Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, psikologi memandang segenap pengalaman umat manusia
sebagai interaksi antara lingkungan sekitar dengan dirinya sendiri. Atau dalam
bahasa yang paling sederhana, serangkaian peristiwa terjadi di seputar kita dan
kita pada gilirannya menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan
kesan dan tanggapan yang dirasa paling tepat terhadapnya. 1
Banyak pakar melihat bahwa komunikasi adalah suatu kebtuhan yang
fundamental bagi seseorang dalam hidup yang bermasyarakat. Profesor Wilbur
Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata
kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi
tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia
tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).2[2]
B. PERMASALAHAN
a. Pengertian Interaksi Dan Komunikasi
b. Faktor Dasar Interaksi Dan Komunikasi
c. Contoh Permasalahan Dalam Interaksi Dan Komunikasi Dakwah
d. Pemecahan Masalah Dengan Teori Dakwah

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi dan Komunikasi
1. Pengertian interaksi
Interaksi adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh
individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok

1[1] Dr. C. George Bperce, PSIKOLOGI SOSIAL, Primasophie: Jogjakarta, 2008,


hal 13

2[2] Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc., Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja
Grafindo Perkasa: Jakarta, 2007, hal 1-2

1
dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan
social.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling
melakukan aksi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan
demikian interaksi adalah hubungan timbal balik (social) berupa aksi saling
mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan kelompok
dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi sebagai hubungan-hubungan social
dimana yang menyangkut hubungan antar individu , individu dan kelompok antau
antar kelompok. Menurut Charles P. Loomis sebuah hubungan bisa disebut
interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· jumlah pelakunya dua orang atau lebih
· adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-
lambang
· adanya suatu demensi waktu yang meliputi , masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang .
· adanya tujuan yang hendak dicapai.3[3]

2. Pengertian komunikasi
Perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang didalam bahasa
latin mempunyai arti berpartisipasi, atau berasal dari kata commoness yang berarti
sama = common. Secara sangat sederhana sekali , dapat kita katakan bahwa
seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain dapat ikut
serta berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan, harapan atau isi pesan
yang disampaikannya.4[4]

3[3] http://mrpams.multiply.com/journal/item/17 29/10/2010/ 14.51

4[4] Toto Tasmara,Komunikasi Dakwah,Gaya Media Pratama: Jakarta, hal.1

2
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell bahwa: “komunikasi
adalah menjawab pertanyaan siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan,
melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.5[5]
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang
mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication)
bahwa: “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama
manusia melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku
orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”. (Book, 1980)
Everett M. Rogers membuat definisi bahwa: “komunikasi adalah proses
dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk merubah tingkah laku mereka”.
Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili semua
definisi yang telah diuat oleh banyak pakar. Namun sedikit banyaknya kita
mendapat gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver
(1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni, dan teknologi.6[6]

B. Faktor Dasar Interaksi Dan Komunikasi


1. Faktor Dasar Interaksi
Ada beberapa factor yang mendorong terjadinya interaksi social ;
· Imitasi adalah proses social atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain
melalui sikap, penampilan atau gaya hidup, bahkan apa saja yang dimiliki orang
lain.
· Sugesti . Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau
sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul

5[5] Opcit, Prof. Dr. H. Hafied Cangara, hal 19

6[6] Ibid, hal 20-21

3
ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat
berfikir rasional.
Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
· orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti,
misalnya orang tua ulama dsb.
· Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
· Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
· Reklame atau iklan media masa.
· Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).
· Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada
pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa
dalam keadaan orang lain.
· Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi
kejiwaan dan fisik seseorang.7[7]

2. Faktor Personal Yang Mempengaruhi Interaksi


a. Kesamaan karakteristik personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan,
tingkat sosioekonomis, agama, ideologis, cenderung saling menyukai. Reader dan
English mengukur kepribadian subjek-subjeknya dengn rangkaian tes kepribadian.
Diketemukan mereka yang bersahabat menunjukkan korelasi yang erat dalam
kepribadiannya. Penelitian tentang pengaruh kesamaan ini banyak dilakukan
dengan berbagai kerangka teori.8[8]
b. Tekanan emosional
Bila orang dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus memikul tekanan
emosional, maka ia akan menghadirkan orang lain. Schachter menyimpulkan

7[7] http://mrpams.multiply.com/journal/item/17 29/10/2010/ 14.51

8[8] Drs. Jalaluddin Rahmat, M. Sc., PSIKOLOGI KOMUNIKASI, PT Remaja


Rosda Karya: Bandung, 2007, hal 111

4
bahwa situasi penimbul cemas (anxiety-producing situations) meningkatkan
kebutuhan akan kasih sayang.
c. Harga diri yang rendah
Menurut kesimpulan Walster, bila harga diri direndahkan, hasrat afiliasi
(bergabung dengan orang lain) bertambah dan ia makin responsif untuk menerima
kasih sayang orang lain. Dengan perkataan lain, orang yang rendah diri cenderung
mudah mencintai orang lain (Tubbs dan Moss,1974).
d. Isolasi sosial
Isolasi sosial adalah pengalaman yang tidak enak. Beberapa orang peneliti
telah menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial lebih besar pengaruhnya terhadap
kesukaan kita pada orang lain. Bagi orang yang terisolasi (narapidana, petugas di
rimba, atau penghuni pulau terpencil) kehadiran manusia merupakan kebahagiaan.
Karena manusia cenderung menyukai orang yang mendatangkan kebahagiaan,
maka dalam konteks isolasi sosial, kecenderungan menyukai orang lain
bertambah.9[9]
3. Faktor Dasar Komunikasi
Faktor-faktor yang mem pengaruhi individu dalam komunikasi antar pribadi:
1. Meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara menanggapinya.
Intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang
mewakili suatu makna. Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan
kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan dsb.
2. Learning.
• Interpretasi makna terhadap simbol muncul berdasarkan pola-pola
komunikasi yang diasosiasikan pengalaman, interpretasi muncul dari belajar yang
diperoleh dari pengalaman. Interpretasi muncul disegala tindakan mengikuti
aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
• Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan yang
kita pelajari. Jadi makna yang kita berikan merupakan hasil belajar.

9[9] Ibid, hal 113

5
• Pola-pola atau perilaku komunikasi kita tidak tergantung pada
turunan/genetik, tapi makna dan informasi merupakan hasil belajar terhadap
simbol-simbol yang ada di lingkungannya.
• Membaca, menulis, menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal.
• Jadi, kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari
lingkungan.
3. Subjectivity.
• Pengalaman setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama, sehingga
individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan men-decode
(menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-benar sama.
• Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda terhadap objek yang
sama.
4. Negotiation.
Komunikasi merupakan pertukaran symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi
masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam upaya
itu terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol dan makna sehingga tercapai saling
pengertian.
• Pertukaran simbol sama dengan proses pertukaran makna.
• Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna satu sama lain.
5. Culture.
• Setiap individu adalah hasil belajar dari dan dengan orang lain.
• Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota masyarakat
• Melalui partisipasi berbagi simbol dengan orang lain, kelompok, organisasi
dan masyarakat.
• Simbol dan makna adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima
dan kita adaptasi.
• Melalui komunikasi budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah.
• Budaya menciptakan cara pandang (point of view)
6. Interacting levels and context.
Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan.

6
Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar
pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
7. Self reference.
Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan pengalaman
yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan lakukan dan cara kita
menginterpretasikan kata dan tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman,
kebutuhan dan harapan-harapan kita.
8. Self reflexivity.
Kesadaran diri (self-cosciousnes)merupakan keadaan dimana seseorang
memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari
proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai
bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
9. Inevitability.
Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun
tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap
suatu makna komunikasi.
Berbagai aspek yang dibahas di atas menegaskan bahwa suatu proses
komunikasi secara fisik terlihat sederhana, padahal jika kita mellihat pola
komunikasi yang terjadi itu menjelaskan kepada kita sesuatu yang sangat
kompleks. Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa komunikasi antarpribadi
bukanlah sesuatu yang sederhana.10[10]

4. Komunikasi Dalam Dakwah


Dakwah Islam bagi umatnya adalah sebuah kebutuhan. Dakwah Ilallah
merupakan kewajiban yang disyariatkan dan menjadi (tanggungjawab) yang harus
di pikul kaum muslimin seluruhnya. Artinya setiap muslim dituntut untuk
berdakwah sesuai dengan kemampuannya dan peluang yang dimilikinya. Tak
seorangpun bebas tugas dari kewajiban ini. Firman Allah Subhanahu Wata'ala:

10[10] Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003, hal
31-34

7
” Dan hendaklah ada diantara kalian segolongan umat yang menyeru pada
kebaikan, menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung”
(Q.S. Ali „Imron : 104)

Dengan kewajiban itu, kemudian Allah Subhanahu Wata'ala memberikan


seperangkat potensi yang nantinya bisa di gunakan untuk menyebarkan dakwah.
Potensi yang dimaksud adalah kemampuan manusia untuk berbicara.11[11]
5. Prinsip Dalam Komunikasi
Kata qawlan sadidan disebut dua kali dalam Alqur‟an. Pertama , Allah
Subhanahu Wata'ala menyuruh manusia menyampaikan qawlan sadidan dalam
urusan Anak yatim dan keturunan.” Dan hendaklah orang-orang takut kalau-
kalau dibelakang hari , mereka meninggalkan keturunan yang lemah yang
mereka khawatirkan ( kesejahteraannya ). Hendaklah mereka bertakwa
Arti perkataan benar adalah sesuai dengan kriteria kebenaran untuk orang Islam.
Ucapan yang benar adalah yang sesuai dengan Al-Quran,Assunnah,dan Ilmu. Al-
Quran menyindir keras orang-orang yang berdiskusi tanpa merujuk kepada Al-
Kitab,petunjuk dan ilmu:

11[11] http://www.wahdah.or.id/wis/index.27 okt 2010 pkl: 11

8
“Diantara manusia yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu petunjuk dan kitab
yang menerangi “(Qs;31:20)
Al-Quran menyatakan bahwa berbicara yang benar,menyampaikan pesan yang
benar,adala prasyarat untuk kebenaran (kebaikan,kemaslahatan)amal. Bila kita
ingin menyukseskan karya kita,bila kita ingiln memperbaiki masyarakat kita,
maka kita harus menyebarkan pesan yang benar dengan perkataan yang lain. Hal
ini berarti masyarakat menjadi rusak jika isi pesan komunikasi tidak benar
Berkatalah kepada mereka dengan qaulan Balighan ( QS 4:63 ). Kata Baligh
dalam bahasa Arab artinya sampai mengenai sasaran , atau mencapai tujuan. Bila
dikaitkan dengan Qawl ( ucapan atau komunikasi) kata Baligh” Berarti fasih,
jelas makannya ,terang dan tepat mengungkapkan apa yang dikehendaki. Karena
itu prinsip qaulan balighan dapat diterjemahkan sebagai prinsip komunikasi
yang efektif.
Alqur‟an memerintahkan kita untuk berbicara yang efektif. Rasulullah
sendiri memberi contoh dengan kutbah-kutbahnya. Umumnya khutbah
rasulullah pendek, tetapi dengan kata-kata yang padat maknanya. Ia berbicara
dengan wajah yang serius dan memilih kata –kata yang sedapat mungkin
menyentuh hati para pendengarnya.
Prinsip selanjutnya adalah qawlan Layyinan. Yaitu berdakwah dengan kata-
kata yang lemah lembut. Cobalah sadarkan dia tentang dirinya sendiri yang tak
kurang dan tidak lebih hanyalah seorang hamab dari hamba-hamba-Ku.dan jangan
kamu lalai selalulah ingat pada-Ku dan menyebut nama-ku sealgi kamu
melaksanakan tugas ini.12[12]
C. Contoh Permasalahan Dalam Interaksi Dan Komunikasi Dakwah
Sebuah permasalahan dalam berdakwah sering sekali terjadi karena tidak
tahunya da‟i bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan mad‟unya.
Contohnya saat dakwah dalam area komunitas sosial yang dianggap masyarakat
tidak baik yaitu di komplek wanita tuna susila. Seorang da‟i A diminta untuk
mengisi sebuah pengajian ditempat tersebut. Dengan harapan banyak diantara

12[12] http://www.wahdah.or.id/wis/index.27 okt 2010 pkl: 11

9
mereka yang sadar kemudian meninggalkan apa yang telah mereka lakukan. Da‟i
tersebut mengambil tema tentang surga dan neraka. Dimana dalam dakwahnya,
sang da‟i mengajak secara terang-terangan kepda para wts tersebut untuk
meninggalkan kemaksiatan yang telah diperbuat. Isi dakwahnya pun
menggambarkan siapa saja yang akan dimasukkan dalam neraka dan siapa saja
yang akan masuk surga. Para wanita tuna susila yang mendengarkan merasa jenuh
dan seperti dipojokkan oleh sang da‟i dan akhirnya satu per satu dari mereka
meninggalkan majlis tersebut. Dan tak ada satupun dari mereka untuk kembali ke
jalan yang benar.
Kemudian, da‟i B diminta untuk mengisi dakwah di tempat yang sama. Sang
da‟i mengambil topik tentang cerita seorang pelacur yang masuk surga hanya
dengan kasih sayangnya kepada seekor hewan. Inti dari dakwah da‟i B adalah
Allah akan membuka pintu taubatNya, sebesar apapun dosa seseorang itu.
Dakwah yang demikian ternyata diterima oleh kalangan para wanita tersebut. Dan
hasil dari dakwah tersebut ada beberapa wanita yang akhirnya sadar dan kembali
ke rumahnya.
D. Pemecahan Permasalahan Dengan Teori Psikologi Dakwah
Dilihat dari permasalahan diatas, dapat kita ketahui bahwa da‟i harus mengetahui
bagaimana latar belakang mad‟u, kita ketahui disini mad‟u adalah seorang wanita
tuna susila jadi disini seorang da‟i harus bisa menyampaikan materi dakwah
dalam hal ini adalah komunikasi dan interaksi yang baik sesuai dengan kondisi
mad‟u, sehingga mad‟u bisa menerima materi yang disampaikan oleh seorang
da‟i.
Hal ini bisa kita lihat Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. adanya kontak sosial
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau
“cum”
yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi
kontak
berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi
atau

10
hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak dengan
menyentuh,
misalnya menggunakan HP, telepon dsb.

Kontak social memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut :


· Kontak social bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social
mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan
atau konflik berarti negative.
· Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer
terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak
antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi
berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.

2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak
kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Ada lima unsure pokok dalam komunikasi yaitu


· komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau
perasaan atau pemikiran pada pihak lain.
· Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran,
informasi.
· Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
· Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
· Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada
komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.
Dari beberapa teori diatas dapat kita analisis bahwa seorang dai harus mempunyai
kemampuan menyampaikan materi dengan baik sesuai dengan syarat interaksi dan
unsur pokok komunikasi.
IV. KESIMPULAN

11
Interaksi adalah hubungan timbal balik (social) berupa aksi saling
mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan kelompok
dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada
bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Faktor Dasar Interaksi adalah imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati.
Faktor Dasar Komunikasi adalah meaning (makna), learning, subjectivity,
negotiation, culture, interacting levels and context, self reference, self reflexivity,
dan inevitability.
Dakwah tidak bisa dipisahkan dari interaksi dan komunikasi antar manusia.
Karena keduanya merupakan dua buah yang menjadi faktor suksesnya berdakwah.
Dan keduanya juga merupakan sisi penting dalam dakwah. Dakwah tidak dapat
dilakukan tanpa komunikasi dan interaksi sesma manusia. Baik itu komunikasi
secara verbal maupun non verbal. Kita sebagai calon da‟i dan da‟iyah harus
memahami bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai manusia.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan. Harapan kami makalah ini
bisa digunakan sebagai bahan ajar dan bermanfaat bagi semua pembaca. Kami
mohon maaf atas segala kekurangan baik dalam tulisan atau materi. Dan kami
mengharapkan kritik serta saran pembaca atas pembuatan makalah ini sebagai
perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

§ Toto Tasmara,Komunikasi Dakwah,Gaya Media Pratama: Jakarta


§ Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003
§ Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc., Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja
Grafindo Perkasa: Jakarta, 2007

12
§ Drs. Jalaluddin Rahmat, M. Sc., PSIKOLOGI KOMUNIKASI, PT Remaja Rosda
Karya: Bandung, 2007,
§ Dr. C. George Bperce, PSIKOLOGI SOSIAL, Primasophie: Jogjakarta, 2008
§ http://mrpams.multiply.com/journal/item/17
§ http://www.wahdah.or.id/wis/index

13

Anda mungkin juga menyukai