SYUFAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis Ekonomi
Dosen Pengampu
Oleh
Imroatun Musafaqoh
1502040054
Septiana Dewi
13104354
Singgih Prayogo
1502040269
Tasyriful Huda
1502040202
13104714
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberi taufiq dan
hidayah bagi kami melalui ilmu-Nya Yang Maha Luas dan tak terkira
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ulmul quran ini.
Shalawat dan salam mudah-mudahan selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi penutup dan
rasul pemungkas serta pemimpin umat sampai akhir zaman.
Makalah ini hanyalah sedikit ulasan tentang Syufah. Untuk itu
kami berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat menjadi
pedoman bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................ i
Kata Pengantar......................................................... ii
Daftar Isi................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah.................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................... 1
Bab II Pembahasan
A. Definisi Syufah............................................................... 2
B. Landasan Hukum Syufah............................................... 3
C. Rukun dan Syarat Syufah............................................... 6
D. Pewaris Syufah............................................................... 7
E. Faedah dalam Syufah..................................................... 7
Bab III Penutup
A. Kesimpulan................................................................. 8
B. Saran.......................................................................... 8
Daftar Pustaka.........................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat Arab jahiliyah sudah dikenal adanya system
kerja sama dalam lapangan ekonomi (syirkah), baik kerja sama
yang
bersifat
produktif
maupun
berbentuk
kerjasama
dalam
secara
sendiri-sendiri
tanpa
persetujuan
para
anggota
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Syufah
Syufah secara bahasa berarti pasangan, tambahan dan
penggabungan.
Sedangkan
menurut
istilah,
para
ulama
rugi sebesar nilai yang telah dibayar oleh pihak lain (pembeli)
tersebut agar tidak terjadi kemudharatan kemudian hari. Dengan
demikian hak syufah tidak berlaku bagi pihak yang bukan
persekutuannya, dan syufah akan gugur apabila sudah ada
perizinan dari anggota persekutuan sebelum barang dijual.
B. Landasan Hukum Syufah
Dasar hukum Syufah adalah as-Sunnah, yakni hadist dan ijma
para ulama. Dua pihak atau lebih yang bekerjasama atau memiliki
suatu barang secara bersama dalam Islam diatur secara khusus.
Mereka tidak mempunyai kebebasan mutlak dalam mengalihkan
barang yang menjadi miliknya kepada siapa yang diinginkannya.4
Di antara dalil yang dijadikan argument yang berkaitan dengan
syufah tersebut adalah:
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir ia berkata:
- -
.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menetapkan syufah
dalam semua persekutuan yang belum dibagi; baik rumah maupun
kebun,
tidak
memberitahukan
halal
kawan
bagi
seseorang
sekutunya.
Jika
menjualnya
sampai
ia
berhak
mau,
ia
namun
belum
memberitahukannya,
maka
ia
lebih
berhak
terhadapnya.
Dari Jabir juga ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
Barang siapa yang memiliki bagian pada sebuah rumah atau
pohon
kurma,
memberitahukan
maka
kawan
ia
tidak
berhak
sekutunya.
Jika
menjualnya
ia
suka,
ia
sampai
berhak
Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menetapkan syufah
pada harta yang belum dibagi-bagi, maka ketika batasannya telah
ditentukan dan jalan telah diatur, maka tidak ada lagi syufah.
- -
.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menetapkan syufah dalam
semua persekutuan yang belum dibagi; baik rumah maupun kebun,
tidak halal bagi seseorang menjualnya sampai memberitahukan
kawan sekutunya. Jika ia mau, ia berhak mengambil dan jika mau, ia
berhak
ditinggalkan.
Apabila
dijual,
namun
belum
Para ulama juga telah sepakat tentang tetapnya hak syufah bagi
sekutu yang belum melakukan pembagian pada sesuatu yang
dijual, baik berupa tanah, rumah maupun kebun.
Dengan
demikian
menjadi
jelaslah
akan
Kesimpulan Hadis
1. Hadist ini merupakan dasar dalam menetapkan syufah,
yang juga disandarkan kepada ijma
2. Kandungan hadist ini mengisyaratkan penetapan syufah
dalam
benda-benda
yang
bergerak.
Tapi
susunan
dan
jalan-
berlaku
bergerak
yang
menyisakan
kecuali
untuk
benda-benda
memungkinkan
sebagian
yang
untuk
tidak
yang
dibagi,
dapat
dibagi,
tidak
namun
yang
10
mewariskannya
kepada
ahli
waris,
maka
hukumnya
7 Ibid, hlm.54
11
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syufah adalah hak pemilikan atas harta yang telah dijual
oleh
anggota
persekutuan
(tanpa
adanya
persetujuan
umat
muslim
aturan-aturan
adalah
Syufah.
sudah
dalam
Untuk
sewajarnya
praktik
itu,
kita
harus
muamalah,
salah
marilah
13
kita
mulai
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam, Syarah Hadits Pilihan,
(Jakarta:Darul Falah, 2002).
Enizar, HADIS EKONOMI, Ed.1 Cet.1. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013)
Idris Ahmad, Fiqh al-Syafiiyah, (Jakarta: Karya Indah,1986)
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, PT Al-Maarif.Bandung:1988
Syaikh Ibrahim al-Bajuri, Al Bajuri, (Semarang: Usaha Keluarga t.t)
15