1. Macam-macam air
Untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri, secara umum
dapat digunakan sumber air yang berasal dari air sungai, mata air, danau, sumur,
dan air hujan yang telah dihilangkan zat-zat kimianya, gas beracun, atau
kuman-kuman yang berbahaya bagi kesehatan. Sumber air yang dapat kita
manfaatkan pada dasarnya digolongkan sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan merupakan penyubliman awan/uap air menjadi air murni yang
ketika turun dan melalui udara akan melalui benda-benda yang terdapat di
udara, diantara benda-benda yang terlarut dari udara tersebut adalah: gas O2,
CO2, N2, juga zat-zat renik dan debu. Dalam keadaan murni, air hujan sangat
bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan tidak murni lagi
karena ada pengotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran industri/debu
dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaklah menampung air hujan terlebih dahulu jangan pada saat hujan
mulai turun karena masih banyak mengandung kotoran (Sutrisno, 1996).
2. Air Permukaan
3. Air Tanah
Jumlah air di bumi relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan
bersirkulasi akibat pengaruh cuaca sehingga terjadi suatu siklus yaitu siklus
hidrologi. Pada proses tersebut air hujan jatuh ke permukaan bumi. Air hujan
tersebut ada yang mengalir masuk ke permukaan (mengalami run off) dan ada
juga yang meresap ke dalam tanah (mengalami perkolasi) sehingga menjadi air
tanah baik yang dangkal maupun yang dalam Air tanah mengalami proses
filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air hujan tersebut, di
dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air tanah menjadi lebih baik dan
lebih murni dibandingkan dengan air permukaan. Secara praktis air tanah
adalah air bebas polutan karena berada di bawah permukaan tanah. Tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa air tanah dapat tercemar oleh zat-zat yang
mengganggu kesehatan (Slamet, 2009).
4. Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Semua air yang bersifat alami maupun yang telah mengalami proses tertentu
misalnya desalinasi pada air laut yang memenuhi standar air minum yang telah
ditetapkan ada beberapa jenis air minum dan standar air minum yang dapat
dijadikan acuan dalam menetapkan mutu air minum. Jenis air minum antara
lain yaitu air minum alami dan air minum proses. Produk impor (produk luar
negri yang masuk ke Indonesia) menggunakan aturan Codex Alimentarius
Commision (CAC) tahun 1996, yaitu air mineral alami. Definisi air mineral
alami adalah air yang dapat jelas dibedakan dari air minum biasa karena
kandungan garam-garam mineralnya (trace elements) lebih tinggi, karena
diperoleh langsung dari alam. Dalam SNI 01-3553-1996 (Dewan Standar
Nasional-DSN), AMDK di definisikan sebagai air yang telah diperoses,
dikemas dan aman diminum.
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur karena
kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu
air berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu. Temperatur air
akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat
pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama
apabila temperatur sangat tingg (Romimohtarto, 1985).
3. Kekeruhan
4. Warna
Warna di dalam air terbagi dua, yakni warna semu (apparent color)
adalah warna yang disebabkan oleh partikel-partikel penyebab
kekeruhan (tanah, pasir, dll), partikel halus besi, mangan,
partikelpartikel mikroorganisme, warna industri, dan lain-lain. Kedua
yaitu warna sejati (true color) adalah warna yang berasal dari
penguraian zat organik alami, yakni humus, lignin, tanin dan asam
organik lainnya.
Persyaratan
No. Kriteria uji Satuan
Air mineral Air demineral
1. Keadaan
1.1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau
1.2 Rasa Normal Normal
1.3 Warna Unit Pt-Co maks. 5 maks. 5
2. pH - 6,0 – 8,5 5,0 – 7,5
3. Kekeruhan NTU maks. 1,5 maks. 1,5
4. Zat yang terlarut mg/l maks. 500 maks. 10
5. Zat organik (angka KMnO4) mg/l maks. 1,0 -
6. Total organik karbon mg/l - maks. 0,5
7. Nitrat (sebagai NO3) mg/l maks. 45 -
8. Nitrit (sebagai NO2) mg/l maks. 0,005 -
9. Amonium (NH4) mg/l maks. 0,15 -
10. Sulfat (SO4) mg/l maks. 200 -
11. Klorida (Cl) mg/l maks. 250 -
12. Fluorida (F) mg/l maks. 1 -
13. Sianida (CN) mg/l maks. 0,05 -
14. Besi (Fe) mg/l maks. 0,1 -
15. Mangan (Mn) mg/l maks. 0,05 -
16. Klor bebas (Cl2) mg/l maks. 0,1 -
17. Kromium (Cr) mg/l maks. 0,05 -
18. Barium (Ba) mg/l maks. 0,7 -
19. Boron (B) mg/l maks. 0,3 -
20 Selenium (Se) mg/l maks. 0,01 -
21 Cemaran logam
21.1 Timbal (Pb) mg/l maks. 0,005 maks. 0,005
21.2 Tembaga (Cu) mg/l maks. 0,5 maks. 0,5
21.3 Kadmium (Cd) mg/l maks. 0,003 maks. 0,003
21.4 Raksa (Hg) mg/l maks. 0,001 maks. 0,001
21.5 Perak (Ag) mg/l - maks. 0,025
21.6 Kobalt (Co) mg/l - maks. 0,01
Bagian 2
TSS penting untuk menjadi parameter uji fisik air. Menurut Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No 51 Tahun 2004 mengatakan tingginya zat padat
yang masuk ke suatu perairan dapat menjadi indikator awal adanya
pencemaran. TSS merupakan salah satu faktor penting menurunnya kualitas
perairan sehingga menyebabkan perubahan secara fisika, kimia dan biologi.
Perubahan secara fisika meliputi penambahan zat padat baik bahan organik mau
pun anorganik ke dalam perairan sehingga meningkatkan kekeruhan yang
selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke badan air.
Berkurangnya penetrasi cahaya matahari akan berpengaruh terhadap proses
fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya.
Banyaknya TSS yang berada dalam perairan dapat menurunkan kesediaan
oksigen terlarut. Jika menurunnya ketersediaan oksigen berlangsung lama akan
menyebabkan perairan menjadi anaerob, sehinggga organisme aerob akan mati.
Tingginya TSS juga dapat secara langsung menganggu biota perairan seperti
ikan karena tersaring oleh insang. Nilai TSS dapat menjadi salah satu
parameter biofisik perairan yang secara dinamis mencerminkan perubahan
yang terjadi di daratan maupun di perairan.TSS sangat berguna dalam analisis
perairan dan buangan domestik yang tercemar serta dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu air, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan
(Bilotta and Brazier, 2008)
Bagian 3
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan
oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Besi (Fe),
Flourida (F), Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (pH), Nitrit (NO2), Nitrat
(NO3) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang
digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk standar baku mutu air minum dan air bersi. Berikut
parameter uji kimia pada air yaitu
Air sungai pada umumnya mengandung besi (iron, Fe) dan mangan
(Mn). Kandungan besi dan mangan dalam air berasal dari tanah yang memang
mengandung banyak kandungan mineral dan logam yang larut dalam air tanah.
Besi larut dalam air dalam bentuk fero-oksida. Kedua jenis logam ini, pada
konsentrasi tinggi menyebabkan bercak noda kuning kecoklatan untuk besi atau
kehitaman untuk mangan, yang mengganggu secara estetika. Kandungan kedua
logam ini meninggalkan endapan coklat dan hitam pada bak mandi, atau alat-
alat rumah tangga.
2. Klorida (Cl)
3. Kesadahan (CaCO3)
Nitrit merupakan turunan dari amonia. Dari amonia ini, oleh bantuan
bakteri Nitrosomonas sp, diubah menjadi nitrit. Nitrit biasanya tidak bertahan
lama dan biasanya merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara
amonia dan nitrat. Keadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses
biologis perombakan bahan organik dengan kadar oksigen terlarut sangat
rendah. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi
nitrat
5. Derajat Keasaman (pH)
No 2 dan 3 Kesadahan
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengndung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang
mengandung ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara
karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air
tersebut terbebas dari ion Ca2+ dan Mg2+(Anonim.2013).
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain anion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl= , NO3- dan SO42-. Berarti senyawa
yang terlarut boleh jadi berupa kalsium klorida (CaCl2). Kalsium nitrat
Ca(NO3)2), kalsiun sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium
nitrat magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang
mengandung senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena
kesadahannya tidak bisa dihilangkan dengan pemanasan. Untuk membebaskan
air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan
mereakskan air tersebut dengan zat-zat kimia tertentu. Pereaksi yang digunakan
adalah larutan karbonat yaitu Na2CO3 atau K2CO3. Penambahan larutan
karbonat diimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan Mg2+. Dengan
terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti ar tersebut telah terbebas dari
ion Ca2+ dan Mg2+ (Widiyanto.2012)
No 4 Metode Pengujian
No 5 Prinsip dn rx kompleks
Jika titran H2Y2- ditambahkan pada analit, maka akan terjadi reaksi
pembentukan kompleks dengan ion Ca2+ dan Mg2+ seperti berikut:
Dan titik akhir dicapai, semua ion sadah telah terkompleksikan dengan H2Y2-
(Ca – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> CaY(aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq)
(Mg – EBT)2+ (aq) + H2Y2- (aq) –> MgY(aq) + 2H+ (aq) + EBT(aq)