Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan sesuatu hal.
Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu dari diri kita sendiri atu
pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut motivasi itu juga yang menjadi suatu
sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita
inginkan. Dalam hal ini kegiatan yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif
meskipun motivasi kita semua awalnya “baik”.
Motivasi ada banyak jenisnya antara lain motivasi belajar, motivasi berprestasi, motivasi
agresi, motivasi berafiliasi, dll. Dalam hal ini motivasi berprestasi yang akan menjadi topik
utamanya. Hal itu dikarenakan motivasi inilah yang sangat umum di masyarakat.
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving
force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu
mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan
motivasi (niat). Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau
penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. Sedangkan menurut
Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili proses- proses psikologikal, yang
menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela
(volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi, 2002) motivasi merupakan sejumlah proses,
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap
antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga
hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan
yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan
tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such
behavior). McDonald (dalam Soemanto, 1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan
tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai
tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan
keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena
setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang
atas dasar proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga
yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan
manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi
kekuatan bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan,
perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu
dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah Pengertian Motivasi dan Pentingnya Motivasi ?
2. Bagaimanakah Proses Timbulnya Motivasi ?
3. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ?
4. Apa Saja Teori - Teori Motivasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan dalam makalah ini yaitu:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Motivasi Dan Pentingnya Motivasi
2. Untuk Mengetahui Proses Timbulnya Motivasi
3. Untuk Mengetahui Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
4. Untuk Mengetahui Apa Aja Teori – Teori Motivasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Motivasi dan Pentingnya Motivasi

2.1.1 Pengertian Motivasi

1) Menurut Walgito (2002) motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak
atau tomove yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk
berbuat (driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling
terkait dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.
2) Menurut Caplin (1993) motif adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu
yang membangkitkan, memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada
tujuan atau sasaran. Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong
individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu
terhadap situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).
3) Menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam yang
memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang mengarahkan
atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
4) Menurut Gunarsa (2003) terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan sosial.
5) Menurut Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam, yaitu: kebutuhan
fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan seks, kebutuhan
akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam Mahmud, 1990).
6) Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) yang dimaksud motivasi
adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan,
mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tugas tertentu.
7) Menutut Robbins dan Coulter (2004) motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan
upaya itu dalam memenuhi beberapa individu tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu adalah suatu
kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan “sesuatu”. Adanya kebutuhan ini
menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam usahanya mencapia suatu tujuan.

2.1.2 Arti Penting Motivasi

Salah satu tugas menantang seorang manajer adalah menggaransi bahwa tugas atau
pekerjaan yang dilimpahkan kepada anggota dikerjakan sesuai dengan yang dilimpahkan kepada
anggota organisasi dikerjakan sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mewujudkan tugas tersebut,
para manajer harus mampu mendesain suasana yang dapat memotivasi orang lain. Lazimnya
setiap orang yang bekerja dalam suatu organisasi akan terikat oleh “kontrak kerja”, yang
mengatur secara rinci apa yang harus dilakukan, berapa lama dalam sehari bekerja, serta berapa
besar gaji yang menjadi haknya. Tetapi di dalam kontrak tersebut tidak pernah disinggung secara
eksplisif seberapa keras seorang pegawai harus bekerja, seberapa banyak upaya yang harus
dicurahkan dan seberapa positif sikap yang harus ditunjukkan terhadap pekerjaannya. Secara
singkat dapat dikatakan tidak pernah disinggung bagaimana motivasi orang tersebut. Setiap
manajer dalam level manapun akan senantiasa dituntut untuk berbuat sesuatu yang dapat
memengaruhi orang-orang yang dipimpinnya termotivasi, sehingga para anggota organisasi
melakukan tugasnya dengan perasaan yang gembira, tidak tertekan, dan dalam suasana
kegairahan yang tinggi. Sebaliknya para angoota dapat terpenuhi kebutuhannya.

2.2 Proses Timbulnya Motivasi

1) Kebutuhan yang belum terpenuhi


2) Mencari dan memilih cara-cara untuk memuaskan kebutuhan ( di sini akan terlibat
kemampuan, keterampilan dan pengalaman)
3) Perilaku yang diarahkan pada tujuan
4) Evaluasi prestasi
5) Imbalan atau hukuman
6) Kepuasan
7) Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor ini dapat diklasifikasikan
menjadi:

A. Faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Terdiri atas:

a) Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk bertindak.

b) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu
(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan
memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.

c) Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan


informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan
subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.

d) Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri


yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total.
Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang
dialaminya.

e) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri
individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

B. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Terdiri atas:
a) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan
tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu
untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni.
b) Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi
tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku
individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu.
c) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan
dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan
lingkungannya.
d) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari
objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi
motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain
yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar.

Selain itu pengklasifikasian faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi juga dapat dilihat dari :

a) Karakteristik individu

- Minat

- Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan

- Kebutuhan individual

- Kemampuan atas kompetensi

- Pengetahuan tentang pekerjaan

- Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai

Bila faktor-faktor dalam pekerjaan cocok dengan karakteristik individu, orang cenderung untuk
termotivasi menjalankan tugasnya.

a. Pekerjaan

1. Faktor dalam pekerjaan

o Sifat pekerjaan

o Rancangan tugas/pekerjaan
o Pemberian pengakuan terhadap prestasi

o Tingkat tanggungjawab yang diberikan

o Adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan

o Adanya kepuasan dari pekerjaan

2. Faktor lingkungan pekerjaan

o Gaji dan manfaat yang diterima

o Kebijakan-kebijakan perusahaan

o Supervisi

o Hubungan antar manusia

o Kondisi pekerjaan

o Budaya organisasi

2.4 Teori - Teori Motivasi

Teori motivasi muncul sebagai upaya pemimpin organisasi yang mendambakan suatu
situasi di mana seluruh anggota mempunyai gairah kerja dan produktivitas yang tinggi. Robbins
(2001) mengklasifikasikan teori motivasi menjadi dua bagian, yaitu teori dini tentang motivasi
dan teori kontemporer tentang motivasi:

1. Teori Dini tentang Motivasi

a. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow

Teori ini memiliki implikasi praktis bagi manajer karena mampu menawarkan suatu pola yang
mudah dipahami dalam menangani persoalan motivasi di tempat kerja. Maslow
menghipotesakan bahwa pada diri manusia terdapat lima jenjang kebutuhan berikut :

 Kebutuhan fisiologis (Faali), yaitu kebutuhan ragawi seperti sandang, pangan,


papan, kelaparan, kehausan, seks dan kebutuhan fisik lainnya.
 Kebutuhan rasa aman terhadap ancaman fisik dan emosional seperti adanya
kemerdekaan.

 Kebutuhan sosial seperti berkumpul, berkawan dan persahabatan, kasih sayang,


rasa memiliki, penerimaan.

 Kebutuhan penghargaan seperti harga diri, otonomi, prestasi, status, dan


pengakuan.

 Kebutuhan aktualisasi diri, dorongan yang mampu membentuk sesorang untuk


menjadi apa; meliputi pertumbuhan, mencapai potensi kita, dan pemenuhan diri
yaitu pengembangan potensi secara maksimal.

b. Teori X dan Teori Y

Douglas Mc. Gregor mengemukakan dua pandangan berbeda tentang manusia, yaitu :

Teori X (Negatif) Teori Y (Positif)

 Tidak suka pekerjaan  Suka pekerjaan

 Malas  Kreatif

 Tidak suka tanggungjawab  Bertanggungjawab

 Mengedepankan kemanan  Inovatif

Karyawan harus dipaksa agar berprestasi. Pemimpin sebaiknya demokratis, dapat


Manajer dapat menggunakan pendekatan menawarkan sikap membantu, mendukung,
langsung, mengendalikan dan mengawasi dan mempermudah orang-orang dalam
bawahan secara ketat. mengembangkan kreativitas.

c. Teori Motivasi – Higiene atau Teori Dua Faktor oleh Fredrick Herzberg

 Faktor hegiene, yaitu faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegah


ketidakpuasan.
 Faktor motivator, yaitu faktor intrinsik yang membawa pengembangan sikap
positif dan pendorong pribadi, meliputi tanggungjawab, prestasi, pengakuan,
pekerjaan itu sendiri, kemajuan dan tumbuh kembang pribadi.

2. Teori Kontempor tentang Motivasi

a. Teori ERG oleh Clayton Aldefer

Teori ini merupakan modifikasi pengelompokkan kembali teori kebutuhan Maslow. Hal
tersebut karena Aldefer berdalih mungkin saja seorang individu suatu ketika akan memenuhi
beberapa kebutuhannya secara simultan atau serentak.

 Eksistensi (Existance), meliputi jenjang kebutuhan faali dan rasa aman dari
Maslow.

 Hubungan (Relatedness), sama dengan kebutuhan sosial Maslow.

 Pertumbuhan (Growth), mencakup kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri


Maslow.

b. Teori Kebutuhan David McClallend

 Kebutuhan akan prestasi atau Need for Achievement (nAch), yaitu keinginan
untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik, efisien dan unggul.

 Kebutuhan akan kekuasaan atau Need for Power (nPow), yaitu keinginan untuk
mengawasi atau mengendalikan orang lain, mempengaruhi perilaku mereka dan
bertanggungjawab atas orang lain.

 Kebutuhan akan afiliasi atau Need for Affiliation (nAff), yaitu keinginan untuk
membangun dan memelihara hubungan yang bersahabat dan hangat dengan
orang lain.
3. Teori Penetapan Tujuan

Sekitar tahun 1960-an, Edwin Locke menyatakan bahwa maksud-maksud untuk bekerja ke
arah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja yang dikenal sebagai teori
penetapan tujuan.

4. Teori Penguatan

Terdapat tiga jenis penguatan yang dapat digunakan manajer untuk memodifikasi motivasi
karyawan, yaitu:

1) Penguatan positif, yaitu memberikan penghargaan dan kenaikan imbalan atas


prestasi bagus karyawan.

2) Penguatan negative/penghindaran, yaitu mencegah, menghilangkan akibat yang


tidak menyenangkan.

3) Hukuman, yaitu menghindari pengulangan perilaku yang tidak diinginkan.

5. Teori Keadilan/Kesetaraan

Teori ini dikembangkan oleh J. Stacey Adam yang menyatakan bahwa setiap individu
menurut teori ini akan membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan/keluaran orang lain, dan ia akan berespon untuk menghilangkan setiap ketidakadilan
yang dirasakan.

6. Teori Harapan (Ekspektasi)

Victor Vroom mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwal hasil tindakannya
tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut. Teori ini berdalih
bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman seorang individu terhadap hubungan antara usaha
dengan kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan terhadap hasil yang dikaitkan dengan berbagai
tingkat kinerja. Teori ini memfokuskan pada tiga hubungan, yaitu sebagai berikut:

1) Hubungan upaya-kinerja, bahwa individu berpersepsi upaya yang dilakukan akan


mendorong kinerja.
2) Hubungan kinerja-ganjaran, bahwa berprestasi pada suatu tingkat tertentu akan
mendorong tercapainya suatu output yang diinginkan.

3) Hubungan ganjaran-tujuan pribadi, bahwa sejauh ganjaran memenuhi tujuan


pribadi individu dan daya tarik dari ganjaran itu kepadanya.

Jadi, untuk menerapkan teori ini seorang pemimpin wajib memahami tiga hal, yaitu:

1) Harapan (Expectancy), bahwa seseorang dengan bekerja ia akan dapat mencapai


berbagai tingkatan kinerja.

2) Instrumentalitas (insterumentaly), bahwa berbagai hasil kerja akan timbul sebagai


akibat dari pelaksanaan tugas.

3) Valensi, (valence), bahwa nilai yang diberikan seseorang pada hasil kerja tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

3. 1.1 motivasi itu adalah suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan
“sesuatu”. Adanya kebutuhan ini menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam
usahanya mencapia suatu tujuan. Untuk mewujudkan tugas tersebut, para manajer harus
mampu mendesain suasana yang dapat memotivasi orang lain. Lazimnya setiap orang
yang bekerja dalam suatu organisasi akan terikat oleh “kontrak kerja”, yang mengatur
secara rinci apa yang harus dilakukan, berapa lama dalam sehari bekerja, serta berapa
besar gaji yang menjadi haknya.
3.1.2 Mencari dan memilih cara-cara untuk memuaskan kebutuhan ( di sini akan terlibat
kemampuan, keterampilan dan pengalaman)
3.1.3 Faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan Faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu
3.1.4 Teori motivasi muncul sebagai upaya pemimpin organisasi yang mendambakan suatu
situasi di mana seluruh anggota mempunyai gairah kerja dan produktivitas yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA

I Komang, Ardana, dan Ni Wayan Mujiati. (2009). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2015). Perilaku Organisai, Edisi 16. Jakarta:

Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai