Anda di halaman 1dari 16

Setelah 30 menit meletakkan sayatan epidermis tadi di atas gelas objek.

Gelas objek ini sebelumnya ditetesi larutan sukrosa dengan kosentrasi


larutan sukrosa pada masing-masing botol. Dengan pertolongan ujung
kemudian menutup gelas objek dengan menggunakan gelas penutup.
Mengamati sayatan epidermis tadi dibawah mikroskop periksa

Menentukan ± 100 sel epidermis yang tampak dibawah mikroskop.


menghitunglah jumlah sel yang berplasmolisis dan yang tidak
berplasmolisis. Kemudian mencatatlah hasil perhitungan dalam suatu
tabel. Kemudian menghitunglah presentase sel yang mengalami
plasmolisis.Mengamati sayatan epidermis tadi dibawah mikroskop
periksa

Mencarilah kosentrasi larutan sukrosa 50% jumlah epidermis yang


mengalami plasmolisis. Untuk menentukan kosentrasi larutan yang
menyebabkan plasmolisis insipient. Kemudian Mengamati sayatan
epidermis tadi dibawah mikroskop periksa

Sel epidermis pada keadaan plasmolisis insipient memiliki potensial


osmosis sama dengan potensial osmosis larutan yang digunakan.
menghitunglah nilai potensial osmosis cairan sel dengan menggunakan
−22,4 𝑀𝑇
rumus :Potensial osmosis (Ψ) = 𝐚𝐭𝐦
273
2.3 Dokumentasi Prosedur Kerja Praktikum Tekanan Osmosis Pada Sel Daun Rhoeo
discolor
No Dokumentasi Keterangan
1
Mengisi botol vial dengan 10 ml larutan
sukrosa

2
Membuat sayatan membujur epidermis
bawah daun Rhoeo discolour yang berwarna
ungu.

3
Memasukan 2-3 sayatan epidermis ke dalam
masing-masing botol vial yang sudah berisi
larutan

4
Membiarkan sayatan sel daun preparat yang
sudah dibuat selama 15 menit

5
Mengamati preparat dibawah mikroskop dan
menghitung jumlah sel yang terplasmolisis
dan tidak terplasmolisis
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel Hasil Pengamatan Tekanan Osmosis Pada Sel Rhoeo discolor
No Kosentrasi Dokumentasi Gambar Tangan Keterangan %
1. 0,16 Terplasmolisis : 60 57, 1 %
sel
Kurang plasmolysis :
16 sel
Tidak Terplasmolisis
: 29 sel

2. 0,20 Terplasmolisis : 40 30,7 %


sel
Kurang plasmolysis :
70 sel
Tidak Terplasmolisis
: 20 sel

3. 0,16 Terplasmolisis : 82 73,8 %


sel
Kurang plasmolysis :
25 sel
Tidak Terplasmolisis
: 4 sel
4. 0,24 Terplasmolisis : 63 20.5 %
sel
Kurang plasmolysis :
90 selTidak
Terplasmolisis : 154
sel
5. 0,26 Terplasmolisis : 85 5,78 %
sel
Kurang plasmolysis :
9 sel
Tidak Terplasmolisis
: 53 sel

3.1 Hasil perhitungan Tekanan Osmosis Pada Sel Rhoeo discolor


1. Hasil Perhitungan Konsentrasi Sukrosa 0.16 M
a. Mencari volume larutan sukrosa stok (V1)
V1.M1 = V2.M2
V1.1 = 100.0,16
V1 = 16
Volume akhir = Volume Larutan Sukrosa + Aquades
(100ml) = 16 + 84
b. Mencari konsentrasi larutan gula pada saat plasmolysis insipient (M)
M = 0,16 x 0,1 l = 0,016
= 0,016 x 342= 5,472 gr
= 100 x 5,472 = 547,2 ml
c. Mencari potensial osmosis (Ψ)
−22,4 𝑀𝑇
Ψ= atm
273
−22,4 𝑥 547,2 𝑥 2730
= atm
273

= -122,572 atm
d. Mencari cairan sel yang terplasmolisis (%)
Jumlah sel plasmolisis
% Plasmolisis = . 100 %
Jumlah total sel
60
= 105. 100
60
= 105

= 57, 1 %
2. Hasil Perhitungan Konsentrasi Sukrosa 0,20 % M
a. Mencari volume larutan sukrosa stok (V1)
V1.M1= V2.M2
V1. 1 = 100 x 0,20
V1 =20
Volume akhir = Volume sukrosa + Volume aquadest
100 ml = 20+80
b. Mencari konsentrasi larutan gula pada saat plasmolysis insipient (M)
M= 0,20 M x 0,1 l = 0,02 ml
= 0,02 ml x 342 gram = 6,84gram
= 100 x 6,84 gram = 684 ml aquadest
c. Mencari potensial osmosis (Ψ)
−22,4 𝑀𝑇
(Ψ) = atm
273
−22,4 𝑥 6,84 𝑥 2730
= 273

= - 1.532,16 atm
d. Mencari cairan sel yang terplasmolisis (%)
jumlah sel plasmolisis
%plasmolisis = 𝑥 100%
jumlah total sel
40
% plasmolisis = 130 𝑥 100

% plasmolisis = 30,7 %
3. Hasil Perhitungan Konsentrasi Sukrosa 0,16 M
a. Mencari volume larutan sukrosa stok (V1)
V1.M1 = V2.M2
V1. 1 = 100 x 0,16
V1 = 16
Volume akhir = Volume sukrosa + Volume aquadest
100 ml = 16 + 84
b. Mencari konsentrasi larutan gula pada saat plasmolysis insipient (M)
M = 0,16 M x 0,1 l = 0,016 ml
= 0,016 x 342 gram = 5,472 gram
= 100 x 5,472
= 547,2 ml aquadest
c. Mencari potensial osmosis (Ψ)
−22,4 𝑀𝑇
(Ψ) = atm
273
−22,4 𝑥 547,2 𝑥 2730
= 273

= - 122.572,8 atm
d. Mencari cairan sel yang terplasmolisis (%)
Diketahui : Sel yang berplasmolisis = 82 sel
Sel yang tidak berplasmolisis = 4
Sel yang kurang terplasmolisi = 25
jumlah sel plasmolisi
Jawab : 𝑥 100%
jumlah sel total
82
: 111 𝑥 100%

: 73,8 %
4. Hasil Perhitungan Konsentrasi Sukrosa 0,24 M
a. Mencari volume larutan sukrosa stok (V1)
V1.M1 = V2.M2
V1x1 = 100x0,24
V1 = 24
Volume akhir = volume larutan sukrosa + aquadest
(100 ml ) = 24 + 76
b. Mencari konsentrasi larutan gula pada saat plasmolysis insipient (M)
M = 0,24 X 0,1 l = 0,024
= 0,024 X 342 gr = 8, 208
= 100 X 8,208 = 820,8
c. Mencari potensial osmosis (Ψ)
−22,4 MT×820,8 ×2730
Ψ= 𝑎𝑡𝑚
273
−50.193.561,6
Ψ= 𝑎𝑡𝑚
273

Ψ = −183.859,2
d. Mencari cairan sel yang terplasmolisis (%)
jumlah sel plasmolisi
%plasmolisis = 𝑥 100%
jumlah total sel
63
% plasmolisis = 307 𝑥 100%

% plasmolisis = 20.5 %
5. Hasil Perhitungan Konsentrasi Sukrosa 0,26 M
a. Mencari volume larutan sukrosa stok (V1)
V1.M1 = V2.M2
V1.1 = 100 . 0,26
V1 = 26
Volume akhir = Volume Larutan Sukrosa + Aquades
(100ml) = 26 + 74
b. Mencari konsentrasi larutan gula pada saat plasmolysis insipient (M)
M = 0,26 x 0,1 L = 0,026
= 0,026 x 342 = 8,892 gr
= 100 ml x 8,892 gr = 889,2 ml
c. Mencari potensial osmosis (Ψ)
−22,4 𝑀𝑇
Ψ = atm
273
−22,4 𝑥 889,2 𝑥 2730
= atm
273

= -199.180,8 atm
d. Mencari cairan sel yang terplasmolisis (%)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑙𝑎𝑠𝑚𝑜𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠
% Plasmolisis = . 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙
85
= 147. 100 %
85
= 147

= 5,78 %
BAB Vl
PEMBAHASAN

Pada tanggal 7 November 2019 telah dilakukan praktikum tentang tekanan osmosis
dengan menggunakan bahan Rheo discolor. Praktikum ini dilakukan di laboratorium Biologi
Dasar Universitas Muhammadiyah Jember dengan tujuan setelah menyelasaikan acara
praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menghitung tekanan osmosis cairan sel. Dibawah
ini akan dibahas tentang hasil pengamatan yang telah dilakukan.

4.1 Prosedur Kerja Tekanan Osmosis Pada Sel Daun Rhoeo discolor, Hasil Pengamatan
Dan Perbandingan Literature
Ada beberapa prosedur kerja yang harus diperhatikan dalam melakukan praktikum
tentang tekanan osmosis pada sel Rheo discolor antara lain langkah pertama menimbang
sukrosa 242 gram , membuat larutan stok sukrosa dengan cara melarutkan 2412 gram sukrosa
kedalam 0,5 liter aquadest. Selanjutnya membuat larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,22 M.
langkah kedua mengisi botol vial dengan 5 mL larutan sukrosa. Menggunakan 1 botol untuk
1 konsentrasi larutan. Langkah ketiga membuat sayatan membujur epidermis bawah daun
Rheo discolor yang berwarna ungu. Paling sedikit sayatan tersebut mengandung 25 buah sel
epidermis yang berwarna ungu (mengandung antisianin). Langkah keempat memasukkan 2-3
sayatan epidermis ke dalam masing-masing botol yang sudah berisi larutan dan membiarkan
sayatn berada dalam larutan sukrosa selama 30 menit. Langkah kelima setelah 30 menit
meletakkan sayatan epidermis tadi di atas gelas objek. Gelas objek ini sebelumnya ditetesi
larutan sukrosa dengan kosentrasi larutan sukrosa pada masing-masing botol. Dengan
pertolongan ujung kemudian menutup gelas objek dengan menggunakan gelas penutup.
Mengamati sayatan epidermis tadi dibawah mikroskop periksa. Langkah keenam
menentukan ± 100 sel epidermis yang tampak dibawah mikroskop.
Menghitunglah jumlah sel yang berplasmolisis dan yang tidak berplasmolisis.
Kemudian mencatatlah hasil perhitungan dalam suatu tabel. Kemudian menghitunglah
presentase sel yang mengalami plasmolisis. Langkah ketujuh mencarilah kosentrasi larutan
sukrosa 50% jumlah epidermis yang mengalami plasmolisis. Untuk menentukan kosentrasi
larutan yang menyebabkan plasmolisis insipient. Kemudian Mengamati sayatan epidermis
tadi dibawah mikroskop periksa. Langkah terakhir Sel epidermis pada keadaan plasmolisis
insipient memiliki potensial osmosis sama dengan potensial osmosis larutan yang digunakan.
menghitunglah nilai potensial osmosis cairan sel dengan menggunakan rumus :Potensial
−22,4 𝑀𝑇
osmosis (Ψ) = atm.
273

Hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan adalah sel daun
Rhoeo discolor yang didiamkan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,16 M maka
dihasilkan sel yang terplasmolisis sebesar 60 sel, sel yang kurang optimal terplasmolisisnya
sebesar 16 sel, sedangkan sel yang tidak terplasmolisis sebesar 29 sel. Jadi hasil akhir
didapatkan % sel yang terplasmolisis adalah jumlah sel yang terplasmolisis dibagi dengan
jumlah total sel didapatkan hasil 57,1 %. Selanjutnya hasil pengamatan pada sel daun Rhoeo
discolor yang didiamkan kedalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,20 M maka
dihasilkan sel yang terplasmolisis sebesar 40 sel, sel yang kurang optimal terplasmolisisnya
sebesar 70 sel, sedangkan sel yang tidak terplasmolisis sebesar 20 sel. Jadi hasil akhir
didapatkan % sel yang terplasmolisis adalah jumlah sel yang terplasmolisis dibagi dengan
jumlah total sel didapatkan hasil 30,7 %.
konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan pada praktikum berikutnya yaitu 0,16 M
maka diperoleh sel yang terplasmolisis sebesar 82 sel, sel yang kurang optimal
terplasmolisisnya sebesar 25 sel, sedangkan sel yang tidak terplasmolisis sebesar 4 sel. Jadi
hasil akhir didapatkan % sel yang terplasmolisis adalah jumlah sel yang terplasmolisis dibagi
dengan jumlah total sel didapatkan hasil 73,8 %. Kemudian menggunakan konsentrasi larutan
0,24 M dan diperoleh jumlah sel yang terplasmolisis 63 sel, jumlah sel yang terplasmolisis
kurang optimal sebesar 90 sel dan jumlah sel yang tidak terplasmolisis sebesar 154 sel. Jadi
hasil akhir didapatkan % sel yang terplasmolisis adalah jumlah sel yang terplasmolisis dibagi
dengan jumlah total sel didapatkan hasil 20,5 %. Konsentrasi sukrosa yang digunakan
selanjutnya yaitu 0,26 M diperoleh hasil jumlah sel yang terplasmolisis adalah 85 sel , jumlah
sel yang terplasmolisis kurang optimal sebesar 9 sel, dan jumlah sel yang tidak terplasmolisis
sebesar 53 sel. Jadi hasil akhir didapatkan % sel yang terplasmolisis adalah jumlah sel yang
terplasmolisis dibagi dengan jumlah total sel didapatkan hasil 5,78 %.
Berdasarkan hasil perhitungan praktikum yang telah dijabarkan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya jumlah sel yang terplasmolisis tidak tergantung dari tinggi
rendahnya konsetrasi sel. sedangkan apabila dibandingkan dengan literature, Sel daun Rhoeo
discolor yang dimasukan kedalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi
konsentrasi larutan makasemakin banyak sel yang mengalami plasmolisis (Tjitrosomo, 1987)
4.2 Proses Terjadinya Perubahan Warna pada Sel Daun Rhoeo discolor Yang
Terpalsmolisis
Sel epidermis daun Rhoeo discolor mengalami proses plasmolisis ketika konsentrasi
pelarut di luar sel lebih rendah dibandingkan di dalam sel epidermis Rhoe discolor. Sebagai
akibatnya air terdapat di dalam sel akan keluar dari sel. Selanjutnya sel mengalami proses
dehidrasi dan terjadi pelepasan membran sel dari dinding sel yang disebut dengan
plasmolisis. Karena cairan yang ada di dalam sel keluar melewati dinding sel maka
menyebabkan ruang-ruang antar sel pada daun Rhoeo discolor mengerut dan mempengaruhi
terjadinya perubahan warna. Biasanya sel yang terplasmolisis sempurna akan berwarna putih
dan sel yang kurang optimal proses plasmolisnya berwarna pudar sedangkan sel yang tidak
terplasmolisis maka tetap berwarna ungu. Perubahan warna tersebut disebabkan oleh
terjadinya kekosongan substansi cairan dalam sel.
Dengan meningkatnya jumlah konsentrasi sukrosa, maka peristiwa plasmolisis akan
semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena potensial air yang berbanding lurus dengan
potensial osmotik. Dengan demikian plasmolisis akan terjadi jika pelarut didalam sel lebih
tinggi dibandingkan diluar sel. Beberapa fakor yang mempengaruhi kecepatan plasmolisis
adalah perbedaan konsentrasi dan suhu. Jadi Semakin tinggi konsentrasi larutan sukrosa maka
semakin banyak sel epidermis Rhoe discolor yang terplasmolisis.
4.3 Pengertian Plasmolisis
Menurut para tokoh pengertian dari plasmolysis adalah suatu proses lepasnya
protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury
and Ross, 1992).Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuk suatu
zat , artinya suatu zat /materi bisa keluar dari sel , dan bisa masuk melalui membrannya
.Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam , tetapi dinamis dengan
lingkungannya , jika memerlukan materi dari luar maka ia harus ambil materi itu dengan
segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar
itu bisa masuk.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah
gerak air ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di dalam sel.
Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke potensial air yang lebih
rendah yaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya,
artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada
kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat
mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Plasmolisis merupakan keadaan
membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel . Sel daun Rhoeo discolor yang
dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Proses plasmolisis dapat diketahui dengan membran protoplasma dan sifat
permeabelnya. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang
terplasmolisis. Jika pada mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-
biruan itu berarti ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara Jika isinya air
murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui
benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-
benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar
daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury,
1995).
Peristiwa plasmolisis (protoplas yang kehilangan air, sehingga volume sel menyusut
dan akhimya dapat terlepas dari dinding sel) sangat tergantung pada peristiwa osmosis. Setiap
sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat
(hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar sehingga menyebabkan sel
mengkerut. Peristiwa ini disebut plasmolisis.
4.4 Pengertian Hipotonik, Isotonic Dan Hipotonik
a. Larutan Hipotonik
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah
(tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel.
Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan
jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
b. Larutan Isotonic
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang
sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan
air. Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul
yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam
kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut
isotonik. ini berbeda dengan larutan – larutan osmotik yang tidak melibatkan pergerakan
jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel. sebuah larutan yang
mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah.
hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik.
c.Larutan Hipertonik
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi
(tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel.
Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. % jika
cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang
sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
4.5 Fungsi Sukrosa Dalam Praktikum
Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk kedalam golongan karbohidrat.
Sukrosa adalah disakarida yang apabila dihidrolisis berubah menjadi dua molekul
monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Sukrosa memiliki peranan penting dalam teknologi
pangan karena fungsinya yang beraneka ragam. Dalam praktikum ini sukrosa digunakan
sebagai variabel control yang berupa perlakuan untuk mendapatkan sel yang terplasmolisis
(variabel terikat). Jadi fungsi sukrosa dalam praktikum adalah sebagai varibel control yang
akan mempengaruhi variabel terikat. Tinggi rendahnya konsentrasi larutan berbanding lurus
dengan tekanan osmotik. Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin banyak pula sel
yang terplasmolisis dan sebaliknya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang praktikan lakukan tentang tekanan osmosis pada sel
daun Rhoeo discolor maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya sel mengalami sirkulasi.
Hal ini telah dibuktikan dengan praktikum yang telah dilakukan menggunakan varibel control
berupa larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0,16, 0,20, 0,16, 0,24 dan
0,25. Varibel terikat yang digunakan adalah jumlah % sel yang terplasmolisis. Setelah
melakukan prakitikum ini maka mahasiswa memahami tentang proses terjadinya plasmolysis
yang dipengaruhi oleh tekanan osmotic sel. Ada 3 macam takanan osmotic pada sel yaitu
hipotonik (tekanan osmotic diluar sel lebih rendah), isotonic (takanan osmotic di dalam dan
diluar sel sama) dan hipertotik ( takanan osmotic lebih tinggi di dalam sel). Tekanan osmotic
sel yang terplasmolisis dipengaruhi oleh tingi rendahnya konsetrasi larutan, semakin tinggi
konsetrasi larutan maka semakin banyak jumlah sel yang terplasmolisis.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. 2019.Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan.


Jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Badrut Tamam. 2016. Laporan Praktikum Plasmolisis Pada Sel Daun Rhoeo discolor.
https://www.generasibiologi.com/2016/10/laporan-praktikum-plasmolisis-sel-rhoeo-
discolor.html. Diakses Pada Tanggal 13 November 2019 Pukul 11.10 WIB

Budisma.2019. Perbedaan –Larutan -Isotonik -Hipotonik-dan-Hipertonik-dan-Perbedaan-


Dari-Ketiga-https://perbedaan.budisma.net/perbedaan-larutan-isotonik-hipotonik-dan-
hipertonik.html. Diakses pada tanggal 12 November 2019 Pukul 12.00 WIB.

Priska Nur Kartika dan Fithri Choirun Nisal.2015. Studi Pembuatan Osmodehidrat Buah
Nanas (Ananas Comosus L. Merr): Kajian Konsentrasi Gula Dalam Larutan Osmosis
Dan Lama Perendaman.https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/257/266.
Diakses pada tanggal 11 November 2019 Pukul 14.00 WIB.

Wirawan, Sang Kompiang.2006. Study Transfer Massa Pada Dehidrasi Osmosis Kentang
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=6115. Diakses pada tanggal 10
November 2019 Pukul 09.30 WIB.
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
FISIOLOGI TUMBUHAN
“ Tekanan Osmosis “

Nama Khoiriyah
Nim 1710211008
Kelompok 3 (tiga)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019

Anda mungkin juga menyukai