A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah
dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut
dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia
bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di
bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari kondisi yang
mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
B. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi
- antibiotic tertentu
- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- benzene
- infeksi virus (khususnya hepatitis)
↓
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
- Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
- Morfologis: anemia normositik normokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
- Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
- Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
↓
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
- Pengaruh obat-obatan tertentu
- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
- Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
- Proses autoimun
- Reaksi transfusi
- Malaria
↓
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
↓
Antigesn pada eritrosit berubah
↓
Dianggap benda asing oleh tubuh
↓
sel darah merah dihancurkan oleh limposit
↓
Anemia hemolisis
ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi
dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan
anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤
1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya
dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
8
Pathway Anemia
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber
kehilangan darah kronis.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
- Transplantasi sumsum tulang
- Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
- Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
10
5. Anemia megaloblastik
- Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
- Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
- Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
11
FORMAT PENGKAJIAN
ASKEP I
Nama Mahasiswa : Yuni Sariati Tempat Praktik : RSUD BARI (PDL-L)
NIM : Po.71.20.1.17.079 Tgl.Pengkajian : 17/02/2019
I. Identitas Klien
Nama (inisial) : Tn. S Tgl MRS : 13-02-2019
TTL,umur : 22/07/1959 (65th) Sumber Informasi : Anak Kandung
Jenis Kelamin : Perempuan √ Laki-laki
Alamat : Tepi sei kedukan No.1810 RT.046 RW 13 3-4 Ulu/seberang
ulu I
Status Perkawinan : √ Kawin Janda Duda Belum Kawin
Agama : Budha
Suku : Melayu
Pendidikan : SD SMP √ SMA PT
Pekerjaan : PNS ABRI/POLRI Buruh √ Tidak Bekerja
Sendiri :
Orang lain : Keluarga (Istri)
6. Diagnosa Medis : DLI+TDBD+Anemia Sedang
7. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Denyut Nadi : 90 x/m
Pernapasan : 21 x/m
Suhu Tubuh : 36,2 ℃
III. Riwayat Kesehatan yang lalu
3. Imunisasi :-
5. Obat-obatan
Frekuensi : 5 x/hari
Warna : √ Kuning/jernih Coklat Coklat Tua Putih
Merah lain-lain, sebutkan ....
8. Pola tidur dan istirahat
Perempuan
Meninggal
Pasien
V. AspekPsikososia
1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan : Kacamata
Alat bantu pendengaran
b. Kesulitan yang dialami : √ Sering pusing
√ Menurunnya sensitifitas terhadap sakit
Menurunnya sensitifitas terhadap panas/
dingin
15
Membaca/ menulis
2. Persepsi Diri
a. Hal yang sangat dipikirkan saat ini : ingin cepat pulang
b. Harapan setelah menjalani perawatan : bisa berjalan dengan seperti biasanya.
c. Perubahan yang dirasa setelah sakit : kondisi sudah membaik
3. Suasana hati : baik
4. Hubungan/ komunikasi Bahasa utama : bahasa indonesia
Bahasa daerah : bahasa palembang
a. Bicara : Jelas Relevan
Mampu mengekspresikan
5. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan : √ Sendiri
Dibantu orang lain, sebutkan
b. Yang disukai tentang diri sendiri : suka di dalam kamar
c. Yang ingin dirubah dari kehidupan : ingin menjadikan kepribadian
yang lebih baik
d. Yang dilakukan jika stress : Pemecahan masalah
Makan
√ Tidur
Makan obat
e. Yang dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman : melakukan observasi
terhadap perawatan dirinya.
16
VI. PengkajianFisik
1. Kepala : Bentuk : Normocephal
Keluhan yang berhubungan : √ Pusing
Sakit kepala
2. Mata : Ukuran pupi : 2 mm √ Isokor Unisokor
Reaksi terhadap cahaya : langsung
Bentuk : sipit
Konjungtila : pucat
Fungsi penglihatan : √ Baik Kabur
3. Hidung : Reaksi alergi :-
Cara mengatasinya :-
Pernah mengalami flu : pernah
Bagaimana frekuensi per tahun : 2-3x
Perdarahan : -
Nyeri : √ Ya Tidak
Kemampuan melakukan aktifitas : pasien tidak mampu
melakukan aktivitas.
Batuk darah : Ya √ Tidak
Sianosis : iya
Perdarahan :-
Pemeriksaan pap smear terakhir :-
Hasil :-
Keputihan :-
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) : -
Prostat : -
Penggunaan Kateter : -
10. Persarafan : Tingkat Kesadaran : CM GCS : 15 E;4, V;5 M;6
Orientasi : baik
Riwayat epilepsi / kejang / parkison : -
Refleks : langsung (+)
Kekuatan menggenggam : Sedang
Pergerakan ekstrimitas : sedang
11. Pernapasan : Nyeri : iya pada daerah ulu hati
Kekakuan : -
Pola latihan gerak : -
12. Kulit : Warna : Normal
Integritas : sedang
Turgor : baik
Eosinofil 1 %
19
Batang 2 %
Segmen 51 %
Limfosit 40 %
Monosit 6 %
KIMIA DARAH
IX. Pengobatan
XIII. Kesimpulan
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Ds : diharapkan pain level, pain durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Klien mengatakan nyeri ulu hati control, comfort level, dengan 19. Observasi reaksi nonverbal
seperti ditusuk-tusuk dan hilang 1. Keadaan umum baik 20. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
- Klien mengatakan nyeri terjadi 3. Skala nyeri ringan (0-3) 21. Kontrol lingkungan yang dapat
pada mempengaruhi
58
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nursing Outcome Classification
O Nursing Intervention Classification (NIC)
(NOC)
Do : nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
2 Defisiensi Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan 15. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
. dengan tindakan
keterbatasan kognitif dan keperawatan selama 3x24 pasien tentang proses penyakit yang spesifik
kurangnya jam
16. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
keinginan untuk mencari informasi, diharapkan Kowlwdge :
ditandai disease
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dengan : process, Kowledge : health
Behavior dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Ds : Kriteria Hasil :
− Klien mengatakan tidak paham
tentang 4. Pasien dan
keluarga
59
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nursing Outcome Classification
O Nursing Intervention Classification (NIC)
(NOC)
penyakit penyakitnya saat ini menyatakan 17. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
− Klien mengatakan tidak mengerti cara pemaha muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
pengobatan yang diberikan untuk man tentang penyakit, kondisi, 18. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
penyembuhan penyakitnya
prognosis dan program tepat
− Klien mengatakan berharap bias cepat
pengobatan 19. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
sembuh dan bisa beraktivitas seperti
5. Pasien dan keluarga mampu cara yang tepat
biasanya
melaksanakan prosedur yang 20. Sediakan informasi pada pasien tentang
Do :
dijelaskan secara benar kondisi, dengan cara yang tepat
- Keadaan umum lemah
21. Hindari harapan yang kosong
- Klien nampak gelisah
22. Sediakan bagi keluarga informasi
- Klien selalu bertanya tentang
kondisinya
tentang kemajuan pasien dengan cara yang
- Klien terilhat bingung
tepat
60
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nursing Outcome Classification
O Nursing Intervention Classification (NIC)
(NOC)
yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
61
A. Inplementasi dan Evaluasi Keperawatan
JAM
1. 7/7/2018 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 8/7/2018 S:
dan kooperatif
Hasil: P: 1 2 5 6
, , ,
Klien di temani 2 orang keluarganya intervensi
non farmakologi
Hasil :
6. Memberikan analgetik
Hasil :
64
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
Hasil :
berikan
Hasil :
HE tentang Gastritis
O:
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
Keadaan umum baik
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Klien terlihat tenang
Hasil :
Klien kooperatif
dalam
komunikasi
Klien dapat
menyebutkan
tetang proses penyakitnya
66
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
HE tentang Gastritis yang telah di
berikan
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara
pendidikan kesehatan
yang tepat
Hasil :
HE tentang Gastritis
A: masalah teratasi
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, sebagian
dengan cara yang tepat
Hasil :
HE
67
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
7. Hindari harapan yang kosong Hasil :
pahami klien
Menginformasikan perkembangan
Hasil :
68
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
HE tentang proses penyakit dan upanya
pencegahan penyakit
Hasil :
69
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari nadi : 80
kali/menit,
ketidaknyamanan
pernapasan : 20
Hasil :
kali/menit, suhu : 36,50C
Klien mulai dapat mengontrol ekspresi
Hasil :
Klien mendemonstrasikan
P: intervensi di
teknik relaksali nafas dalam pertahankan
4. Memberikan analgetik
Hasil :
70
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
injeksi ranitidine 1 ampul/8 jam/IV,
HE Gastritis
Hasil :
72
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
pada abdomen
Hasil :
HE
pahami klien
Menginformasikan perkembangan
klien
pada keluarga
73
HARI, HARI,
DIAGNOSA EVALUASI (SOAP) PAR
TANG IMPLEMENTASI PAR TANGG
KEPERAWA AF AF
GAL AL
TAN CI
DAN DAN
JAM JAM
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
Hasil :
pencegahan penyakit
74
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membandingkan dan menganalisa antar teori dengan kasus
yang telah dibahas pada bab III mengenai Asuhan Keperawatan Pada Tn. dengan
Selatan
Adapun yang akan dibahas dalam bab ini meliputi kesamaan, kesenjangan antara teori
dan kasus yang ditemukan pada klien Tn. I terjadinya penyakit hingga memunculkan
selama 3 (tiga) hari yaitu terhitung mulai tanggal 7 juli 2018 – 9 juli 2018.
Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam
A. Pengkajian
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan waktu
sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya
(Potter dan Perry, 2009). Dari pengkajian Tn. I ditemukan hasil yaitu keluhan utama
Klien mengatakan nyeri abdomen bagian kiri atas. Dengan riwayat keluhan utama
Klien mengatakan sudah merasakan nyeri abdomen sejak satu hari yang lalu sebelum
di rawat di RSUD Konawe Selatan yaitu klien mengatakan nyeri terjadi saat telat
75
76
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul, pada daerah perut kiri atas, dengan
skala nyeri 5 (sedang), klien mengatakan tidak paham penyakit apa yeng di deritanya
saat ini. Upaya yang dilakukan klien untuk mengurangi rasa nyeri mengurangi
bergerak dan minum air, namun hanya berefek sementara saja. Dari hasil
Disamping itu, ditemukan juga pada data psikologis klien mengatakan tidak paham
tentang penyakit penyakitnya saat ini, klien terilhat bingung dan gelisah serta selalu
bertanya tentang kondisinya. Klien mengatakan tidak mengerti cara pengobatan yang
diberikan untuk penyembuhan penyakitnya dan klien mengatakan berharap bias cepat
sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Hal ini tidaak ada kesenjangan yang
didapatkan oleh penulis antara data yang didapatkan melalui hasil pengkajian dengan
teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan gastritis akut. dikarenakan dalam
setiap perjalanan penyakit akan berdampak pada fisik maupun psikologis klien.
Tanda dan gejala gastritis akut pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan abdomen
yang tidak jelas seperti mual, muntah dan anoreksia sehingga menyebabkan
kehilangan cairan dan elektrolit. Pada beberapa orang didapat keluhan yang lebih
76
77
tangan untuk mengetahui kelembaban, suhu, tekstur, adanya masa dan penonjolan,
lokasi dan ukuran organ serta pembengkakan. Perkusi, pemeriksaan ini menggunakan
prinsip vibrasi dan getaran udara dilakukan dengan mengetuk permukaan tubuh
menggunakan alat bantu stetoskop ataupun tidak (Debora, 2011). Dari hasil
pengkajian yang didapatkan penulis saat dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum
mmHg, N 88x/menit, S 37ºC, P 20x/menit, Berat badan 55 kg dan tinggi badan 157
cm.
Pemeriksaan body system: Pernafasan (B1: Breathing) Klien mengatakan tidak ada
keluahan pada pernafasan. Cardiovaskuler (B2: Bleeding) Tidak ada nyeri tekan ictus
cordis teraba jelas tiga jari dibawah putting susu. Perkusi dada redup. Suara jantung :
normal S1 dan S2 tunggal regular. Klien mengatakan tidak ada keluahan pada
Bladder) Klien mengatakan tidak ada gangguan pada pola eliminasi urine.
Pencernaan-Eliminasi (B5: Bowel) nyeri pada abdomen kuadran kiri atas, klien
mengatakan kurang nafsu makan, klien mengatakan mual dan muntah. Tulang-Otot-
77
78
kekuatan otot kiri dan kakan 5/5, tonus ototnya baik. Klien mengatakan kesulitan
untuk bergerak karena merasakan nyeri pada abdomen, klien mengatakan nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
potensial pasien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktual dan potensial pasien didapatkan dari
data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa
lalu dan konsultasi dengan profesional lain (Nurarif .A.H, 2015). Diagnosa
78
79
Berdasarkan data hasil pengkajian pada Tn. I dengan keluhan utama Klien
mengatakan nyeri abdomen bagian kiri atas, maka di tegakkan diagnosa utama yaitu
nyeri akut berhubungan dengan agen injuri. adanya keluahan pada data psikologis
klien mengatakan tidak paham tentang penyakit penyakitnya saat ini, klien
penyakitnya dan klien mengatakan berharap bias cepat sembuh dan bisa beraktivitas
Dari data pengkajian dan penegakkan diagnosa keperawatan tersebut tidak terdapat
kesenjangan antara kasus dan teori dimana diagnosa keperawatan yang telah
ditemukan pada kasus Tn. I terdapat dalam teori namun tidak memuat diagnosa
dipertahankan. Ansietas/Kecemasan
79
80
hospitalisasi. Hal ini terjadi karena tidak ada data pendukung saat pengkajian untuk
pemahaman tentang kesehatan dan penyakit yang berbeda-beda dan juga dipengaruhi
kemampuan tubuh untuk merespon penyebab suatu penyakit yang dialami pasien
C. Intervensi Keperawatan
hasil yang berpedoman pada SMART yaitu S (Specific) dimana tujuan harus spesifik
dan tidak menimbulkan arti ganda, M (Measurable) dimana tujuan keperawatan harus
dapat diukur khususnya tentang perilaku pasien (dapat dilihat, didengar, diraba,
masalah keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan
80
81
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan dengan
observasi terhadap kemajuan klien untuk memantau secara langsung yang dilakukan
Classification (NOC) dan Nursing Intervention Clasification (NIC) antara lain pada
diagnosa utama yaitu nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri, dengan tujuan:
pain level, pain control, comfort level, dan kriteria hasil: Keadaan umum baik,
mampu mengontrol nyeri, skala nyeri ringan (0-3). Intervensi yang dilakukan adalah :
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, observasi reaksi non verbal dari
pengalaman nyeri pasien, kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan, ajarkan tentang teknik non farmakologi,
nyeri,tingkatkan istirahat, kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
81
82
Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada diagnosa kedua yaitu defisiensi
health Behavior. Kriteria Hasil : pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan, pasien dan keluarga mampu
adalah Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
yang spesifik, Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat, Gambarkan tanda
dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat, Gambarkan
proses penyakit, dengan cara yang tepat, Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna
cara yang tepat, Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang
tepat, Hindari harapan yang kosong, Sediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat, Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau
proses pengontrolan penyakit, Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal,
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada
dalam teori dan intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena
semua intervensi yang ada dalam teori telah diterapkan dalam praktek klinik
dilapangan.
82
83
D. Implementasi Keperawatan
dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan
(Wijayaningsih, 2013).
diberikan kepada klien untuk melanjutkan proses keperawatan yang telah ada. Seperti
ditemukan pada respon di hari pertama tindakan keperawatan pada Tn. I tanggal 7 juli
intervensi keperawatan tetap dilaksanakan dan pada tanggal 8 juli sampai 9 juli 2018
dipertahankan.
E. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan
saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien.
83
84
O : Data
Evaluasi hasil pada tanggal 8 juli 2018 pukul 09.00 WITA Diagnosa utama nyeri akut
dengan data subyektif : klien mengatakan nyeri mulai berkurang, klien mengatakan
nyerinya hilang timbul perlahan berkurang. Obyektif : keadaan umum baik, klien
nampak tenang, palpasi nyeri abdomen, skala nyeri 4 (sedang), TTV : TD : 110/70
penyakitnya, klien mengatakan berharap ingin cepat sembuh dan bisa pulang.
Obyektif : keadaan umum baik, klien terlihat tenang, klien kooperatif dalam
intervensi dilanjutkan.
Evaluasi hasil pada tanggal 9 Juli 2018 pukul 09.00 WITA. Diagnosa utama nyeri
akut dengan data subyektif : klien mengatakan tidak merasakan lagi. Obyektif :
keadaan umum baik, klien nampak tenang, TTV : TD : 110/70 mmHg, nadi : 80
84
85
sudah paham dan mengerti tentang penyakitnya. Obyektif : keadaan umum baik, klien
dipertahankan.
Pada teori maupun kasus dalam membuat evaluasi berdasarkan tujuan dan kriteria
hasil yang dicapai. Dimana pada kasus penulis memerlukan evalusi dari tindakan
keperawatan yang dilakukan selama 3 hari terhitung mulai tanggal7 juli 2018 sampai
Dari dua masalah yang yang ditemukan antara lain, nyeri akut berhubungan dengan
pada studi kasus taratasi sebagian dan intervensi tetap dipertahankan, selama studi
kesus dilaksanakan klien dan keluarga sangat kooperatif serta adanya kerjasama
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
studi kasus serta kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek tentang teori
penyakit Gastritis pada Tn. I maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut
1. Hasil pengkajian pada pada Tn. I pada tanggal 7 juli 2018 di ruang
asoka RSUD Konawe Selatan dengan menganalisa data yang ditemukan antara lain,
data subyektif: klien mengatakan nyeri abdomen bagian kiri atas, klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul, klien mengatakan nyeri terjadi saat telat
makan dan yang pedis, klien mengatakan nyeri terjadi pada daerah perut kiri atas,
klien mengatakan tidak paham tentang penyakit penyakitnya saat ini, klien
penyakitnya, klien mengatakan berharap bias cepat sembuh dan bisa beraktivitas
seperti biasanya. Data obyektif: keadaan umum lemah, klien nampak meringis,
palpasi: nyeri pada abdomen kuadran kiri atas, klien nampak gelisah, klien selalu
bertanya tentang kondisinya, klien terilhat bingung, skala nyeri 5 (sedang), TTV : TD
86
87
menyimpulkan analisa data pada Tn. I adalah nyeri akut berhubungan dengan agen
rencana intervensi keperawatan, dan tidak adanya kesenjangan antara teori dengan
studi kasus untuk implementasi keperawatan dan pada tahap evaluasi merupakan
tahap akhir dari proses keperaatan yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan
keperawatan yang telah ada. Seperti ditemukan pada respon di hari pertama tindakan
keperawatan pada Tn. I tanggal 7 juni 2018 yang belum menunjukan perubahan
pada tanggal 8 juli sampai 9 juli 2018 terjadi perubahan kesehatan pada klien dan
terhitung mulai tanggal7 juli 2018 sampai 9 juli 2018 selama 3x24 jam. Ke dua
diagnosa
87
88
keperawatan pada studi kasus taratasi sebagian dan intervensi tetap dipertahankan,
selama studi kesus dilaksanakan klien dan keluarga sangat kooperatif serta adanya
kerjasama yang baik dengan tim medis lain dan petugas ruangan.
B. Saran
1. Bagi Penulis
2. Praktis
a. Bagi Masyarakat/Pasien
Tingkatkan kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat,
adanya kerjasama dan komunikasi yang baik akan memperlancar dalam tindakan
perawatan. Selain itu perlu juga di berikan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
baik , karena
88
89
dalam hal ini manusia harus di pandang sebagai makhluk bio-psiko- sosial dan
spiritual.
89
DAFTAR PUSTAKA