dan keselamatan.
f. Kuisioner pelayanan pelanggan
g.Memetakan daerah resiko
h.Merencanakan sistem keamanan terpadu.
i.Perencanaan imunisasi karyawan
j.Pembuatan jalur evakuasi.
k.Membuat tanda tanda bahaya dan terjadinya.
l.Pemasangan CCTV
m.Pengawasan dan maintenece sistem kontruksi bangunan.

4. Tata Laksana
Berikut adalah langkah langkah kegiatan keamanan dan keselamatan :

A. UPAYA KEAMANAN DAN KESELAMATAN PADA PROSESRENOVASI DAN


KONSTRUKSI

Proses konstruksi dan renovasi merupakan hal yang tidak terhindarkan darioperasional rumah
sakit. Kedua proses tersebut menimbulkan resiko terkaitdengan keamanan dan keselamatan
maupun pencegahan dan pengendalian infeksidi RSUD Pulang Pisau.Untuk itu perlu diatur
bahwa sebelum pelaksanaan proyek renovasi/ kontruksiharus dilakukan analisa dampak proyek
terhadap proses pelayanan kesehatan,keamanan dan keselamatan dan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh Panitia .Pengendalian Infeksi dengan melibatkan Komite K3RS (Keamanan dan
keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit).Analisa dilakukan dengan menggunakan
Formulir Penilaian Resiko, baik untuk proses pelayanan kesehatan, keamanan dan keselamatan
dan pengendalian infeksi

B. IDENTIFIKASI RESIKO

Identifikasi resiko

(risk identification)

adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan
cedera, tuntutan atau kerugian, baik pada manusia, barang atau pun proses pelayanan. Cara yang
secara teratur dilakukan di RSUD Pulang Pisau untuk mengidentifikasi resiko adalah dengan
melakukan inspeksi fasilitas dan ronde lingkungan.

1) Inspeksi Fasilitas

Inspeksi adalah suatu proses pemantauan langsung terhadap kondisi dan fungsi fasilitas-fasilitas
rumah sakit yang disesuaikan dengan sistem atau standar yang berlaku. Inspeksi dilakukan
oleh:a) Internal oleh petugas-petugas di jajaran Penunjang Non Medis

1. Petugas Unit Pemeliharaan Bangunan untuk bangunan, proyek konstruksi, renovasi, dan
peralatan non-medik

2. Petugas Unit Pemeliharaan Peralatan Non Medik untuk PeralatanMedik

3. Petugas Unit Kesehatan Lingkungan untuk parameter-parameter lingkungan

4. Dan lain-lain

a) Inspeksi dilakukan secara reguler sesuai dengan jadwal kerja di masing-masing unit terkait
(pada umumnya sebulan sekali). Hasil pemeriksaandidokumentasikan pada log book
pemeriksaan setiap bangunan / alat.Pelaporan dilakukan kepada Manajer Penunjang Non Medis
baik harianataupun bulanan tergantung dari tingkat urgenitas kerusakan yangditemukan.
Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia.
b) Eksternal oleh petugas dari dinas / badan pemerintahan terkait, sepertiDinas Kebakaran untuk
fasilitas pencegahan dan penanggulangankebakaran, petugas Dinas Kesehatan untuk kesehatan
lingkungan.Frekuensi pengecekan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Hasil
pengecekan eksternal dilaporkan oleh petugas unit terkait kepada Penunjang Non Medik.
Pelaksanaan perbaikan disesuaikan dengan prioritas dan sumber daya yang tersedia.

C. EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN SISTEM PELAPORAN


1) RSUD Pulang Pisau memiliki Satuan Keamanan(Satpam) yang dilakukan atau dikelola oleh
pihak RSUD Pulang Pisau. Pola kegiatannya dengan melakukan Patroli secara menyeluruh
selama 24 jam dan adanya penempatan anggota Satpam yang ditempatkan dibeberapa area.
2) Pembagian tugas security terdiri atas 3 shift. Dan untuk shift pagi mulaidari jam 07.00 s/d
14.00 wib berjumlah 4 orang termasuk Supervisor,untuk shift sore mulai dari jam 14.00 s/d
21.00 wib berjumlah 3 orang,dan Shift malam mulai dari jam 21.00 s/d 07.00 berjumlah 3
orang.Adapun pembagian plotingannya sebagai berikut:
a) 1 staff Satpam untuk jaga Pos Satpam / Pintu utama
b) 1 staff Satpam untuk jaga di area depan, parkiran dll
c) 1 staff Satpam untuk patroli keliling di area dalam Rumah Sakit
d) 1 Supervisor hanya khusus shift pagi
3) Masalah keamanan atau kejadian kriminal yang melibatkan pasien, pengunjung, karyawan
atau gedung RS harus segera dilaporkan kepada Petugas Satpam ( POSKO Satpam di Depan
dekat GERBANG MASUK RS), pelaporan akan ditangani dengan melakukan penyelidikan
lebih lanjut.Seluruh petugas wajib menganalisa setiap adanya masalah keamanan
danmemberikan rekomendasi atau corrective action/perbaikan. Setiapanggota Satpam
diharapkan dapat meningkatkan pengembangan kinerja performa yang lebih baik dengan cara
melakukan pelatihan terpadu secara terus menerus maupun pelatihan lainnya ( pelatihan
bantuan medis, K3RS dll )
4) Program pelatihan kasus penculikan bayi/anak dilakukan secara periodik.Program tersebut
digunakan sebagai tindakan penanganan dan pencegahan kejadian penculikan bayi dan anak,
tindakan penanganantersebut melibatkan unit keperawatan dan unit Diklat, apabila prosedur
penanganan sudah tidak sesuai dengan kondisi teknis lapangan makadilakukan perbaikan
atau koreksi terhadap prosedur sebelumnya.
1.IDENTIFIKASI
1) Seluruh karyawan RSUD Pulang Pisau wajib menggunakan ID Card yang
digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada setiap area kerja. Selainkaryawan, t
anda pengenal juga digunakan oleh pasien, berupa gelangmedis yang diberikan oleh unit kep
erawatan pada saat pasienmasuk/dirawat. Pengunjung ( Visitor ), Detailer, pekerja/kontraktor
danlain-lain menggunakan ID Card sesuai dengan kategori kepentinganya yang disediakan
dan di data oleh Satpam.
2) Pada saat kegiatan konstruksi / renovasi, setiap pekerja wajib di data dan
diberi tanda pengenal khusus. Pekerja yang tidak menggunakan tanda pengenal tidak
diperbolehkan memasuki area kerja. Perusahaan yangmempekerjakan wajib memberikan data
nama pekerja tersebut dan pemutakhiran datanya.
3) Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan identifikasikhusus yang persis
sama dengan yang diberikan pada Ibunya berupa gelang medis yang dilekatkan pada
pergelangantangan.

2.AREA BERESIKO TINGGI


1) Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka RumahSakit menetapkan
beberapa area yang masuk dalam katagori beresiko tinggidalam hal perlakuan dari sisi
keamanan dan prosedur penempatan anggota.Pihak Satpam dan K3akan selalu mengadakan
evaluasi terhadap area yang beresiko tersebut berdasarkan atas data kejadian / incident report
dan hasilevaluasi dan informasi lainnya.
2)Berikut adalah rincian area yang masuk dalam kategori area Beresiko tinggi :
Poliklinik mulai dari depan sampai belakang
Farmasi Rawat Jalan
Relasi / Kasir
Kantin
IGD
Pendaftaran
Parkir kendaraan, baik tamu maupun karyawan
Keuangan
MUSOLA RS
Ruang Rawat Inap
Kamar Operasi
ICU
Parkir Ambulance
Laboratorium
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengansebagian
dengan tambahan fasilitas kamera CCTV dan petugas Patroli selama 24Jam jika di perlukan.

3.AKSES KELUAR – MASUK


1)Akses IGD diawasi oleh Satpam selama 24 jamdan dilengkapi oleh CCTV,alarm dan petugas
patroli.
2)Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa pemasangan alat
camera CCTV, dan patroli setiap 3 jam sekali.
3)Petugas Satpamakan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk yang masuk wajib
mengenakan ID Card.
4)Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari Humas dan Kominfo kemudian
akan diteruskan kepada petugas Satpam.
5)Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas danKominfo untuk
mendapatkan izin dari petugas Satpam.
6)Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum atau pengacara pasien
yang akandatang ke area rumah sakit diarahkan ke Supervisor Hukum dan Relasi. Aparat
penegak hukum diarahkan untuk menghubungi Satuan Pengamanan RS.

3.
AKSES KELUAR – MASUK
1)
Akses IGD diawasi oleh Satpam selama 24 jamdan dilengkapi oleh CCTV,alarm dan petugas
patroli.
2)
Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa pemasangan alat
camera CCTV, dan patroli setiap 3 jam sekali.
3)
Petugas Satpamakan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk yang masuk wajib
mengenakan ID Card.
4)
Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari SDI atau Humasdan
Kominfokemudian akan diteruskan kepada petugas Satpam.
5)
Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas danKominfo untuk
mendapatkan izin dari petugas Satpam.
6)
Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum atau pengacara pasien
yang akandatang ke area rumah sakit diarahkan ke Supervisor Hukum dan Relasi. Aparat
penegak hukum diarahkan untuk menghubungiSatuan Pengamanan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta saat melakukanaktifitas di area rumah sakit.
4.
4. ALUR KENDARAAN
1)Satpam yang bertugas di area IGD selalu memastikan bahwa alur kendaraanyang masuk
maupun yang melintas di depan area pintu masuk IGD berjalandengan lancar. Petugas wajib
memantau kondisi lalu lintas sekitar IGD segera tanggap dan cepat mengarahkan Ambulance
yang datang maupun kendaraan darurat yang menuju ke IGD. Petugas harus selalu siaga
selama 24 jam.
2)Petugas Satpam secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban terhadap pejalan kaki dan
pengunjung dari luar yang masuk ke area IGD agar tidak menghalangi jalur kendaraan dan
mobilitas kegiatan bantuan medis di areaIGD.
3)Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak Satpam denganterlebih dahulu
mendapat perintah dan ijin dari Manajemen RS, Pemblokiran area luar dilakukan dengan
melakukan koordinasi dengan pihak pengelola wilayah

5.PROSEDUR DARURAT
1) Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi penyanderaan dan penculikan
bayi, harus segera menghubungi PoskoSatpam. Petugas akan segera melakukan tindakan
cepat dan tepat sesuaikebijakan dan prosedur yang berlaku.
2)Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadaptindakan penanganan
keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internalgedung berdasarkan kepada kebijakan
dan SOP Penanganan KesiapsiagaanDarurat.
3)Semua informasi mengenai dokumen klinis Pasien adalah rahasia dan tidak boleh diketahui
atau diinformasikan ke pihak lain atau media.
4)Supervisor Satpam maupun Pelaksana Satpamselalu berkoordinasikandengan Manajer
Penunjang Non Medik untuk memberikan pemberitahuanmengenai kondisi darurat dapat
melalui telpon ruangan maupun handphoneatau dengan system alarm. Hal ini mencakup
situasi seperti ancaman bom,insiden penyanderaan, penembakan atau penculikan bayi.

6.PENCULIKAN BAYI ATAU ANAK


1)Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas Satpam akan melakukan penjagaan disetiap
pintu keluar masuk dan melakukan pengamatan terhadapsetiap orang yang keluar masuk ke
area rumah sakit. Dan selalu berkoordinasidengan petugas keamanan yang berada di CCTV.
2)Petugas operator akan melakukan panggilan handphone apabila terjadikeadaan darurat sesuai
dengan SOP yang berlaku.
3)Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpamelalui izin. Dan
setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas /Kominfo untuk
mendapatkan izin dari petugas Satpamterlebih dahulu.
4)Staf yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akanmelakukan sensus dan
pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan tidak disentuh agar tidak merusak barang bukti.
5)Petugas Satpamakan berkoordinasi dengan Polsek terdekat bila terjadi penculikan anak dan
bayi.
D. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Pelatihan KaryawanPelatihan karyawan tentang keamanan dan keselamatan dilakukan pada
setiapacara Orientasi Umum untuk karyawan baru dan secara periodik setiap tahununtuk
karyawan lama. Materi yang diberikan meliputi:
a) Budaya keamanan dan keselamatan
b) Prosedur pelaporan kecelakaan
c) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahaya
d) Topik-topik lain yang berhubungan dengan keamanan dankeselamatane) Materi pelatihan
karyawan baru dan karyawan lama tersebut dapat berubahseiring waktu, disesuaikan dengan:
1) Temuan-temuan dalam ronde lingkungan (environmental round)
2) Laporan-laporan kecelakaan yang menonjol
3) Resiko-resiko keamanan dan keselamatan yang menonjol di masing-masing unit/
departemenf.
Salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan tentang keamanan dan keselamatan kepada
karyawan adalah
1 dengan penyusunan Buku Panduan Keamanan dan keselamatan Rsud Pulng Pisau yang
didistribusikan kepada setiap karyawan RS.
2. Pelatihan Kepada Vendor / Kontraktor Pelatihan keamanan dan keselamatan kerja juga
dilakukan terhadap vendor dan kontraktor pada kunjungan pertama untuk perbaikan peralatan,
pengerjaan renovasi/ konstruksi dan pekerjaan lainnya di lingkungan RS. Pada dasarnya
materi yang diberikan sama denganmateri pelatihan untuk karyawan RS yang meliputi
:a) Budaya keamanan dan keselamatan
b) Prosedur pelaporan kecelakaan
c) Cara-cara pencegahan kecelakaan dan pengendalian bahayad) Topik-topik lain yang
berhubungan dengan keamanan dan keselamatan
3. Pelatihan Pasien Dan Pengunjung LainnyaSebagai salah satu komponen pengguna rumah
sakit, pasien dan pengunjunglainnya juga harus mendapatkan pendidikan mengenai aspek-
aspek keamanan dankeselamatan dan pencegahan kecelakaan. Pendidikan diberikan melalui
kegiatanorientasi pasien baru di unit rawat inap, penempelan poster-poster,
penempatansignage, rambu-rambu dan lain-lain. Materi keamanan dan keselamatan
yangdiberikan antara lain:
a) Prosedur ketika terjadi keadaan darurat/ bencana: denah lantai, jalur evakuasi, tempat
berkumpul
b) Larangan merokok
c) Dan topik-topik keamanan dan keselamatan lainnya

Anda mungkin juga menyukai