PENDAHULUAN
kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari
oleh individu. Proses ini akan menimbulkan perubahan baik dari fisik maupun
berbagai fungsi organ vital. Perubahan psikis yang sering terjadi pada lansia
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari dan akan
biasanya pada lansia akan dijumpai kelemahan dan keterbatasan fungsional dalam
Tahapan inilah yang membuat lanjut usia (lansia) akan rentan terhadap berbagai
1
bidang seperti kemajuan di bidang ekonomi, perbaikan lingkungan hidup,
Berdasarkan data WHO populasi lansia dalam skala dunia mencapai 600
juta jiwa pada tahun 2000, 1,2 miliar pada tahun 2025 dan 2 miliar pada tahun
meningkat dengan presentase 75% dan 2/3 dari semua populasi lansia di dunia
sebesar 7.28% dan pada tahun 2020 menjadi 11,34%. Data dari Biro Sensus
lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada tahun 1990-2025 yaitu sebesar 414%.
2,3,4
dialami lansia meliputi perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional, sulit tidur
sepanjang malam, rasa tegang dan cepat marah, sering membayangkan hal-hal
yang menakutkan serta rasa panik terhadap masalah yang ringan. 3,4
2
Kecemasan ditimbulkan oleh berbagai faktor seperti stressor predisposisi
yang dialami oleh individu, frustasi, medikasi dan gangguan fisik. Maryam dkk
tidak memadai, masalah kesehatan fisik, sumber finansial yang berkurang serta
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
terjadi.1,4
adalah karena kondisi medis yang dikenal atau tidak dikenal. Gangguan
4
didapatkan tahan terhadap stres, sementara yang lain rentan terhadap stres
terjadi.5
5
dengan berkurangnya aktivasi ambang batas ketika menanggapi ancaman
6
Temuan ini kemudian menghasilkan hipotesis bahwa gejala OCD
pada subkorteks orbitofrontal yang memediasi emosi yang kuat dan respon
mengatasi keadaan OCD yang berat dan resisten terhadap pengobatan juga
3. Etiologi
■ Faktor Biologis
gangguan ini yaitu, norepinefrin, serotonin, dan gamma amino butiric acid
7
Peranan Gamma Amino Butiric Acid pada gangguan ini berbeda
kecemasan.8,9
8
■ Faktor Psikososial
berespon secara tidak tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang
bahwa kecemasan adalah suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak
terpecahkan.9,11
kecemasan.11
9
4. Epidemiologi
gangguan kecemasan kurang lazim pada orang dewasa yang lebih tua
gangguan kecemasan pada kelompok usia yang lebih tua ini tinggi jika
demensia) pada orang yang berusia 65 tahun atau lebih. Prevalensi 1 bulan
dilembagakan dalam ECA adalah 5,5 persen, lebih dari dua kali prevalensi
gangguan mood pada kelompok usia ini. Prevalensi lebih rendah pada pria
yang lebih tua, 3,6 persen, dibandingkan dengan 6,8 persen pada wanita
yang lebih tua. Perkiraan prevalensi ini hanya mencakup gangguan fobia,
gangguan stres pasca trauma (PTSD) tidak dinilai pada semua situs ECA
perkiraan ECA ini, aturan hierarki DSM tidak diterapkan. Dalam survei
10
orang dewasa yang lebih tua, prevalensi keseluruhan dari setiap gangguan
dilembagakan lebih tinggi daripada yang diamati di antara para tetua yang
kecemasan pada wanita yang lebih tua dilembagakan adalah 7,1 persen,
dibandingkan dengan 1,4 persen di masyarakat, dan 4,1 persen pada pria
yang dilembagakan, dibandingkan dengan 2,7 persen pada pria yang lebih
panik, dan OCD. Prevalensi gangguan kecemasan umum dapat tetap stabil
kecemasan pada orang dewasa yang lebih tua lebih tinggi daripada
prevalensi gangguan kecemasan. Sekitar 17 persen pria yang lebih tua dan
5. Manifestasi klinis
a. Fisik
• Anorexia
• Mual
11
• Muntah
• Nyeri perut
• Berdebar
• Berkeringat
• Mulut kering
• Sesak nafas
• Ketegangan otot
• Nyeri kepala
b. Pikiran
• Khawatir
c. Perasaan
d. Perilaku
6. Teori kecemasan
■ Teori Psikoanalisa
tahun 1895 Studies in Hysteria dan akhirnya pada bukunya di tahun 1926
disebabkan oleh karena id yang tidak terkontrol, ego yang tidak dapat
12
diterima dan super ego yang terganggu. Dalam keadaan normal hal
2. Separation anxiety : pada anak yang merasa takut akan kehilangan kasih
sayang orangtuanya.
4. Super Ego anxiety : pada fase akhir pembentukan Super Ego yaitu pada
masa prepubertas.
■ Teori perilaku
tersebut.8,10
13
■ Teori eksistensial
akan kematian.7-9
■ Teori Biologis
takipneu.
b. Neurotransmitter
14
● Norepinferin di Locus Cereolus dan di Pons. Memberikan respons atas
c. Penelitian Genetika
yang serius karena secara alamiah lanjut usia itu mengalami penurunan
baik dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas
dari masalah ekonomi, sosial, dan budaya sehingga perlu adanya peran
15
penyakit infeksi meningkat. Kelompok rentan yang mempunyai
seperti harapan akan dihormati dan dirawat di masa tua, atau hubungan
erat dengan anak yang telah dewasa. Pada kenyataannya harus hidup
dalam sistem nilai yang berbeda dengan yang dianut misalnya kurang
pada orang tua, serata kurangnya waktu bagi menantu perempuan untuk
paling banyak dialami lanjut usia. Beberapa penyebab kesepian antara lain
menimbulkan rasa kesepian lebih cepat bagi orang lanjut usia. Dari segi
kurang mandiri.1
16
Pada orang lanjut usia umur 60-an sering mengalami kecemasan,
khawatir dan takut yang diperoleh dari rasa lebih muda dan yang
menjadi kecemasan menahun akibat represi dan konflik yang tak disadari.
cemas.18,19
17
Indonesia, akan menimbulkan berbagai persoalan dan permasalahan yang
psikologis yang terjadi pada lanjut usia ini merupakan kondisi penurunan
seperti pola dan sikap hidup, merasa kesepian, perasaan tidak berharga,
mengalami perkembangan pesat pada abad ke-20. Pada awal tahun 1900,
jumlah penduduk yang berusia enam puluh lima tahun atau lebih
penduduk) dibanding pada saat sensus tahun 1960 (tiga juta penduduk).18
18
memastikan kemerataan proses peradaban sebuah negara termasuk
Indonesia.20
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses
ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam
tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama
secara umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu
lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis
penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan tetapi ciri-ciri usia lanjut
cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada
sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia madya. Usia
bahwa setiap orang akan mati, maka kecemasan akan kematian menjadi
19
dan progresif (makin berat) sampai penderitanya mengalami kematian.
ini dapat dikontrol dan diobati. Masalah fisik dan psikologis sering
putus asa dan kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan rasa
setiap orang akan mati, maka kecemasan akan kematian menjadi masalah
8. Penatalaksanaan
1. Manajemen krisis
20
2. Farmakoterapi
3. Psikoterapi
Manajemen krisis
1. Peredaaan gejala
pendek
3. Suportif (dukungan)
Farmakoterapi
21
Obat antiansietas disebut anxiolitika yaitu obat yang dapat
ini tidak berpengaruh pada proses kognitif dan persepsi, efek otonomik
22
Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus
keringat dingin, konvulsi dll. Hal ini berkaitan dengan penurunan kadar
ratio terapeutik yang lebih tinggi dan kurang menimbulkan efek adiksi,
toksisitas rendah. Golongan ini merupakan drug of choice dari semua obat
Lama pemberian :
diramlakan waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu, serta terjadinya
tidak sering.
obat.
Psikoterapi
23
untuk menemukan apa yang menyebabkan gangguan kecemasan dan
■ Cognitive-Behavioral Therapy
keyakinan bahwa orang lain selalu mengawasi dan menilai mereka. Ketika
menemukan objek atau situasi yang ditakuti, mungkin pada awalnya hanya
melalui gambar atau kaset, kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan
bimbingan. CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu
dan dengan izin mereka dan kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan
pada kecemasan tertentu orang tersebut dan harus sesuai dengan kebutuhan
24
nya. Ada efek samping tidak lain ketidaknyamanan sementara kecemasan
meningkat.5,23
memiliki masalah yang sama. Kelompok terapi sangat efektif untuk fobia
sosial. Sering kali "PR" diberikan bagi peserta untuk menyelesaikan antara
sesiAda beberapa bukti bahwa manfaat dari CBT bertahan lebih lama
yang sama mungkin benar untuk OCD, PTSD, dan fobia sosial. Jika
digunakan untuk mengobati dengan sukses untuk kedua kalinya. Obat dapat
banyak.24,25
9. Prognosis
dengan baik bila didapati diagnosis dini serta tatalaksana yang baik, namun
sering kali gangguan ini dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak terlalu
dialaminya. 5
25
BAB III
PENUTUP
bagi lansia. Secara subyektif kecemasan itu bagi kebanyakan orang adalah
perencanaan tindakan yang efektif, ialah suatu usaha penyesuaian diri terhadap
trauma psikis, krisis dan konflik. Apabila perencanaan dalam penyesuaian diri ini
berjalan dengan baik maka kecemasan akan berkurang, tetapi apabila perencanaan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
10. Anxiety Disorders and Risks. James M. Bolton, M.D.,Brian J. Cox, Ph.D.,
Tracie O. Afifi, M.Sc. Department of Psychiatry, University of Manitoba,
Winnipeg, Manitoba, Canada. 2007
11. Anxiety and Separation Disorders. Alexa L. Bagnell, MD, Pediatrics in
Review Vol.32 No.10 October 2011
12. A Research for Identifying Study Anxiety Sources among. University
Students Prima Vitasari. Faculty of Technology Management, Universiti
Malaysia Pahang. Vol. 3, No. 2; May 2010
13. Depression, anxiety and their comorbidity in the Swedish
generalpopulation: point prevalence and the effect on health-related
quality of life. Robert Johansson, Per Carlbring, A° sa Heedman, Bjo¨rn
Paxling1 and Gerhard Andersson. Department of Psychology, Stockholm
University, Stockholm, Sweden. 2013
14. Psychology Anxiety and depression symptoms in patients with diabetes.
M. M. Collins, P. Corcoran and I. J. Perry. University of California
Cooperative Extension, Sonora, CA, USA, and Department of
Epidemiology and Public Health, University College Cork, Cork, Ireland.
2008.
15. Insights on the Anxiety Disorders . Jing-Hong Chen*. Shanghai Key
Laboratory of Psychotic Disorders, Shanghai Mental Health Center,
Shanghai Jiao Tong University School of Medicine, Shanghai, PR China.
2012
16. An integrative network approach to social anxiety disorder: Thecomplex
dynamic interplay among attentional bias for threat,attentional control, and
symptoms. Alexandre Heeren , Richard J. McNally. Department of
Psychology, Harvard University, Cambridge, MA, USA. 2016
17. Positive affect regulation in anxiety disorders. Lori R. Eisner , Sheri L.
Johnson , Charles S. Carver. University of Miami, Coral Gables, United
States. 2009
18. Furer, P. & Walker, J. R. Death Anxiety: A Cognitive-Behavioral
Approach. Journal of Cognitiv Psychotheraphy, 2008, 22(2), 167-182
28
19. Abikusno, N. Sociocultural aspects of the aged: A case studi in Indonesia.
Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition, 2002, 11, 348-350.
20. Badan Pusat Statistik. Jumlah lansia di Indonesia tahun 2010. Jakarta :
BPS. 2010
21. Parental factors associated with depression and anxiety in young people: A
systematic reviewan dmeta-analysis. Marie Bee HuiYap ,Pamela Doreen
Pilkington a,b, Siobhan Mary Ryan. Journal of Affective Disorders 2014
22. Practice Parameter for the Assessment and Treatment of Children and
Adolescents With Anxiety Disorders. Sucheta D. Connolly, M.D., Gail A.
Bernstein, M.D. American Academy of Child and Adolescent Psychiatry..
2006
23. Exercise as Treatment for Anxiety: SystematicReview and Analysis.
Gregory L. Stonerock, Ph.D. & Benson M. Hoffman, Ph.D. Department of
Psychiatry and Behavioral Sciences, Duke University. 2015
24. Impact of depression and anxiety disorders on gastrointestinalsymp-toms
and its prevalence in the general population. Abdulbari Bener, and Elnour
E. Dafeeah. Department of Psychiatry, Rumailah Hospital, Hamad
Medical Corporation, Doha, Qatar. 2011.
25. Cannabis and anxiety : a critical review of the evidence. Jose Alexandre
Crippa, Antonio Waldo Zuardi, Rocio Marten Sarcos. Department of
Psyvhological medicine, London, UKA. 2009
26. Relationship between sleep deprivation and anxiety – experimental
research perspective. Gabriel Natan Pires1, Sergio Tufik1, Monica Levy
Andersen. Journal of psychiatry, Brazil. 2012
27. Scaling-up treatment of depression and anxiety: a global return on
investment analysis Dan Chisholm, Kim Sweeny, Peter Sheehan, Bruce
Rasmussen, Filip Smit, Pim Cuijpers, Shekhar Saxena. Department of
Mental Health and Substance Abuse, WHO, Geneva, Switzerland. 2016
28. Paroxetine Treatment of Generalized Anxiety Disorder: A Double-Blind,
Placebo-Controlled Study. Karl Rickels, M.D. Rocco Zaninelli, M.D.
James McCafferty, B.S. Journal of Psychiatry. 2003
29