Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pedoman dalam melakukan pengelolaan dan pemeliharaan utility dan lingkungan:
a) Kepmenkes No. 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang standart Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
b) Kepmenkes No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
c) Pedoman Pemeliharaan Bangunan Rumah Sakit Direktorat Instalasi Medik
Depkes RI tahun 1995
d) Kepmenkes No. 876/MENKES/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Tekhnis Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan
e) Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
f) Keputusan Bapedal No. 1 tahun 1995 tentang Tata Cara Persyaratan Tekhnis
Pengumpulan dan Penyimpanan Limbah B3
g) Kepmenkes No. 1439/MENKES/SK/XI/2002 tentang Pelayanan Gas Medis pada
Sarana Pelayanan Kesehatan.

2. Tujuan
Tujuan Umum
Dapat mengelola dan memelihara mekanik, listik, instalasi air bersih dan air minum,
pengolahan limbah, kesehatan lingkungan, gas medis dan instalansi air bersih dengan
baik dan aman

Tujuan Khusus
a. Menjamin ketersediaan listrik 24 jam dalam sehari
b. Menjamin ketersediaan air bersih 24 jam dalam sehari
c. Menjamin ketersediaan gas medis 24 jam dalam sehari

d. Melakukan pemeliharaan mekanikal yang terdiri dari Air Conditioning (AC,


telephon, TV. Lift bertujuan untuk menjaga kelayakan alat mekanikal sehingga saat
pemakaian alat aman dan safety bagi pengguna , pasien dan pengunjung ,

1
memperpanjang usia peralatan mekanikal, dapat mendeteksi kerusakan mekanikal
secara lebih awal, dapat menurunkan biaya kerusakan karena kerusakan diketahui
lebih awal
e. Melakukan pemeliharaan listrik meliputi lampu, saklar, stop kontak, instalasi kabel
dalam gedung, panel listrik dan genset bertujuan untuk menjaga kelayakan alat
mekanikal sehingga saat pemakaian alat aman dan safety bagi pengguna , pasien dan
pengunjung , memperpanjang usia peralatan mekanikal, dapat mendeteksi kerusakan
mekanikal secara lebih awal, dapat menurunkan biaya kerusakan karena kerusakan
diketahui lebih awal
f. Melakukan pemeliharaan instalasi air bersih, penyehatan air bersih dan air minum
g. Melakukan pemeliharaan instalasi air limbah, incenerrator dan pengelolaan sampah
h. Melakukan pemeriksaan kesling meliputi penyehatan ruang dan halaman, penyehatan
hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
i. Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan gas medis

3. Manfaat
a. Terjaminnya keselamatan dan keamanan pasien, keluarga pasien, pengunjung dan staf
RSUD Cilincing
b. Terpenuhinya semua kebutuhan perawatan pasien

4. Sasaran
a. Tercipta kesehatan lingkungan dengan semua indicator yaitu air, udara, pencahayaan,
kebisingan, sanitasi makanan sesuai baku mutu
b. Selalu tersedia air bersih dan air minum 24 jam dalam 1 minggu
c. Listrik menyala 24 jam dalam 1 minggu
d. Kerusakan minimal pada sarana dan prasarana non medis Rumah Sakit

BAB II
RENCANA KEGIATAN DAN JADWAL PELAKSANAAN

A. KETERSEDIAAN LISTRIK
Ketersediaan listrik untuk RSUD Cilincing tahun 2018 tidak berbeda dengan tahun
sebelumnya dimana sumber listrik dan penerangan RSUD Cilincing berasal dari :
 Listrik PLN

2
 Generator (genset)
 Lampu Emergency

1. Sumber listrik PLN


Listrik PLN merupakan simber listrik utama RSUD Cilincing dimana ketersediaannya
harus ada 24 jam.

2. Generator listrik (genset)


RSUD Cilincing memiliki 2 unit genset dengan kapasitas 150 KVA dan berfungsi
sebagai pembangkit listrik cadangan yang akan menyala secara otomatis bila listrik PLN
mengalami gangguan atau mati.

Kapasitas genset mampu mengcover 100% kebutuhan gedung.


Saat sumber listrik RSUD Cilincing berasal dari genset maka ada beberapa unit kerja
yang akan diprioritaskan sebagai unit yang tidak boleh mengalami gagal sulpy listrik.
Unit ini telah ditetapkan sebagai unit beresiko tinggi terhadap kebutuhan llistrik. Unit
tersebut adalah :

No Resiko Ruang

R.ICU
1 Resiko Tinggi R.UGD
R.UK
R.VK
R.Rawat Inap
R.Poli
R.laboratorium
R.Radiologi
R. LOGISTIK
R. OFFICE
R.Gizi
R. Farmasi
R. Laboratorium
2 Resiko Sedang
R. Radiologi
Maintenance
Rekam Medis
R. Poli gigi
R. Poli Bedah
R. Poli Umum
R. Bedah
R. Kasir
Informasi

3
3. Lampu Emergency
Selain menggunakan tenaga genset untuk kebutuhan listrik bila supley PLN terganggu,
RSUD Cilincingjuga menyediakan sumber penerangan emergency dengan tenaga batray.
Lampu emergency ini terdapat di setiap disepanjang tangga darurat dan tangga di utama.
Total lampu emergency di tangga darurat adalah 16 unit di tangga darurat
Total lampu emergency di tangga utama adalah 8 unit

B. PEMELIHARAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


1. PEMELIHARAAN MEKANIKAL
Pemeliharaan mekanikal meliputi :
 Air Conditioning (AC)
 Telephone
 Televisi (TV)
 Lift

a) Air Conditioning (AC)


Ventilasi yang dimiliki oleh RSUD Cilincing tahun 2018 sama dengan tahun
2017 yaitu ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik yang dimemiliki oleh rumah
sakit berupa AC yang terdiri dari AC Split.

Pemeliharaan AC dilakukan secara berkala oleh unit maintenance meliputi :


 Kegiatan pemeliharaan mesin pendingin adalah pekerjaan pemeriksaan
fan, pencucian kondensor, pengukuran daya dan perbaikan kegiatan
pemeliharaan mesin pendingin dilakukan tiga bulan sekali.
 Pengisian refrigeran dilakukan bila dianggap perlu
 Perbaikan kecil dan kerusakan langsung ditindak lanjuti setiap ada
pengaduan dari ruangan tentang kondisi AC melalui Work Order (WO)
 Pembuatan laporan perawatan dan perbaikan dilakukan setiap bulan
Pemeliharaan AC yang dilakukan oleh pihak ketiga dibawah pengawasan
maintenance, dan penggantian unit AC dilakukan sesuai kebutuhan berdasarkan
laporan kerusakan yang tidak bisa ditangani oleh maintenance ataupuh teknisi
luar. Pemeliharaan AC meliputi :

 Filter

4
Pemeliharaan filter meliputi cleaning atau pembersihan yang dilaksanakan
setiap 3 bulan sekali untuk tiap unit AC

 Evaporator
Pemeliharaan filter meliputi cleaning atau pembersihan yang dilaksanakan
setiap 3 bulan sekali untuk tiap unit AC
 Swing
- Pemeriksaan swing dilakukan oleh unit maintenance setiap 3 bulan sekali
setiap unit AC
- Cleaning dilakukan setiap 3 bulan sekali per unit AC dilakukan oleh
maintenance

 Drain
Pemeliharaan filter meliputi cleaning atau pembersihan yang dilaksanakan
setiap 3 bulan sekali untuk tiap unit AC

 Remotte
- Pemeriksaan keadaan remote dilakukan oleh maintenance setiap 3 bulan
sekali
- Penggantian batray remote dilakukan sesuai kebutuhan oleh unit terkait
berdasarkan hasil pemeriksaan harian .

 Ampere
Ampere meter dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit
maintenance, bila terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh
maintenance.

 Compresor
Compresor dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit
maintenance, bila terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh
maintenance.

 Presure
- Pemeriksaan keadaan remote dilakukan oleh maintenance setiap 3 bulan
sekali

5
- Penggantian batray remote dilakukan sesuai kebutuhan oleh unit terkait
berdasarkan hasil pemeriksaan harian .

 Relay
Relay dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit maintenance, bila
terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh maintenance.

 Capasitor
Capasitor dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit maintenance,
bila terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh maintenance.

 Fan
Fan dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit maintenance, bila
terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh maintenance.

 Contactor
Contaktor dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit maintenance,
bila terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh maintenance.

 Terminating
Terminating dilakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali oleh unit
maintenance, bila terjadi kerusakan maka langsung dilakukan perbaikan oleh
maintenance.

Cara mengunakan AC adalah :


1) Pastikan remote AC dapat digunakan
2) Nyalakan AC dengan menekan tombol ON/OFF
3) Matikan AC bila ruangan sudah tidak digunakan lagi
4) Bila terdapat gangguan pada AC yaitu kurang dingin, bocor dan gangguan
teknis lain segera menghubungi maintenance

b) Telephon
Pemeliharaan dan perawatan telephon dilakukan oleh maintenance dan ISS
meliputi:
 Pembersihan permukaan dari debu dan kotoran dilakukan oleh petugas
ISS setiap hari.

6
 Pembersihan dan perawatan komponen dalam dilakukan oleh maintenance
setiap bulan
 Perbaikan kerusakan ditindak lanjuti setalah adanya laporan kerusakan
dalam bentuk WO

c) Televisi
Pemeliharaan dan perawatan televisi dilakukan oleh maintenance dan ISS
meliputi:
 Pembersihan permukaan dari debu dan kotoran dilakukan oleh petugas
ISS setiap hari.
 Pemeliharaan dilakukan oleh unit maintenance setiap 3 bulan per unit
 Perbaikan dilakukan oleh unit maintenance sessuai kerusakan yang
dilaporkan oleh user atauoun laporan dari unit rumah tangga.
 Pengaturan siaran dan pengecekan kabel antenna dilakukan oleh unit URT
sesuai kebutuhan.
d) Lift
Terdapat 3 Lift di RSUD Cilincing
Dalam hal penggunaan lift dibedakan untuk pasien dan untuk pengunjung
Penggunaan lift :

Pemeliharaan dan perbaikan lift dilakukan oleh maintenance, ISS dan sub kontrak
meliputi :
 Pembersihan ruangan lift dari debu dan kotoran lain dilakukan oleh ISS
setiap hari. Dan pembersihan secara general cleaning dilakukan setiap
minggu.
 Pengontrolan lift meliputi pemeriksaan sling, minyak pelumas rel, tombol-
tombol, sensor –sensor dilakukan oleh pihak ketiga 2 (dua) kali dalam 1
(satu) bulan
 Perbaikan kerusakan dilakukan oleh pihak ketiga yang sudah ditunjuk
oleh RSUD Cilincing

2. PEMELIHARAAN ELEKTRIKAL
Pemeliharaan elektrikal RSUD Cilincing meliputi :
 Lampu
 Saklar
 Stop kontak

7
 Instalasi kabel dalam gedung
 Panel listrik
 UPS
 Genset.

a) Lampu
Pemeliharaan dan perawatan lampu dilakukan oleh maintenance dan CS meliputi:
 Pembersihan permukaan kotak lampu dari debu dan kotoran dilakukan
oleh petugas CS setiap bulan
 Penggantian lampu dilakukan oleh unit maintenance sesuai kebutuhan

b) Saklar
Pemeliharaan dan pemeriksaan saklar dilakukan oleh maintenan meliputi:
 Pembersihan saklar dari debu dan kotoran dilakukan oleh petugas CS
setiap hari.
 Pemeliharaan saklar dilakukan oleh maintenance sebulan sekali
 Penggantian saklar dilakukan sesuai kebutuhan kerusakan yang diperoleh
berdasarkan pemeriksaan unit maintenance, laporan WO ataupun laporan
dari URT.

c) Stop kontak
Pemeliharaan dan perbaikan stop kontak dilakukan oleh maintenance setiap bulan
meliputi :
 Pembersihan stop kontak dari debu dan kotoran dilakukan oleh petugas CS
setiap hari.
 Pemeliharaan stop kontak dilakukan oleh maintenance sebulan sekali
 Penggantian stop kontak dilakukan sesuai kebutuhan kerusakan yang
diperoleh berdasarkan pemeriksaan unit maintenance, laporan WO
ataupun laporan dari URT.

d) Instalasi kabel dalam gedung


Pemeliharaan instalsi kabel dalam gedung dilakukan oleh maintenance meliputi :
 Melakukan pemeriksaan terminal dan pembungkus kabel apakah terjadi
pengerasan atau terjadi panas yang berlebihan, jika terjadi kerusakan
langsung dilakukan pengantian.

8
 Melakukan pembersihan terminating kabel dan area panel dan lakukan
pemacuman debu bila diperlukan

e) Panel listrik
Pemeliharaan dan perawatan panel listrik dilakukan oleh maintenance.
meliputi :
 Mcb
Pemeriksaan Mcb dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila didapat
kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Grounding
Pemeriksaan grounding dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila
didapat kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Busbar
Pemeriksaan busbar dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila didapat
kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Pilot Lamp
Pemeriksaan pilot lamp dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila
didapat kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Kwh Meter
Pemeriksaan Kwh Meter dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila
didapat kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Voltage
Pemeriksaan voltage dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila
didapat kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Ampere
Pemeriksaan ampere dilakukan oleh maintenance setiap bulan. Bila
didapat kerusakan maka segera dilakukan perbaikan.

 Lwbp

9
Pemeriksaan Lwbp dilakukan oleh maintenance setiap hari, dan hasil
pemeriksaan dicatat dalam form chec-list.

f) UPS
Pemeliharaan UPS dilakukan oleh maintenance setiap bulan meliputi :
 Pemeriksaan dilakukan setiap bulan
 Pengantian batray rutin 5 tahun sekali atau penggantian batray dilakukan
apabila terjadi kerusakan pada batray.

g) Genset
Pemeliharaan genset yang dilakukan meliputi :
 Running genset
Running genset dilakukan oleh unit maintenance setiap minggu. Running
dilakukan selama 15 menit dengan cara :
- Lakukan pemeriksaan air bateray bila kurang lakukan penambahan
sampai pada batas level normal air batere.
- Lakukan pemeriksaan air radiator bila kurang lakukan penambahan
sampai batas normal.
- Periksa BBM solar dan instalasinya dalam keadaan baik.
- Periksa secara keseluruhan mekanis dan kondisi fisik Genset
semuanya dalam kondisi baik.

Prosedure Running Genset :

- Lakukan Running melalui panel AMF


- Pindahkan sistem dari posi Auto ke posisi Manual dengan menekan
Tombol Manual pada mudul AMF
- Tekan Tombol Run (jangan dilepas) sekitar 4 detik ditandai dengan
menyala konstan lampu indikator output Genset.
- Lakukan Running sekitar 15 menit
- Tekan Tombol Stop bila waktu running sudah cukup.
- Tekan Tombol Auto setelah proses Stop selesai untuk membalikan
Genset Stand by Auto Running bila PLN padam.
- Catat pada buku report Genset data waktu running dan indikator-
indikator parameter Genset ( Hour meter, Tegangan, Frekwensi,
Temperature engine, Water temperature dan Oil presure).

10
 Batray
Pemeliharaan batray dilakukan dengan cara :
- Pemeriksaan batray dilakukan setiap hari oleh maintenance
- Penggantian batray dilakukan sesuai kebutuhan oleh unit maintenance

 Radiator
- Pemeriksaan radiator dilakukan harian oleh petugas maintenance
termasuk pemeriksaan air radiator
- Penambahan air radiator dilakukan sesuai kebutuhan

 Oli
- Pemeriksaan oli dilakukan oleh maintenance stiap hari
- Penggantian oli dilakukan oleh maintenance setiap 6 bulan.

 Solar
- Pemeriksaan solar dilakukan harian oleh petugas maintenance
termasuk pemeriksaan level solar
- Penambahan solar dilakukan sesuai kebutuhan

 Pilat Lamp
Pemeliharaan pilot lamp meliputi pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
meintenace setiap 6 bulan.

 Filter Oli
Pemeliharaan filter oli dilakukan setiap 6 bulan oleh maintenance meliputi
penggantian filter oli

 Filter Solar
Pemeliharaan filter solar dilakukan setiap 6 bulan oleh maintenance
meliputi penggantian filter solar

 Filter Radiator
Pemeliharaan radiator dilakukan setiap 6 bulan oleh maintenance meliputi
penggantian filter radiator

 Filter Udara

11
Pemeliharaan filter udara meliputi penggantian filter udara yang dilakukan
oleh unit meintenace setiap 6 bulan.

 Belting
Pemeliharaan belting meliputi pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
meintenace setiap 6 bulan.

Running genset
Persiapan Running Genset :

1. Lakukan pemeriksaan air bateray bila kurang lakukan penambahan sampai


pada batas level normal air batere.
2. Lakukan pemeriksaan air radiator bila kurang lakukan penambahan sampai
batas normal.
3. Periksa BBM solar dan instalasinya dalam keadaan baik.
4. Periksa secara keseluruhan mekanis dan kondisi fisik Genset semuanya
dalam kondisi baik.

Prosedure Running Genset :

1. Lakukan Running melalui panel AMF


2. Pindahkan sistem dari posi Auto ke posisi Manual dengan menekan
Tombol Manual pada mudul AMF
3. Tekan Tombol Run (jangan dilepas) sekitar 4 detik ditandai dengan
menyala konstan lampu indikator output Genset.
4. Lakukan Running sekitar 15 menit
5. Tekan Tombol Stop bila waktu running sudah cukup.
6. Tekan Tombol Auto setelah proses Stop selesai untuk membalikan Genset
Stand by Auto Running bila PLN padam.
7. Catat pada buku report Genset data waktu running dan indikator-indikator
parameter Genset ( Hour meter, Tegangan, Frekwensi, Temperature
engine, Water temperature dan Oil presure).

C. KETERSEDIAAN AIR
Ketersediaan air di RSUD Cilincing masih sama dengan tahun sebelumnya, dimana
ketersediaan air dibagi menjadi :
- Ketersediaan air bersih

12
- Ketersediaan air minum

1. SUMBER AIR BERSIH


Ketersediaan air bersih bersumber dari suplay PDAM yang harus ada 24 jam
dalam satu hari.
Untuk cadangan air bersih RSUD Cilincing memiliki tempat penampungan air
dengan kapasitas yang mampu mengcover kebutuhan air bersih gedung selama 5
hari.
Bila terjadi gangguan suplay air bersih dari PDAM maka RSUD Cilincingakan
menggunakan air dari bak cadangan. dan bila suplay terhenti lebih dari 3 hari
berturut – turut maka RSUD Cilincing akan membeli air bersih dari perusahan air
bersih yang sudah bekerja sama dengan RSUD Cilincing. Dan tempat beresiko
tinggi yang telah ditetapkan dalam analisa resiko RSUD Cilincingbila terjadi
gangguan suplay air adalah :

NO RESIKO RUANG
Resiko Tinggi R.HCU
R.Bedah
1 R.VK
R.UGD
R.Gizi
2 Resiko Sedang R.Perawatan
R.Poli
R.Laboratorium
R.Radiologi
Toilet
R.Office
R.Kasir
R.Administrasi
R.Costumer care
R.Rekam medis

Pemeriksaan kualitatif air bersih dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit kesling
meliputi pemeriksaan fisika, kimia dan biologi. Dimana acuan bakumutu yang
digunakan untuk uji kualitatif berdasarkan Permenkes 416 tahun 1990 tentang
syarat – syarat pengawasan air. Pemeriksaan kualitatif ini dilakukan oleh pihak

13
ketiga. Dan hasil pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit kesling ke
Bapedal, BLH Jakarta dan KLH

Pemeriksaan kuantitatif air bersih dilakukan setiap hari oleh unit


maintenance. Dan pengadaan air bersih dari suplay ATB dilakukan setiap
hari.

2. SUMBER AIR MINUM


Sumber air minum RSUD Cilincing masih sama dengan tahun sebelumnya
dimana air minum untuk kebutuhan pasien, karyawan dan pengunjung bewrasal
dari air kemasan dari supplier yang sudah bekerja sama dengan rumah sakit.
Ketersediaan air minum harus ada 24 jam dalam satu hari.

Pengawasan kualitatif dilakukan oleh kesling setiap satu bulan sekali meliputi
pemeriksaan fisika, kimia dan biologi dengan mengacu pada bakumutu
Permenkes 492 tahun 2012 tentang persyaratan kualitas air minum. Pemeriksaan
ini dilakukan oleh pihak ketiga. Dan hasil pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan
sekali oleh unit kesling ke Bapedal, BLH Jakarta dan KLH

Pengawasan kuantitatif dilakukan setiap hari oleh unit gizi. Dan pengadaan
kebutuhan air minum dilakukan setiap hari.

D. PEMELIHARAAN PERALATAN SUPLAY AIR


Pemeliharaan peralatan suplay air meliputi :
- Pemeliharaan Ground Tank
- Pemeliharaan Roof Tank
- Pemeliharaan Pompa
- Pemeliharaan instalasi pipa

1. Pemeliharaan Ground Tank


Pemeliharaan ground tank dilakukan oleh unit maintenance dimana pemeliharaan
meliputi :
a) Batter Fly Balve
Pemeriksaan batter fly valve dilakukan oleh unit maintenance setiap 6 bulan
sekali.

b) Permukaan lantai

14
Pemelihraan lantai ground tank meliputi :
- Pemeriksaan keadaan lantai dilakukan oleh unit maintenance setiap 6
bulan sekali dan bila ditemukan kerusakan langsung dilakukan
perbaikan.
- Pembersihan atau cleaning dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit
maintenance

c) Dinding
Pemelihraan dinding ground tank meliputi :
- Pemeriksaan keadaan dinding dilakukan oleh unit maintenance setiap
6 bulan sekali dan bila ditemukan kerusakan langsung dilakukan
perbaikan.
- Pembersihan atau cleaning dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit
maintenance

2. Pemeliharaan Roof Tank


Pemeliharaan roof tank dilakukan oleh unit maintenance meliputi :
a) Batter Fly Balve
Pemeriksaan batter fly valve dilakukan oleh unit maintenance setiap 6 bulan
sekali.

b) Permukaan lantai
Pemelihraan lantai roof tank meliputi :
- Pemeriksaan keadaan lantai dilakukan oleh unit maintenance setiap 6
bulan sekali dan bila ditemukan kerusakan langsung dilakukan
perbaikan.
- Pembersihan atau cleaning dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit
maintenance

c) Dinding
Pemelihraan dinding roof tank meliputi :
- Pemeriksaan keadaan dinding dilakukan oleh unit maintenance setiap
6 bulan sekali dan bila ditemukan kerusakan langsung dilakukan
perbaikan.
- Pembersihan atau cleaning dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit
maintenance

15
3. Pemeliharaan Pompa
Pemeliharaan pompa meliputi :
a) Auto
Pemeliharaan auto dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan setiap hari oleh
unit maintenance

b) Manual
Pemeliharaan manual dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan tombol -
tombol manual setiap hari oleh unit maintenance
c) Running manual
Pemeliharaan manual dilakukan dengan cara mengaktifkan pompa secara manual
setiap hari oleh unit maintenance

d) Pilot lamp
Pemeliharaan pilot lamp meliputi pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
meintenace setiap hari.

e) Air pancingan
Pemeriksaan air pancingan dilakukan oleh unit maintenance setiap bulan

f) Copling
Pemeriksaan copling pompa dilakukan oleh unit maintenance setiap bulan

g) Ampere
Pemeriksaan ampere dilakukan oleh unit maintenance setiap bulan

4. Pemeliharaan Instalasi Pipa


Pemeliharaan instalasi pipa dilakukan dengan cara :
- Pemeriksaan pipa dilakukan oleh maintenance setiap 6 bulan sekali
- Perbaikan dilakukan sesuai kerusakan yang diteukan oleh unit
maintenance atau berdasarkan pada laporan kerusakan dari unit lain.
- Penggantian pipa dilakukan sesuai kebutuhan.

E. KETERSEDIAAN GAS MEDIS


Jenis – jenis gas medis

16
Jenis gas medis yang dapat digunakan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan No. 1439/MENKES/SK/XI/2002 adalah sebagai berikut:
a. Oxygen (O2)
b. N2O

Jenis gas medis yang dapat digunakan melalui Instalasi gas medis sesuai peraturan
No.1439/KEPMENKES/SK/XI/2002 sebagai berikut:
a. Oxygen (O2)
b. Nitrous Oksida (N2O)
c. Nitrogen (N2)
d. Karbon Dioksida (CO
e. Udara Tekanan (Compressed Air) (Medical Breathing Air)

Syarat dan Kelengkapan Tabung gas medis


a. Syarat tabung gas medis :
- Tabung gas memiliki sertifikat tes yang masih berlaku
- Kepala tabung memiliki tutup dan segel
- Kran / Valve tabung mempunyai ulir yang baik dan mempunyai jenis ulir yang
berbeda sesuai jenis gas, perbedaan yaitu:
 Oxygen ulir dalam
 Nitrogen Oksida ulir luar
- Tabung dicat dengan warna yang berbeda sesuai dengan jenis gas, yaitu:
 Oxygen warna putih
 Nitrogen Oksida warna biru
b. Kelengkapan tabung gas medis
Tabung gas medis harus dilengkapi dengan :
- Tulisan nama jenis gas medis dari bawah keatas dengan warna yang jelas.
- Diberikan label :
 Nama Perusahaan
 Nama Gas
 Kandungan Purity
 Volume
 Tekanan gas
 Tanggal pengisian
 Nomor tabung

17
 Masa uji tabung
- Diberika stiker tanda “Hazard” yang menyebutkan:
 Sifat gas
 Peringatan
 Pertolongan pertama
 Nama produsen
- Diberi tanda kepemilikan gas medis

1. JENIS DAN SUMBER GAS MEDIS RSUD CILINCING:


- Oxygen (O2)
- Nitrous Oksida (N2O)
a) Oxygen (O2)
Oxygen (O2) untuk kebutuhan RSUD Cilincing harus tersedia 24 jam dalam sehari.
Supply O2 didapat melalui distributor yang sudah ditunjuk oleh rumah sakit.
Ketersediaan O2 dibawah pengawasan maintenance dimana pemeriksaan volume
O2 dilakukan setiap hari.

b) Nitrous Oksida (N2O)


Nitrous Oksida (N2O) untuk kebutuhan RSUD Cilincing harus tersedia 24 jam
dalam sehari. Supply N2O didapat melalui distributor yang sudah ditunjuk oleh
rumah sakit. Ketersediaan N2O dibawah pengawasan maintenance dimana
pemeriksaan volume N2O dilakukan setiap hari. Pemesanan N2O dilakukan bila
salah satu tabung sudah ada yang kosong

2. PENGADAAN GAS MEDIS


 Oxygen
- Gas oxygen dipesan logistik melalui distributor resmi atas permintaan
maintenace.
- Semua gas medis harus memenuhi kriteria gas yang ditetapkan.
- Permintaan Oxygen cair (liquid) dilakukan oleh unit maintenance
dengan dengan melihat batas minimum persediaan liquid pada tangki
minimum 15% dari kapasitas atau sekitar 1000 m3.
- Pemesanan Oxygen tabung dapat dilakukan setiap hari kerja dengan
menghubungi langsung distributor resmi yang telah ditetapkan,
pemesanan dilakukan bila jumlah tabung Oxgen yang terisi tinggal 20%

18
- Supply oxygen ke gedung dapat disupply dari dua sumber yaitu dari
sentral Oxygen tabung kering dan sentral Oxygen melalui tabung liquid.

 Nitrose Oxide
Pemesanan gas N2O (Nitrose Oxide) dilakukan oleh logistik atas
permintaan maintenance apabila pada salah satu bank di sentral gas
N2O sudah kosong, dan supply ke gedung disalurkan melalui sisi bank
lain.

3. PENERIMAAN GAS MEDIS


 Untuk tabung gas kecil dilakukan pemeriksaan gas tabung saat menerima
gas medis:
- Keluarkan tabung kosong dari ruang sentral
- Mencatat setiap nomor tabung yang kosong yang dikeluarkan
- Masukkan tabung yang baru kedalam ruang sentral
- Catat semua tabung yang baru
- Periksa semua kondisi tabung dan valve dan pastikan semua
dalam kondisi baik
- Periksa tekanan tabung dengan presure gate, tekanan harus
berkisar 2000 PSI dengan teloransi 10%.
- Apabila tekanan kurang dari batas teloransi dan kondisi tabung
valve tidak layak maka tabung harus direjeck ke supplier.
- Periksa faktur penerimaan dan tanda tangani bila kondisi jumlah
sesuai.
- Simpan faktur penerimaan tabung pada file orederan gas medis.
- Perhatikan saat melakukan penerimaan gas tutup tabung :
 O2 warna putih
 Nitrogen oksida warna biru

19
4. PENYIMPANAN GAS MEDIS
- Peyimpanan Gas Medis ditangani oleh maintenance dan dilakukan
pemeriksaan setiap hari.
- Tabung gas medis disimpan dalam posisi berdiri / tegak, dan dilengkapi
dengan tali pengaman yang dapat mencegah jatuhnya tabung pada saat
terjadi guncangan dan dipasang penutup kran.
- Lokasi penyimpanan diruang gas medis dan masing-masing gas medis
dibedakan tempatnya.
- Peyimpanan tabung gas medis isi dengan yang kosong dibedakan.
- Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sunber panas, listrik dan oli dan
sejenisnya.
- Ruang penyimpanan harus memiliki ventilasi yang dan sesuai dengan
jumlah gas yang disimpan.
- Ruang penyimpanan gas medis harus memiliki penandaan tanda bahaya dan
terdapat sarana alat pemadam kebakaran
- Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji / tes kepada
produsen untuk mengetahui kondisi gas

F. PEMELIHARAAN SYSTEM GAS MEDIS


Pemeliharaan system gas medis meliputi :
- Permeriksaan panel gas medis
- Service sentral gas medis

1. Permeriksaan Panel Gas Medis


Pemerikaan panel gas medis dilakukan oleh maintenace setiap hari

2. Service Sentral Gas Medis


Service sentral gas medis dilakukan setiap bulan oleh unit maintenance

G. PENGELOLAAN IPAL DAN INCENERATOR


1. PENGELOLAAN DAN PEMELIHRAAN IPAL
Pemeliharaan dan perawatan IPAL dilakukan oleh maintenace meliputi :
- Screening tank
- Equalisasi tank
- Clarifier tank
- Biodetok tank
- Clorin tank

20
- Sumpit
- Blower
- Dosing
- Flow meter
- Aerator
- Titrit tank
- Limbah akhir

a) Screening Tank
Kegiatan untuk skrening tank meliputi :
- Pemeriksaan screening tank dilakukan oleh unit maintenance setiap hari
- Pembersihan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance

b) Equalisasi Tank
Pemeriksaan equalkisasi tank dilakukan setiap hari oleh unit maintenance

c) Clarifier Tank
- Pemeriksaan clarifier tank dilakukan oleh unit maintenance setiap hari
- Pembersihan dilakukan setiap bulan oleh unit maintenance

d) Biodetok Tank
Pemeriksaan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance

e) Clorin Tank
- Pemeriksaan chlorine tank dilakukan oleh unit maintenance setiap hari
- Penambahan kaporit atau khlorin dilakukan sesuai kebutuhan

f) Sumpit
a) Pemeriksaan sumpit dilakukan oleh unit maintenance setiap hari
b) Pembersihan dilakukan setiap bulan oleh unit maintenance

g) Blower
Pemeriksaan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance

h) Dosing
Pemeriksaan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance

21
i) Flow Meter
Pemeriksaan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance
j) Aerator
Pemeriksaan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance

k) Sludge tank
c) Pemeriksaan dilakukan setiap hari oleh unit maintenance
d) Pengurasan dilakukan sesuai keadaan, minimal dilakukan 6 bulan sekali

l) Limbah Akhir
e) Pemeriksaan limbah akhir dilakukan setiap hari meliputi pemeriksaan pH
dan pencatatan debit limbah.

H. KESEHATAN LINGKUNGAN
Program kerja kesehatan lingkunga RSUD Cilincing tahun 2018
1. PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Program pengendalian pencemaran air mmeliputi :
a) Pemeriksaan Baku Mutu Air Bersih
Pemeriksaan kualitatif air bersih dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh unit
kesling meliputi pemeriksaan fisika, kimia dan biologi. Dimana acuan
bakumutu yang digunakan untuk uji kualitatif berdasarkan Permenkes 416
tahun 1990 tentang syarat – syarat pengawasan air. Pemeriksaan kualitatif ini
dilakukan oleh pihak ketiga. Dan hasil pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan
sekali oleh unit kesling ke Bapedal, BLH Jakarta dan KLH

b) Pemeriksaan Bakumutu Air Minum


Pengawasan kualitatif dilakukan oleh kesling setiap satu bulan sekali meliputi
pemeriksaan fisika, kimia dan biologi dengan mengacu pada bakumutu
Permenkes 492 tahun 2012 tentang persyaratan kualitas air minum.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh pihak ketiga. Dan hasil pemeriksaan dilakukan
setiap 6 bulan sekali oleh unit kesling ke Bapedal, BLH Jakarta dan KLH

c) Pemeriksaan Bakumutu Air RO


Pemeriksaan kualitatif dilakukan oleh unit kesling setiap bulan sekali meliputi
pemeriksaan fisika, kimia dan biologi. Dan hasil pemeriksaan dilakukan setiap
6 bulan sekali oleh unit kesling ke Bapedal, BLH Jakarta dan KLH

22
d) Pemeriksaan Bakumutu Air Limbah
Pemeriksaan kualitatif dilakukan oleh unit kesling setiap bulan sekali meliputi
pemeriksaan fisika, kimia dan biologi. Dan hasil pemeriksaan dilakukan setiap
3 bulan sekali oleh unit kesling ke Bapedal, BLH Jakarta dan KLH

2. PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


a) Pengendalian udara indoor
- Tidak berbau (terutama bebas dari H2S dan Amoniak).
- Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan
rata-rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan
tidak mengandung debu asbes untuk ruang UKO
- Pada penderita penyakit yang menular secara aerogen, pengendalian udara
indoor diatur dalam kebijakan tersendiri yaitu kebijakan penggunaan
ruang isolasi.
- Pembersihan ruangan dilakukan rutin 2x sehari, pagi dan sore.
- Menghindari pembersihan ruangan yang akan menimbulkan
debu, terutama bila dalam ruangan masih ada pasien yang
menginap.
- Udara di dalam Ruang Operasi, Ruang Bersalin dan
Intensive Care Unit dibuat sedemikian rupa sehingga selalu berada
dalam tekanan positif saat digunakan, dengan cara

- menggunakan AC, ruangan tertutup, dan meminimalkan potensi


penampungan debu dalam konstruksi ruangan.
- Menghindari penumpukan sampah dalam ruangan yang dapat
menimbulkan bau diatur dalam program pengelolahan sampah.
- Menghindari penumpukan makanan yang cenderung cepat membusuk.
Menutup makanan dalam wadah atau tempat tertutup.
- Menghindari pemakaian atau penumpukan linen kotor yang dapat
menimbulkan bau, pengambilan linen dilakukan 1x dalam sehari.
- Menghindari padatnya penunggu pasien dalam ruangan, maksimal 2 orang
penunggu pasien dalam ruangan.
- Menjaga sanitasi toilet dalam ruangan masuk pengelolahan dan
pemeliharaan ruangan.
- Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit

23
Konsentrasi Maksimum
No Nama Ruang Mikroorganisme per m² Udara
(CFU/M³)
1 Kamar Operasi 10
2 Kamar Bersalin 200
3 Recovery Room 200 – 500
4 Ruang observasi bayi 200
5 Ruang Perawatan bayi 200
6 Ruang Perawatan Prematur 200
7 ICU 200
8 Ruang Jenazah 200 – 500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200 - 500
11 Radiologi 200 – 500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200 – 500
14 UGD 200

- Pemeriksaan kualitas udara indoor yaitu Indeks Angka Kuman dilakukan


minimal (2) dua kali setahun.
- Pemeriksaan kualitas indoor dilakukan oleh unit kesling.

b) Pengendalian udara outdoor


- Jalur lalu lintas kendaraan bermotor dan parkir diletakkan jauh dari area
rawat inap.
- Dipasang papan peringatan untuk kendaraan bermotor agar jalan perlahan
atau maksimal kecepatan dan larangan membunyikan klakson
- Incinerator diletakkan jauh dari area rawat inap.
- Memilih tanaman hias yang sesuai dengan lingkungan Rumah Sakit.
- Sampah diletakkan dalam wadah tertutup dan dibuang setiap hari.
- Pemeriksaan kualitas udara outdoor dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun.
- Pengawasan pemeriksaan dilakukan oleh unit kesling

24
3. PENGENDALIAN PENCEMARAN MAKAN
Sumber bahan makanan dipilih yang berkualitas baik dengan penyalur yang telah
terbukti kualitasnya serta di evaluasi secara berkala. Bahan makanan yang belum
terolah harus dalam keadaan segar, tidak rusak atau berubah bentuk, warna, dan rasa,
tidak berbau busuk, tidak berjamur, bila kotor harus dibersihkan dengan air terlebih
dahulu, tidak mengandung bahan yang dilarang seperti formalin, boraks, pestisida,
melamin, dll. Bahan makanan dalam kemasan (terolah) harus mempunyai label dan merk,
terdaftar di Depkes dan mempunyai nomor daftar, kemasan tidak rusak, pecah, atau robek atau
kembung, belum kadaluwarsa, kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan.

Bahan makanan harus dicuci (sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, lauk air


tawar, lauk air laut, daging-dagingan,dll). Pencucian dengan menggunakan air
mengalir di bersihkan dan dibilas berkali-kali. Petugas harus memakai sarung tangan
dan atau mencuci tangan sebelum dan sesudah mencuci bahan makanan.

Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.

Tentang penyimpanan bahan makanan kering hendaknya berada dibagian tinggi


untuk mencegah genangan air dan menjaga kelembabannya. Semua bahan makanan
disimpan pada rak yang memadai, dengan ketinggian atas 40 cm dari atap dan
ketinggian dari lantai 20 – 25 cm. Suhu ruangan dijaga ≤ 22°C dan kelembaban
ruangan ≤ 60%.
Pengolahan makanan dilakukan secara hygienis :
 Tidak merokok selama mengolah makanan.
 Tidak makan atau mengunyah.
 Tidak memakai perhiasan berlebihan.
 Tidak menggunakan cat kuku dan kuku senantiasa pendek.
 Tidak menggunakan peralatan atau fasilitas kerja yang bukan peruntukannya.
 Tidak mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang tidak bersih menggaruk,
menjilat, meludah, dll.
 Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan secara terlindung dari
kontak langsung dengan tubuh.

25
 Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan
menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu,dan
sejenisnya.
 Tenaga pengolah makanan harus selalu melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala minimal setahun sekali, minimal pemeriksaan swab rectal.
 Tenaga dapur / gizi selalu menjaga kebersihan diri dan kebersihan
lingkungan kerja dengan cara :
- Menempatkan makanan pada wadah dan tempat yang layak terutama
makanan yang mudah rusak.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja dan setelah
keluar dari kamar mandi / WC sebagaimana diatur dalam kebijakan
kebersihan tangan.

- Selalu memakai pakaian kerja dan alat pakaian diri dalam bekerja.
- Selalu bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani makanan.

Pemeriksaan mikrobiologi makanan baik makanan untuk pasien, makanan untuk


karyawan maupun makanan yang dijual dikantin karyawan dimana pemeriksaan
dilakukan secara random.
- Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi makanan 6 bulan
- Dilakukan pemeriksaan kimia terhadap makanan dan minuman yang
diawetkan setiap 6 bulan

4. PENGENDALIAN SUHU
Pengedalian suhu yang akan dilakukan tahun 2018 adalah :
a) Pematauan rutin suhu ruang
- Setiap ruangan dipasang thermometer ruangan
- Beberapa ruangan dipasang thermometer untuk mengukur tekanan.
- Bila suhu ruangan melebihi batas atas standar maka diusahakan
menurunkan suhu ruangan dengan beberapa cara menurut prioritas :
Mengurangi kepadatan dengan membatasi pengunjung atau penunggu
pasien dan melakukan pengecekan pada tombol pengaturan AC atau pada
AC itu sendiri.
- Kebijakan tentang Air Conditioner /AC
 AC disediakan di semua ruangan rawat inap, Kamar Operasi,
Kamar bersalin, Ruang ICU/NICU, Ruang UGD.
26
 AC dinyalakan dan dimatikan sesuai kebutuhan.
 AC dibersihkan secara berkala sesuai program pemeliharaan AC.
 Apabila hasil pengukuran suhu ruangan atau kelembaban ruangan
diluar standar, maka dilakukan koreksi pada saat itu.

Standar suhu ruangan-ruangan adalah sebagai berikut :


Ruangan Suhu Kelembaban Tekanan
No (°C) (%)
1 Kamar Operasi 19 - 24 45 - 60 Positif
2 Kamar Bersalin 24 – 26 45 – 60 Positif
3 Recovery Room 22 - 24 45 – 60 Seimbang
4 Perawatan Ibu-Bayi 22 - 26 35 – 60 Seimbang
5 ICU / NICU 22 – 23 35 – 60 Seimbang
6 Laboratorium mikro 22 – 26 35 – 60 Negatif
7 Laboratorium 22 – 26 35 – 60 Seimbang
8 Radiologi 22 – 26 45 – 60 Seimbang
9 Sterilisasi 22 – 26 35 – 60 Negatif
10 Dapur 22 – 30 35 – 60 Seimbang
11 UGD 19 – 24 45 – 60 Positif

b) Service AC
Service AC dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk satu unit AC yang akan
dilakukan oleh maintenance.

5. PENGENDALIAN PENCAHAYAAN
Pengendalian pencahayaan dilakukan dengan
a) Pengaturan menyalakan lampu
- Lampu ruangan rawat inap dinyalakan mulai pukul 17.30, atau
sebelumnya bila diperlukan.
- Lampu ruangan rawat di kurangi pada pukul 22.00 saat waktu tidur,
pasien dapat menggunakan lampu di dalam wallduct.
- Lampu ruangan rawat inap di matikan pada pukul 05.30atau lewat bila
diperlukan.

27
- Lampu koridor di luar rawat inap dinyalakan pukul 17.30 s/d 05.30 atau
sesuai kebutuhan.
- Lampu koridor di area rawat inap dinyalakan mulai pukul 17.30, atau
sebelumnya bila diperlukan.

- Lampu di ruangan-ruangan yang tidak dipakai untuk pelayanan pasien


dapat dimatikan.
- La m p u d i r u a n ga n - r u a n g a n ya n g m e m b u t u h k a n p e n e r a n g a n
d i siang hari dapat dinyalakan sesuai kebutuhan.
- Lampu di area taman, halaman, dan area parkir dinyalakan mulai pukul
17.30 sampai dengan 05.30, atau sesuai kebutuhan.
- Lampu di ruangan isolasi tergantung pasien yang menginap di dalamnya.
Bila pasien yang di rawat di ruang isolasi adalah pasien Tetanus, maka
lampu yang dinyalakan hanya lampu ruangan berwarna biru
yangintensitasnya kecil. Sedangkan bila pasien yang menginap bukan
pasien tetanus, maka aturan menyalakan lampu sebagaimana ruang rawat
inap lainnya.
- Setiap tindakan medis harus mendapatkan pencahayaan yang cukup, baik
melalui lampu ruangan, lampu operasi, ataupun lampu sorot.
- Semua penerangan oleh lampu, baik outdoor maupun indoor tidak boleh
menyilaukan, intensitas cahaya disesuaikan peruntukannya.
- Dilakukan pembersihan secara berkala sesuai program oleh ISS

b) Pengaturan menyalakan lampu


- Pemeriksaan kadar pencahayaan (Lux) dilakukan secara berkala minimal
setiap enam (6) bulan sekali.
- Pemeriksaan lux dilakukan oleh laboratorium pihak ketiga dibawah
pengawasan kesling
- Dilakukan penggantian lampu yang tidak berfungsi dengan baik yaitu
lampu yang kadar pencahayaan (Lux) telah dibawah standar.
- Jaringan instalasi listrik diperiksa secara berkala sesuai program
pemeliharaan diatas.
- Hasil pemeriksaan dilaporkan setiap 6 bulan ke Bapedal kota Batam, BLH
kepri dan KLH Jakarta.
Standar pencahayaan di ruangan-ruangan adalah sebagai berikut :

28
Satuan Terang
No Ruangan Keterangan
(Lux)
1 Ruang rawat inap 100 – 200 Warna cahaya sedang
2 Ruang Operasi 300 – 500 Warna cahaya sejuk
3 Meja Operasi 10.000 – 20.000 Tanpa bayangan
4 Ruang Bersalin 300 – 500 Sejuk
5 Ruang Tindakan Kebidanan 300 – 500
6 Recovery Room 300 – 500 Sejuk
7 ICU 300 – 500 Sejuk
8 Ruang Isolasi pasien tetanus 0,1 – 0,5 Biru
9 Laboratorium 300 – 500 Sedang
10 Radiologi 75 – 100
11 Koridor 60 – 100
12 Kantor Min 100
13 Apotik / Farmasi Min 200
14 Dapur / Gizi Min 200
15 Toilet Min 100
16 Area Parkir Min 300

6. PENGENDALIAN KEBISINGAN
Pengendalian kebisingan dilakukan dengan cara :
a) Pembatasan jam kunjung dan tata tertib ruangan berkaitan dengan
pengendalian kebisingan
A. Bel ruangan pemanggil perawat diletakkan di ruangan perawat. Disiapkan
lampu penunjuk ruangan pasien yang memanggil / menekan bel.
B. Jalur jalan kendaraan keluar masuk rumah sakit terletak jauh dari area
ruang rawat inap, dipasang papan peringatan untuk tidak menghidupkan
klakson dan berkendara perlahan.
C. Generator listrik diletakkan jauh dari area rawat inap, diletakkan dalam
ruangan khusus dilengkapi peredam suara.
D. Dalam kebijakan pengunjung dan penunggu pasien memuat pembatasan
kunjungan dan tata tertib kunjungan dan himbauan untuk menjaga
ketenangan Rumah Sakit.

29
E. Semua roda-roda trolley, Bed pasien dan brankar di periksa secara berkala
oleh user dan maintenance hingga tidak menimbulkan derit, apabila
terdapat kerusakan user harus segera melaporkan kepada maintenance
untuk diperbaiki dengan menyerahkan WO.
F. Semua pintu kamar diperiksa secara berkala sehingga tidak menimbulkan
bunyi saat membuka atau menutup pintu, terutama kamar rawat inap
pasien.

b) Pemeriksaan tingkat kebisingan


A. Pengukuran kebisingan dilakukan setiap 6 bulan. Apabila melebihi standar
yang ditetapkan, maka dilakukan isolasi terhadap sumber kebisingan.
B. Pemeriksaan kebisingan dilakukan oleh Laboratorium pihak ketiga setiap
6 bulan dibawah pengawasan kesling
C. Hasil pemeriksaan dilaporkan setiap 6 bulan ke Bapedal kota Batam, BLH
kepri dan KLH Jakarta.
D. Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit seperti
tabel berikut :
Kebisingan Max
No Nama Ruangan (waktu pemaparan 8 jam dalam
satuan dBA)
1 Kamar Pasien 40 - 45
2 Kamar Operasi 45
3 Recovery Room 45
4 Endoscopy, Laboratorium 65
5 Radiologi 40
6 Kantor / Loby 45

7 Farmasi 45
8 Dapur / Gizi 78
9 Ruang Isolasi 40
10 Poli Gigi 80

7. PENYEHATAN RUANG DAN BANGUN


Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta
memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan ruangan berdasarkan
tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :
a. Zona dengan Risiko Rendah
Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang resepsionis dan ruang pendidikan / pelatihan.
2) Permukaan dinding harus rata dan berwarna terang

30
3) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap
air, berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus
berbentuk konus.
4) Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat,
warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi
minimal 2,70 meter dari lantai.
5) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan
ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
6) Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang
dengan baik. Ventilasi yang digunakan adalah ventilasi buatan atau
mekanis yaitu AC.

b. Zona dengan Risiko Sedang


Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat
jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada
zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah.
c. Zona dengan Risiko Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium,
ruang radiologi, dan ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang.
2) Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi
1,50 meter dari lantai dan sisanya dicat warna terang.
3) Dinding ruang radiologi harus berwarna gelap, dengan ketentuan
dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari
peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara
ruang Sinar X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette.
4) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air,
berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus
berbentuk konus.
5) Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal
2,70 meter dari lantai.
6) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan
ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
7) Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40
meter dari lantai.

31
d. Zona dengan Risiko Sangat Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang gawat darurat, ruang bersalin,
dan ruang patologi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau
dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.
2) Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal
2,70 meter dari lantai.
3) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua
pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
4) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan
berwarna terang.
5) Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah
dengan profil baja double INP 20 / IWF yang dipasang sebelum
pemasangan langit-langit.
6) Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai.
7) Ventilasi yang digunakan adalah AC tersendiri yang dilengkapi filter
bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya.
Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang
masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah.
8) Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk
itu harus dibuat ruang antara.
9) Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat ke dalam ruang operasi
perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian
cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka dan ditutup.
10) Pemasangan gas medis secara sentral melalui bawah lantai atau di atas
langit-langit.
11) Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.

Penyehatan ruang dan bangun meliputi :


a. Lantai
 Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
 Lantai yang selalu kontak dengan air, kemiringannya harus cukup ke arah
saluran limbah / drainase.
 Lantai harus selalu bersih, dibersihkan minimal 2 (dua) kali sehari oleh
CS.Cara pembersihan ada di SOP CS yang telah ditetapkan dengan
menggunakan perlengkapan pembersih (pel) yang memenuhi syarat dan
32
bahan antiseptik yang tepat. Pada masing-masing ruang disediakan
perlengkapan pel tersendiri.
 Perbaikan kerusakan dilakukan oleh maintenance sesuai laporan
kerusakan.
 Inspeksi dilakukan oleh K3RS setipa bulan

b. Dinding
 Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan
cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung
logam berat.
 Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus dilapisi bahan
yang kuat dan kedap air.
 Pembersihan dinding dilakukan setiap bulan oleh CS
 Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua) kali
setahun dan di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar oleh
maintenace.
 Inspeksi dilakukan oleh K3RS setiap bulan

c. Plafon
 Kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
 Tinggi minimal langit-langit adalah 2,7 m dari lantai.
 Kerangka langit-langit harus kuat, disusun dengan konstruksi yang baik
sehingga tidak terdapat celah yang dapat mengakibatkan tempat
menempelnya debu.
 Perawatan langit-langit terkait dengan kebersihannya, adanya tetesan dari
plafon / atap dan pemeliharaan langit-langit yaitu pengecatan ulang secara
periodik atau bila telah tampak kotor.
 Perawatan langit – langit dilakukan oleh unit maintenance berdasarkan
laporan atau hasil inspeksi K3RS .
 Pembersihan langit – langit dilakukan oleh CS setiap bulan
 Inspeksi dilakukan oleh K3RS setiap bulan

d. Pintu
 Pintu harus kuat, dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya.

33
 Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan
ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
 Celah pintu dengan lantai berjarak 0,5 cm.
 Menggunakan cat anti rayap.
 Dilengkapi shutter otomatis.
 Dapat dilewati bed pasien maupun trolley.
 Pemeliharaan pintu dilakukan oleh maintenance setiap bulan
 Pembersihan dilakukan setiap hari oleh CS
 Perencanaan penggantian pintu berdasarkan rekomendasi hasil inspeksi
antara PPI dan K3RS dan laporan kerusakan dari ruangan
 Inspeksi dilakukan setiap bulan oleh K3RS
e. Jendela
 Pemeliharaan jendela dilakukan oleh maintenance setiap bulan
 Pembersihan dilakukan setiap hari oleh CS
 Inspeksi dilakukan setiap bulan oleh K3RS

f. Toilet
 Pemeliharaan toilet dilakukan oleh maintenance setiap bulan
 Pembersihan dilakukan setiap hari oleh CS
 Inspeksi dilakukan setiap bulan oleh K3RS

g. Wastafel
 Pemeliharaan toilet dilakukan oleh maintenance setiap bulan
 Pembersihan dilakukan setiap hari oleh CS
 Inspeksi dilakukan setiap bulan oleh K3RS

8. PENGENDALIAN VECTOR
a ) Pengendalian lalat
- Secara fisik :
Menjaga agar pintu ruangan selalu tertutup.
• Mencegah penumpukan sampah non medis.
• Tempat penampungan sampah sementara harus senantiasa dalam
keadaan kering dan tertutup serta diletakkan jauh dari ruang perawatan
pasien.

34
• Proses pembersihan lantai dilakukan dua (2) kali sehari dengan
antiseptik dan dipastikan tidak terdapat sisa darah yang tidak
dibersihkan.
• Menjaga agar makanan selalu dalam keadaan tetutup.
• Merawat luka dengan baik.
• Sanitasi toilet yang baik.
• Pengecekan indeks lalat dilakukan satu (1) bulan sekali dengan nilai
indeks < 3% (ditemukan 3 tempat yang positif ada lalat dari 100
tempat yang diperiksa).Pengecekan dilakukan pada saat inspeksi
bulanan yang dilakukan oleh tim K3RS.
- Secara kimia
 Penggunaan Pestisida spray pada ruangan yang terdapat lalat
dilakukan setiap 3 hari sekali.
- Cara lain
• Penggunaan lampu anti lalat di ruang gizi

b) Pengendalian Nyamuk
- Secara Fisik
Penggunaan kawat kasa pada lubang jendela.
• Pengaturan pintu yang lebih sering tertutup.
• Pencegahan penumpukan linen dalam ruangan.
• Pengaturan hygiene pasien dan penunggu pasien.
• Menghindari adanya air yang tergenang pada pot tanaman atau kamar
mandi.
Pencegahan dan pengendalian nyamuk dilakukan dengan cara 3M
(Menguras, Menutup tempat penampungan air, dan Mengubur barang
bekas).
• Pengecekan indeks jentik dilakukan satu (1) bulan sekali dengan nilai
indeks < 3% (ditemukan 3 tempat yang positif jentik Aedes Aegypty
dari 100 tempat yang diperiksa). Bila positif maka dilakukan
pembasmian jentik melalui abatisasi.
• Pengecekan nyamuk dewasa Aedes Aegypty dilakukan satu (1) bulan
sekali dengan nilai indeks < 3% (ditemukan 3 tempat yang positif
nyamuk dewasa Aedes Aegypty dari 100 tempat yang diperiksa). Bila
positif maka dilakukan pembasmian nyamuk dewasa Aedes Aegypty
melalui penyemprotan / spraying.

35
- Secara Kimia
 Penggunaan pestisida spray golongan piretrin.

c) Pengendalian Kecoak
- Secara Fisik
 Menutup semua lubang pada dinding.
 Pencegahan penumpukan sampah domestik.
 Pengaturan penyimpanan makanan.
 Sanitasi ruangan yang baik.
- Secara Kimia
 Penggunaan pestisida spray golongan piretrin

d) Pengendalian Tikus
- Secara Fisik
 Menutup semua lubang pada dinding.
 Pencegahan penumpukan sampah domestik.
 Pengaturan penyimpanan makanan.
 Sanitasi ruangan yang baik.
- Secara Kimia
 Pengendalian secara mekanik dengan perangkap tikus (bait and trap).
Dilakukan sesuai kebutuhan bila dilaporka adanya tikus

e) Pengendalian Kucing
• Menutup semua lubang pada dinding.
• Pencegahan penumpukan sampah domestik.
• Pengaturan penyimpanan makanan.
• Menangkap dan membuang kucing.

f) Inspeksi
Inspeksi dilakukan oleh K3RS setiap bulan

9. PENGELOLAAN SAMPAH
Pengelolaan sampah yang dimaksud dalam program ini adalah pengelolaan sampah
non infeksius atau sampah domistik
Pengelolaan sampah dilakukan meliputi :
a. Pengelompokan Sampah Diruangan

36
Sampah di setiap ruang/ unit harus dipisahkan sesuai dengan karakteristik jenis
sampah dan dimasukkan ke dalam tempat/ kantong plastik yang telah
disediakan.
Berdasarkan karakteristik sampah maka pemisahan sampah dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Sampah non infeksius ditempatkan pada tempat sampah yang berlabel
non infeksius yang telah diberi kantong sampah berwarna hitam.
- Sampah infeksius ditempatkan pada tempat sampah yang berlabel
infeksius yang telah diberi kantong sampah berwarna kuning.
- Sampah benda tajam di tempatkan pada kontainer khusus, tahan air, anti
bocor yang telah diberi label infeksius.
- Sampah cytotoksik dan sampah tumpahan B3 dibuang ke kantong warna
merah dengan ketentuan :
 Sampah Cytotoksik hanya ada di Farmasi, Ruang Ramonda dan
Ruang Ursinia sehingga pada ruangan tersebut disediakan tempat
sampah khusus cytotoksik yang telah diberi kantong plastik warna
merah.
 Sampah tumpahan B3 yang berasal dari ruangan pelayanan biasa
dibuang ke dalam kantong warna merah kemudian kantong warna
merah dibuang ke dalam kantong sampah infeksius (warna kuning).
 Sampah tumpahan B3 yang berasal dari gudang B3 di tempatkan
pada tempat sampah B3 yang telah dilapisi kantong warna merah.
- Limbah cair radiologi ditempatkan pada kontainer khusus anti bocor,
kedap air, anti karat dan tertutup yang diberi simbol sesuai karakteristik.
- Sampah-sampah B3 lain (tumpahan merkuri, baterai bekas, aki bekas dan
lampu bekas) dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna merah dan
dibawa langsung ke TPS B3
- Limbah-limbah B3 lain (lumpur IPAL dan oli bekas) dimasukkan ke
dalam tempat yang kedap air, tidak bocor dan tertutup.
- Limbah cair lain yang berasal dari kegiatan yang bukan kategori limbah
cair B3 dibuang langsung melalui wastafel, toilet dan spoel hook.

b. Pelabelan Sampah
Pelabelan sampah diberikan pada tempat samapah yang harus dipasang setiap
hari oleh user.
Pengawasan pemasangan label dilakukan oleh K3RS dan PPIRS setiap bulan

37
c. Pembuangan Sampah
- Pembersihan tempat pembuangan sampah dilakukan setiap kali
mengeluarkan samapah dari tempatnya. Pembersihan ini dilakukan oleh
CS.
- Untuk sampah non infeksius dimasukan kedalam kantong bewarna hitam
yang setelah terisi 2/3 bagian maka kantong akan diikat. Sampah yang
sudah di ikat akan dibawa oleh petugas CS ke TPS minimal 2 kali dalam
satu hari.
- Dan samapah yang ada di TPS akan diangkut oleh dinas kebersihan kota
batam sdetiap harinya.

10. PENGELOLAAN LINEN


Pengelolaan linen meliputi :
a. Penggunaan linen
Pengggunaan linen untuk proses pelayanan dilakukan setiap hari
b. Pengelolaan
Pengelolaan laundry dilakukan setiap hari oleh pihak ketiga dimana
pengelolaan meliputi pengangkutan linen kotor, pencucian linen, penyetrikaan
linen, pendistribusian linen bersih
- Linen kotor ditempatkan pada tempat tertutup dan diletakkan berjauhan
dengan kegiatan pelayanan.
- Proses pengambilan linen kotor dilakukan setiap hari dan tidak
melewati akses umum , apabila melewati akses umum maka linen harus
ditempatkan dalam tempat yang tertutup rapat dan tidak bocor.
- Linen yang terkena cairan tubuh harus diperlakukan sebagai linen
infeksius.
- Linen tidak infeksisus di bersihkan atau dicuci sesuai prosedur
pencucian.
- Proses Quality Control (QC) dilakukan terkait dengan kualitas linen
yang diterima.
- Linen yang reject atau tidak memenuhi Quality Control adalah linen
yang masih mengandung sisa-sisa darah atau cairan tubuh lain, linen
robek, linen berbau tidak sedap, linen belum kering dengan sempurna
dan linen yang kusut.
- Pemilihan outsourcing untuk pengelolaan linen harus melibatkan Tim
PPI. Kunjungan wajib dilakukan dalam proses pengelolaan linen

38
dengan baik. Evaluasi terhadap outsource wajib dilakukan secara
berkala terutama dalam proses dekontaminasi.

c. Pengawasan
Pengawasan penggunaan dan penelolaan linendilakukan setiap hari oleh URT

11. PENGELOLAAN HALAMAN


Pengelolaan halaman meliputi :
a. Pemeliharaan kebersihan
Pemeliharaan kebersihan taman dilakukan oleh petugas CS setiap hari
b. Perawatan tanaman
Perawatan tanaman dilakukan oleh petugas gardener setiap hari.
c. Penyemprotan hama tanam
Penyemprotan hama tanaman setiap bulan sekali

I. SOSIALIASI, PELATIHAN DAN SIMULASI


Sosialisasi adalah kegiatan atau proses penanaman dan pemindahan informasi tentang suatu
aturan yang berlaku
Pelatihan adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
Simulasi adalah kegiatan yang mengimplementasikan suatu aturan yang dibuat
Sosialisasi,pelatihan dan simulasi adalah hal yang saling terkait.Dimana dalam memahami
semua program kerja K3RS maka ketiga metode tadi harus dilaksanakan secara
berkesinambungan.
Kegiatan
Peserta pelatihan :
 Semua karyawan RSUD Cilincing
 Semua pekerja lain yang bekerja di RSUD Cilincing
 Karyawan baru

Metode palatihan,sosialisasi dan simulasi


Diselenggarakan dalam bentuk :
 Sosialisasi
o Ceramah pengenalan program
o Tanya Jawab
o Diskusi
 Pelatihan

39
o Ceramah dan praktek lapangan
o Tanya Jawab
o Diskusi
o Test
 Simulasi
o Pelaksanaan semua hasil sosialisasi dan pelatihan

Cara melaksanakan kegiatan :


1. Sosialisasi
Mendorong semua karyawan maupun pekerja lain memahami semua program K3RS
terkait pengelolaan utility dan kesling
Cara pelaksanaan sosialisasi :
- Menentukan jadwal sosialisasi yang disesuaikan dengan diklat
- Melakukan sosialisasi ke semua unit yang ada di RS

2. Pelatihan eksternal
Mendorong dan memberi kesempatan kepada semua tenaga kesehatan untuk
mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh instansi lain dalam bentuk
seminar/symposium/workshop.
Cara pelaksanaan program pelatihan eksternal :
- Mengisi formulir usulan pelatihan yang telah diketahui dan disetujui
oleh coordinator dan manager terkait, kemudian berkas diserahkan ke
unit Diklat untuk ditindak lanjuti.
- Diklat membuat proposal tentang pelatihan /pendidian dan
meneruskan kepada direktur untuk mendapatkan persetujuan, apabila
proposal disetujui diteruskan ke bagian keuangan dan ke bagian SDM
untuk pembuatan surat kontrak
- Diklat membuat surat tugas untuk peserta yang akan mengikuti
pelatihan eksternal

3. Pelatihan internal
Pelatihan yang diselenggarakan dan dilakukan secara terjadwal oleh diklat RSUD
Cilincing.
Cara pelaksanaan program pelatihan internal :

40
1) Tim K3RS mengusulkan kebutuhan terhadap peningkatan
pengetahuan karyawan kepada diklat
2) Diklat menghubungi semua unit untuk mengirim wakilnya dan diklat
memilih sesuai keiteria kebutuhan tim K3RS
3) Pelatihan dijadwalkan oleh diklat dan dilaksanakan tanpa mengganggu
pelayanan

Jadwal pelaksanaan pelatihan :


Disesuaikan dengan jadwal diklat RSUD Cilincing

Sosialisasi
1) Karyawan baru dilakukan sosialisasi K3RS dijadwalkan sesuai dengan
jadwal orientasi karyawan

2) Karyawan lama dari masing – masing unit dilakukan sosialisasi K3RS 3


bulan sekali dengan pencapaian peserta di akhir tahun 100%
3) Pekerja lain di lingkungan RS dilakukan sosialisasi K3RS secara berkala
setiap 3 bulan sekali secara bergantian

Pelatihan
1) Pelatihan internal dilakukan bersamaan dengan sosialisasi
Cara pelaksanaan program pelatihan internal :
- Tim K3RS mengusulkan kebutuhan terhadap peningkatan
pengetahuan karyawan kepada diklat
- Diklat menghubungi semua unit untuk mengirim wakilnya dan
diklat memilih sesuai keiteria kebutuhan tim K3RS
- Pelatihan dijadwalkan oleh diklat dan dilaksanakan tanpa
mengganggu pelayanan

2) Pelatihan eksternal disesuaikan kebutuhan ketenagaan di unit


Mendorong dan memberi kesempatan kepada semua tenaga kesehatan
untuk mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh instansi lain dalam
bentuk seminar/symposium/workshop.
Cara pelaksanaan program pelatihan eksternal :

41
- Mengisi formulir usulan pelatihan yang telah diketahui dan
disetujui oleh coordinator dan manager terkait, kemudian berkas
diserahkan ke unit Diklat untuk ditindak lanjuti.
- Diklat membuat proposal tentang pelatihan /pendidian dan
meneruskan kepada direktur untuk mendapatkan persetujuan,
apabila proposal disetujui diteruskan ke bagian keuangan dan ke
bagian SDM untuk pembuatan surat kontrak.
- Diklat membuat surat tugas untuk peserta yang akan mengikuti
pelatihan eksternal.

Simulasi
1) Simulasi dilakukan bertujuan untuk melihat kesiap siagaan karyawan
terhadap gangguan listrik, air dan gas medis
2) Simulasi dilakukan secara berkala minimal satu kali dalam satu tahun.

J. EVALUASI
Evaluasi untuk program ini dilakukan berdasarkan :
1. Evaluasi kebijakan dan prosedur dilakukan minimal 1 kali dalam setahun
2. Evaluasi metode, waktu dan kendala pelaksanaan sosialisasi, pelatihan dan simulasi
dilakukan setiap kali melakukan kegiatan pelatihan dan simulasi.
3. Evaluasi berkala program dilakukan satu kali dalam setahun yaitu pada bulan
November.

42
BAB III
PENUTUP

Program ini dibuat sebagai acuan bagi semua unit kerja di RSUD Cilincing dalam merencanakan
pemeliharaan utility dan rencana kesling selama tahun 2018. Bila dalam pelaksanaa program ini
didapatkan kendala dan kesulitan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai keadaan yang actual
maka kami meminta masukan yang positif sebagai bahan evaluasi dari program yang terlaksana
dan menjadikan acuan untuk melakukan perbaikan program tahun berikutnya.

Jakarta, 2 Januari 2018 Mengetahui


Dibuat oleh Direktur RS Umum Daerah Cilincing

Dr Rafael Nanda dr. Netty Siahaan, M.K.M.MARS


NIP. 196104241987112001

43

Anda mungkin juga menyukai