Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada awal kegiatan
sehari-hari, dalam waktu dua jam setelah bangun tidur, biasanya
tidak lewat dari jam 10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20—35% dari total
kebutuhan energi harian. Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting,
karena waktu sekolah anak-anak banyak melakukan aktivitas yang membutuhkan
energi cukup besar. Hasil penelitian pada anak sekolah dasar di Kabupaten Bogor
menunjukkan ada perbedaan yang nyata dalam kemampuan konsentrasi
menggunakan uji digit simbol antara anak yang biasa sarapan dengan yang tidak
biasa sarapan. Penelitian lain menunjukkan bahwa konsumsi sarapan dapat
meningkatkan fungsi kognitif yang berhubungan dengan memori, nilai tes, dan
kehadiran di sekolah. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh kampanye sarapan sehat terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan
kebiasaan sarapan anak sekolah dasar di Kabupaten Bogor. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik anak; (2)
menganalisis pengaruh intervensi kampanye sarapan sehat terhadap perubahan
pengetahuan sarapan anak; (3) menganalisis pengaruh intervensi kampanye
sarapan sehat terhadap perubahan sikap sarapan anak; (4) menganalisis pengaruh
intervensi kampanye sarapan sehat terhadap perubahan kebiasaan sarapan anak;
(5) menganalisis kontribusi sarapan terhadap tingkat kecukupan gizi anak dalam
sehari.

METODE

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy experimental study, yaitu
subjek diberikan intervensi untuk perbaikan pengetahuan, sikap, dan kebiasaan
sarapan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari kegiatan
“Gerakan Sarapan Sehat melalui Kampanye Terintegrasi antara Ibu, Anak, Guru,
dan Masyarakat oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor”.

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data karakteristik anak, kebiasaan
sarapan anak, pengetahuan dan sikap tentang sarapan. Data terdiri dari
data baseline dan endline, yaitu data sebelum dan setelah dilakukan intervensi.
Data baseline dan endline dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan
dilakukan oleh enumerator yang berasal dari mahasiswa Gizi Masyarakat Angkatan
46 Institut Pertanian Bogor.
Data karakteristik dan kebiasaan sarapan subjek dikumpulkan dengan teknik
wawancara langsung menggunakan kuesioner. Data kebiasaan sarapan diukur dua
kali yaitu sebelum dan setelah intervensi. Data pengetahuan dan sikap subjek
diperoleh melalui kuesioner pada pre test dan post test.

Pada tahap penyampaian materi, setiap desa menggunakan media yang berbeda-
beda. Terdapat empat media yang digunakan, yaitu menggunakan power point,
wayang-wayangan, kartu bergambar, dan drama. Penyuluhan dengan
menggunakan power pointdilakukan dengan cara memberikan pendidikan mengenai
sarapan, subjek memerhatikan materi yang
disampaikan oleh tim penyuluh dan dapat membaca materi yang disampaikan
tersebut pada slide yang ditampilkan. Penyuluhan dengan wayang-wayangan
menggunakan wayang-wayangan sebagai media dan dalang untuk memainkan
wayang tersebut. Pada penyuluhan dengan kartu bergambar dengan tema sarapan
dilakukan dalam bentuk kuis, subjek diminta mencocokkan pertanyaan dengan
jawaban menggunakan gambar-gambar yang telah disediakan. Penyuluhan lain
yang dilakukan yaitu dengan metode drama. Pada penyuluhan ini tim penyuluh
menyampaikan pesan dalam sebuah drama. Tim penyuluh memiliki peran masing-
masing lalu memainkan perannya. Subjek menyaksikan drama yang dimainkan oleh
tim penyuluh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengetahuan tentang sarapan secara umum, rata-rata skor pengetahuan tentang


sarapan setelah intervensi kampanye sarapan sehat meningkat. Peningkatan rata-
rata skor tertinggi terdapat pada penggunaan media kartu bergambar sebesar 19.55
(sebelum intervensi kampanye sarapan sehat 53.68±1.28 menjadi 73.23±1.14).
Hasil paired t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
ratarata total skor pengetahuan sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan
sehat (p<0.05). Hasil paired t-test menunjukkan bahwa perbedaan skor pengetahuan
hanya diperoleh dari media kartu bergambar dan drama, sedangkan pada
media power point dan wayang tidak terdapat perbedaan. Hasil ANOVA sebelum
intervensi kampanye sarapan sehat menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antar penggunaan media intervensi kampanye sarapan sehat. Hasil
ANOVA setelah intervensi kampanye sarapan sehat menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antar media intervensi kampanye sarapan sehat yang
digunakan (p<0.05). Hasil uji lanjut Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara media power point, wayang-wayangan, dan drama dengan
media kartu bergambar. Media yang dapat meningkatkan skor pengetahuan paling
tinggi adalah media kartu bergambar.

Sikap terhadap sarapan secara umum, terjadi peningkatan rata-rata skor sikap
setelah intervensi kampanye sarapan sehat. Peningkatan rata-rata skor tertinggi
terdapat pada penggunaan media kartu bergambar sebesar 10.86 (sebelum
intervensi kampanye sarapan sehat 80.98±1.16 menjadi 91.84±1.09). Hasil paired t-
test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata total
skor sikap sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat (p<0.05).
Hasil paired t-test menunjukkan bahwa perbedaan skor sikap hanya diperoleh dari
media power point, kartu bergambar, dan drama, sedangkan pada media wayang
tidak terdapat perbedaan. Hasil ANOVA sebelum dan setelah intervensi kampanye
sarapan sehat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar media
intervensi kampanye sarapan
sehat yang digunakan (p<0.05). Hasil uji lanjut Tukey setelah intervensi kampanye
sarapan sehat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
media power point, wayang-wayangan, dan drama dengan media kartu bergambar.
Media yang dapat meningkatkan skor sikap paling tinggi adalah media kartu
bergambar (p<0.05)
Kebiasaan sarapan membiasakan anak usia 8-11 tahun untuk sarapan akan
memengaruhi kemampuan anak dalam memecahkan masalah dan konsentrasi
membaik, sikap, dan prestasi lebih baik. Melewatkan sarapan akan menyebabkan
tubuh kekurangan glukosa, sehingga dapat menyebabkan tubuh lemah dan kurang
konsentrasi karena tidak tersedia suplai energi. Sebagian besar subjek melakukan
sarapan baik sebelum dilakukan intervensi maupun setelah dilakukan intervensi.
Peningkatan kebiasaan sarapan subjek yang melakukan sarapan tertinggi yaitu
pada penggunaan media kartu bergambar, yaitu sebesar 86.7% setelah diberikan
intervensi. Selisih peningkatan subjek yang melakukan sarapan tertinggi terdapat
pada subjek yang diberi intervensi dengan media drama, yaitu sebesar 10.2%.
Namun masih juga terdapat subjek yang tidak melakukan kebiasaan sarapan yaitu
pada penggunaan media power point sebesar 8.0%. Persentase tersebut masih
lebih rendah dari hasil studi di Indonesia, dimana sekitar 20 hingga 40% anak-anak
Indonesia tidak terbiasa untuk sarapan. Melewatkan sarapan akan menyebabkan
cadangan energi tubuh menjadi habis setelah semalaman. Jarak sekitar dua belas
jam antara makan malam dan sarapan akan menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah, sehingga menyebabkan kekurangan glukosa. Jika hal ini terjadi,
dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi otak.

KESIMPULAN

Skor rata-rata pengetahuan dan sikap setelah intervensi mengalami peningkatan.


Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata total skor
pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan sehat.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara media kampanye sarapan
sehat yang digunakan yaitu power point, wayang-wayangan, dan drama dengan
media kartu bergambar. Terdapat perbedaan yang signifikan antara proporsi
kategori pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah intervensi kampanye sarapan
sehat (p<0.05). Peningkatan persentase kebiasaan sarapan yang baik yaitu dengan
menggunakan media kartu bergambar. Kampanye sarapan sehat khususnya
mengenai sarapan harus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh semua pihak yaitu
anak-anak, ibu, guru, dan tokoh masyarakat. Hal ini diperlukan agar kebiasaan
sarapan selalu diterapkan sehingga asupan zat gizi dapat terpenuhi. Pada penelitian
selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat bantu yang lebih mudah diterima
dan dipahami dengan memerhatikan isi materi yang akan disampaikan kepada
anak-anak sekolah dasar sehingga anak-anak dapat menerapkan kebiasaan
sarapan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Briawan, Dodik, Ikeu Ekayanti, dan Ratu Diah Koerniawati. 2013. Pengaruh Media
Kampanye Sarapan Sehat Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan
Kebiasaan Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor. Jurnal Gizi dan
Pangan 8(2): 115—122
2. SAP PENTINGNYA SARAPAN PAGI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Pokok bahasan : Sarapan Pagi


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Sarapan Pagi
Sasaran : Anak SD dan PAUD
Waktu : 1 x 60 menit
Tempat :

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, anak - anak dapat mengetahui tentang
pentingnya sarapan pagi.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang pentingnya sarapan pagi, anak - anak
diharapkan dapat :
- Mengetahui manfaat sarapan pagi
- Mengetahui jenis kandungan yang baik untuk sarapan pagi
- Mengetahui akibat jika tidak sarapan pagi
- Mengetahui kriteria sarapan pagi yang ideal

B. Materi (terlampir)
1. Manfaat sarapan pagi
2. Jenis kandungan yang baik untuk sarapan pagi
3. Akibat tidak sarapan pagi
4. kriteria sarapan pagi yang ideal

C. Kegiatan Penyuluhan
No
Tahapan
Kegiatan
Waktu
Penyuluhan
Peserta
1
Pembukaan
- Memberikan salam
- Perkenalkan diri
Menanggapi
10 menit
2
Pemberian materi
- Memberikan penyuluhan tentang pentingnya sarapan pagi tahap demi tahap
- Memberi kesempatan bertanya
- Menjawab pertanyaan

Mendengarkan dan menanggapi


30 menit
3
Evaluasi
- Menggali pengetahuan sasaran dengan memberi pertanyaan
Dapat memberi jawaban
10 menit
4
Penutup
- Memberi salam
- Penutup

10 menit

D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi

E. Alat/Media
a. Flip-chart

F. Evaluasi
1. Apa saja manfaat sarapan pagi?
2. Apa saja jenis kandungan yang baik untuk sarapan pagi?
3. Apa akibat tidak sarapan pagi?
4. Apa saja kriteria sarapan pagi yang ideal

G. Sumber Pustaka
www.wordpress.com/pentingnya_sarapan_pagi/ 6 Desember 2011

MATERI

Sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. Waktu sarapan
bermula dari pukul 06.00 pagi sehingga pukul 10.00 pagi. Tak peduli seberapa
sibuknya Anda, penting mengisi bahan bakar untuk tubuh sehingga energi
terpenuhi sepanjang hari.

Manfaat sarapan pagi


Beberapa manfaat Sarapan pagi antara lain :
v Menghasilkan Energi Tubuh
v Bahan Bakar untuk OTAK
v Rahasia hidup sehat
v Rahasia berat badan ideal
v Kemampuan untuk mengambil ‘keputusan’ yang lebih baik
v Memberikan ‘MOOD’ yang nyaman sepanjang hari

Jenis kandungan yang baik untuk sarapan pagi


1. Sarapan Karbohidrat
Di pagi hari, karbohidrat simple (cereal olahan, roti putih, roti panggang atau
makanan pokok lainnya) akan menyebabkan kenaikan level gula darah yang
mendadak, yang menyebabkan badan melepaskan jumlah insulin yang cukup
besar. Hasilnya adalah penurunan tingkat kadar gula dalam darah dan
keinginan untuk makan lebih banyak karbohidrat. Siklus ini berulang 2-3 kali
sehari. Dan siklus naik turunnya kadar gula dalam darah ini akan memperberat
kerja pankreas dan memperlemahnya. Inilah salah satu alasan utama penyebab
Diabetes, Hypertensi dan kenaikan berat badan.
Ketika Anda Sarapan pagi dengan karbohidrat yang berasal dari roti tawar,
mie, nasi, dll akan menyebabkan gula darah Anda melonjak drastis dan
menghasilkan emisi besar Insulin. Insulin ini akan menyingkirkan gula dari gula
darah, dan menyebabkan Anda akan sering merasa lapar. Siklus ini berulang 2-3
kali sehari. Tak heran, Anda sering Lapar dan Ngemil terus menjadi penyebab
Diabetes, Hypertensi dan Obesitas (kegemukan).

2. Sarapan yang baik Berdasarkan Protein & Nutrisi


Sarapan seperti ini akan mensuplai badan kita dengan nutrisi penting dan energi
tanpa meningkatkan kadar gula dalam darah dan kadar insulin. Sarapan pagi
seperti ini akan menghindarikan kita dari ketergantungan terhadap karbohidrat
setiap hari. Dengan cara ini nafsu makan dapat terkontrol dengan baik,
keinginan makan makanan berkarbohidrat (cemilan, coklat, kue, junk food, soft
drink, nasi dan mie) akan berkurang. Sebagai hasilnya badan akan
menggunakan kelebihan lemak yang tersimpan dalam tubuh untuk mendapatkan
energi atau sebagai sumber energi.Hasilnya berat badan kita tidak akan
bertambah dan malah cenderung menurun.
Sarapan seperti ini menyediakan semua gizi vital dan energi tanpa menambah
kadar gula dan insulin. Hal ini juga mencegah terjadinya kelaparan sepanjang
hari. Anda akan merasa lebih sehat, fit, energik dan bugar, karena mampu
mengontrol keinginan untuk ngemil (gorengan, snack, coklat, biskuit, softdrink,
dll) dan tubuh Anda akan mendapat energi dari cadangan Lemak tubuh. Anda
akan merasa lebih bertenaga sepanjang hari.
Semua orang perlu sarapan pagi yang baik, dan lebih khusus lagi bagi :
v Orang-0rang yang sering mengalami stress.
v Lingkungan kerja yang tidak sehat
v Perokok
v Pengkonsumsi Alkohol
v Atlit
v Manula
v Ibu Hamil & Menyusui
v Anak kecil & pelajar
v Orang2 dengan kesehatan yang buruk

Akibat tidak sarapan pagi


Saat Anda memutuskan tidak sarapan, gula darah Anda akan turun/drop di
bawah tingkat normal. Anda akan merasa kelaparan dan penurunan tingkat
energy sehingga sering gemetar. Ujung-ujungnya Anda akan kembali
mengonsumsi karbohidrat simple untuk mendapatkan peningkatan kadar gula
dengan cepat untuk mengatasi rasa lapar dan penurunan energi yang Anda
alami.
Lagi-lagi Karbohidrat simple ini akan menyebabkan kenaikan level kadar gula
dalam darah secara mendadak yang menyebabkan badan melepaskan jumlah
insulin yang cukup besar. Insulin akan mengambil kelebihan gula dalam darah
dan merubahnya menjadi lemak. Hasilnya adalah penurunan kadar gula dalam
darah dan keinginan untuk makan lebih banyak karbohidrat. Siklus ini berulang
2-3 kali sehari. Dan siklus naik turunnya kadar gula dalam darah ini
memperberat kerja pankreas dan memperlemahnya. Ini adalah salah satu alasan
utama penyebab diabetes, tekanan darah tinggi dan kenaikan berat badan.
Kriteria Sarapan Pagi yang Ideal antara lain :
1. Memberikan tubuh kita semua nutrisi yang penting
2. Memberikan tubuh kita untuk energi yang baik sepanjang hari
3. Memberikan tubuh kita asupan air yang baik
4. Membantu menjaga tingkat kadar gula dalam darah kita tetap normal
3. Spesifikasi Perencanaan Penyuluhan
1. Topik : Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar
2. Latar Belakang :
· Rendahnya nafsu makan
· Konsentrasi siswa yang menurun
· Kurangnya kesadaran remaja untuk sarapan
3. Sasaran : Mahasiswa Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
4. Tujuan Umum :

i. Setelah penyuluhan dilakukan, mahasiswa mampu merubah perilakunya untuk


terbiasa sarapan sebelum ke kampus
Tujuan Khusus :
1) mahasiswa meningkatkan daya tangkap (konsentrasi) mahasiswa
2) mahasiswa mampu mengetahui pentingnya sarapan pagi
3) mahasiswa dapat menerapkan apa yang ia ketahui dari penyuluhan, sehingga
terjadinya perubahan perilaku
4) mahasiswa dapat terbiasa sarapan untuk meningkatkan konsentrasi
5. Target :
· (100%) mahasiswa dapat memahami yang dimaksud sarapan
· (100%) mahasiswa memahami penyebab dari kebiasaan tidak sarapan
· (100%) mahasiswa memahami solusi untuk meningkatkan konsentrasi
· (100%) mahasiswa mengetahui pentingnya sarapan
· (100%) siswa memahami manfaat sarapan
6. Waktu : Selasa, 4 November 2014
7. Tempat : Auditorium Gizi
8. Metode/tehnik : ceramah, pemutaran video dan Tanya jawab
9. Media : leaflet dan video
10. Materi/isi penyuluhan : (lampiram rencana penyuluhan)
11. Evaluasi : - pre-teset dan post-test
- Siswa mengerti dan paham terhadap materi yang disampaikan
- Pelaksanaan sesuai rencana
b) Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
1. Pembukaan : - salam pembukaan
- Do’a
- Pre-test
2. Pencairan : - Perkenalan
- Jargon
3. Penyampaian Materi :
· Menyampaikan tentang pengertian sarapan
· Menyampaikan tentang zat gizi yang diperlukan dalam menu sarapan
· Menyampaikan tentang pentingnya sarapan

4. Tanya Jawab : peserta bisa bertanya setelah penyampaian materi


5. Praktek : pemutaran video
6. Kesimpulan : - Rangkuman materi penyuluhan
- Mengingatkan kembali point-point yang harus diingat dengan memberikan kata
kunci
7. Follow-up : rencana tindak lanjut setelah penyuluhan seperti
mensurvei apakah sudah ada perubahan perilaku mahasiswa untuk terbiasa
sarapan
8. Evaluasi : - Post-test
9. Penutupan : - Berdo’a
- Ucapan terima kasih
- Salam penutup

A. KONSELING GIZI
1. Pengertian Konseling Gizi

Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi
untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik
tentang dirinya dan permasalahan yang dihadapi. Setelah konseling diharapkan
individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah
gizi termasuk perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkat gizi kearah
kebiasaan hidup sehat.
Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan konselor
tentang segala sesuatu yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku makan
klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat menumbuhkan kepercayaan diri
klien sehingga mampu dan mau melakukan perilaku baru untuk mencapai status gizi
yang optimal. Untuk itu konselor perlu menguasai dan menerapkan keterampilan
mendengar dan mempelajari dalam proses konseling.

2. Ciri-ciri Konselor yang Baik

· Ramah
· Berusaha mengenali kebutuhan klien
· Empati dan memberikan rasa nyaman
· Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik dalam situasi
tertentu
· Memberi perhatian secara khusus
· Menjaga rahasia dan kepercayaan klien

3. Hal yang Boleh Dalam Konseling


a. Memberi saran alternatif pemecahan masalah
b. Meminta penjelasan
c. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah
d. Merumuskan pembicaraan
e. Menjaga kerahasiaan
4. Hal yang Tidak Boleh Dalam Konseling

a. Membuat keputusan
b. Menilai, menegur, mencemooh, memarahi, menertawakan, memojokkan,
melecehkan
c. Menggunakan kata/istilah yg tdk dimengerti
d. Tdk punya waktu dan tergesa-gesa
e. Mengungkapkan rahasia pribadi
f. Membicarakan dengan pihak lain
g. Memaksa pendapat sendiri

5. Keterampilan Konseling Untuk Perubahan Perilaku

Akhir dari proses konseling gizi adalah terjadinya perubahan perilaku klien kearah
yang lebih baik. Terdapat beberapa teori tentang perubahan perilaku antara lain:
a. Laquatra dan Danish, menyatakan bahwa konseling untuk merubah perilaku
terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dilakukan untuk mengembangkan hubungan
yang kuat dan saling percaya antara klien dan konselor. Tahap kedua menyangkut
pembentukan strategi perubahan perilaku.
b. Pavlov, et all, menyatakan bahwa pada prinsipnya manusia lahir dalam keadaan
netral, lingkungan dan pengalaman yang dialami akan membentuk perilakunya.

Seperti halnya dalam melakukan penyuluhan hal yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan itu merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam
melakukan suatu kegiatan. Adapun hal-hal yang dibutuhkan dalam melakukan
konseling gizi di antaranya : ruangan yang nyaman, alat peraga, media gambar, dsb.

2. Sasaran
Adapun sasaran konseling gizi adalah sebagai berikut :
a. Klien yang memiliki masalah kesehatan terkait dengan gizi
b. Klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan
c. Klien yang ingin mempertahankan dan mencapai status gizi optimal

3. Tujuan
Membantu klien untuk :
a. Mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi
b. Memahami penyebab terjadinya masalah
c. Mencari alternatif pemecahan masalah
d. Memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya
e. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien

Adapun spesifikasi perencanaan konseling gizi yaitu sebagai berikut :


1. Pembukaan
1) Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2) Mengidentifikasi masalah pasien yang dirujuk/pengalaman konseling pasien
sebelumnya
3) Menjelaskan tujuan dan proses konseling gizi

2. Assesment
1) Mengukur antropometri (BB,TB, PB, Tinggi Lutut, Lpi, Lpa, dll)
2) Mengidentifikasi pola dan mengukur asupan makanan (food frekuensi, dietary
history, food recall, food record)
3) Mengkaji data labolatorium yang berkaitan dengan penyakit pasien
4) Mencatat data klinis yang berkaitan dengan penyakit pasien
5) Mengkaji data sosekbud dan kepercayaan
6) Mengkaji pola aktivitas dan gaya hidup yang berkaitan dengan masalah gizi
pasien
7) Mengkaji riwayat perubahan berat badan
8) Mengkaji riwayat penyakit pasien
9) Mengkaji riwayat penyakit keluarga yang berkaitan dengan penyakit pasien

Berikut merupakan contoh dari konseling gizi


Topik : Konseling gizi untuk diet rendah energi
Adapun tahapan proses dalam melakukan konseling gizi pada diet rendah energi
adalah sebagai berikut:
1. Membangun dasar-dasar konseling
· Konselor gizi berdiri dan memberi ucapan salam
· Konselor gizi menjabat tangan klien sambil memperkenalkan diri
· Selanjutnya, konselor gizi meminta surat rujukan (bila ada), data laboratorium,
dan hal-hal lain yang terkait. Lalu, konselor gizi melakukan identifikasi dengan
melihat hasil diagnosis medis, yaitu klien didiagnosis obesitas
· Berdasarkan diagnosis medis, konselor gizi menjelaskan tujuan dan proses
konseling gizi

2. Melakukan pengkajian gizi (Assessment Gizi)


Konselor melakukan pengkajian gizi pada data-data yang ada pada klien
· Konselor gizi melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan serta lingkar
pinggang. Data berat badan dan tinggi badan digunakan untuk menghitung IMT. IMT
pada seorang obesitas > 25. Pada kasus obesitas BBR > 120%, sedangkan bila
klien masih dalam tahap overweight BBR > 110%. Untuk % lemak tubuh pria > 25%
dan lemak tubuh wanita > 31% .
· Konselor gizi mengkaji data laboratorium. Data laboratorium yang
menjadiperhatian adalah data biokimia yang merupakan faktor risiko obesitas antara
lain gula darah dan profil lemak (kolesterol, LDL, HDL, dan Trigliserida).
· Konselor gizi mengkaji data klinis yang berkaitan dengan diagnosis penyakit.
· Data klinis yang menjadi perhatian adalah terdapat timbunan lemak tubuh di
sebagian atau diseluruh bagian tubuh.
· Konselor gizi melakukan identifikasi riwayat makan dengan metode food
recall/food frequency.
· Konselor mengkaji data riwayat personal meliputi aktivitas fisik dan olahraga
kurang, riwayat keluarga(salah satu atau kedua orangtua memiliki kelebihan berat
badan), memiliki masalah psikologi yang memengaruhi asupan energi yang berlebih,
serta menggunakan obat dan suplemen yang berkaitan dengan peningkatan asupan
energi.
Ketika konselor gizi membuat diagnosis gizi dan rencana intervensi gizi lebih kurang
10 menit, klien dapat diminta untuk membaca brosur gizi tentang diet rendah energi.
3. Menetapkan diagnosis gizi
Berdasarkan hasil pengkajian gizi makan ditetapkan diagnose gizi sesuai dengan
urutan prioritas untuk semua domain.
a) Domain asupan
Kelebihan asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pola makanan seimbang ditandai dengan asupan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan.
b) Domain klinis
Kelebihan berat badan berkaitan dengan asupan energi yang berlebih dari
kebutuhan ditandai dengan aktivitas fisik dan olahraga kurang dengan IMT > 25,
obesitas = BBR > 120% atau overweight = BBR > 110%. % lemak tubuh pria > 25%
dan % lemak tubuh wanita > 31%.
c) Domain lingkungan
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan pola makan seimbang berkaitan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola makan sehari-hari tidak
seimbang.
4. Melakukan intervensi Gizi
a) Menyusun rencana intervensi
· Menetapkan tujuan diet berdasarkan problem pada diagnosis gizi yaitu
sebagai berikut.
ü Menurunkan asupan energi kurang lebih 500 kkal per hari dari kebiasaan makan
klien.
ü Menurunkan berat badan secara bertahap 0,5 kg perminggu dengan menurunkan
asupan energi yang berlebih dan diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik.
ü Meningkatkan pengetahuan pola makan seimbang dengan memberi informasi
tentang pola makan seimbang.
· Menghitung kebutuhan zat gizi dengan memperhatikan data status gizi,
pemeriksaan biokimia, data asupan makanan.
ü Protein 15-20% dari total energi.
ü Lemak 20-25% dari total energi, dimana 10%-nya diperoleh dari lemak tidak jenuh
ganda.
ü Karbohidrat 55-65% dari total energi. Hindari karbohidrat sederhana, utamakan
karbohidrat kompleks.
ü Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan, terutama diperoleh dari konsumsi sayur
dan buah
ü Kebutuhan cairan 40 cc/kg BB aktual/hari, pada klien yang overweight dapat
menggunakan angka kecukupan cairan,yaitu 2-3 liter per hari.
· Menetapkan preskripsi diet, yaiut diet rendah energi...kalori(disesuaikan
dengan hasil standar makanan meliputi perhitungan kebutuhan energi, proporsi
karbohidrat, lemak, dan protein). Perhitungan zat gizi bahan makanan dapat
menggunakan software FP2/ Nutricilin/Nutrisurvey jika tersedia. Bentuk makanan
MB(makanan biasa) dan frekuensi pemberian makanan utama tiga kali ditambah
dengan dua kali makanan selingan.
· Mengisi brosur anjuran makanan sehari berdasarkan pada perencaaan menu
sesuai kebutuhan klien dengan menekankan pola makan rendah energi, jenis bahan
makanan yang dianjurkan dan besar prosi, pola menu utamakan KH kompleks,
hindari KH sederhana, utamakan protein hewani yang mengandung sedikit lemak.
Semua protein nabatidan sayuran dapat dikonsumsi, pilih buah yang berwarna,
banyak serat, segar, hindari buah tinggi lemak, buah yang diolah dengan susu,
serta buah yang ditambah gula.
b) Memperoleh komitmen
· Selanjutnya memberi penjelasan kepada klien secara beruntundimulai dengan
menginformasikan hasil pengkajian gizi, menjelaskan tujuan diet, mendiskusikan
perubahan pola makan, mendiskusikan perubahan perilaku berisiko dan
menjelaskan cara penerapan dier rendah energi. Hal lain yang perlu diinformasikan
adalah cara meningkatkan aktivitas fisik dalam rutinitas harian, dan mendiskusikan
tata cara pengaturan diri sendiri pada klien dalam hal pencapaian tujuan diet.
Diskusikan hambatan yang dirasakan klien dan alternatif pemecahan masalah.
Selama konsultasi gunakan alat bantu food model, standar makanan sehari, contoh
menu dan daftar bahan makanan penukar.
· Selesai berdiskusi, konselor gizi melakukan pengukuran pemahaman klien
terhadap apa yang telah dijelaskan dengan cara menanyakan kembali hal yang telah
didiskusikan. Apabila masih ada yang kurang dimengerti pasien, konselor dapat
mengulangi lagi menjelaskan hal tersebut.
· Konselor gizi menganjurkan untuk kunjungan ulang dua minggu yang akan
datang untuk konseling gizi alnjutan atau sesuai kebutuhan.
5. Monitoring dan evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan intervensi yang telah diberikan maka konselor gizi
harus menentapkan hasil yang diharapkan pada kunjungan berikutnya.
· Penurunan berat badan dan perubahan data profil lemak darah dan glukosa
darah apabila sebelumnya tidak normal
· Perubahan asupan energi, KH, lemak, protein dan cairan serta aktivitras fisik.
· Klien dapat mengidentifikasi hambatan yang ada dalam mengubah pola
makan dan aktivitas fisik.
· Hasil evaluasi dari data antropometri, data biokimia, data klinis dan data
riwayat makan merupakan indikator tentang keberhasilan klien dalam mencapai
tujuan intervensi.
Simpan data hasil konseling pada arsip sesuai SOP tempat.
6. Mengakhiri Konseling Gizi (Terminasi)
Pada akhir sesi konseling gizi disepakati kunjungan berikutnya. Kemudian untuk
konseling selanjutnya, ingatkan klien tentang waktu kunjungan selanjutnya 24-48
jam sebelumnya (melalui telepon). Berikan nomor kontak atau telepon konselor.

Anda mungkin juga menyukai