MINERAL
6
7
1. Warna (Color)
2. Kilap (Luster)
Kilap adalah kesan mineral akibat pantulan cahaya yang
dikenakan padanya. Kilap di bedakan menjadi tiga yaitu kilap
logam, kilap setengah logam, dan kilap non logam.
3. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu
goresan. Kekerasan mineral didapatkan dengan
membandingkan kekerasan mineral tersebut dengan mineral
yang telah diketahui kekerasannya, dengan cara saling
digoreskan. Suatu urutan kekerasan diciptakan oleh ahli
mineralogy Austin F Mosh, tahun 1824 yang dikenal dengan
skala kekerasan Mosh. Berikut urutan kekerasan berdasarkan
skala mosh:
1 Talk 6 Ortoklas
2 Gipsum 7 Kuarsa
3 Kalsit 8 Topaz
4 Fluorit 9 Korundum
5 Apatit 10 Intan
4. Cerat (Streak)
Cerat atau warna goresan adalah warna yang kita dapatkan
ketika mineral digoreskan pada keping porselen yang kasar
permukaannya atau warna pada mineral yang berbentuk bubuk
halus. Gores didapat dengan menggoreskan mineral pada suatu
permukaan porselen( H=7). Sebagai contoh belerang adalah
mineral yang berwarna kuning cerah namun memberikan cerat
yang berwarna putih kekuningan. Berbagai macam botol yang
berwarna putih, kuning, hijau, tak berwarna, namun
kesemuanya mempunyai cerat yang sama yaitu putih. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa warna cerat adalah khas bagi
senyawa tertentu atau mineral tertentu.
5. Belahan (Cleavage)
Suatu mineral dikatakan memiliki belahan apabila mineral
tersebut memiliki kecendrungan untuk pecah melalui bidang
tertentu. Belahan sangat membantu dalam mendeskripsikan
11
6. Pecahan (Fracture)
.Pecahan adalah keretakan mineral. Suatu mineral akan
pecah bila tidak mengikuti bidang belahnya. Pecahan sendiri
dibagi menjadi enam yaitu:
9. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral di
udara dan berat volume mineral yang telah dibandingkan
dengan volume air. Berat jenis mineral adalah tetap, bilamana
susunannya tetap.
10. Diaphaneity
Diaphaneity adalah cara mineral untuk meneruskan cahaya.
Diaphaneity terbagi menjadi:
a. Transparent
b. Translucent
c. Opaque
11. Lain-Lain
a. Rasa (Taste)
14
Asin : halit
Pahit : epsomit
b. Feel
Soapy / seperti sabun : talk, bentonit.
Greasy / berminyak : grafit.
c. Bau
Berbau bawang putih : mineral As
Berbau lobak : mineral-mineral Se
Berbau belerang :S
Berbau arang : batubara, lignit
Berbau Tanah : kaolin basah
d. Kelistrikan
Bermuatan listrik jika digosok dengan kain, contoh:
intan dan topaz.
Bermuatan listrik bila dipanasi, contoh: kuarsa dan
turmalin.
Bermuatan listrik bila ditekan, contoh: kuarsa.
Berdaya hantar listrik, contoh: Cu dan Fe.
e. Kemagnetan merupakan sifat mineral terhadap gaya tarik
magnet. Sifat kemagnetan dibagi menjadi 3 yaitu:
Feromagnetik (bila mineral dapat ditarik dengan mudah
oleh magnet, contoh : mineral magnetik, phyrohit).
Diamagnetik (bila mineral tidak mempunyai sifat
kemagnetan).
Paramagnetik (yaitu jika mineral tertarik dengan kuat
oleh gaya magnet).
f. Daya hantar panas
Konduktor : Cu dan Fe
Isolator : asbes dan mika
g. Keradioaktifan
15
a. Mineral Utama
Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari
unsur utama yaitu oksigen, silikon, alumunium, besi, kalsium,
sodium, potasium, dan magnesium, unsur ini membentuk mineral
yang tergolong mineral utama yaitu:
Kuarsa
Plagioklas
Ortoklas
Olivin
Piroksin
Amfibol
Mikafelpatora
b. Mineral Tambahan
c. Mineral Sekunder
2.3.1. Alat:
1. Lembar format data klasifikasi mineral
2. Tabel klasifikasi mineral
3. Loop (Kaca Pembesar)
4. Alat tulis
5. Kuku jari (Skala Mohs)
2.3.2. Bahan:
1. Biotite
2. Kuarsa
3. Hornblende
17
1. Sesi I
Minggu, 1 November 2015 (Kampus STT MIGAS)
No. Urut : 1
No. Peraga : 1
Identifikasi Mineral
1. Warna : Hitam
2. Cerat (Streak) : Tidak berwarna
3. Kilap : Kilap kaca dan kilap mutiara (non logam)
4. Kekerasan : 2,5-3 Mons
5. Bentuk Kristal : Monoklin
6. Belahan : 1 arah / sempurna
7. Pecahan : Uneven
8. Berat Jenis : 2,9-3,4 gr/cm³
9. Tenacity : Brittle
10. Diaphoneity : Opaque
11. Lain-lain : Isolator
12. Nilai Ekonomis : Digunakan sebagai isolator kalor untuk tujuan industri
13. Genesa : Terbentuk dari proses kristalisasi magma
14. Nama Mineral : Biotit
Sketsa Mineral
Belahan : 1 arah
19
No. Urut :2
No. Peraga :
Identifikasi Mineral
1. Warna : Putih bening
2. Cerat (Streak) :Putih
3. Kilap (Luster) : Kilap non logam(kilap kaca)
4. Kekerasan (Hardness) : 7 (skala Mons)
5. Bentuk Kristal : Heksagonal
6. Belahan : 3 arah
7. Pecahan : Konkoidal
8. Berat Jenis : 2,6 – 2,7 gr/cm3
9. Tenacity : Brittle
10. Diaphoneity : Trasparent
11. Lain-lain : Bermuatan listrik bila di panasi dan ditekan
12. Nilai Ekonomis : Bahan dasar pembuatan kaca dan semen
13. Genesa : Terbentuk dari kristalisasi magma
14. Nama Mineral : Kuarsa
Sketsa Mineral
No. Urut :3
No. Peraga : 40
Identifikasi Mineral
1. Warna : Hitam
2. Cerat (Streak) : Putih
3. Kilap (Luster) : Kilap kaca
4. Kekerasan (Hardness) : 5-6 Mohs
5. Bentuk Kristal : Monoklin
6. Belahan : 2 arah / tidak sempurna
7. Pecahan : Uneven / Irregular
8. Berat Jenis : 2,9 – 3,4 gr/cm³
9. Tenacity : Brittle
10. Diaphoneity : Opaque dan Translucent
11. Lain-lain : Sebagai Isolator
12. Nilai Ekonomis : Dijual sebagai koleksi
13. Genesa : Terbentuk dari proses pembekuan magma
14. Nama Mineral : Hornblende
Sketsa Mineral
GAMBAR KETERANGAN GAMBAR NILAI
Warna : Hitam
2.7. Pembahasan
Pengamatan pertama yang kami dilakukan adalah mengidentifikasi
mineral biotit. Dari pengamatan ini dapat diketahui bahwa biotit
merupakan mineral yang terbentuk dari proses magmatisme dan
hidrotermal. Mineral biotit ini berwarna hitam, dimana mineral ini
memiliki cerat yang tidak berwarna. Mineral ini menunjukkan kilap kaca
dan kilap mutiara (kilap non logam) dengan kekerasan 2,5-3 skala mohs.
Mineral ini memiliki berbentuk monoklin dengan belahan 1 arah yang
sempurna. Biotit ini memiliki pecahan Konkoidal dan berat jenis sekitar
2,9-3,4 gr/cm³. Tenacity dari mineral ini berupa brittle dengan diaphaneity
berupa opaque. Mineral ini dapat di jadikan sebagai isolator kalor untuk
tujuan industri.
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah mengidentifikasi mineral
Kuarsa, dapat diketahui bahwa mineral ini memiliki warna Putih Bening.
Mineral ini memiliki cerat berwarna Putih. Kemudian mineral dihadapkan
pada cahaya, ternyata menunjukkan Kilap Non Logam (Kilap Kaca) dan
kekerasannya 7 skala mohs. Bentuk kristal dari mineral ini adalah
heksagonal dengan belahan 3 arah. Mineral ini memiliki pecahan
konkoidal dan berat jenis sekitar 2,6-2,7 gr/cm³. Mineral kuarsa ini
memiliki tenacity atau daya tahan berupa brittle dan diaphaneity berupa
transparent. Mineral ini dapat bermuatan listrik bila dipanasi dan ditekan.
Mineral ini dapat digunakan untuk pembuatan kaca dan semen. Mineral ini
terbentuk dari proses (ganesa) kristalisasi magma.
Pengamatan ketiga yang dilakukan adalah mengidentifikasi mineral
Hornblende, dapat diketahui bahwa mineral berwarna Hitam. Mineral ini
memiliki cerat berwarna coklat atau abu-abu dengan kilap kaca (non
logam). Kekerasan mineral ini adalah 5-6 skala mohs dan bentuk
monoklin. Mineral ini memiliki belahan 2 arah atau tidak sempurna
dengan pecahan uneven atau irregular. Mineral ini memiliki berat jenis
2,9-3,4 gr/cm³. Mineral ini memiliki tenacity (ketahanan) berupa brittle
dan diaphaneity berupa opaque dan tranlucent. Mineral ini berguna sebagai
22
isolator dan dapat dijual sebagai koleksi. Mineral ini terbentuk dari proses
pembekuan magma.
2.8. Kesimpulan
Berdasarkan dari data klasifikasi dan identifikasi serta analisa tentang
mineral dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap mineral memiliki sifat fisik masing-masing.
2. Setiap mineral memiliki nilai ekonomis dan kegunaannya masing-
masing .
3. Setiap Mineral terbentuk dari proses yang berbeda-beda, ada yang
terbentuk dari proses kristalisasi magma yaitu biotit dan kursa dan ada
juga yang terbentuk dari proses pembekuan magma yaitu mineral
hornblenda.