Anda di halaman 1dari 29

KEBUTUHAN

PENGGUNAAN
REMOVABLE PARTIAL
DENTURE

SGD 1
BAB I
LATAR BELAKANG

94.6% Penduduk Indonesia usia 34-65 tahun mengalami


penurunan fungsi gigi  mendapatkan perawatan gigi

79.6% diantaranya melakukan pencabutan gigi 


indikasi gigi tiruan

HANYA sebanyak 40.1% merawat dengan GTSL


Hal ini menunjukan bahwa tidak semua orang yang
mengalami kehilangan gigi memakai gigi tiruan 2.2% merawat dengan GTC
• Efek Samping dari Kehilangan Gigi
• Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
• penurunan dimensi vertical wajah,
• resorpsi os maxillaris dan/atau os • Cost-effective  > GTC, implant
mandibularis gigi
• Lebih mudah untuk dimodifikasi
• asimetris wajah,
• gangguan temporomandibular joint.

Beberapa efek samping tersebut akan


menyebabkan penurunan fungsi: Dokter Gigi harus mampu
 stomatognatik mengedukasi masyarakat tentang
 berkurangnya estetik efek samping kehilangan gigi &
manfaat penggunaan GT
 bahkan dapat berdampak secara sistemik
• Rumusan Masalah • Tujuan

• Untuk mengetahui dampak-dampak


• Apa saja akibat yang ditimbulkan
yang ditimbulkan dari kondisi
dari kondisi kehilangan gigi?
kehilangan gigi
• Bagaimanakah kebutuhan dan
• Untuk mengetahui kebutuhan dan
manfaat dari penggunaan gigi tiruan
manfaat dari penggunaan gigi tiruan
sebagian lepasan?
sebagian lepasan

• Manfaat 1. Menambah wawasan masyarakat untuk mengetahui dampak-


dampak yang ditimbulkan dari kondisi kehilangan gigi beserta
manfaat dari penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan
2. Sebagai referensi bagi penulisan karya ilmiah selanjutnya
BAB II
KEHILANGAN GIGI
Pola kehilangan gigi di Indonesia

Pola kehilangan gigi di Indonesia sangat


beragam disetiap daerahnya, baik berdasarkan
kaitannya dengan tingkat usia, tingkat
pendidikan maupun sosial ekonomi.
1. RISKESDAS (Riset Kesehatan Nasional) 2013
:
a. usia 35-44 tahun : 0,4%.
b. usia 65 tahun ke atas : 17,6%
2. RISKESDAS 2007 tingkat provinsi DKI Jakarta
: penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar
9,4%.
3. Anshary dkk (2014) : mengenai pola kehilangan gigi berdasarkan
umur dan tingkat pendidikan di kabupaten Banjar,
a. kelompok umur 25-65 tahun >> kennedy klas III dan yang paling
sedikit terjadi adalah kennedy klas I.
b. kelompok umur >65 tahun >> kennedy klas I dan yang paling
sedikit terjadi adalah kennedy klas III.
c. kelompok pendidikan dasar >> kennedy klas I dan yang paling
sedikit terjadi adalah kennedy klas III.
d. kelompok pendidikan menengah >> kennedy klas III dan yang
paling sedikit terjadi adalah klas IV.
4. Thio dkk (2014) : mengenai pola kehilangan gigi di kelurahan
4. Thio dkk (2014) : mengenai pola kehilangan gigi di kelurahan Meras kecamatan Bunaken kota Manado,
Meras
didapatkan kecamatan
hasil bahwa : Bunaken kota Manado, didapatkan hasil bahwa :
a. a. kehilangan
kehilangan gigi banyak gigi banyak
terjadi terjadi
pada rahang atas pada rahang atas
b. pola b.kehilangan gigi >> Kennedy
pola kehilangan gigiklas
>>IIIKennedy
(21,1%). klas III (21,1%).
DAMPAK KEHILANGAN GIGI

DAMPAK AKTIVITAS
DAMPAK EMOSIONAL DAMPAK SISTEMIK
FUNGSIONAL
Dampak Emosional

• Menurut penelitian, sekitar 45% orang yang


mengalami kehilangan gigi tidak mampu
menerima kondisi tersebut dan merasa lebih
tidak percaya diri dengan hilangnya gigi pada
rongga mulut.

• Menurut penelitian, beberapa orang yang


mengalami kehilangan gigi pun juga merasa
enggan untuk melihat dirinya sendiri apabila
sedang tidak menggunakan gigi tiruan.
Tahapan
Emosi
Tidak menghiraukan gigi
DENIAL yang hilang akibat tidak
adanya perubahan yang
signifikan
Seseorang akan merasa
marah pada dirinya sendiri
atau bahkan marah kepada ANGER
dokter gigi karena tidak
berhasil menyelamatkan
giginya
Mulai merasa putus asa dan
DEPRESSION tingkat kepercayaan diri
menurun
Mau menerima kehilangan
gigi yang mempengaruhi ACCEPTANCE
bentuk wajah
Dampak terhadap Aktivitas Fungsional
A. PENURUNAN EFISIENSI KUNYAH

• Jika terjadi kehilangan gigi terutama pada bagian posterior 


menyebabkan penurunan efisiensi pengunyahan
• Bila terjadi kehilangan sebagian gigi asli  gigi yang masih ada akan
menerima pembebanan berlebih (over loading)
• Kehilangan sebagian gigi  menyebabkan kontak oklusi gigi menjadi
kurang baik  tidak dapat melakukan fungsi secara maksimal
• Mempengaruhi terjadinya penurunan berat badan
B. Kelainan Bicara

Kehilangan gigi terutama gigi anterior  dapat menurunkan fungsi bicara


atau
Kehilangan gigifonetik
terutama gigi anterior  dapat menurunkan fungsi bicara atau fonetik
Hilangnya gigi akan mengakibatkan
Hilangnya kesulitan dalam mengucapkan
gigi akan mengakibatkan kesulitanbeberapa
dalam huruf dengan baik beberapa
mengucapkan
huruf dengan baik
C. Migrasi dan Rotasi gigi

• Hilangnya gigi pada lengkung gigi  menyebabkan migrasi, tipping, dan


rotasi pada gigi tetangga dan bergerak ke ruang yang kosong
• Gigi dapat kehilangan kontak dengan gigi tetangga dan antagonisnya 
menimbulkan karies
• Gigi yang sudah tidak mempunyai gigi antagonis  menyebabkan terjadinya
erupsi berlebih (overeruption) sehingga menyebabkan gigi ekstrusi.
D. Gangguan Sendi
Temporomandibular

• Kehilangan gigi  perubahan pola oklusi  gangguan pada TMJ.


• Gejala gangguan TMJ yang paling umum: adanya suara saat sendi
bergerak (kliking).
• Gangguan TMJ juga dapat diidentifikasi dengan adanya perubahan
pada struktur sendi: perubahan sudut inklinasi dan lereng eminensia
artikularis.
E. Beban Berlebih Pada Jaringan Pendukung

• Kehilangan gigi sebagian  gigi yang masih ada


menerima tekanan mastikasi yang lebih besar (over
loading)
• Pembebanan berlebih menyebabkan:
o Kerusakan membran periodontal
o Atrisi pada gigi geligi
DAMPAK SISTEMIK

Kolestrol & lemak jenuh meningkat

Risiko penyakit kardiovaskural & gangguan gastronintestinal

Laju inflamasi kronik meningkat, risiko DM dan ginjal kronis

Risiko kelainan elektrokardiografi

Gangguan respirasi
Faktor • Antioksidan Lemak tinggi
Nutrisi (menurun)

Karbohidrat
Inflamasi cascade
+ karsinogenesis tinggi

Penyakit
sistemik
Jumlah asupan NSP yang
rendah (>10g/d), asupan
buah dan sayuran yang
Kehilangan rendah (>160g/d).
gigi Jumlah parameter aliran
saliva → individu edentulous

Diet Nutrisi
Gangguan sistemik

Kesehatan mulut

Perkembangan infeksi
GTSL adalah gigi tiruan yang
menggantikan satu atau beberapa gigi
yang hilang pada rahang atas atau
rahang bawah dan dapat dibuka
pasang oleh pasien.
• GTSL Kerangka Logam

• GTSL Resin Akrilik


Manfaat Penggunaan GTSL

Mastikasi
Food reduction
Estetik
Fonetik
Migrasi gigi yang tidak diharapkan
BAB III
KESIMPULAN

• Kehilangan gigi merupakan masalah gigi dan mulut yang terjadi di masyarakat.

• Memengaruhi fungsi pengunyahan, fungsi bicara bila kehilangan gigi anterior, perubahan bentuk wajah, rasa
kepercayaan diri seseorang.

• Pembebanan berlebih memicu kegoyangan gigi & gangguan temporomandibular.

• Keterbatasan dalam memilih makanan memengaruhi asupan nutrisi  kondisi sistemik.

• Kehilangan gigi bisa digantikan dengan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL)  GTSL
kerangka metal dan GTSL akrilik.

• Penggunaan GTSL berpengaruh positif terhadap food reduction yang sekaligus meningkatkan efisiensi
mastikasi.
SARAN

Penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut


mengenai bahan, teknik pembuatan dan desain dari GTSL mengingat
banyaknya manfaat yang bisa diberikan oleh perawatan tersebut pada
kasus kehilangan gigi sebagian agar dapat semakin memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai