Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya


sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti
dalam sintesis protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut
disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan
suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya.
Semua reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.
Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya
dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga
biokatalisator yang dinamakan enzim. Semua makhluk hidup memerlukan bahan
makanan. Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk
mendapatkan energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya
membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan
tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses
nutrisi. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor
pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media
pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik
oranisme baru. Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi,
memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba,
dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode
aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin diajukan penulis pada makalah ini yaitu sebagai berikut:

1) Bagaimana Jenis jenis mikroba tanah dan nutrisi yang diperlukannya


2) Bagaimana Jenis jenis mikroba air pada suhu normal,suhu tinggi,suhu rendah
dan serta nutrisi yang dibutuhkan oleh jenis jenis mikroba tersebut
3) Bagaimana Jenis jenis mikroba udara dan nutrisi yang dibutuhkannya
4) Bagaimana Jenis jenis mikroba pangan dan nutrisi yang dibutuhkannya
5) Bagaimana Jenis jenis mikroba tambang dan nutrisi yang dibutuhkannya
6) Bagaimana Jenis jenis mikroba rumen dan dan nutrisi yang dibutuhkannya

1.3.Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dan memahami Jenis jenis mikroba tanah dan nutrisi yang
diperlukannya
2) Untuk mengetahui dan memahami Jenis jenis mikroba air pada suhu
normal,suhu tinggi,suhu rendah dan serta nutrisi yang dibutuhkan oleh jenis
jenis mikroba tersebut
3) Untuk mengetahui dan memahami Jenis jenis mikroba udara dan nutrisi yang
dibutuhkannya
4) Untuk mengetahui dan memahami Jenis jenis mikroba pangan dan nutrisi
yang dibutuhkannya
5) Untuk mengetahui dan memahami Jenis jenis mikroba tambang dan nutrisi
yang dibutuhkannya
6) Untuk mengetahui dan memahami Jenis jenis mikroba rumen dan dan nutrisi
yang dibutuhkannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis jenis mikroba tanah dan nutrisi yang diperlukannya

a. Bakteri
Bakteri (darikata Latin bacterium) kelompok organisme yang tidak memiliki
membran inti sel. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen
penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Bakteri dapat ditemukan di
hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain
maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Beberapa jenis
bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu autotroph dan heterotroph. Autotroph
yaitu bakteri yang menghasilkan makanannya sendiri dari bahan anorganik, misalnya
melalui proses photosintesis. Heterotroph yaitu bakteri yang mendapatkan
makanannya dari bahan organik yang telah ada. Beberapa jenis bakteri dalam tanah
seperti Azotobacter, Pseudomonas, Rhizobium, Bradyrhizobium, Agrobacterium,
Nitrosomonas, Nitrobacter.

b. Jamur
Jamur adalah tumbuhan yangtidakmempunyai klorofil sehinggabersifat hetero
trof. Beberapa jamur yang biasa ditemukan pada tanah diantaranya adalah Penicillium
sp., Trichoderma harzianum., Rhizopus sp., Humicola sp., Fusarium sp.,
Phytophthora infestans., dan Aspergillus sp. Jamur tanah merupakan salah satu
mikroorganisme yang paling banyak ditemui di tanah. Kebanyakan jamur pathogen
terhadap tanaman. Spesies Aspergillus merupakan jamur yang umum ditemukan di
tanah. Meskipun terdapat lebih dari 100 spesies, jenis yang dapat menimbulkan
penyakit pada manusia ialah Aspergillus flavus, Aspergillus niger, dan Aspergillus
fumigatus yang semuanya menular dengan transmisi inhalasi. Umumnya Aspergillus
akan menginfeksi paru-paru. Aspergillus dapat menyebabkan banyak penyakit pada
manusia, bisa jadi akibat reaksi hipersensitivitas atau invasi langsung. Penyakit yang
ditimbulkan diantaranya adalah aflatoxicosis, aspergillosis, dan aspergillosis.Peran
ekologi jamur yaitu berperan dalam dinamika air/drainase, siklus hara dan
pengendalian penyakit, bersama dengan bakteri, jamur berperan penting dalam proses
dekomposisi pada rantai makanan tanah, jamur dapat mengkonversi bahan aorganik
menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan oleh organisme lain, hifa jamur secara fisik

3
berfungsi sebagai perekat pada agregat tanah sehingga dapat memperbaiki stabilitas
agregat tanah yang dapat meningkatkan infiltrasi dan kapasitas menahan air. Patogen
atau parasit dari jamur yaitu menyebabkan produksi tanaman menurun atau mati jika
mengkoloni akar dan dapat menyebabkan kematian pada organisme lain, peran
positifnya dapat mengeliminir hama tanaman tertentu sehingga dapat dipakai untuk
pengendalian hama dan penyakit secara biologi.
c. Alga
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga mempunyai klorofil dan
terdiri dari green algae, blue green algae, yellow green algae, dan diatomae.
Berkembang biak pada tanah yang subur. Pada tanaman padi sawah alga membantu
mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan mengikat N yang ada di udara.
Ganggang tanah dibagi menjadi tiga golongan umum:
· Hijau-biru
· Hijau
· Diatome
d. Protozoa
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang memakan bakteri, sehingga dapat
menghambat daur ulang unsur hara atau menghambat berbagai proses dalam tanah
yang melibatkan bakteri. Habitatnya lingkungan berair/kelembaban tinggi, paling
banyak dijumpai pada tanah terutama pada tanah dengan tekstur kasar dan kandungan
liat yg tinggi. Peranannya dalam kesuburan tanah merupakan pensuply nitrogen (di
rizosfer) dalam tanah, mengatur/menstimulir populasi bakteri “dekomposisi dan
agregasi tanah dan organisme pathogen.
Fungsi Protozoa:
1. Protozoa membantu mengisikan dgn mineral nutrisi, yang membuat mereka
tersedia untuk digunakan oleh tanaman dan organisme tanah yang lain.
2. Protozoa mengatur populasi bakteri saat mereka merumput di bakteri dan
tampaknya untuk merangsang pertumbuhan populasi bakteri.
3. Protozoa merupakan sumber makanan bagi organisme tanah yang lain.
4. Mereka membantu untuk menekan penyakit dengan memberi makan pada
patogen.

4
2.2 Jenis jenis mikroba air pada suhu normal,suhu tinggi,suhu rendah dan serta
nutrisi yang dibutuhkan oleh jenis jenis mikroba tersebut
a. Suhu normal 30-37°C.

Suhu ini merupakan suhu normal gudang. Clostridium botulinum merupakan


salah satu contoh mikroorganisme kelompok ini.dan hidup di tanah, air dan juga
kompos atau membusuk bahan habis. Beberap spesies, seperti yang hidup di sistem
pencernaan kita, yang bermanfaat. Jenisbakteri mesofilik yang bersifat patogen bagi
manusia termasuk staphylococcusaureus, salmonella dan listeri 4.

b. Suhu tinggi 45-60°C

Jika spora bakteri tidak dapat bergerminasi dan tidak tumbuh di bawah suhu
50°C, bakteri tersebut disebut obligat termofil. Jika tumbuh pada kisaran suhu 50-
66°C atau pada suhu yang lebih rendah (38°C), bakteri ini disebut fakultatif
termofilik. Beberapa obligat termofil dapat tumbuh pada suhu 77°C dan bakteri ini
sangat resisten terhadap pemanasan (121C° selama 60 menit). Bakteri termofilik
tidak memproduksi toksin selama pertumbuhannya pada makanan. Contoh bakteri
dari kelompok ini adalah Bacillus stearother-mophilus. Bakteri termofilik, seperti
Bacillus stearothermophilus menyebabkan busuk asam (flat sour) pada makanan
kaleng berasam rendah dan B. coagulans pada makanan kaleng asam. Bakteri termofil
lainnya, yaitu Clostridium thermosaccha-rolyticum menyebabkan penggembungan
kaleng karena memproduksi CO2 dan H2O Kebusukan sulfida disebabkan oleh
Clostridium nigridicans

c. Suhu rendah

Bakteri psikrofil (oligotermik), yaitu bakteri yang dapat hidup di antara 0°


sampai 30°C, sedang suhu optimumnya antara 10° sampai 20°C. Kebanyakan dari
golongan ini tumbuh di tempat-tempat dingin baik di daratan ataupun di lautan.

5
Pada tahun 1967 di Yellowstone Park di temukan bakteri yang hidup dalam air yang
panasnya 93 – 94°C dan pada tahun 1969 berapa spesies lagi di tempat yang sama
yang juga sangat termofil. Spesies-spesies itu di tabiskan menjadi Thermus aquaticus,
Bacillus caldolyticus, dan Bacillus caldotenax. Dalam praktek, batas-batas antara
golongan-golongan itu sukar di tentukan, juga di antara beberapa individu di dalam
satu golongan pun batas-batas suhu optimum itu sangat berbeda-beda. Bakteri
termofil agak menyulitkan pekerjaan pasteurisasi, karena pemanasan pada
pasteurisasi itu hanya sekitar 70°C saja, sedang pada suhu setinggi itu spora-spora
tidak mati. Spora bakteri termofil juga merepotkan perusahaan pengawetan makanan.
Selama bahan makanan di dalam kaleng itu di simpan pada suhu yang rendah, spora-
spora tidak akan tumbuh menjadi bakteri. Akan tetapi, jika suhu sampai naik sedikit,
besarlah bahaya akan rusaknya makanan itu sebagai akibat dari pertumbuhan spora-
spora tersebut.

Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi


sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah :
karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam
lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan
bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi
mikroba agar pertumbuhannya terkendali.

2.3 Jenis jenis mikroba udara dan nutrisi yang dibutuhkannya

Untuk sel, oksigen tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga
terdapat dalam CO2 dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banyak

6
organisme yang tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen yang
berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam substansi sel kalau
sebagai sumber karbon digunakan metana atau hidrokarbon aromatik yang berantai
panjang. Menilik hubungannya dengan oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya
tiga kelompok organisme, organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi
hanya melalui respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme
anaerob obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk
organisme ini O2 bersifat toksik. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh dengan
adanya O2 udara, jadi bersifat aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat
memanfaatkan O2, tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri
anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi dapat beralih dari
peroleh energi dengan respirasi (dengan adanya O2) ke peragian (tanpa O2).

Tabel Kebutuhan Oksigen Pada Mikoorganisme

Tipe Sumber energi untuk Sumber karbon Contoh genus


pertumbuhan untuk
pertumbuhan
Fototrof

Fotoautotrof Cahaya Co2 Chromatium

Fotoheterotrof Cahaya Senyawa organik Rhodopseumdomonas


Kemotrof

kemoautotrof Oksidasi senyawa Co2 Thiobacillus esherich


organik

Oksidasi senyawa
kemoheterotrof Senyawa organik

7
organik

2.4 Jenis jenis mikroba pangan dan nutrisi yang dibutuhkannya

Pertumbuhan mikroba pada pangan dapat menimbulkan berbagai perubahan,


baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Mikroba yang merugikan
misalnya yang menyebabkan kerusakan atau kebusukan pangan, dan yang sering
menimbulkan penyakit atau keracunan pangan. Sedangkan mikroba yang
menguntungkan adalah yang berperan dalam proses fermentasi pangan, misalnya
dalam pembuatan tempe,oncom, kecap, tauco, tape dll. Oleh sebab itu dengan
mengetahui sifat-sifat mikroba pada pangan kita dapat mengatur kondisi sedemikian
rupa sehingga pertumbuhan mikroba yang merugikan dapat dicegah, sedangkan
mikroba yang menguntungkan dirangsang pertumbuhannya. Contohnya

1. Kapang

Kapang merupakan mikroba dalam kelompok Fungi yang berbentuk filamen,


yaitu struktumya terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa. Kumpulan dari
banyak hifa membentuk kumpulan massa yang disebut miselium dan lebih mudah
dilihat oleh mata tanpa menggunakan mikroskop. Contoh miselium adalah serat putih
seperti kapas yang tumbuh pada tempe. Kapang juga mempunyai struktur yang
disebut spora yang pada umumnya terletak pada ujung-ujung dari hifa, dan
merupakan struktur yang sangat ringan dan mudah menyebar kemana-mana. Spora
merupakan alat perkembangbiakan kapang, karena pada kondisi substrat dan
lingkungan yang baik spora dapat bergerminasi dan tumbuh menjadi struktur kapang
yang lengkap. Dari satu struktur kapang dapat dihasilkan beratus-ratus spora yang
mudah menyebar dan mencemari pangan, kemudian tumbuh menjadi bentuk kapang
yang lengkap. Jika dilihat dl bawah mikroskop, berbagai jenis kapang mempunyai
struktur hifa dan spora yang berbeda-beda, dan karakteristik struktur tersebut
digunakan untuk mengidentifikasi kapang. Spora kapang pada umumnya mempunyai
warna tertentu tergantung dari jenis kapangnya. Oleh karena itu pertumbuhan kapang

8
pada pangan mudah dilihat dengan mata, yaitu ditandai dengan perubahan warna
yang menunjukkan adanya spora kapang dan sering disebut sebagai bulukan.

2. Kamir
Kamir merupakan organisme bersel tunggal yang termasuk dalam kelompok
Fungi. Jika tumbuh pada pangan, kamir dapat menyebabkan kerusakan, tetapi
sebaliknya beberapa kamir juga digunakan dalam pembuatan makanan fermentasi.
Kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan kamir ditandai dengan terbentuknya
bau asam dan bau alkohol, serta terbentuknya lapisan pada permukaan, misalnya
kerusakan pada sari buah. Beberapa contoh kamir yang digunakan dalam proses
fermentasi misalnya Saccharomyces cerevisiae untuk membuat roti, bir dan minuman
anggur, dan (Candida utilis) untuk membuat protein mikroba yang disebut protein sel
tunggal. Pada umumnya kamir berkembang biak dengan cara membentuk tunas,
meskipun beberapa jenis berkembang biak dengan cara membelah. Tunas yang
timbul pada salah satu sisi sel kamir akan membesar dan jika ukurannya hampir
menyamai induk selnya, maka tunas akan melepaskan diri menjadi sel yang baru.
Pada beberapa spesies, tunas tidak melepaskan diri dari induknya sehingga semakin
lama akan membentuk struktur yang terdiri dari kumpulan sel berbentuk cabang-
cabang seperti pohon kaktus yang disebut pseudomiselium. Perkembangbiakan sel
kamir semacam ini disebut reproduksi aseksual. Selain dengan pertunasan, kamir juga
berkembang biak dengan cara reproduksi seksual, yaitu dengan membentuk
askospora. Dalam 1 sel dapat terbentuk 4-6 askospora. Askospora yang telah masak
dapat mengalami germinasi membentuk sel kamir, yang kemudian dapat berkembang
biak secara aseksual dengan pertunasan.

2.5 Jenis jenis mikroba tambang dan nutrisi yang dibutuhkannya

Salah satu bakteri yang bernama Cupriavidus metallidurans ini berhasil


diidentifikasi oleh Frank Reith dari Australian National University dan rekan-
rekannya sebagai denominator umum di antara bakteri dari sebuah biofilm organik
kering yang ditemukan pada permukaan butiran emas yang dikumpulkan dari sebuah
taman dan tambang emas di selatan New South Wales dan utara Queensland,
Australia. Reith kemudian mengisolasi dan menumbuhkan lebih banyak bakteri di
laboratorium dan menggunakan pemindaian mikroskop elektron untuk mengamati
endapan emas yang dihasilkan oleh mikroba tersebut. Hasilnya, bakteri ini hanya
butuh delapan jam untuk membentuk butiran kecil emas. Emas yang ditemukan
berada dalam ikatan dengan pirit dalam kuarsa dan arsenopirit. Dia menegaskan

9
bahwa bakteri ini memainkan peranan penting dalam pembentukan gumpalan emas
ini. Dan dia yakin bahwa butiran emas tersebut bukan terbentuk karena beberapa
proses kimia atau proses yang lainnya. Masih belum diketahui secara persis
bagaimana proses bakteri ini dalam mengendapkan butiran emas. Tetapi ada
kemungkinan bahwa kemampuan unik bakteri yang dulunya bernama Ralstonia
metallidurans ini adalah salah satu mekanisme pertahanan yang dimiliki oleh hewan
sederhana ini untuk bertahan dalam lingkungan yang mengandung sejumlah emas di
dalamnya. Mikroba ini akan menyingkirkan emas dari lingkungan terdekatnya
sebagai bagian dari upaya untuk proses detoksifikasi (menetralisir racun). Karena,
bagi beberapa mikro-organisme termasuk Cupriavidus metallidurans, beberapa jenis
unsur logam seperti emas merupakan racun dan dapat membahayakan bahkan
membunuh sebagian besar bakteri.

Thiobacillus ferrooxidans adalah salah satu dari spesies khemolititrof (bakteri


pemakan batuan) yang berperan dalam mengekstrak berbagai jenis logam.
Khemolitotrof memperoleh energinya dari oksidasi zat organik karena dapat
mengekstrak karbon secara langsung dari karbondioksida di atmosfer. Thiobacillus
ferrooxidans digunakan untuk memperoleh kembali logam (dan uranium) dari bijih
logam dan uranium berkualitas rendah. Misalnya bila larutan yang mengandung ion
besi (Fe3+) dicuci melalui endapan senyawa tembaga yang tidak dapat larut, logam
dioksidasi menjadi senyawa yang dapat larut. Dalam proses ini, (Fe3+) direduksi
menjadi Fe2+. Fe3+ dapat dioksidasi kembali menjadi Fe3+ oleh Thiobacillus
ferrooxidans. Tembaga yang bisa larut kemudian pindah keluar dari bijih dan
diperoleh kembali sebagai logam murni yang berkualitas tinggi.

2.6 Jenis jenis mikroba rumen dan dan nutrisi yang dibutuhkannya

a. BakteriSelulolitik

Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glukosida


,sellulosa dan dimerselobiosa. Sepanjang yang diketahui tak satupun hewan yang
mampu memproduksi enzim selulase sehingga pencernaan selulosa sangat tergantung
pada bakteri yang terdapat di sepanjang saluran pencernaan pakan. Bakteri selulolitik
akan dominan apabila makanan utama ternak berupa serat kasar. Contoh bakteri
selulolitik antara lain adalah Bacteriodes succinogenes,Ruminicoccus flavefaciens
Ruminicoccus albus,Cillobacterium cellulosolvens.

10
b. Bakteri Hemiselulolitik

Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam kandungan pentosa,


gula heksosa serta biasanya asam uronat. Hemiselulosa merupakan struktur
polisakarida yang penting dalam dinding sel tanaman. Mikroorganisme yang dapat
menghidrolisa selulosa biasanya juga dapat menghidrolisa hemiselulosa. Meskipun
demikian ada beberapa spesies yang dapat menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak
dapat menghidrolisa selulosa. Contoh bakteri hemiselulolitik antara lain:
Butyrivibrio fibriosolven, Bacteriodes ruminicola.

c. Acid Utilizer Bacteria (bakteri pemakai asam)

Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan asam laktat


meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang berarti. Jenis
lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan fumarat yang merupakan hasil
akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya. Asam format dan asetat juga digunakan
oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan sebagai sumber enersi yang utama.
Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia akan dirombak oleh bakteri rumen,
sehingga menyebabkan ternak ruminansia mampu mengkonsumsi tanaman yang
beracun bagi ternak lainnya sebagai bahan makanan. Beberapa spesies bakteri
pemakai asam laktat yang dapat dijumpai dalam jumlah yang banyak setelah ternak
mendapatkan tambahan jumlah makanan butiran maupun pati dengan tiba-tiba adalah
:Peptostreptococcus bacterium, Propioni bacterium, Selemonas lactilytica.

d. Bakteri Amilolitik

Beberapa bakteri selulolitik juga dapat memfermentasi pati, meskipun


demikian beberapa jenis bakteri amilolitik tidak dapat menggunakan/memfermentasi
selulosa. Bakteri amilolitik akan menjadi dominan dalam jumlahnya apabila makanan
mengandung pati yang tinggi, seperti butir-butiran. Bakteri amilolitik yang terdapat di
dalam rumen antara lain:Bacteriodesamylophilus, Butyrivibrio fibrisolvens,
Bacteroides ruminicola,Streptococcusbovis.

e. Sugar Untilizer Bacteria (bakteri pemakai gula)

Hampir semua bakteri pemakai polisakarida dapat memfermentasikan


disakarida dan monosakarida. Tanaman muda mengandung karbohidrat siap
terfermentasi dalam konsentrasi yang tinggi yang segera akan mengalami fermentasi
begitu sampai di retikulo-rumen. Kesemua ini merupakan salah satu

11
kelemahan/kerugian dari sistem pencernaan ruminansia. Sebenarnya gula akan lebih
efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus halus.

f. Bakteri Proteolitik

Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada
saluran pencernaan makanan mamalia termasuk karnivora (carnivora). Didalam
rumen, beberapa spesies diketahui menggunakan asam amino sebagai sumber utama
enersi. Beberapa contoh bakteri proteolitik antara lain:
Bacteroides amylophilus, Clostridium sporogenes,Bacillus licheniformis.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan
dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga
dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik
dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat
gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi.
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroorganisme
misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan
dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)
untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak
tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut. Mikroorganisme
memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun
sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroorganisme
mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula.
Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa
yang terkandung di dalam sel. Nutrisi sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan
mikroorganisme. Karena jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka
proses untuk tumbuh pada bakteri pun terganggu dan terhambat.

13
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam memahami virus,
masih banyak terdapat kesalahan ataupun kekeliruan dalam pembuatan makalah ini,
kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah

14
DAFTAR PUSTAKA

Campbel, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Hastuti, Utami Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press
Lud, Waluyo. 2012. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Nugroho, L. Hartono, Purnomo, 2003, Biologi X , Bandung ,Erlangga
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Fakultas Pertanian UPN
Veteran.
Suriawira U, 1995. Pangantar Mokrobiologi Umum. Bandung : Angkasa
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta :
Erlangga.
Tarigan, Jeneng. 1998. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: DEPDIKBUD Dirjen
Pendidikan Tinggi Proyek Penggembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Volk, Wesley dan Wheler Margaret.1990. Mikrobiologi Dasar Edisi kelima
jilid 2.Jakarta : Erlangga.

15

Anda mungkin juga menyukai