Anda di halaman 1dari 8

TUGAS : INDIVIDU

MATA KULIAH : PTK DAN LESSON STUDY


DOSEN PENGAMPU : Dr.SYARIFUDDIN KUNE, M.Pd.,M.Si

“MATERI AJAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)”

Oleh

KELAS VI.B

MURNIATI

( 105401108116 )

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERRSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan penelitian ,yaitu:

Surah Al-An’aam :6 ( 48 )

Faman ‘Amana Wa ‘Aslaha Fala Khawfun ‘Alayhim Wa La Hum Yahzanuna


(48)

Artiya :Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan,maka tak ada


kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

1.Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut para ahli :

a) Menurut Suparno,( 2008), Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian


tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki
mutu pelaksanaan pembelajaran di kelasnya.
b) Suharsimi Arikunto (2006), menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
c) Dalam Wiriaatmadya,( 2007), bahwa PTK adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang
untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan.
d) menurut Wardhani, dkk. (2007) Penelitian tindakan adalah satu bentuk
inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.

2.Jenis-jenis atau bentuk-bentuk penelitian tindakan kelas


Ada beberapa bentuk penelitian tindakan kelas. Oja dan Smulyan (1989)
dalamSudarsono (1997)membedakan adanya empat bentuk penelitian
tindakan kelas, yaitu:
a) Guru sebagai peneliti.
Bentuk Penelitian Tindakan Kelas yang
memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri penting yaitu sangat
berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan kelas.
Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian ialah meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas di mana guru terlibat secara penuh dalam proses
perencanaan, aksi (tindakan) dan refleksi. Dalam bentuk penelitian ini,
guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui penelitian
tindakan kelas.
b) Penelitian Tindakan Kolaboratif
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif,melibatkan beberapa pihak
baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan
untuk meningkatkan praktek pembelajaran, menyumbang pada
perkembangan teori dan karier guru. Model penelitian kolaboratif ini
dirancang dan dilaksanakan oleh sutu tim yang terdiri dari guru, dosen dan
kepala sekolah. Hubungan antara ketiga pihak tersebut bersifat kemitraan
yang dapat secara bersama-sama memikirkan persoalan-persoalan yang
dihadapi untuk diteliti melalui penelitian kolaboratif
c) Simultan Terintegratif
Pada bentuk ketiga, Simultan Terintegratif, tujuan utama penelitian
adalah untuk dua hal sekaligus yaitu memecahkan persoalan praktis dalam
pembelajaran praktis, dan untuk menghasilkan pengetahuan yang ilmiah
dalam bidang pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini guru dilibatkan
pada proses penelitian kelasnya, terutama aspek aksi dan refleksi terhadap
praktek-praktek pembelajaran di kelas. Meskipun
demikian persoalan-persoalan pembelajaran yang diteliti datang dan
diidentifikasi oleh peneliti dari luar. Pengambil posisi innovator adalah
peneliti dari luar.

d) Administrasi Sosial Eksperimental


Pada penelitian tindakan kelas keempat, Administrasi Sosial
Ekspermental, lebih menekankan dampak kebijakan dan praktek. Dalam
pelaksanaannya guru tidak dilibatkan baik dalam perencanaan, aksi
maupun refleksi terhadap praktek pembelajarannya. Guru tidak banyak
memberikan masukan pada proses penelitian ini. Tanggung jawab
penelitian sepenuhnya ada pada pihak luar. Dalam bentuk ini peneliti
bekerja atas dasar hipotesis tertentu, kemudian melakukan bentuk tes
dalam sebuah eksperimen.
3. SEJARAH LAHIRNYA PTK
lahirnya penelitian tindakan kelas (PTK) dapat ditelusuri dari awal
penelitian dalam ilmu pendidikan yang diinspirasi melalui pendekatan ilmiah
yang diadvokasi oleh filsuf John Dewey (1910) dalam bukunya How We Think
dan The Source of a Science of Education (Supardi, 2002:101).
Perkembangan selanjutnya mengenai PTK digagas oleh seorang
psikolog sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946.
Gagasan Lewin dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis,
Robin McTaggart, John Elliot dan Dave Ebbut dan sebagainya. Lewin
mengunakan istilah action research dalam upaya memecahkan persoalan di
masyarakat. Action research dikembangkaan Kurt Lewin dengan tujuan untuk
mencari penyelesaian terhadap problem sosial, seperti pengangguran
atau kenakalan remaja yang berkembang di masyarakat. Action research
diawali oleh suatu kajian terhadap suatu problem secara sistematis.
Menurut Lewin, action research dapat dibedakan menjadi dua bentuk
yaitu: (1) penelitian komparatif yang membandingkan kondisi
dan pengaruh dari berbagai ragam tindakan sosial, dan (2) penelitian
yang merespon konflik-konflik sosial tertentu dan mengarahkannya
pada tindakan sosial. Riset tindakan yang dilakukan Lewin secara umum
menggunakan langkah spiral yang terdiri dari planning, action, observation,
reflection dan planning act.
Dekade 50-an Stephen Corey mengembangkan action research dalam
dunia pendidikan dengan melibatkan guru, supervisor, orang tua dan
administrator sekolah Riset tindakan juga diadopsi dalam dunia pendidikan
pada awal dekade 70-an di Inggris bertepatan dengan munculnya gerakan
“guru sebagai peneliti “teacher-reseachers” yang dikembangkan Lawrence
Stenhouse. Stenhouse membantu guru mengembangkan peran guru
sebagai peneliti. Guru diajak berefleksi secara kritis dan sistematis tentang
praktik mengajar sehingga dapat membangun teori kurikulum sendiri.
Akhir dekade 70-an dan awal dekade 80-an di Amerika Serikat juga
muncul keinginan mewujudkan riset tindakan dengan melakukan kolaborasi
sehingga dengan demikian mampu mengembangkan profesionalisme
pendidik dan tenaga kependidikan.
Pada tahun 1976, di Universitas Cambridge didirikan jaringan penelitian
tindakan kelas yang dinamai dengan classroom action research. Gideonse
(1983) dalam Supardi (2002:101) menjelaskan bahwa perlu dilakukan
Restorasi terhadap pendekatan penelitian sehingga penelitian tindakan
merupakan suatu investigasi terkendali terhadap berbagai faset pendidikan
dan pembelajaran dengan cara reflektif dan sistematis. Dukungan
kolaboratif semakin meluas sehingga dikenal dengan suatu penelitian
tindakan kelas (classroomaction research).Perkembangan PTK semakin
meluas dibelahan dunia ini, termasuk di Indonesia mulai dikenal pada akhir
dekade 80-an. Di Indonesia, PTK mulai digerakkan pada waktu upaya-upaya
perbaikan mutu pendidikan di mulai dengan renovasi di tingkat pendidikan
guru sekolah dasar,kemudian meluas ke kalangan guru-guru sekolah
menengah.
4. Perbedaan Karakteristik PTK dan Penelitian Formal

No. Dimensi Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Formal


1. Motivasi Perbaikan tindakan Kebenaran
2. Sumber Diagnosis status Induktif-deduktif
masalah
3. Tujuan Memperbaiki atau Mengembangkan,
menyelesaikan masalah menguji
lokal teori, menghasilkan
pengetahuan
4. Peneliti Pelaku dari dalam (guru) Orang luar yang
yang memerlukan sedikit berminat,
terlibat pelatihan untuk dapat memerlukan pelatihan
melakukan yang
intensif untuk dapat
melakukan
5. sampel Kasus khusus Sampel yang
representatif
6. metode Longgar tetapi berusaha Baku dengan
obyektif-jujur-tidak obyektivitas
memihak (impartiality) dan ketidakberpihakan
yang terintegrasi (build
in
objectivity and
impartiality))
7. Penafsiran Untuk memahami praktek pendeskripsian,
hasil melalui refleksi oleh mengabstraksi,
Penelitian praktisi penyimpulan dan
pembentukan teori oleh
ilmuwan.
8. Hasil akhir Siswa belajar lebih baik Pengetahuan, prosedur
(proses dan produk) atau
materi yang teruji
9. Generalisasi Terbatas atau tidak Dilakukan secara luas
dilakukan pada
Populasi
5 Tujuan & Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
1. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas meliputi :
a). Untuk perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses dan praktik
pembelajaran secara berkesinambungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan refleksi, yaitu melakukan analisis, sintesis, interpretasi,
eksplanasi, dan kesimpulan
b). Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi
permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya atau di sekolahnya.
c). Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru dan pendidik
d). untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
mencobakan hal yang baru untuk dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.
e). Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah
pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu.
f). Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
g). Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi
masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
h). Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
i). Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.

2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


a). Manfaat PTK Bagi Guru
– untuk memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya
– dapat berkembang secara profesional
– dapat membuat guru menjadi lebih percaya diri
– mendapat kesempatan berperan aktif untuk mengembangkan dan
pengetahuan dan keterampilannya sendiri
b). Bagi Pembelajaran/Siswa
– tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran yg sasaran
akhirnya adalah memperbaiki belajar siswa
c). Bagi Sekolah
– Sekolah dengan guru yang trampil PTK, tentu dapat
berkembang.Berkembangnya sekolah berakibat dengan berkembagnya
guru dan sebaliknya
6 .Pentingnya Penelitian Tindakan Kelas
Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru
untuk meningkatkan profesional seoran guru :
a). PTK sangat kondusip untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap
dinamika pembelajaran dikelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis
terhadap apa yang dia lakuan.
b). PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru
tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa
yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan
inovasi,namun juga sebagai peneliti dibidangnya.
c). Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam
tahapan apa yang terjadi dikelasnya. Tindakan yang dilakukan guru
semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang
berkembang dikelasnya.
d).Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia
tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan
penelitian yang terintergerasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.
e) Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut
melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
f) Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran
secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil intruksional
mengembangkan keterampilan guru.
7.Cara memulai PTK,yaitu dengan :
a). Mengidentifikasi masalah sebagai rencana untuk perbaikan.
b). Kemudian Masalah tersebut dianalisis dengan melakukan refleksi dan
menelah dokumen yang terkait
c). Selanjutnya merumuskan dan menjabarkan pokok –pokok permasalahan
sebagai faktor penyebab masalah tersebut.
8. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
a). Bersifat situasional, artinya masalah diangkat dari praktik pembelajaran
keseharian yang benar-benar dirasakan oleh guru, peserta didik, atau
keduanya dan kemudian diupayakan peneyelsaiannya melalui penelitian.
b). Merupakan upaya kolaboratif antara guru dengan peserta didiknya atau
antara guru dengan kepala sekolah, yaitu suatu kerja sama dengan
perspektif berbeda.
c). Bersifat self-evaluatif yaitu kegiatan yang dilakukan secara kontinu,
dievaluasi dalam proses, dan bertujuan untuk perbaikan dan/atau
peningkatan praktik pembelajaran.
d). Bersifat luwes dan selalu dapat disesuaikan.
e). Mengutamakan data pengamatan dan perilaku empiris pembelajaran
9. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PTK
a). Mengidentifikasi Masalah
b) Menganalisis dan merumuskan masalah
c) Merencanakan PTK
d) Melaksanakan PTK
e).Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai