Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MERASA PUAS (RIDHA)


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
AKHLAK TASAWUF
Dosen Pengampu: SHOLIHIN

KELOMPOK 9:

Erni Sukaesih 1804041058


Mifta Sally Nurulia 1804041103
Nurul Qodariya 1804041122
Tasyriful Huda 1502040202
Yanti Maryani 1804041169

KELAS C
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Merasa Puas (Ridha)” dengan tepat waktu.

Harapan kami makalah ini dapat membantu pembaca dalam mempelajari


dan memahami apa itu ridha. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja mohon untuk dimaklumi dan
dimaafkan karena kami masih dalam tahap pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalh ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Atas perhatian dan kesempatan serta
bimbingan yang telah dibereikan dosen mata kuliah Tauhid Dan Ilmu Kalam,
kepada Bapak Sholihin kami mengucapkan terima kasih.

Metro, September 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 3


A. Definisi Ridha
B. Macam-macam Ridha
C. Tingkatan Ridha
D. Karakteristik Sikap Ridha

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. LATAR BELAKANG
Seiring berjalannya waktu pengertian dan pemahaman orang tentang
Ridha itu sangat beraneka ragam,ada juga yang bahkan tidak tau makna dari ridha
itu sendiri apa, dan ada pula yang tau makna ridha yang sebenarnya akan tetapi
tidak mengamalkannya dalam kehidupan.
Menurut kamus besar indonesia, ridha diartikan rela,suka,dan senag hati.
Sedangkan menurut bahasa adalah ketetapan hati untuk menerima segala
keputusan yang sudah ditetapkan dan ridha merupakan akhir dari semua
keingginan dan harapan yang baik.
Ridho Allah adalah dambaan setiap muslim yang menyadari bahwa itulah
harta termahal yang pantas diperebutkan oleh manusia.Tanpa ridha Allah,hidup
seorang insan akan terasa hampa,kering,tidak dapat merasakan nikmat atas segala
apa yang telah ada digenggaman kita, bermacam masalah silih berganti menyertai
hidup kita.tidak tau kemana tujuan hidup,merasa bosan dengan keadaan,hari
terasa berlalu begitu cepat,namun tanpa disertai dengan perubahan kebaikan hari
demi hari.Allah berfirman: “Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat,juga
kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan.Itulah yang lebih
baik bagi orang yang mencari keridhoan Allah SWT.Dan mereka itulah orang-
orang yang beruntung.”(AR-RUM:38)
Telah dijelaskan pada firman Allah diatas,yauitu memberikan haknya
kerabat dekat,hak orang miskin,hak orang yang sedang dalam perjalanan.Itulah
sebagian cara yang ditunjukan Allah pada kita untuk mendapatkan ridha-Nya
disamping kita wajib selalu bertaqwa pada Nya, istiqamah dalam ibadah,dan
masih banyak lagi yang bisa mengundang rahmat Nya bukan justru mendatangkan
murka Nya.
Dengan mengetahui pengertian dan pemahaman tentang ridha,kita akan
selalu mengingat Allah karena apa yang kita lakukan ingin mendapatkan ridha
Allah SWT. Dan kita akan semakin tau apa yang harus kita lakukan untuk
mendapatkan ridha Allah SWT.
B. RUMUSAN MASALAH

4
1. Apa definisi ridha menurut beberapa ahli?

2. Apa saja macam-macam ridha?


3. Apa saja tingkatan-tingkatan ridha?

C. TUJUAN

1. Dapat memahami definisi ridha

2. Dapat mengetahui macam-macam ridha


3. Dapat mengetahui tingkatan-tingkatan ridha

BAB II

PEMBAHASAN

5
A. DEFINISI RIDHA
Ridha menurut bahasa arab radiya yang artinya senang hati (rela).
Sedangkan, Ridha secara harfiah artinya rela,suka,senang. Harun Nasution
mengatakan ridla berarti tidak berusaha,tidak menentang,qada dan qadar tuhan.
Menerima qada dan qadar dengan senang hati. Mengeluarkan perasaan benci dari
hati sehingga yang tinggal didalamnya hanya perasan senang dan gembira.1
Ridha adalah puncak dari kecintaan yang diperoleh dari seorang sufi
selepas menjalani proses’ubudiyyah yang panjang pada Allah SWT. Ridha
merupakan anugerah kebaikan yang diberikan tuhan atas hamba-Nya dari
usahanya yang maksimal dalam pengabdian dan munajat. Ridha juga merupakan
manifetasi amal saleh sehingga memperoleh pahala dari kebaikannya tersebut
Allah berfirman:
ُ‫ع ْنه‬
َ ‫ع ْن ُه ْم َو َرضُوا‬
َ ُ‫َّللا‬
‫َر ِض َي ه‬
Artinya: “. . . Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. .
.”(QS. AL-ma’idah:119).

Bagi Al-Ghazali, kelebihan ridha Allah SWT. Merupakan manifestasi dari


keridhaan hamba. Ridha terikat oleh nilai penyerahan diri kepada Tuhan yang
bergantung pada usaha manusia dalam berhubungan dengan Tuhannya agar
senantiasa dekat dengan Tuhannya. Syekh Abu ‘Ali al-Daqqaq menyatakan ahwa
seorang sufi tidak merasa terbebani oleh hukum dan qadar Allah Ta’ala. Adalah
suatu kewajiban bagi seorang sufi untuk rela atas ketentuan dan qadar Ilahi sesuai
khittan yang ditetapkan syariat.2

Ibn Khatib mengatakan, “Ridha adalah tenangnya hati dengan ketetapan


(takdir) Allah Ta’ala dan keserasian hati dengan sesuatu yang dijadikan Allah
Ta’ala. Maqam ridha adalah ajaran untuk menanggapi dan mengubah segala
bentuk keadaan jiwa, baik kebahagiaan, kesenagan, penderitaan, kesengsaraan,

1
Al-Mubarak, Muhammad, Sistem Pemerintahan Dalam Perspektif Islam
Terjemahan,Solo: CV. Pustaka, 1995.hlm.97
2
Ibid.,hlm.98

6
dan kesusahan menjadi kegembiraan dan kenikmatan karena kebahagiaan
menikmati segala pemberian Allah SWT. An-Nuri mengatakan, “Ridha itu
kegirangan hati menanggapi kepedihan ketentuan Tuhan.” Rabi’ah al-‘Adawiyyah
mengatakan , “Jika dia telah gembira menerima musibah atau cobaan dalam
rangka mengharap ridha Allah SWT.

Dasar Ridha sebagai maqam dalam sufi adalah firman Allah:

َ‫علَي ِْه ْم َو ََل ُه ْم يَحْ َزنُون‬ ‫أ َ ََل ِإنه أ َ ْو ِل َيا َء ه‬


ٌ ‫َّللاِ ََل َخ ْو‬
َ ‫ف‬

Artinya: “Ingatlah wali-wali Allah,tidak ada rasa takut pada mereka,dan


mereka tidak bersedih.”(Q.S.YUNUS [10]:62).3

Juga dalam hadist qudsi yang artinya:

“sesungguhnya aku ini allah,tiada tuhan selain aku. Barang siapa yang tidak
bersabar atas cobaanku,tidak bersyukur atas segala nikmatku,serta tidak rela
terhadap keputusanku,maka hendaklah dia keluar dari kolong langit dan cari
tuhan selain aku.”

Ketenangan hati seorang sufi yang berada dalam ridha membuahkan hasil
keraguan,spekulasi diri dari dalam fantasi dan menerima takdir sebagai ketentuan
tuhan. Hal yang terpenting dari ridha adalah tidak mengharapkan surga dan tidak
pula berlindung kepada allah ta’ala tadi siksa neraka.

B. MACAM-MACAM RIDHA
a. Ridha terhadap perintah dan larangan Allah
Artinya ridha untuk mentaati Allah dan Rasulnya.Pada hakikatnya
seseorang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat,dapat diartikan sebagai
pernyataan ridha terhadap semua nilai dan syariah islam. Allah berfirman dalam
Q.S.AL-BAYYINAH:8
Artinya: balasan mereka disisi tuhan mereka ialah surga ‘Adm yang mengalir
dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya selama-lamanya. Allah

3
Al-Razi, Fahr Al-Din Muhammad Bin Umar Bin Husain,Al Manshul Fi’ilmi Tasawuf,
Bairut: Dar al-kutub al-Ilmiyah,1998,hlm.103.

7
ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.Yang demikian itu
adalah (bahasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.(Q.S.AL-
BAYYINAH:8)
b. Ridha terhadap takdir Allah
Artinya segala apapun yang Allah berikan kepada hamba-Nya baik
maupun buruk,senang maupun tidak senang sebagai seorang hamba menerima
dengan penuh keikhlasan. Ada dua sikap utama bagi seseorang ketika tertimpa
sesuatu yang tidak diinginkan yaitu ridha dan sabar.
Ridha merupakan keutamaan yang dianjurkan,sedangkan sabar adalah
keharusan dan kemestian yang perlu dilakukan oleh seorang muslim. Perbedaan
antara sabar dan ridha adalah sabar merupakan perilaku menahan nafsu dan
mengekangnya dari kebencian,sekalipun menyakitkan dan mengharap akan segera
berlalu.Sedangkan ridha adalah kelapangan jiwa dalam menerima takdir Allah
SWT. Dan menjadikan ridha sendiri sebagai penawarnya.
c. Ridha terhadap perintah orang tua
Merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah SWT, karena
keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua,perintah Allah dalam QS
LUQMAN:14
Artinya:”dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah,dan menyapihnya dalam dua tahun.bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.(QS LUQMAN:14)4

d. Ridha terhadap peraturan dan undang –undang negara


Mentaati peraturan yang berlaku merupakan bagian dari ajaran islam dan
merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Karena dengan
demikian akan menjamin keteraturan dan ketertiban sosial.

4
Ibid.,hlm.104-105

8
Sebagaimana firman Allah dalam QS.AN-NISA:59 yang arinya:”Hai orang-
orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul(nya),dan ulil amri diantara
kamu.kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,maka
kembalikanlahia kepada Allah(al-quran)dan rasul(sunahnya),jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.yang demikian itu lebih
utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya.(Q.S.AN-NISA:59)5
C. TINGKATAN RIDHA

Secara umum ada 3 tingkatan ridha, yaitu sebagai berikut:

1. Ridha kepada Allah sebagai Robb dan membenci ibadah kepada


selainnya.Ridha kepada Allah sebagai robb,artinya tidak mengambil
penolong selain Allah dan untuk menanggapi dirinya dan menjadi
tumpuan keperluannya.
2. Ridha terhadap Allah. Ridha terhadap Allah meliputi ridha terhadap qada
dan qadarnya yang merupakan oerjalanan orang-orang khwwas.
3. Ridha dengan ridha Allah.Seorang hamba tidak melihat hak untuk ridha
atau marah lalu mendorongnya untuk menyerahkan keputusan dan pilihan
kepada Allah.6
Tingkatan ridha:
1. Ridha al-muhsinin
Relanya seseorang kepada hukum Allah,tetapi tingkat ini belum mencapai tingkat
rela pada kesulitan dan penderitaan.
2. Ridha al-syuhadai
Kecintaan kepada Allah tanpa mengharapkan balasan,menyebabkan dia rela
terhadap hukum dan terhadap segala sesuatu yang menimpanya.
3. Ridha al-shiddiqina

5
Ibid.,hlm.107.
6
Https://googleweblight.com/i?u=https://Irwansyah961220.blogspot.com/2016/09/makala
h-ilmu-tasawuf.html&hl=id-ID. Diakses pada tanggal 08 November 2018 pukul 11:34.

9
Keasikan kepada saat menyatu bersama Allah, dan terus berusaha naik pada
maqam-maqam selanjutnya,sehingga merasakan kenikmatan bersama Allah
apapun yang menimpanya.
4. Ridha al-muqorrabin
Relanya orang-orang yang sudah kembali dari al haq kepada al khaliq(Allah
SWT).
Setidaknya ada beberapa hal penting dalam membina keridhaan kedalam
dirinya,yaitu:
1. Seorang sufi akan berada pada sisi hamba yang pasrah,ia akan menerima
kepasrahan dengan kesempurnaan hikmah,rahmat dan karunia.
2. Terjadinya sesuatu adalah berdasarkan kehendak tuhan semata-mata.
3. Seorang sufi adalah seorang hamba yang menerima keputusan tuhannya
dengan keridhaan.
4. Seorang sufi adalah seorang yang mencintai ia berbuat apasaja untuk
kekasih yang dicintainya.
D. KARAKTERISTIK SIKAP RIDHA
Ridha dikelompokan menjadi tiga tingkatan, yaitu ridha kepada Allah
SWT, Ridha pada apa yang datang dari Allah SWT, dan Ridha kepada qada Allah.
Ridha kepada Allah SWT adalah fardu’ain. Ridha pada apa yang datang dari
Allah meskipun merupakan sesuatu yang sangat luhur, hal ini termasuk ubudiyah
yang sangat mulia.
Sesungguhnya pilihan Allah untuk hambanya dibagi dua macam: pertama,
ikhtiar ad-din wa syar’i (pilihan keagamaan dan syariat) . kedua, ikhtiar kauni
kadari (pilihan yang berkenaan dengan alam dan takdir) . Takdir yang tidak
dicintai dan diridai Allah yaitu perbuatan aib dan dosa-dosa .7
 Mengapa Manusia Sulit Ridha?
Manusia sulit Ridha, karena mereka tidak bisa berbaik sangka (husnudzan)
kepada Allah SWT . Manusia lupa bahwa Allah SWT adalah Maha baik, sehingga

7
Https://googleweblight.com/i?u=https://Irwansyah961220.blogspot.com/2016/09
/makalah-ilmu-tasawuf.html&hl=id-ID. Diakses pada tanggal 08 November 2018 pukul
11:34.

10
kalau mereka ditimpakan sedikit kekurangan saja, mereka sudah triak-triak sudah
menggap Allah pilih kasih. Jadi manusia lupa memahami kebaikan Allah .
Padahal ridha Allah akan membuat hidup nyaman dan bahagia .
 Manfaat Ridha

1). Dengan ridha umat manusia akan menimbulkan rasa optimis yang kuat dalam
menjalani dan menatap kehidupan dimasa depan dengan mengambil hikmah dari
kehidupan masa lampau.

2). Orang yang berhati ridha atas keputusan Allah SWT, hati nya menjadi lapang,
dan jauh dari sifat iri hati, dengki hasrat dan bahkan tampak atau rakus.

3). Ridha akan menumbuhkan sikap husnudzan, terhadap ketentuan-ketentuan


Allah sehingga manusia tetap teguh iman dan amal solehnya.

4). Dengan ridha setiap kesulitan yang kita hadapi akan ada jalan keluarnya.

5). Dengan ridha akan menumbuhkan rasa cinta kasih terhadap cinta kasih Allah
SWT, dan akan lebih dekat dengan Allah.8

 Sikap Ridha dapat ditunjukan melalui hal-hal sebagai berikut:

1). Sabar dalam melaksanakan kewajiban hingga selesai dengan kesungguhan


usaha atau ikhtiar dan penuh tanggungjawab.

2). Senantiasa mengingat Allah swt. Dan tetap melaksanakan shalat dengan

3). Tidak iri hati atas kekurangan atau kelebihan orang lain dan ria untuk
dikagumi hasil usahanya.

4). Senantiasa bersyukur atau berterimakasih kepada Allah swt. Atas segala
nikmat pemberian-Nya.

8
Https://googleweblight.com/i?u=https://Irwansyah961220.blogspot.com/2016/09/makala
h-ilmu-tasawuf.html&hl=id-ID. Diakses pada tanggal 08 November 2018 pukul 11:34.

11
5). Tetap beramal saleh (berbuat baik) kepada sesama sesuai dengan keadaan dan
kemampuan, seperti aktif dalam kegiatan sosial, kerja bakti, dan dalam membantu
orang tua dirumah.

6). Menunjukan kerelaan atau rida terhadap diri sendiri dan Tuhannya.

7). Ridha terhadap takdir yaang terbentuk nikmat maupun musibah, dan terhadap
perolehan rezeki atau karunia Allah swt.

 Nilai positif sikap Ridha


1). Ridha menciptakan suasana batin yang puas, lega dan bahagia
2). Ridha membawa pada ketentraman jiwa dan kesehatan ruhani
3). Dapat menghilangka kebencian
4). Dapat mendorong berfikir positif atau huznudhan
5). Menuju ridha Allah swt dan surga
 Contoh perilaku ridha
Dalam riwayat dikisahkan sebagai berikut; pada suatu hari Ali bin Abi
Thalib r.a melihat Ady bin Hatim bermuram durja, maka Ali bertanya; “Mengapa
engkau tampak bersedih hati?” . Ady menjawab; “Bagaimana aku tidak bersedih
hati, dua orang anakku terbunuh dan mataku tercongkel dalam pertempuran.” Ali
terdiam haru, kemudian berkata, “wahai Ady, barang siapa ridha terhadap takdir
Allah swt. Maka takdir itu tetap berlaku atasnya dan dia mendapatkan pahala-
Nya, dan barang siapa tidak ridha terhadap takdir-Nya maka hal itupun tetap
berlaku atasnya, dan terhapus amalnya”9
 Hikmah berperilaku ridha
1. Menjadi pribadi yang bersahaja dan jauh dari sifat iri dan dengki kepada
sesama
2. Memiliki jiwa yang ikhlas, suka memberi dan menolong tanpa pamrih
3. Dapat hidup dengan tentram dan tenang
4. Menjadi pribadi yang sederhana, tidak sombong dan tidak berlebihan

9
Https://googleweblight.com/i?u=https://Irwansyah961220.blogspot.com/2016/09/makala
h-ilmu-tasawuf.html&hl=id-ID. Diakses pada tanggal 08 November 2018 pukul 11:34.

12
5. Lebih tabah dan sabar dalan menghadapi cobaan, karena perilaku ridha
mengajarkan kira untuk bersabar dan menerima apa yang terjadi pada diri kita
6. Dapat menjalankan ibadah dengan khusu’ karena pikiran dari hatinya yang
pasrah kepada Allah.10

10
Https://googleweblight.com/i?u=https://Irwansyah961220.blogspot.com/2016/09/makal
ah-ilmu-tasawuf.html&hl=id-ID. Diakses pada tanggal 08 November 2018 pukul 11:34.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ridha adalah menerima dengan senang hati atas segala yang diberikan
Allah SWT, baik berupa hukum (peraturan-peraturan) maupun ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Sikap ridha harus ditunjukkan, baik ketika
menerima nikmat maupun tatkala ditimpa musibah.
Ridha adalah puncak dari kecintaan yang diperoleh dari seorang sufi
selepas menjalani proses’ubudiyyah yang panjang pada Allah SWT. Ridha
merupakan anugerah kebaikan yang diberikan tuhan atas hamba-Nya dari
usahanya yang maksimal dalam pengabdian dan munajat. Ridha juga merupakan
manifetasi amal saleh sehingga memperoleh pahala dari kebaikannya tersebut
B. Saran
Untuk membantu kita dalam memahami pengertian ridha yang seharusnya
kita pelajari terlebih dahulu lalu kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubarak, Muhammad. 1995. Sistem Pemerintahan Dalam Perspektif


Islam Terjemahan.Solo: CV. Pustaka

Al-Razi, Fahr Al-Din Muhammad Bin Umar Bin Husain. 1998. Al


Manshul Fi’ilmi Tasawuf. Bairut: Dar al-kutub al-Ilmiyah

Irwansyah. Makalah Ridha. Diakses pada tanggal 08 November 2018.


Https://googleweblight.com/i?u=https://Irwansyah961220.blogspot.com/2016/09/
makalah-ilmu-tasawuf.html&hl=id-ID

15

Anda mungkin juga menyukai