Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat
OLEH KELOMPOK 3:
1. Eli Yuliani P2.06.24.4.18.007
2. Fitri Sundari Nusantara P2.06.24.4.18.012
3. Maelan Adzima P2.06.24.4.18.020
4. Popong Sumiati P2.06.24.4.18.026
Alhamdulillah, kiranya tak ada kata yang lebih pantas untuk diucapkan
selain ucapan syukur yang penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta umatnya yang tetap
istiqomah memegang agama ini.
Makalah yang berjudul “Konsep Pengorganisasian Masyarakat” ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat di
Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Tidak sedikit pihak yang telah
membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Dengan segala ketulusan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa walaupun penulis telah berusaha untuk
menulis makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun dalam penulisannya masih jauh
dari kesempurnaan karena segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis.
Walaupun demikian, penulis tetap berharap makalah ini dapat memberi manfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi siapa saja yang membacanya.
Semoga Allah SWT meridhoi segala amal perbuatan kita dan memberikan
balasan yang terbaik di dunia maupun di akhirat nanti.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHUALAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu
negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut
memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh
banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat di suatu
negara tersebut. Kesehatan masarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masarakat. Salah satunya
pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa
dini dan pengobatan. (IAKMI , 2012).
Kesehatan lingkungan adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan didefinisi-kan oleh
World Health Organization sebagai: aspek-aspek kesehatan manusia dan
penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam lingkungan. Hal ini juga
mencakup pada teori dan praktek dalam menilai dan mengendalikan faktor-
faktor dalam lingkungan yang dapat berpotensi mempengaruhi kesehatan.
Kesehatan lingkungan mencakup efek patologis langsung bahan kimia, radiasi
dan beberapa agen biologis, dan dampak (sering tidak langsung) di bidang
kesehatan dan kesejahteraan fisik yang luas, psikologis, sosial dan estetika
lingkungan termasuk perumahan, pembangunan perkotaan, penggunaan lahan
dan transportasi. (Pirenaningtyas, 2007)
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan
hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar
terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. (Pirenaningtyas, 2007)
Salah satu faktor dalam lingkungan yang menyebabkan aspek-aspek kesehatan
1
manusia terganggu dan munculnya penyakit adalah tingkat pendidikan
masyarakat di suatu daerah tempat mereka tinggal. Faktor pendidikan dapat
mempengaruhi respon masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk membuat makalah
tentang pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap kesehatan
lingkungan. Sebab sebagai unsur utama suatu negara, kita perlu melakukan
pembenahan agar terwujud kesehatan lingkungan yang diharapkan, serta
menjadikan masyarakat lebih produktif dan berprestasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar pengorganisasian masyarakat ?
2. Bagaimana perencanaan pengorganisasian masyarakat ?
3. Apa saja pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat ?
4. Apa peran petugas dalam pengorganisasian masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar pengorganisasian masyarakat.
2. Untuk mengetahui perencanaan pengorganisasian masyarakat.
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat.
4. Untuk mengetahui peranan petugas dalam pengorganisasian masyarakat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Aspek penting dalam Pengorganisasian
a. Proses.
1) Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga
tidak.
2) Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaan.
3) Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan
sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya
4) Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat.
5) Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi
biasanya ditemukan pada segelintir orang yang kemudian
melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
b. Masyarakat.
Masyarakat dapat diartikan sebagai :
1) Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa,
kelurahan, kecamatan, dst
2) Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama
dari kelompok yang lebih besar.
3) Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat
menyadarkan kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah
dan memenuhi kebutuhannya.
c. Berfungsinya Masyarakat.
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja
untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
seluruh masyarakat.
4
3. Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk
mensukseskan rencana tersebut.
5
pengorganisasian masyarakat mengajarkan bagaimana masyarakat
mengorganisir dirinya untuk melakukan serangkaian perencanaan yang
sudah dirancang oleh mereka sendiri untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dan juga menjalin hubungan atau kerjasama dengan pihak-pihak yang
dirasa bisa membantu dan mendukung apa yang mereka lakukan di dalam
menghadapi tekanan yang mereka hadapi.
6
meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga
dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
7
f. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai keterampilan (skills) tertentu
yang dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara mennyeluruh
g. Mengetahui keterbatasannya sendiri.
8
determination) dan kemandirian (self-help). Tujuannya adalah agar
masyarakat memeperoleh pengalaman belajar untuk pengembangan diri
dengan melalui pemikiran dan tindakan oleh masyarakat sendiri.
Adapun peran petugas dalam pendekatan non direktf antara lain:
a. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan merangsang
munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam
masyarakat.
b. Memberikan informasi, jika dibutuhkan tentang pengalaman
kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk menghadapi hal yang
serupa.
c. Membantu diperolehnya kemampuan masyarakat untuk membuat
analisa situasi secara sistimatik tentang hakekat dan penyebab dari
masalah yang dihadapi masyarakat.
d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah yang sedang
dihadapi mereka, sebagai tambahan dari sumber-sumber yang
memang sudah dimiliki masyarakat.
Keuntungan Pendekatan Non-direktif
Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari pendekatan non direktif
a. Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam
keterbatasan sumber yang ada. Pada dasarnya memang selalu ada
keterbatasan dana, tenaga maupun teknologi yang dimiliki oleh
pemerintah atau lembaga swasta. Dibukanya kesempatan keada
masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan dengan menggunakan
sumber-sumber yang ada akan memberikan kesempatan kepada
pemerintah/lembaga untuk membantu lebih banyak kegiatan di
tempat-tempat lainnya. Selain itu kesempatan untuk megorganisasi
diri juga memungkinkan digalinya potensi setempat yang semula
tidak terlihat.
b. Membantu perkembangan masyarakat. Dengan diperolehnya
pengalaman belajar maka kemampuan masyarakat akan berkembang
9
diikuti dengan tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan mereka
untuk mengatasi masalah.
c. Menumbuhkan rasa kebersamaan (we-feeling). Pengalaman
bekerjasama diantara sesama anggota masyarakat untuk mengatasi
masalah-masalah bersama akan meningkatkan pengenalan diri
diantara mereka sehingga dapat dirasakan tumbuhnya rasa
kebersamaan.
Keterbatasan Pendekatan Non-direktif
Beberapa keterbatasan pendekatan Non-Direktif yaitu:
a) Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi dan proses kegiatan
serta tidak dapat menjamin bahwa hasil akhir akan sesuai dengan
keinginannya.
b) Masyarakat yang sudah terbiasa dengan pendekatan direktif
cenderung tidak menyukai pendekatan yang non-direktif karena
dengan pendekatan ini masyarakat "dipaksa" untuk terlibat secara
aktif dan ikut bertanggung jawab sepenuhnya atas keputusan yang
ditetapkan.
10
c. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh
masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi
masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah,
pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan
kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang
dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran
Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengorganisasian rakyat atau yang lebih dikenal dengan
pengorganisasian masyarakat itu sendiri mengandung makna yang lebih
luas dari kedua akar katanya. Istilah rakyat tidak hanya sekedar mengacu
pada perkauman (community) yang khas dalam konteks yang lebih luas,
juga pada masyarakat (society) pada umumnya. Pengorganisasian lebih
dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan
masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan yang lebih adil.
Secara keseluruhan terdapat enam tahapan pokok pengorganisasian
masyarakat antara lain persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi, dan perluasan. Peran petugas dalam pengorganisasian masyarakat
antara lain sebagai pembimbing, enabler, dan ahli.
Pendekatan yang dilakukan dalam pengorganisasian masyarakat
antara lain pendekatan direktif dan nondirektif. Sedangkan menurut Ross
Murray pendekatan dibagi menjadi tiga antara lain spesific content objective
approach, general content objective approach , process objective approach.
B. Saran
Sebagai bidan perlu mempelajari konsep pengorganisasian
masyarakat karena peran bidan tidak hanya sebagai care provider tetapi
juga pengelola serta mmemilki peranan penting dalam terciptanya
partisipasi masyarakat. Sehingga pendekatan yang dilakukan dapat diterima
oleh masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://wiki.fasilitator-masyarakat.org/index.php?title=Pengembangan_Masyarakat,
diakses pada tanggal 27 Februari 2019
http://ellyaniabadi.blogspot.com/2014/10/pengorganisasian-dan-
pengembangan.html diakses pada tanggal 27 februari 2019 pukul 10.30
http://rasifirdani.blogspot.com/2013/03/tujuan-pengorganisasian-dan-syarat.html
diakses pada tanggal 27 februari 2019 pukul 19.30