Anda di halaman 1dari 27

WORKSHOP

ANALISA
SPERMA

dr. Bachtiar Syamsir, SpPK

1
Pendahuluan
• Analisa sperma adalah analisa lengkap yang penting untuk
pasangan yang memiliki masalah infertilitas.
• Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan yang aktif
secara seksual tanpa alat kontrasepsi untuk mencapai
kehamilan spontan dalam kurun waktu 12 bulan.

2
PENDAHULUAN
• Analisa sperma : pemeriksaan
spermatozoa, elemen selular non sperma
dan cairan seminal.
• Mengevaluasi variasi dari parameter
termasuk karakteristik spermatozoa,
plasma semen dan sel non-sperma.

3
PENDAHULUAN
1. Analisa makroskopik
➢ pH, (7,2-8.0)
➢ Likuifaksi
➢ Warna
➢ Viskositas, dan
➢ Volume semen.

4
Pendahuluan
2. Analisa Mikroskopik
Terdiri dari
➢ Aglutinasi sperma keberadaan sperma dan
motilitas subjektif sperma dapat diamati.
➢ Jumlah dan konsentrasi Jumlah sperma
normal ≥20 juta sperma per mL.

5
Pendahuluan
➢ Motilitas :
✓ aspek fungsional spermatozoa.
✓ refleksi perkembangan normal dan
kematangan spermatozoa dalam epididimis.
✓Menurut WHO tahun 2010, dikelompokkan
menjadi :
• Progressive motility (PR)
• Non-progressive motility (NP)
• Immotility (IM)

6
Morfologi sperma

7
Pendahuluan
➢ Viabilitas (hidup): Standar nilai
viabilitas normal adalah ≥ 58%.
➢ Sel non sperma: Terdiri dari sel
germinal yang immatur, sel epitel dan
leukosit.

8
Tujuan :
Untuk mengetahui tes analisa sperma
secara makroskopik dan mikroskopik
berdasarkan WHO tahun 2010 dan
interpretasinya.

9
Metode
Pra analitik
▪ Persiapan pasien
– Selama 3-5 hari abstinensia
– Sampel → Laboratorium sedekat
mungkin
– Metode : masturbasi atau coitus
kondomatosus
▪ Persiapan sampel
Ejakulat yang telah dikumpulkan sesegera
mungkin dianalisa

10
Metode
Alat dan Bahan Reagen
•Wadah/pot dengan penutup •Eosin 5 %
•Kertas Label
•Giemsa
•Gelas ukur
•pH meter •Wright
•Mikroskop •Metil alkohol/ methanol
•Kamar Hitung Improved
Neubauer
•Pipet Leukosit
•Aquades
•Minyak emersi
•Kaca objektif dan Cover Glass
•Gelas Bejana

11
Metode
Prinsip kerja
• Makroskopis yaitu menilai warna, bau,
liquefaksi, pH, viskositas dan pengukuran
volume sampel ejakulat.
• Mikroskopis : sediaan apusan sperma
diwarnai dan dikeringkan untuk dapat
dianalisa di bawah mikroskop.

12
Analitik

1. Sperma ditampung seluruhnya dalam botol


penampung yang bermulut lebar untuk sekali
ejakulasi.
2. Analisa makroskopis meliputi :
• Mengukur volume
• Mengukur pH
• Bau yang khas atau spesifik.

13
Cara kerja

• Menilai warna sperma sekaligus menilai


kekeruhan.
• Likuifaksi 20 menit setelah
ejakulasi.
• Kekentalan atau viskositas sperma dapat
diukur setelah likuifaksi sperma
sempurna.

14
Cara kerja

3. Analisa mikroskopis meliputi :


–Pergerakan (Motilitas) Spermatozoa :
• Amati gerakan bergelombang ke
ujung ekor, gerak lurus ke depan
aktif, lincah dengan irama getar ekor
yang teratur.
• Teteskan setetes sperma pada gelas
obyek.
15
Cara kerja
Analisa Vitalitas Spermatozoa :
1. Sampel sperma diteteskan kedalam tabung
reaksi kecil.
2. Ditambahkan 1 tetes eosin 5 % dan 1 tetes
negrosin 10 %, di aduk.
3. 190 ul eosin + 10 ul sampel
4. Diambil 1 tetes, dibuat apusan diatas objek glass,
dikeringkan.
5. Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran
10x100 pada 100 lapang pandang dan hasil
dinyatakan dalam persen ( % ).

16
Analisa vitalitas sperma

17
Cara kerja
Analisa Jumlah Spermatozoa
1. Sperma yang telah diaduk dengan baik diencerkan 1:10, 1:20.
Sebagai pengencer berisi 50 gr NaHCO3, 10 ml formalin 35 %, 5
ml cairan gentian violet pekat dan aquadest sampai 1000 ml.
(5 gr NaHCO3 + 1 ml formalin + 0,5 ml gentian, tambahkan
aquadest sampai 100 ml.)
2. Larutan Aquades.(1:20)
3. Segera dipindahkan ke kamar hitung/ improve Neubauer
kemudian dihitung di bawah mikroskop dengan pembesaran
100x, spermatozoa (sel benih) yang matang dan mempunyai
ekor yang dihitung.

18
Hitung jumlah sperma

19
Cara kerja

Analisa Morfologi Spermatozoa


1. Preparat apusan diatas objek glass
2. Difiksasi dengan metanol selama 10 menit
3. Diwarnai dengan larutan Giemsa (17 tetes
giemsa dicampur dengan 5 ml aquades)
selama 20 menit lalu bilas
4. Analisa di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10 x 100.
20
Analisa morfologi sperma

21
Cara kerja
- Aglutinasi sperma :
setetes sperma diberi garam fisiologis.
Jika terjadi aglutinasi sejati, spermatozoa
akan tetap melekat satu dengan yang
lain. Jika dengan penambahan garam
fisiologis spermatozoa lepas satu dengan
yang lain, maka aglutinasi tersebut
adalah aglutinasi palsu.
22
Analisa agglutinasi sperma

23
Pasca analitik
Parameter Nilai Normal Abnormalitas Signifikansi Klinik
pH ≥ 7,2 Asam, <7,2 Dengan volume rendah
dan non koagulasi; adanya
ketiadaan kongenital vas
deferens bilateral,
obstruksi duktus
ejakulatorius, ejakulasi
retrograde parsial.
Koagulasi/ pengenceran Koagulasi dan Tidak ada koagulasi dan Ketiadaan vesika seminalis
pengenceran dalam 15-60 pemanjangan pengenceran kongenital.
menit. >60 menit.
Warna Putih keabu-abuan. Kekuning-kuningan, Jaundice, karotenemia,
merah kecoklatan. obat, inflamasi vesika
urinaria.
Viskositas ≤2cm >2cm Berhubungan dengan
motilitas yang rendah.
Volume ≥1,5 mL 0 (azoospermia) Ejakulasi retrograde
<1,5mL (hyposspermia) pengumpulan yang tidak
lengkap, ejakulasi
retrograde parsial,
abstinensi seksual.24
Pasca analitik
Parameter Batas referensi terendah
Volume semen 1,5 ( 1,4 – 1,7 )

Jumlah sperma total (106per ejakulasi) 39 (33 – 46 )

Konsentrasi sperma (106 per mL ) 15 ( 12 – 16 )

Jumlah motilitas (PR + NP) 40 (38-42)

Progresif motilitas (PR,%) 32 (31-34)

Vitalitas (spermatozoa hidup,%) 58 (55-63)

Morfologi sperma (bentuk normal,%) 4 (3,0-4,0)

Konsensus ambang nilai lainnya

Ph > 7,2

Peroksidase-positif leukosit (106 per mL) <1,0

25
26
27

Anda mungkin juga menyukai