Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
didunia. Bagi manusia, hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini.
Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk
menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh
lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak
hijau ). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan
yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat
dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih
segar dan batang kecambah lebih kokoh.

Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Bagi orang Indonesia tanaman adalah
tanaman yang penting, karena Indonesia terkenal dengan makanan yang bernama bubur
kacang hijau yang biasanya disantap untuk menghangatkan badan. Namun dibalik segala
kegunaan pertumbuhan kacang hijau yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah cahaya. Mengapa hal itu bisa terjadi ? mungkin sebagian orang tidak
mengetahui sebabnya. Dari penjelasan tersebut, Hal – hal tersebutlah yang mendorong
penulis untuk menyusun Laporan Penelitian yang berjudul “Pengaruh Intensitas Cahaya
Matahari dalam Pertumbuhan dan Perkembangan pada Kacang Hijau”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau.

1.4 Hipotesis
H0: Intensitas cahaya tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.
HA : Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau.

1.5 Variabel
1.5.1 Variabel bebas
Variasi pemberian cahaya, yaitu kacang hijau di aqua gelas terbuka (terkena
cahaya langsung), kacang hijau di aqua gelas yang tertutup mika, kacang hijau di
aqua gelasyang ditutup dengan kardus (tidak terkena cahaya).
1.5.2 Variabel terikat
Pertumbuhan kacang hijau, parameternya adalah panjang daun dan warna daun.
1.5.3 Variabel terkontrol
Perlakuan yang sama pada tiap-tiap tumbuhan, yaitu :
- Media tanam berupa aqua gelas yang diisi tanah.
- Jumlah kacang hijau pada tiap-tiap gelas adalah 2 buah.
- Semua kacang hijau direndam terlebih dahulu di dalam air sebelum ditanam
- Jumlah tanah pada tiap-tiap gelas sama, yaitu ¼ dari aqua gelas
- Jumlah air yang digunakan pada tiap-tiap gelas sama, yaitu 5 sendok makan.

1.6 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil dari laporan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.6.1 Bagi Penulis
Dapat menambah pengalaman, wawasan, dan pengetahuan penulis tentang
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau, beserta perbedaan / dampak
yang ditimbulkan terhadap tanaman kacang hijau dengan pemberian intensitas
cahaya yang berbeda.
1.6.2 Bagi Masyarakat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh cahaya terhadap
petumbuhan kacang hijau, beserta perbedaan / dampak yang ditimbulkan terhadap
tanaman kacang hijau dengan pemberian intensitas cahaya yang berbeda, sehingga
masyarakat dapat menanam kacang hijau dengan intensitas cahaya yang tepat.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang berbeda pada semua
makhluk, termasuk tanaman. Perkembangan merupakan sesuatu proses pendewasaan
yang tidak dapat diukur (perkembangan kualitatif). Pada sel-sel, sel berkembang sesuai
spesialisasi mereka masing-masing (berkembang dan terstruktur sesuai fungsi masing-
masing). Berbeda dengan itu, pertumbuhan merupakan sesuatu yang dapat di ukur seperti
tinggi, panjang, lebar, dll (kuantitatif). Pertumbuhan merupakan sesuatu yang irreversible
atau tidak dapat dibalik maupun ulang. Pada sel, hal ini dapat dilihat pada pembesaran sel
(mitosis).
2.1.1 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
a. Tahap Awal Pertumbuhan
Pertumbuhan pada biji telah dimulai pada saat proses fisika, kimia, dan
biologi mulai berlangsung. Mula-mula terjadi proses fisika saat biji melakukan
imbibisi atau penyerapan air sampai biji ukurannya bertambah dan menjadi
lunak. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga
menghasilkan berbagai reaksi kimia. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan
metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai
persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung yang
dipakai untuk berkecambah.
b. Perkecambahan
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji
yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada
perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan
berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe
perkecambahan ada dua macam, tipe itu sebagai berikut.
Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal), Tipe ini terjadi, jika plumula
muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam
tanah.
Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal). Tipe ini terjadi, jika plumula
dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah.Makanan untuk pertumbuhan
embrio diperoleh dari cadangan makanan karena belum terbentuknya klorofil

3
yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil makanan diperoleh
dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari endosperm.
c. Pertumbuhan Primer
Setelah fase perkecambahan, diikuti pertumbuhan tiga sistem jaringan
meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada fase ini tumbuhan
membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk
adalah protoderm (lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis),
meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi
lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis, prokambium, yaitu
lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat, yaitu floem dan
xilem.
 Pertumbuhan pada akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya
membentuk sistem perakaran tanaman. Pada ujung akar yang masih muda,
terdapat empat daerah pertumbuhan sebagai berikut.
 Tudung akar (kaliptra)
Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan
fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung
akar, yaitu memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar
dilengkapi dengan sekresi cairan polisakarida.
 Meristem
Meristem merupakan bagian dari ujung akar yang selnya senantiasa
mengadakan pembelahan secara mitosis. Pada tumbuhan dikotil, sel-sel
tudung akar yang rusak akan digantikan oleh sel-sel baru yang dihasilkan
oleh sel-sel me-ristem primer dari perkembangan sel-sel meristem apikal.
 Daerah pemanjangan sel
Sel-sel hasil pembelahan meristem tumbuh dan berkembang memanjang
pada daerah ini. Aktivitas pertumbuhan dan perkembangan memanjang
dari sel mengakibatkan pembelahan sel di daerah ini menjadi lebih lambat
dari bagian lain. Pemanjangan sel tersebut berperan penting untuk
membantu daya tekan akar dan proses pertumbuhan memanjang akar.
 Daerah diferensiasi
Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan pemanjangan akan
mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki

4
kesamaan struktur, kemudian akan memperoleh tugas membentuk jaringan
tertentu.
 Pertumbuhan pada batang
Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah
pertumbuhan (titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah
pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang
dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak sangat pendek karena
jarak internodus (antarruas) sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan
pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
d. Pertumbuhan Sekunder
Setelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem
sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya
terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari
parenkim atau kolenkim.
Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem,
sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem.
Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xylem sekunder
dan floem sekunder. Pertumbuhan xilem dan floem tersebut menyebabkan
batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh
aktivitas pada musim kemarau dan musim penghujan.
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam
lingkungannya. Pengaruh ini dapat datang dari luar maupun dalam tanaman yang
mengalami pertumbuhan itu sendiri.
 Faktor Luar (Eksternal)
Faktor luar dapat dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, air, kelembapan,
dan cahaya.
Makanan merupakan sumber energi serta materi untuk menghasilakan
berbagai komponen sel. Tanaman membutuhkan 9 makroelemen (unsur mineral)
atau bahan organic, yaitu: karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor,
kalsium, kalium, dan magnesium.Jika tanaman tidak mendapat unsur-unsur
tersebut sesuai keperluan, pertumbuhan tanaman dapat terganggu dan bahkan
tanaman dapat mati.
5
Air merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman. Air sering
digunakan untuk fotosintesis, menjaga kelembapan, serta mengaktifkan enzim
agar terjadi reaksi enzimatik.
Kelembapan juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanah serta udara
yang lembab sangat baik untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya air yang dapat diserap serta pengurangan penguapan.
Cahaya dapat menghambat pertumbuhan, tetapi merupakan hal yang
dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman. Cahaya jika terkena pada batang
tumbuhan dapat mengurangi auksin, tetapi cahaya juga merangsang pembungaan
pada tanaman tertentu. Salah satu hormone yang dipengaruhi oleh cahaya adalah
hormon fitokrom. Hormon fitokrom adalah protein dengan kromatofora yang
mirip dengan fikosianin. Tumbuhan dibedakan menjadi 3 jenis menurut
fotoperiodismenya:
1) Tumbuhan hari pendek, contohnya aster, krisan, dan dahlia.
2) Tumbuhan hari panjang, contohnya bayam, kentang, dan gandum.
3) Tumbuhan hari netral, contohnya mawar, bunga matahari, dan kapas.
 Faktor Dalam (Internal)
Faktor internal merupakan pengaruh yang terjadi dari dalam tanaman.
Pengaruh ini dapat berupa genetik maupun fisiologis. Pengaruh oleh gen sudah
sangat jelas dalam tanaman. Sebuah tanaman akan bertumbuh sesuai dengan gen
dari dalam dirinya yang diturunkan oleh induk tanaman tersebut (faktor hereditas).
Berbeda dengan itu, faktro fisiologis meliputi enzim (sebagai biokatalisator untuk
mempercepat reaksi metabolisme), vitamin, dan hormon.
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ada beberapa dan
dibagi menjadi 2 kelompok, yang memicu pertumbuhan serta yang menghambat
pertumbuhan.
- Pemicu Pertumbuhan
Hormon auksin berperan dalam pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi
sel. Selain itu pada buah tanpa biji (partenokarpi), hormon ini berpengaruh dalam
pengguguran daun peran dalam dominansi apikal. Proses ini disebut sebagai
absisi.
Hormon giberilin memiliki peran dalam perkecambahan dan perkembangan
embrio. Giberilin juga membantu pembentukan biji dan buah. Hormon ini
bersinergis (bekerja sama) dengan auksin.

6
Hormon etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Akan
tetapi, jika jumlah etilen melebihi jumlah hormon auksin dan giberilin,
penghambatan terhadap pembentukan organ tumbuhan justru terjadi. Hormon ini
bekerja sama dengan auksin untuk mempercepat pembentukan bunga.
Hormon sitokinin berperan dalam sitokinesis. Beberapa fungsi dari sitokinin
adalah merangsang bentuk akar serta cabang dan batang serta cabang-
cabangnya, mengatur pertumbuhan daun dan pucuk, berperan dalam perbesaran
daun muda, mengatur pembentukan bunga dan buah, penghambat penuaan
tanaman. Hal ini dilakukan dengan cara merangsang proses transportasi garam-
garam mineral dan asam amino ke daun.
- Penghambat Pertumbuhan
Asam absisat merupakan inhibitor yang adalah antagonis dengan auksin dan
giberelin. Asam Absisat juga berperan dalam penuaan tanaman.
Hormon kalin dapat menghambat dalam organogenesis. Hormon ini juga
dibagi menjadi 4 sesuai hambatan yang dilakukan:
§ Rizokalin: pembentukan akar.
§ Kaulokalin: pembentukan batang.
§ Filokalin: pembentukan daun.
§ Antokalin: pembentukan bunga.
Asam traumalin dapat menghambat regenerasi sel dalam tanaman. Hal ini
menyebabkan tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik dan dapat mati.

2.2 Kacang Hijau


Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein
nabati tinggi.
Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radiata dan termasuk ke dalam famili
Fabaceae. Kacang hijau masih bersaudara dengan kacang panjang, kacang polong dan
kacang kedelai.
2.2.1 Kandungan gizi kacang hijau
- Energi 345 kal
- Protein 22,2 g
- Lemak 1,2 g
- Karbohidrat 62,9 g
7
- Serat 4,1 g
- Kalsium 125 mg
- Fosfor (320) mg
- Besi 6,7 mg
- Vitamin A 157 IU
- Vitamin B1 0,64 mg
- Vitamin C 6 mg
- Air 10 g
- Kaya serat, kacang hijau yang sering di olah menjadi berbagai macam makanan
ini ternyata sangat tinggi kandungan serta yakni 4,1 gr per 100 gr. Kandungan
serat yang berada di dalam kacang hijau ini akan mampu mencukupi kebutuhan
serat hingga 30%.
- Enzim aktif, soybean yang memiliki kandungan enzim aktif ini seringnya berada
di kacang hijau yang sedang mengalami masa kecambahan. Sayangnya enzim
aktif ini bisa rusak di suhu yang tinggi seperti melebihi 400 derajat, oleh sebab
itu hindari memasak kacang hijau di suhu yang tinggi.
- Mineral, dalam 100 gr soybean memiliki 266 mg potasium 48 mg mangan, 0,3
mg magnesium, 2,5 mg selenium, mineral ini sangat bermanfaat untuk tubuh.
- Asam lemak esensial, di butiran soybean memiliki kandungan lemak esensial
yakni omega 3. Di 100 mg kacang hijau memiliki kandungan 119 mg omega 6
serta 0,9 mg omega 3. Omega 3 ini asam lemak yang memiliki fungsi sebagai
penurun kolesterol.
2.2.2 Manfaat kacang hijau
Kandungan nutrisi yang terkandung dalam kacang hijau, menjadikan makanan
ini sebagai sumber makanan dengan segudang manfaat kesehatan, antara lain:
- Membantu Penyerapan Nutrisi
Penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan vitamin B1 menyebabkan
metabolisme melambat sehingga proses penyerapan nutrisi dari makanan tidak
berjalan maksimal. Kandungan vitmin B1 dan enzim-enzim aktif pada kacang
hijau dapat memperbaiki kondisi ini dengan meningkatkan penyerapan nutrisi dan
metabolisme tubuh.
- Mencegah Penyakit Jantung
Kacang hijau mengandung serat tinggi yang berfungsi membersihkan saluran
pencernaan, meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga mengurangi waktu
kotoran menumpuk di dalam usus, serat juga berperan dalam menurunkan kadar
8
kolesterol jahat dalam tubuh, sehingga efektif untuk mencegah penyakit
kardiovaskular seperti jantung dan stroke.
- Mencegah Anemia
Diperkaya dengan zinc dan zat besi menjadikan kacang hijau sebagai makanan
pilihan untuk mengatasi anemia, membantu keseimbangan hormon dan sistem
kelenjar, serta menjaga metabolisme tubuh.
- Membantu Pertumbuhan
Kacang hijau mengandung protein lengkap yang membantu pertumbuhan dan
pembentukan sel-sel tubuh, yaitu sel-sel organ, otot, dan otak.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
- Aqua gelas (9 buah)
- Tanahpekarangan (setiap aqua gelas sebanyak ¼ gelas)
- Plastik mika warna putih (3 buah)
- Kardus (1 buah)
- Penggaris
- Gunting
- Selotip
- Air (setiap aqua gelas sebanyak 5 sendok makan)
- Sendok makan
- Kacang hijau (18 buah)

3.2 Waktu dan Tempat


 Waktu penelitian : Hari Kamis – Senin, tanggal 21 – 25 Juli 2016
 Tempat penelitian : Di rumah Shafira Hany Maris (Jl. Letjen Sutoyo gg. 5 Kavling
XII)

3.3 Cara Kerja


a. Merendam kacang hijau selama ±3 jam agar kacang hijau lebih cepat tumbuh.
b. Memilih kacang hijau (yang tenggelam) berkualitas baik.
c. Mengisi tiap-tiap aqua gelas dengan tanah sebanyak ¼ gelas.
d. Memberi air ke dalam setiap aqua gelas sebanyak 5 sendok.
e. Menanam2 buah kacang hijau pada masing-masing aqua gelas.
f. Memberi label/nama pada masing-masing aqua gelas agar tidak tertukar.
g. Memotong mika sesuai bentuk mulut aqua gelas.
h. Memberi perlakuan yang berbeda pada setiap 3 buah aqua gelas tersebut.
- 3 buah aqua gelas yang pertama (label T) diletakkan di tempat yang langsung
terkena cahaya matahari tanpa ada penghalang (secara terbuka).
- Memberi penutup mika berwarna putih pada 3 buah aqua gelas yang kedua (label
M), lalu beri selotip. Kemudian meletakkan aqua-aqua gelas tersebut di tempat
yang sama dengan 3 buah aqua gelas yang pertama.
10
- Menutupi 3 buah aqua gelas yang ketiga dengan kardus (Label K). Kemudian
meletakannya di tempat yang sama dengan 3 buah gelas aqua.
i. Mengukur dan mencatat perubahan pada tiap-tiap kacang hijau selama 5 hari.

3.4 Cara Pengambilan Data


Cara pengambilan data dalam metode penelitian yang dilakukan penulis adalah
melalui sebuah praktikum dengan cara mengamati pertumbuhan kacang hijau selama 5
hari dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada pertumbuhan kacang hijau atau
peningkatan pertumbuhan kacang hijau selama hari.

11
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Fakta yang Diperoleh Selama Peneltian


Perlakuan Panjang Batang
Warna Daun
(Label) D+1 D+2 D+3 D+4 D+5
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
0,0 cm 0,3 cm 1 cm 6,5 cm 6,5 cm
1
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
T 0,0 cm 0,5 cm 1,5 cm 4,5 cm 6 cm
2 Hijau
(terbuka) KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
0,0 cm 0,3 cm 1 cm 6 cm 10 cm
3
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
0,0 cm 0,5 cm 1,5 cm 4,5 cm 8,5 cm
1
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
M
0,0 cm 0,3 cm 1 cm 6 cm 11,5 cm
(diberi 2 Hijau
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
mika)
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
0,0 cm 0,3 cm 1 cm 7,5 cm 12,5 cm
3
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*
KH 1 : KH 1:1 KH 1: KH 1: KH 1:
0,0 cm cm 2 cm 6 cm 13,5 cm
1
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,3 cm 1 cm 3 cm 12,5 cm
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
K Hijau
0,0 cm 1 cm 2 cm 7 cm 15,5 cm
(ditutup 2 kekuning-
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
kardus) kuningan
0,0 cm 1 cm 2 cm 10 cm 10 cm
KH 1 : KH 1: KH 1: KH 1: KH 1:
0,0 cm 0,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm
3
KH 2 : KH 2: KH 2: KH 2: KH 2:
0,0 cm 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm* 0,0 cm*

Keterangan :
* tidak tumbuh / mati

12
4.2 Pengolahan Data dan Analisa Hasil Penelitian
Penelitian ini menghubungkan antara kacang hijau dengan intensitas cahaya.
Berdasarkan tabel di atas, pada hari pertama, semua kacang hijau, baik kacang hijau yang
dibiarkan terbuka, ditutup mika, maupun yang ditutup kardus belum mengalami
perkecambahan.
Pada hari kedua, beberapa kacang hijau sudah mengalami perkecambahan, dan
beberapa ada yang mati (tidak berkecambah / tidak tumbuh). Pada aqua gelas yang
dibiarkan terbuka, panjang batang kacang hijau yang berada di label T1 0,3 cm dan yang
satunya mati, di label T2 0,5 cm dan yang satunya mati, di label T3 0,3 cm dan yang
satunya juga mati. Pada aqua gelas yang ditutup mika, panjang batang kacang hijau yang
berada di label M1 adalah 0,5 cm dan yang satunya mati, di label M2& M3 sama-sama
0,3 cm dan satunya juga mati. Pada aqua gelas yang ditutup kardus, panjang batang
kacang hijau yang berda di label K1 1 cm dan 0,3 cm, di label K2 0,5 cm dan 1 cm, di
label K3 0,5 cm dan satunya mati.
Pada hari ketiga, kacang hijau yang sudah mengalami perkecambahan mulai tumbuh,
bahkan sudah mulai tumbuh daun, baik kacang hijau yang dibiarkan terbuka, ditutup
mika, maupu kacang hijau yang ditutup kardus. Pada aqua gelas yang dibiarkan terbuka,
panjang batang kacang hijau yang berada di label T1 1 cm dan yang satunya mati, di label
T2 1,5 cm dan yang satunya mati, di label T3 1 cm dan yang satunya juga mati. Pada
aqua gelas yang ditutup mika, panjang batang kacang hijau yang berada di label M1
adalah 1,5 cm dan yang satunya mati, di label M2 & M3 sama-sama 1 cm dan satunya
juga mati. Pada aqua gelas yang ditutup kardus, panjang batang kacang hijau yang berda
di label K1 2 cm dan 1 cm, di label K2 1,5 cm dan 2 cm, di label K3 1,5 cm dan satunya
mati.
Pada hari keempat, kacang hijau betambah tinggi dari hari sebelumnya. Pada aqua
gelas yang dibiarkan terbuka, panjang batang kacang hijau yang berada di label T1 6,5
cm dan yang satunya mati, di label T2 4,5 cm dan yang satunya mati, di label T3 6 cm
dan yang satunya juga mati. Pada aqua gelas yang ditutup mika, panjang batang kacang
hijau yang berada di label M1 adalah 4,5 cm dan yang satunya mati, di label M2 6 cm
dan satunya mati, di label M3 7,5 cm dan satunya mati. Pada aqua gelas yang ditutup
kardus, panjang batang kacang hijau yang berda di label K1 6 cm dan 3 cm, di label K2 7
cm dan 10 cm, di label K3 1,5 cm dan satunya mati.
Pada hari kelima, kacang hijau juga betambah tinggi dari hari sebelumnya. Pada aqua
gelas yang dibiarkan terbuka, panjang batang kacang hijau yang berada di label T1 6,5
cm dan yang satunya mati, di label T2 6 cm dan yang satunya mati, di label T3 10 cm dan
13
yang satunya juga mati. Pada aqua gelas yang ditutup mika, panjang batang kacang hijau
yang berada di label M1 adalah 8,5 cm dan yang satunya mati, di label M2 11,5 cm dan
satunya mati, di label M3 12,5 cm dan satunya mati. Pada aqua gelas yang ditutup kardus,
panjang batang kacang hijau yang berda di label K1 13,5 cm dan 12,5 cm, di label K2
15,5 cm dan 10 cm, di label K3 1,5 cm dan satunya mati.
Dari data di atas menunjukkan bahwa rata-rata tanaman kacang hijau yang ditutupi
kardus (di tempat gelap), pertumbuhannya lebih cepat dan tinggi dibanding dengan di
tempat yang terkena banyak sinar matahari, maupun di tempat yang diberi penutup mika.
Hal tersebut dikarenakan kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Auksin
adalah hormon pertumbuhan yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti di ujung
akar dan batang. Oleh karena itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh. Akan tetapi, batang
tanaman kacang hijau yang dihasilkan tidak dapat tegak, melainkan melengkung,
sedangkan daunnya nampak layu, kecil, tidak segar, dan berwarna hijau kekuning-
kuningan karena tanaman tidak mendapatkan cahaya matahari (digunakan untuk
fotosintesis) sehingga tidak dapat menghasilkan karbohidrat untuk pembentukan klorofil.
Pada tanaman kacang hijau yang ditutupi mika, sinar matahari akan terhalang oleh
mika, tetapi tanaman tersebut masih mendapatkan sedikit sinar matahari yang berasal dari
sela-sela mika dengan aqua gelas, sehingga tanaman masih nampak segar.
Pertumbuhannya pun berjalan normal (tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah). Daun
juga mendapatkan cukup sinar matahari untuk pembentukan klorofil dari karbohidrat
sehingga daunnya berwarna hijau.
Pada tanaman kacang hijau yang langsung terkena cahaya matahari (dibiarkan
terbuka), pertumbuhan tanaman ini berjalan lambat. Hal ini terjadi karena tanaman terlalu
banyak mendapatkan cahaya matahari yang menyebabkan hormon auksin terhambat
sehingga tanaman menjadi kerdil / pendek. Tetapi, tekstur batangnya sangat kuat dan
warna daunnya juga hijau.
Dengan demikian, cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau, yaitu menghambat pertumbuhan tanaman tersebut.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
5.1.1 Hipotesis A (HA) terbukti bahwa intensitas cahaya memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan kacang hijau, dengan menghambat hormon auksin yang berperan
untuk pertumbuhan pada tanaman. Pengaruh yang diberikan adalah berupa
perbedan tinggi batang dan warna daun.

5.2 Saran
Untuk melakukan penelitian terhadap pertumbuhan kacang hijau, sebaiknya biji
kacang hijau yang hendak diteliti direndam dengan air terlebih dahulu guna memecah
dormansi (masa berhentinya pertumbuhan akibat kondisi lingkungan yang tidak sesuai)
biji tersebut, sehingga memudahkan pertumbuhan tanaman dan penelitian.Selain itu,
apabila hendak menanam tanaman kacang hijau, diperlukan pencahayaan dan nutrisi yang
cukup dari proses fotosintesis agar pertumbuhan suatu tanaman dapat optimal. Untuk
lebih optimalnya, dapat menggabungkan kedua metode, yaitu dengan menempatkan
tanaman kacang hijau pada tempat yang gelap saat masih berupa biji agar dapat dengan
cepat mengalami perkecambahan, kemudian dipindahkan ke tempat yang mendapatkan
sinar matahari yang cukup setelah tanaman mulai tumbuh batang dan daunnya untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Contoh Makalah Atau Laporan Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau, [online]. (http://www.cagkhie.com/2014/04/contoh-makalah-
atau-laporan-pengaruh-Intensitas-Cahaya-Terhadap-Pertumbuhan-Kacang-Hijau.html Diakses
pada hari Selasa, tanggal 26 Juli 2016 pada pukul 06.25 WIB)
Anonim. 2016. Kacang Hijau, [online]. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau
Diakses pada hari Selasa, tanggal 26 Juli 2016 pada pukul 06.20 WIB)
Anonim. __. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau, [online].
(https://imaairana.wordpress.com/pengaruh-intensitas-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-
hijau/ Diakses pada hari Senin, tanggal 25 Juli 2016 pada pukul 19.25 WIB)

16

Anda mungkin juga menyukai