Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita, sehingga tugas makalah tentang “ Respirasi Sel ” dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana
pembelajaran bagi kita.

Makalah ini kami buat berdasarkan apa yang telah kami terima dan juga kami kutip
dari berbagi sumber baik dari buku maupun dari media elektronik. Semoga isi dari
makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita.

Selayaknya manusia biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat dianjurkan guna memperbaiki kesalahan dalam makalah
ini. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam isi makalah ini, penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Jember, 28 Oktober 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Respirasi Sel ...................................................................................... 4
2.2 Macam-Macam Respirasi Sel .............................................................................. 5
1. Respirasi Aerob ............................................................................................. 5
a. Glikolisis .............................................................................................. 5
b. Dekarboksilase oksidatif ...................................................................... 10
c. Siklus Kreb ........................................................................................... 12
d. Transport Elektron ............................................................................... 19
2. Respirasi Anaerob ......................................................................................... 21
a. Fermentasi Alkohol .............................................................................. 22
b. Fermentasi Asam Laktat ...................................................................... 23
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 25
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 25
3.2 Saran .................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 27

2
BAB I
PENDAHULUAN

Semua sel aktif senantiasa melakukan respirasi, menyerap 02 dan melepaskan C02
dalam volume yang sama. Proses keseluruhan merupakan reaksi oksidasi reduksi yaitu
senyawa dioksidasi menjadi C02 sedangkan 02 yang diserap direduksi membentuk Hp. Pati,
fruktan, sukrosa, lemak, asam organik, bahkan pada keadaan tertentu protein dapat digunakan
sebagai subtrat respirasi. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di medium air,
dengan pH netral pada suhu sedang. Produk ini meliputi asam amino untuk protein;
nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen porfirin; untuk lemak, sterol
karatenoid, pigmen flavonoid, seperti antosianin, dan senyawa aromatic tertentu.
Biasanya hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi C02
dan H2O sedangkan sisanya digunakan dalam proes sintesis. Energi yang ditangkap dari
proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan atau hewan.
Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada
proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa
pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Substrat yang paling banyak diperlukan
tanaman untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-asam
organik bila dibandingkan dengan lemak dan protein. respirasi dapat dibedakan dalam tiga
tingkat : (a) pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana, (b) oksidasi gula menjadi asam
piruvat dan (c) transformasi piruvat dan asam-asam organik secara aerobic menjadi
karbondioksida, air dan energi. Protein dan lemak dapat pula berperan sebagai substrat dalam
proses pemecahan ini (Paramita, 2010). Berdasarkan ada tidaknya energi pada proses
respirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi
aerob adalah respirasi yang memerlukan energi dan respirasi anaerob adalah respirasi yang
tidak memerlukan energi.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Respirasi Sel


Menurut Winarno dan Kartakusuma (1981), respirasi adalah suatu proses metabolisme
dengan cara menggunakan oksigen dalam pembakaran senyawa yang lebih kompleks seperti
pati, gula, protein, lemak, dan asam organik, sehingga menghasilkan molekul yang sederhana
seperti CO2, air serta energi dan molekul lain yang dapat digunakan oleh sel untuk reaksi
sintesa.
Respirasi adalah suatu proses biologis, yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada
proses pembakaran (oksidatif) yang menghasilkan energi diikuti oleh pengeluaran sisa
pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Substrat yang paling banyak diperlukan
tanaman untuk proses respirasi dalam jaringan tanaman adalah karbohidrat dan asam-asam
organik bila dibandingkan dengan lemak dan protein. respirasi dapat dibedakan dalam tiga
tingkat : (a) pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana, (b) oksidasi gula menjadi asam
piruvat dan (c) transformasi piruvat dan asam-asam organik secara aerobic menjadi
karbondioksida, air dan energi. Protein dan lemak dapat pula berperan sebagai substrat dalam
proses pemecahan ini (Paramita, 2010).
Pada hakikatnya, respirasi adalah pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi
energi bebas yang ditimbun dalam bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber
energi bagi seluruh aktivitas hidup yang memerlukan energi. Menurut Campbell et al (2002),
aktivitas hidup yang memerlukan energi antara lain, kerja mekanis (kontraktil dan motilitas),
transpor aktif (mengangkut molekul zat atau ion yang melawan gradien konsentrasi zat),
produksi panas (bagi tubuh burung dan hewan menyusui). Namun, selain ketiga tujuan
tersebut, energi dibutuhkan oleh tubuh untuk transfer materi genetik dan metabolisme sendiri.
Jadi respirasi seluler adalah proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya akan
energi potensial menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah (proses katabolik) pada
tingkat seluler. Pada respirasi sel,oksigen terlibat sebagai reaktan bersama dengan bahan
bakarorganik dan akan menghasilkan air, karbon dioksida, serta produk energi utamanya
ATP. ATP (adenosin trifosfat) memiliki energi untuk aktivitas sel seperti melakukan sintesis
biomolekul dari molekul pemula yang lebih kecil, menjalankan kerja mekanik seperti pada
kontraksi otot, dan mengangkut biomolekul atau ion melalui membran menuju daerah
berkonsentrasi lebih tinggi.

4
2.2 Macam-Macam Respirasi Sel
1. Respirasi Aerob adalah pemecahan senyawa glukosa dengan memerlukan oksigen .
respirasi aerob terdiri dari glikolisi, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transport
elektron.
a. Pengertian Glikolisis

Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom C)
menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH
(Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron
(H), sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. ATP (adenosin trifosfat)
merupakan senyawa berenergi tinggi. Setiap pelepasan gugus fosfat nya menghasilkan
energi. Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam
piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat
berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP,
serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat
dari molekul yang satu ke molekul yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di
sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan
penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara
lengkap:

Dari skema tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan pada tahap
penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energi yang dihasilkan pada tahap
pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan demikian, selisih energi atau hasil
akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH. Glikolisis adalah rincian sistematis glukosa

5
dan gula lain untuk kekuatan proses respirasi selular. Ini adalah reaksi biokimia universal
yang terjadi dalam setiap organisme uniseluler atau multiseluler yang hidup secara
respirasi aerobik dan anaerobik. Ada jalur metabolik di mana proses ini terjadi. Tahap
glikolisis yang saya hadir di sini merujuk pada jalur tertentu yang disebut embden-
Meyerhof-Parnusjalur. Proses ini adalah bagian kecil dari siklus respirasi seluler dan
metabolisme tubuh secara keseluruhan, diarahkan untuk menciptakan ATP (Adenosine
Triphosphate) yang merupakan mata uang energi tubuh.

 Tahapan glikolisis :

Glikolisis secara harfiah berarti pemecahan glukosa atau dekomposisi. Melalui


proses ini, satu molekul glukosa sepenuhnya dipecah untuk menghasilkan dua
molekul asam piruvat, dua molekul ATP dan dua NADH (Reduced nikotinamida
adenin dinukleotida) radikal yang membawa elektron yang dihasilkan. Butuh
waktu bertahun-tahun penelitian melelahkan dalam biokimia yang
mengungkapkan tahap-tahap glikolisis yang membuat respirasi selular mungkin.
Berikut adalah berbagai tahap yang disajikan dalam urutan awal terjadinya
dengan glukosa sebagai bahan baku utama. Seluruh proses melibatkan sepuluh
tahap dengan membentuk produk pada setiap tahap dan setiap tahap diatur oleh
enzim yang berbeda. Produksi berbagai senyawa di setiap tahap menawarkan
entry point yang berbeda ke dalam proses. Itu berarti, proses ini dapat langsung
mulai dari tahap peralihan jika senyawa yang reaktan pada tahap yang langsung
tersedia.

a. Tahap1: Fosforilasi Glukosa

Tahap pertama adalah fosforilasi glukosa (penambahan gugus fosfat). Reaksi


ini dimungkinkan oleh heksokinase enzim, yang memisahkan satu kelompok
fosfat dari ATP (Adenosine Triphsophate) dan menambahkannya ke glukosa,
mengubahnya menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam proses satu ATP molekul,
yang merupakan mata uang energi tubuh, digunakan dan akan
ditransformasikan ke ADP (Adenosin difosfat), karena pemisahan satu
kelompok fosfat. Reaksi keseluruhan dapat diringkas sebagai berikut:

Glukosa (C6H12O6) + + ATP heksokinase → Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) +


ADP

6
.

b. Tahap 2: Produksi Fruktosa-6 Fosfat

Tahap kedua adalah produksi fruktosa 6-fosfat. Hal ini dimungkinkan oleh
aksi dari enzim phosphoglucoisomerase. Kerjanya pada produk dari tahap
sebelumnya, glukosa 6-fosfat dan berubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang
merupakan isomer nya (Isomer adalah molekul yang berbeda dengan rumus
molekul yang sama tetapi susunan berbeda dari atom). Reaksi seluruh
diringkas sebagai berikut:

Glukosa 6-Fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase (Enzim) →


Fruktosa 6-Fosfat (C6H11O6P1).

c. Tahap 3: Produksi Fruktosa 1, 6-difosfat

Pada tahap berikutnya, Fruktosa isomer 6-fosfat diubah menjadi fruktosa 1, 6-


difosfat dengan penambahan kelompok fosfat. Konversi ini dimungkinkan
oleh fosfofruktokinase enzim yang memanfaatkan satu molekul ATP lebih
dalam proses. Reaksi ini diringkas sebagai berikut:

Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase (Enzim) + ATP →


Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2).

d. Tahap 4: Pemecahan Fruktosa 1, 6-difosfat

Pada tahap keempat, adolase enzim membawa pemisahan Fruktosa 1, 6-


difosfat menjadi dua molekul gula yang berbeda yang keduanya isomer satu
sama lain. Kedua gula yang terbentuk adalah gliseraldehida fosfat dan fosfat
dihidroksiaseton. Reaksi berjalan sebagai berikut:

Fruktosa 1, 6-difosfat (C6H10O6P2) + Aldolase (Enzim) → gliseraldehida


fosfat (C3H5O3P1) + Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1).

e. Tahap 5: interkonversi Dua Glukosa

Fosfat dihidroksiaseton adalah molekul hidup pendek. Secepat itu dibuat, itu
akan diubah menjadi fosfat gliseraldehida oleh enzim yang disebut fosfat

7
triose. Jadi dalam totalitas, tahap keempat dan kelima dari glikolisis
menghasilkan dua molekul gliseraldehida fosfat.

Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + Triose Fosfat → gliseraldehida fosfat


(C3H5O3P1).

f. Tahap 6: Pembentukan NADH & 1,3-Diphoshoglyceric

Tahap keenam melibatkan dua reaksi penting. Pertama adalah pembentukan


NADH dari NAD + (nicotinamide adenin dinukleotida) dengan menggunakan
enzim dehydrogenase fosfat triose dan kedua adalah penciptaan 1,3-
diphoshoglyceric asam dari dua molekul gliseraldehida fosfat yang dihasilkan
pada tahap sebelumnya. Reaksi keduanya adalah sebagai berikut:

Fosfat dehidrogenase Triose (Enzim) + 2 NAD + + 2 H-→ 2NADH (Reduced


nicotinamide adenine dinucleotide) + 2 H + Triose fosfat dehidrogenase
gliseraldehida fosfat + 2 (C3H5O3P1) + 2P (dari sitoplasma) → 2 molekul
asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2).

g. Tahap 7: Produksi ATP & 3-fosfogliserat Asam

Tahap ketujuh melibatkan penciptaan 2 molekul ATP bersama dengan dua


molekul 3-fosfogliserat asam dari reaksi phosphoglycerokinase pada dua
molekul produk 1,3-diphoshoglyceric asam, dihasilkan dari tahap sebelumnya.

2 molekul asam 1,3-diphoshoglyceric (C3H4O4P2) + + 2ADP


phosphoglycerokinase → 2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + 2ATP
(Adenosine Triphosphate).

h. Tahap 8: Relokasi Atom Fosfor

Tahap delapan adalah reaksi penataan ulang sangat halus yang melibatkan
relokasi dari atom fosfor dalam 3-fosfogliserat asam dari karbon ketiga dalam
rantai untuk karbon kedua dan menciptakan 2 - asam fosfogliserat. Reaksi
seluruh diringkas sebagai berikut:

2 molekul 3-fosfogliserat acid (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase (enzim)


→ 2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1).

8
i. Tahap 9: Penghapusan Air

enolase enzim datang ke dalam bermain dan menghilangkan sebuah molekul


air dari 2-fosfogliserat acid untuk membentuk asam yang lain yang disebut
asam phosphoenolpyruvic (PEP). Reaksi ini mengubah kedua molekul 2-
fosfogliserat asam yang terbentuk pada tahap sebelumnya.

2 molekul asam 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase (enzim) -> 2 molekul


asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + H2O2.

j. Tahap 10: Pembentukan piruvat Asam & ATP

Tahap ini melibatkan penciptaan dua molekul ATP bersama dengan dua
molekul asam piruvat dari aksi kinase piruvat enzim pada dua molekul asam
phosphoenolpyruvic dihasilkan pada tahap sebelumnya. Hal ini dimungkinkan
oleh transfer dari atom fosfor dari asam phosphoenolpyruvic (PEP) untuk ADP
(Adenosin trifosfat).

2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP) (C3H3O3P1) + + 2ADP kinase


piruvat (Enzim) → 2ATP + 2 molekul asam piruvat.

Seperti yang Anda lihat, semua tahap sebagian besar melibatkan manipulasi
kelompok fosfat dan kemudian atom fosfor yang dimungkinkan oleh berbagai
enzim dalam sitoplasma. Enzim seperti katalis yang membuat reaksi mungkin
dan kemudian melepaskan diri.

 Proses Reaksi glikolisis (respirasi aerob)


Proses Reaksi Glikolisis (respirasi aerob)- Glikolisis merupakan reaksi
tahap pertama secara aerob (cukup oksigen) yang berlangsung dalam
mitokondria. Glikolisis berasal dari kata glyco = gula, lysis = memecah.
Semua kehidupan di bumi melakukan glikolisis. Tahap glikolisis tidak
memerlukan oksigen dan tidak menghasilkan banyak energi. Tahap glikolisis
merupakan awal terjadinya respirasi sel. Glikolisis terjadi dalam sitoplasma
dan hasil akhir glikolisis berupa senyawa asam piruvat. Glikolisis memiliki
sifat-sifat, antara lain: glikolisis dapat berlangsung secara aerob maupun
anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP dan ADP, serta peranan ATP dan
ADP pada glikolisis adalah memindahkan (mentransfer) fosfat dari molekul

9
yang satu ke molekul yang lain. Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di
sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5
tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan pelepasan energi. Berikut ini reaksi
glikolisis secara lengkap:
Molekul glukosa akan masuk ke dalam sel melalui proses difusi. Agar
dapat bereaksi, glukosa diberi energi aktivasi berupa satu ATP. Hal ini
mengakibatkan glukosa dalam keadaan terfosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat
yang dibantu oleh enzim heksokinase.Glikolisis ini terjadi pada saat sel
memecah molekul glukosa yang mengandung 6 atom C (6C) menjadi 2
molekul asam piruvat yang mengandung 3 atom C (3C) yang melalui dua
rangkaian reaksi yaitu rangkaian I (pelepasan energi) dan rangkaian II
(membutuhkan oksigen).
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif adalah reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C
menjadi senyawa baru yang beratom 2C, yaitu asetil koenzim-A (asetil koA). Reaksi
dekarboksilasi oksidatif ini (disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap persiapan
untuk masuk ke siklus Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran
mitokondria. Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat molekul oksigen yang cukup
maka asam piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang
bertempat di matriks mitokondria. Jika tidak terdapat molekul oksigen yang cukup maka
asam piruvat akan menjalani reaksi fermentasi. Akan tetapi, asam piruvat yang mendapat
molekul oksigen yang cukup akan meneruskan tahapan reaksi yaitu ke siklus krebs.
Namun, asam piruvat ini tidak dapat begitu saja masuk ke dalam siklus Krebs, karena
asam piruvat memiliki atom C terlalu banyak, yaitu 3 buah. Persyaratan molekul yang
dapat menjalani siklus Krebs adalah molekul tersebut harus mempunyai dua atom C
(2C). Karena itu, asam piruvat akan menjalani reaksi dekarboksilasi oksidatif.

10
Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap
reaksi penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam
trikarboksilat (daur Krebs). Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks piruvat dehidrogenase
dalam matriks mitokondria melibatkan tiga macam enzim yaitu piruvat dehidrogenase,
dihidrolipoamid asetil transasetilase, dan dihidrolipoamid dehidrogenase dan lima
macam gugs prostetik yaitu Tiamin pirofosfat (TPP), asam lipoat, koenzim-A, Flavin
Adenin Dinukleotida (FAD), dan Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD) yang
berlangsung dalam lima tahap reaksi. Pertama-tama, molekul asam piruvat yang
dihasilkan reaksi glikolisis akan
melepaskan satu gugus karboksilnya yang sudah teroksidasi sempurna dan
mengandung sedikit energi, yaitu dalam bentuk molekul CO2. Setelah itu, 2 atom karbon
yang tersisa dari piruvat akan dioksidasi menjadi asetat (bentuk ionisasi asam asetat).
Selanjutnya, asetat akan mendapat transfer elektron dari NAD+ yang tereduksi menjadi
NADH. Kemudian, koenzim A (suatu senyawa yang mengandung sulfur yang berasal
dari vitamin B) diikat oleh asetat dengan ikatan yang tidak stabil dan membentuk gugus
asetil yang sangat reaktif, yaitu asetil koenzim-A, yang siap memberikan asetatnya ke
dalam siklus Krebs untuk proses oksidasi lebih lanjut. Selama reaksi transisi ini, satu
molekul glukosa yang telah menjadi 2 molekul asam piruvat lewat reaksi glikolisis
menghasilkan 2 molekul NADH.
Dekarboksilasi oksidatif akan mengubah asam piruvat menjadi asetil ko-A. Tahap ini
terjadi dalam beberapa reaksi yang dikatalisis oleh kompleks enzim yang disebut piruvat
dehidrogenase. Enzim ini terdapat pada mitokondria pada sel eukariotik, sedangkan pada
prokariotik terdapat pada sitoplasma. Hasil dari dekarboksilasi oksidatif adalah molekul
asetil ko-A, NADH, dan CO2. Satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua molekul
asam piruvat dalam glikolisis,

11
artinya proses dekarboksilasi oksidatif untuk satu molekul glukosa akan menghasilkan 2
molekul asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2. Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini bersifat
irreversible
c. Siklus Krebs

Siklus krebs adalah salah satu reaksi yang terjadi dari rangkaian reaksi metabolisme

sel di dalam mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan

ekuivalen hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan

ATP sebagai pemenuh kebutuhan energi jaringan. Siklus ini dinamakan siklus krebs

karena yang menemukan adalah Mr. Krebs atau Sir Hans Adolf Krebs (1900-1981) pada

tahun 1937, seorang ahli biokimia terkenal yang menemukan metabolisme karbohidrat.

Nama lain dari siklus krebs yaitu siklus asam sitrat karena senyawa pertama yang

terbentuk adalah asam sitrat juga siklus asam trikarboksilat (-COOH) karena hampir di

awal-awal siklus krebs, senyawanya tersusun dari asam trikarboksilat. Trikarboksilat itu

merupakan gugus asam (-COOH). Siklus krebs merupakan jalur metabolisme utama dari

berbagai senyawa hasil metabolisme, yaitu hasil katabolisme karbohidrat, hasil

katabolisme lemak dan hasil katabolisme protein.

 Fungsi siklus krebs

Siklus krebs sebagai siklus penting dalam metabolisme sel, memiliki fungsi

tersendiri. Berikut fungsi dari siklus krebs:

A. Sebagai jalur akhir oksidasi KH, Lipid dan Protein. KH, lipid dan protein semua
akan dimetabolisme menjadi asetyl-KoA.
B. Untuk mempertahankan kadar glukosa dalam keadaan normal
C. Menghasilkan sebagian besar CO2
D. Metabolisme lein yang menghasilkan CO2 misalnya jalur pentosa fosfat atau P3
(pentosa phospat pathway) atau harper heksosa monofosfat.
E. Sumber enzim-enzim tereduksi yang mendorong Rantai Respirasi
F. Merupakan alat agar tenaga yang berlebihan dapat digunakan untuk sintesis
lemak
12
G. Menyediakan prekursor-prekursor penting untuk sub unit yang diperlukan
dalam sintesis berbagai molekul
H. Menyediakan mekanisme pengendalian langsung atau tidak langsung untuk
lain-lain sistem enzim

 Mekanisme siklus krebs

Siklus krebs yang merupakan tahapan kedua dari proses respirasi seluler

setelah proses glikolisis. Hasil dari glikolisis dibutuhkan dalam siklus krebs.

Karena glikolisis terjadi di dalam sitoplasma dan siklus krebs dalam

mitokondria, maka hasil glikolisis harus terlebih dahulu masuk ke dalam

mitokondria melalui proses dekarboksilasi oksidatif. Hasil dari dekarboksilasi

oksidatif adalah molekul asetil ko-A, NADH, dan CO2. Satu molekul glukosa

akan diubah menjadi dua molekul asam piruvat dalam glikolisis, artinya proses

dekarboksilasi oksidatif untuk untuk satu molekul glukosa akan menghasilkan 2

molekul asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2. Hasil inilah yang akan digunakan

dalam siklus krebs

 Tahapan Siklus Krebs

Siklus krebs memiliki tahapan yang kontinu. Jika telah mencapai tahap akhir,

maka terus berulang dari tahap awal kembali.

a. Tahap I Pembentukan Sitrat

13
Pada tahap pertama ini, asetil ko-A akan berikatan dengan oksaloasetat

membentuk sitrat. Reaksi pada tahap pertama ini dibantu dengan enzim

sitrat sintase.

PEMBENTUKAN SITRAT

b. Tahap II Isomerase Sitrat

Selanjutnya, sitrat yang telah terbentuk pada tahap pertama disusun

kembali untuk membentuk isomer isositrat oleh enzim acontinase. Pada

reaksi ini molekul air dihapus dari asam sitrat dan kemudian dimasukkan

kembali ke lokasi lain. Transformasi terjadi dari perpindahan gugus OH

dari posisi 3 ke 4 pada reaksinya dan menghasilkan isositrat.

14
ISOMERASI SITRAT

c. Tahap III Isositrat Dehidrogenase

Isositrat diubah menjadi α-ketoglutarat oleh enzim isositrat

dehidrogenese. Reaksi ini melepaskan CO2 dan menghasilkan NADH.

Enzim isositrat dehidrogenase mengkatalisis oksidasi dari gugus -OH

pada posisi 4 dari isositrat untuk menghasilkan perantara yang kemudian

memiliki molekul karbon dioksida dihapus dari untuk menghasilkan α-

ketoglutarat. Oksidasi isositrat menjadi α-ketoglutarat kemudian

membentuk senyawa antara oksalosuksinat yang berikatan dengan enzim

isositrat dehidrogenase dengan NAD sebagai koenzim.

ISOSITRAT DEHIDROGENASE

d. Tahap IV α-Ketoglutat Dehidrogenase Kompleks

α-ketoglutarat teroksidasi, karbon dioksida akan dihapus, dan

koenzim A ditambahkan untuk membentuk senyawa 4-karbon suksinil-

KoA. Selama oksidasi ini, NAD+ direduksi menjadi NADH2. Enzim

yang mengkatalisis reaksi ini adalah α-ketoglutarat dehidrogenase.

Oksidasi αketoglutarat menjadi suksinat melalui pembentukan suksinil

15
ko-A, merupakan reaksi yang irreversibel dan dikatalisis oleh enzim α-

ketoglutarat dehidrogenase. Suksisnil ko-A adalah senyawa tioester yang

berenergi tinggi. Selanjutnya suksinil ko-A melepaskan ko–A dengan

dirangkaikan dengan reaksi pembentuk energi GTP dari GDP. GTP yang

terbentuk dipakai untuk sintesis ATP dari ADP dengan enzim nukleosida

difosfat kinase. Pembentukan GTP dikaitkan dengan reaksi deasilasi

suksinil ko-A ini disebut “fosforilasi tingkat substrat”.

α-Ketoglutat Dehidrogenase Kompleks

e. Tahap V Suksinat Thikonase

Ko-A dihapus dari suksinil-KoA untuk menghasilkan suksinat. Suksinat

dioksidasi menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase dengan FAD

sebagai koenzim. FAD berperan sebagai gugus penerima hydrogen. Energi

yang dilepaskan digunakan untuk membuat guanosin trifosfat (GTP) dari

guanosin difosfat (GDP) oleh fosforilasi tingkat substrat. GTP kemudian dapat

digunakan untuk membuat ATP. Enzim suksinil-KoA sintase mengkatalisis

reaksi ini dari siklus asam sitrat.

f. Tahap VI Suksinat Dehidrogenase

Suksinat dioksidasi menjadi fumarat. Selama oksidasi ini, FAD direduksi

menjadi FADH2. Enzim suksinat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan

16
dua hidrogen dari suksinat. Reaksi reversibel penambahan satu molekul H2O

ke ikatan rangkap fumarat, menghasilkan malat yg dikatalisis oleh fumarase.

SUKSINAT DEHIDROGENASE

g. Tahap VII Hidrasi

Hidrasi menambahkan atom hydrogen pada ikatan ganda karbon yang

ada pada fumarat menjadi L-malat dikatalisis oleh enzim fumarase (fumarat

hidratase). Fumarase berlanjut ke proses penataan ulang dengan menambahkan

hidrogen dan oksigen kembali ke substrat yang telah dihapus sebelumnya.

TAHAP HIDRASI SIKLUS KREBS

h. Tahap VIII Regenerasi Oksaloasetat

Senyawa awal dari siklus asam sitrat oleh dehidrogenase malat. Selama

oksidasi ini, NAD+ direduksi menjadi NADH2. L-malat dioksidasi menjadi

oksaloasetat oleh enzim L-malat dehidrogenase yg berikatan dengan NAD

(reaksi endergonik) atau laju reaksi berjalan ke kanan,karena reaksi berikut

17
kondensasi oksaloasetat denga asetil ko-A yaitu reaksi eksergonik yang

irreversible.

REGENERASI OKSALOASETAT

i. Hasil Siklus Krebs

Hasil akhir dari siklus krebs berupa 2 molekul asetil ko-A. Jika diuraikan

maka, ATP yang berjumlah 2 molekul, FADH2 yang berjumlah 2 molekul

menghasilkan 4 ATP, NADH yang berjumlah 6 molekul menghasilkan 18

ATP dan juga CO2 dengan jumlah 2 molekul. Juga dihasilkan 8 molekul

hydrogen yang direaksikan dengan oksigen membentuk air. Hasil dari siklus

krebs ini digunakan dalam tahapan transport electron seperti FADH2 dan

NADH.

18
d. Transport Elektron

Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi) dari

NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus

krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria, yang dibantu oleh

kelompok-kelompok protein yang terdapat pada membran tersebut. Proses ini disebut

juga dengan fosforilasi oksidatif dan ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy

dan Albert Lehninger. Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan

dalam bentuk ATP yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi anaerob.

Respirasi aerob merupakan proses pemecahan glukosa menghasilkan energi dengan

adanya oksigen yang akan menghasilkan sisa air dan karbondioksida. Sedangkan repirasi

anaerob merupakan pemecahan glukosa menghasilkan energi tanpa adanya oksigen

dengan hasil akhir berupa asam laktat (pada hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan

alkohol (pada jamur bersel satu / yeast). Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih

banyak (36 / 38 ATP) dibandingkan energi yang dihasilkan melalui respirasi anaerob (2

ATP).

Oleh karena itu, tubuh selalu mengutamakan terjadinya respirasi aerob dibandingkan

anaerob. Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi

oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron. Transfer elektron merupakan tahapan

terakhir dari respirasi aerob yang nantinya akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai

hasil akhirnya. Dalam transfer elektron, oksigen berperan sebagai penerima elektron

terakhir yang nantinya akan membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel. Disebut

dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron dari satu

protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH dan

FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya. Elektron akan ditransfer dari tingkat energi

19
tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan energi yang

akan digunakan untuk membentuk ATP.

Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek protein II,

ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein IV. Elektron

akan ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk ATP. Sedangkan

molekul O2 akan berperan sebagai penerima elekron terakhir yang nantinya akan berubah

menjadi H2O. ATP akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase melalui proses yang disebut

kemiosmosis.

Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut.

1. NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa ini
membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria
menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan berubah
menjadi NAD+.
2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.

20
5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian berikatan
dengan 2 ion H+ membentuk H2O.
7. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut akan
kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase.
8. Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP
secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks,
maka terbentuklah 3 molekul ATP.
9. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.

2. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob dapat berlangsung di dalam udara yang bebas, tetapi proses ini

tidak menggunakan O2 yang tersedia di dalam udara itu. Respirasi anaerob juga lazim

disebut fermentasi, meskipun tidak semua fermentasi itu anaerob. Tujuan fermentasi

sama dengan tujuan respirasi yaitu untuk memperoleh energi. Energi yang didapat

melalui fermentasi lebih sedikit dibandingkan dengan respirasi biasa. Fermentasi banyak

tetjadi pada peragian alkohol atau alkoholisasi. Meskipun pembuatan minuman keras itu

telah dikenal sejak permulaan sejarah manusia, namun baru pada abad ke 19 diketahui

orang bahwa alkohol yang timbul itu disebabkan oleh mikroorganisme bersel satu yang

disebut ragi (Saccharomyces) peristiwa ini ditemukan oleh Pasteur (1857). Kemudian

Buchner (1896) membuktikan bahwa alkoholisasi tidak mutlah dilakukan oleh sel-sel

ragi yang masih hidup. Temyata sel-sel yang sudah mati dapat juga melangsungkan

peristiwa tersebut. Dengan demikian jelaslah bahwa ragi-ragi itu mengandung zat-zat

yang menyelenggarakan alkoholisasi tersebut yang disebut dengan zimase. Fruktosa,

galaktosa dan manosa dapat langsung dialkoholisasikan oleh sel-sel ragi kecuali glukosa,

disakarida juga dapat dialkoholisasi ( misa1 maltosa dan sukrosa dapat dijadikan

21
substrat). Substrat ini kemudian diubah menjadi monosakarida oleh enzim-enzim maltase

dan sukrase: enzim-enzim ini juga dimiliki oleh sel-sel ragi. Dari persamaan reaksi

seperti disebut diatas ini nyatalah, bahwa O2 tidak diperlukan ; juga didalam proses ini

hanya ada pengubahan zat organik yang satu menjadi zat organik yang lain (gula

alkohol), dimana pada hakekatnya hanya ada pergeseran tempat-tempat antara molekul

glukosa dan molekul alkohol. Oleh karena itu, maka respirasi semacam ini dapat juga

disebut respirasi intramolekul, mengingat bahwa perubahan semacam ini hanya terdapat

di dalam molekul saja. Oleh karena itu respirasi anaerob dibagi menjadi dua yaitu

fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.

1. Fermentasi Alkohol

Beberapa organisme seperti khamir (Saccharomyces cereviceace) melakukan


fermentasi alkohol. Organisme ini mengubah glukosa melalui fermentasi menjadi
alkohol (etanol).

Bagan fermentasi alkohol


Proses fermentasi alkohol diawali dengan pemecahan satu molekul glukosa menjadi
dua molekul asam piruvat. Pada proses tersebut, dibentuk juga 2 ATP dan 2 NADH.
Setiap asam piruvat diubah menjadi asetildehid dengan membebaskan CO2.

22
Asetildehid diubah menjadi etanol dan NADH diubah menjadi NAD+untuk
selanjutnya digunakan dalam glikolisis kembali. Fermentasi alkohol merupakan jenis
fermentasi yang banyak digunakan manusia selama ribuan tahun dalam pengolahan
bahan makanan. Khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti dan minuman
beralkohol.
2. Fermentasi Asam Laktat
Sama halnya dengan fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat dimulai dengan tahap
glikolisis. Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel otot dan beberapa sel lainnya,
serta beberapa bakteri asam laktat. Pada otot, proses ini dapat menyediakan energi
yang dibutuhkan secara cepat. Akan tetapi, penumpukan asam laktat berlebih dapat
menyebabkan otot lelah. Asam laktat berlebih dibawa darah menuju hati untuk diubah
kembali menjadi asam piruvat. Industri susu menggunakan fermentasi asam laktat
oleh bakteri untuk membuat keju dan yoghurt.

Bagan fermentasi asam laktat

Glukosa akan dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat melalui glikolisis, membentuk
2 ATP dan 2 NADH. NADH diubah kembali menjadi NAD+ saat pembentukan asam
laktat dari asam piruvat. Fermentasi asam laktat tidak menghasilkan CO2, seperti
halnya fermentasi alkohol.

23
24
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.
Menurut Winarno dan Kartakusuma (1981), respirasi adalah suatu proses
metabolisme dengan cara menggunakan oksigen dalam pembakaran senyawa yang
lebih kompleks seperti pati, gula, protein, lemak, dan asam organik, sehingga
menghasilkan molekul yang sederhana seperti CO2, air serta energi dan molekul lain
yang dapat digunakan oleh sel untuk reaksi sintesa. Pada hakikatnya, respirasi adalah
pemanfaatan energi bebas dalam makanan menjadi energi bebas yang ditimbun dalam
bentuk ATP. Dalam sel, ATP digunakan sebagai sumber energi bagi seluruh aktivitas
hidup yang memerlukan energi. Respirasi terbagi menjadi dua bagian yaitu respirasi
aerob dan anaerob. Respirasi aerob didalam sel terdapat glikolisis, dekarboksilase
oksidatif, transport elektron, dan yang terakhir adalah siklus kreb. Glikolisis adalah
rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa (yang memiliki 6 atom C) menjadi asam
piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH, dan ATP. NADH (Nikotinamida
Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim yang mengikat elektron (H),
sehingga disebut sumber elektron berenergi tinggi. Dekarboksilasi oksidatif adalah
reaksi yang mengubah asam piruvat yang beratom 3 C menjadi senyawa baru yang
beratom 2C, yaitu asetil koenzim-A (asetil koA). Reaksi dekarboksilasi oksidatif ini
(disingkat DO) sering juga disebut sebagai tahap persiapan untuk masuk ke siklus
Krebs. Reaksi DO ini mengambil tempat di intermembran mitokondria. Siklus krebs
adalah salah satu reaksi yang terjadi dari rangkaian reaksi metabolisme sel di dalam
mitokondria yang membawa katabolisme residu asetyl, membebaskan ekuivalen
hidrogen, yang dengan oksidasi menyebabkan pelepasan dan penangkapan ATP
sebagai pemenuh kebutuhan energi jaringan. Transfer elektron atau transpor elektron
merupakan proses produksi ATP (energi) dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan
dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di
membran dalam mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-kelompok protein yang
terdapat pada membran tersebut. respirasi anaerob dibagi menjadi dua yaitu
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
3.2 Saran.
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan agar makalah tersebut dapat digunakan
secara maksimal, sehingga dapat menjadikan makalah ini sebagai literasi yang baik

25
bagi para pemburu pengetahuan, khususnya bagi pelajar yang ingin mempelajari ilmu
tentang respirasi sel ini.

26
DAFTAR PUSTAKA

Internet Online :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195904011983032-
SOESI_ASIAH_SOESILAWATY/Media_Pembelajaran_Anfisman/METABOLISME/
anfisman.pdf. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2018, pukul 12:56 WIB.

Internet Online :
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/24306/e1534bad798b292d118f23cc3533af
b2. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2018, pukul 13:20 WIB.

Internet Online :
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195904011983032-
SOESI_ASIAH_SOESILAWATY/Media_Pembelajaran_Anfisman/METABOLISME/
anfisman.pdf. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2018, pukul 13:30 WIB.

Internet Online : http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/biokimia/bab%2016.pdf.


Diakses pada tanggal 21 Oktober 2018, pukul 08:10 WIB.

27

Anda mungkin juga menyukai