Anda di halaman 1dari 17

KONSEP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Diajukan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat

OLEH KELOMPOK 3:
1. Eli Yuliani P2.06.24.4.18.007
2. Fitri Sundari Nusantara P2.06.24.4.18.012
3. Maelan Adzima P2.06.24.4.18.020
4. Popong Sumiati P2.06.24.4.18.026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN ALIH JENJANG CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, kiranya tak ada kata yang lebih pantas untuk diucapkan
selain ucapan syukur yang penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta umatnya yang tetap
istiqomah memegang agama ini.
Makalah yang berjudul “Konsep Pengorganisasian Masyarakat” ditulis untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat di
Prodi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Tidak sedikit pihak yang telah
membantu penulis dalam proses penyusunan makalah ini. Dengan segala ketulusan
hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa walaupun penulis telah berusaha untuk
menulis makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun dalam penulisannya masih jauh
dari kesempurnaan karena segala keterbatasan yang dimiliki oleh penulis.
Walaupun demikian, penulis tetap berharap makalah ini dapat memberi manfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi siapa saja yang membacanya.
Semoga Allah SWT meridhoi segala amal perbuatan kita dan memberikan
balasan yang terbaik di dunia maupun di akhirat nanti.

Cirebon, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penyusunan Kajian ....................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
A Konsep Dasar Pengorganisasian Masyarakat. .......................... 3
B. Perencanaan Pengorganisasia Masyarakat .............................. 6
C. Peran Petugas Dalam Pengorganisasian Masyarakat ............ 7
D. Pendekatan Dalam Pengorgasisasian Masyarakat... ............... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................... 12
A. Simpulan ..................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHUALAN

A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu
negara. Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut
memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh
banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat di suatu
negara tersebut. Kesehatan masarakat adalah ilmu yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masarakat. Salah satunya
pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa
dini dan pengobatan. (IAKMI , 2012).
Kesehatan lingkungan adalah cabang ilmu kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua aspek dari alam dan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan didefinisi-kan oleh
World Health Organization sebagai: aspek-aspek kesehatan manusia dan
penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor dalam lingkungan. Hal ini juga
mencakup pada teori dan praktek dalam menilai dan mengendalikan faktor-
faktor dalam lingkungan yang dapat berpotensi mempengaruhi kesehatan.
Kesehatan lingkungan mencakup efek patologis langsung bahan kimia, radiasi
dan beberapa agen biologis, dan dampak (sering tidak langsung) di bidang
kesehatan dan kesejahteraan fisik yang luas, psikologis, sosial dan estetika
lingkungan termasuk perumahan, pembangunan perkotaan, penggunaan lahan
dan transportasi. (Pirenaningtyas, 2007)
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan
hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar
terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. (Pirenaningtyas, 2007)
Salah satu faktor dalam lingkungan yang menyebabkan aspek-aspek kesehatan

1
manusia terganggu dan munculnya penyakit adalah tingkat pendidikan
masyarakat di suatu daerah tempat mereka tinggal. Faktor pendidikan dapat
mempengaruhi respon masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk membuat makalah
tentang pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap kesehatan
lingkungan. Sebab sebagai unsur utama suatu negara, kita perlu melakukan
pembenahan agar terwujud kesehatan lingkungan yang diharapkan, serta
menjadikan masyarakat lebih produktif dan berprestasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar pengorganisasian masyarakat ?
2. Bagaimana perencanaan pengorganisasian masyarakat ?
3. Apa saja pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat ?
4. Apa peran petugas dalam pengorganisasian masyarakat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar pengorganisasian masyarakat.
2. Untuk mengetahui perencanaan pengorganisasian masyarakat.
3. Untuk mengetahui pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat.
4. Untuk mengetahui peranan petugas dalam pengorganisasian masyarakat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengorganisasian Masyarakat


1. Pengertian Pengorganisasian
Pengertian pengorganisasian berasal dari kata Organizing yang
mempunyai arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang
terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi
satu dengan lainnya.
Adapun beberapa definisi dari pengorganisasian yang diungkapkan
oleh para ahli manajemen, antara lain sebagai berikut:
a) Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
b) Menurut George R. Terry, pengorganisasian sebagai kegiatan
mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara
kelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu serta
tanggungjawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk setiap
komponen dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dan tepat.
c) Menurut Siagian berpendapat bahwa pengorganisasian merupakan
keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-
tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan orang-
orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing yang kesemuanya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

3
2. Aspek penting dalam Pengorganisasian
a. Proses.
1) Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga
tidak.
2) Dalam proses ditemukan unsur-unsur kesukarelaan.
3) Kesukarelaan timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan
sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya
4) Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat.
5) Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi
biasanya ditemukan pada segelintir orang yang kemudian
melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya.
b. Masyarakat.
Masyarakat dapat diartikan sebagai :
1) Kelompok yang mempunyai batas-batas geografis: Desa,
kelurahan, kecamatan, dst
2) Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama
dari kelompok yang lebih besar.
3) Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat
menyadarkan kelompok yang lebih besar.
4) Kelompok yang secara bersama-sama mencoba mengatasi masalah
dan memenuhi kebutuhannya.
c. Berfungsinya Masyarakat.
Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja
untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
seluruh masyarakat.

4
3. Melakukan upaya penyebaran rencana atau kampanye untuk
mensukseskan rencana tersebut.

3. Pengertian Pengorganisasian Masyarakat


Pengorganisasian rakyat atau yang lebih dikenal dengan
pengorganisasian masyarakat itu sendiri mengandung makna yang lebih
luas dari kedua akar katanya. Istilah rakyat tidak hanya sekedar mengacu
pada perkauman (community) yang khas dalam konteks yang lebih luas,
juga pada masyarakat (society) pada umumnya. Pengorganisasian lebih
dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan
masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan yang lebih adil.
Mc. Millan Wayne (1947) mengatakan bahwa community organizing
dalam pengertian umum adalah suatu usaha yang ditujukan untuk
membantu kelompok-kelompok dalam mencapai kesatuan tujuan dan
tindakan. Hal ini merupakan praktek yang tujuannya adalah untuk
mencapai sumber-sumber daya yang dibutuhkan oleh dua atau lebih
kelompok-kelompok yang ada.
G. Ross Murray juga mengatakan bahwa community organizing ialah
suatu proses dengan mana suatu masyarakat menemukan kebutuhan-
kebutuhan dan tujuannya adalah untuk menciptakan teoritis diantara
kebutuhan-kebutuhan, juga menemukan sumber-sumber baik sumber
informal (dari masyarakat sendiri) maupun sumber eksternal (dari luar
masyarakat) agar masyarakat dapat meningkatkan dan mengembangkan
sikap-sikap dan praktek-praktek cooperative didalam masyarakat (Agus
Suriadi, dalam buku diktat kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan
Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, 2005: 5).
Melihat dari beberapa definisi di atas, di dalam pengorganisasian
masyarakat tidak bisa lepas dari makna pengembangan masyarakat, hal ini
bisa dilihat dalam definisi pengorganisasian masyarakat yang banyak
menekankan kepada pengembangan kapasitas masyarakat dan juga
mengajarkan masyarakat untuk mandiri. Dalam definisi-definisi tentang

5
pengorganisasian masyarakat mengajarkan bagaimana masyarakat
mengorganisir dirinya untuk melakukan serangkaian perencanaan yang
sudah dirancang oleh mereka sendiri untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dan juga menjalin hubungan atau kerjasama dengan pihak-pihak yang
dirasa bisa membantu dan mendukung apa yang mereka lakukan di dalam
menghadapi tekanan yang mereka hadapi.

B. Perencanaan Pengorganisasian Masyarakat


Secara keseluruhan terdapat enam tahapan pokok pengorganisasian
masyarakat antara lain:
1. Persiapan
Dilakukan persiapan yang bersifat intern petugas dan pesiapan sosial untuk
masyarakat. Persiapan petugas berupa teknis-administratif dan bersifat
strategis pendekatan. Pada pesiapan sosial, perlu mulai dilakukan
pengenalan masyarakat, pengenalan masalah dan selanjutnya diikuti
dengan upaya penyadaran.
2. Perencanaan
Secara bersama disusun rencana untuk mengatasi masalah uang dihadapi
dan cara-cara penerapan rencana tersebut dalam tahap pelaksanaan.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun
4. Pemantauan
Dilakukan selama pelaksanaan secara berkala
5. Evaluasi
Untuk melihat melihat pencapaian tujuan
6. Perluasan
Merupakan pengembangan kegiatan yang dilakukan dan dapat dilakukan
dengan dua cara yakni kuantitatif dan kualitatif. Kuantitafif yakni perluasan
dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan baik pada wilayah
setempat maupun wilayah lainnya. Kualitatif yakni perluasan dengan

6
meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga
dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

C. Peran Petugas Dalam Pengorganisasian Masyarakat


Peran petugas dalam pengorganisasian masyarakat terbagi menjadi
beberapa jenis, antara lain sebagai:
1. Guide (Pembimbing)
Petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakt sendiri dengan
cara yang efektif, tetapi pihan cara dan penentuan tujuan dilakukan
sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas.
2. Enabler
Petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan keresahan yang
ada dalam masyarakat untuk diperbaiki.
3. Expert (Ahli)
Petugas berperan mmberikan keterangan dalam bidang-bidang yang
dikuasainya.
Adapun persyaratan menjadi petugas antara lain:
a. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan
mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya
antara petugas dan masyarakat.
b. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya alam yang ada di
masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat
dimintakan bantuan.
c. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat dengan menggunakan metode
dan teeknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat
dipindahkan, dimengerti, dan diamalkan oleh masyarakat.
d. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan
masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.
e. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan
lingkungannya.

7
f. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai keterampilan (skills) tertentu
yang dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara mennyeluruh
g. Mengetahui keterbatasannya sendiri.

D. Pendekatan Dalam Pengorganisasian Masyarakat


1. Pendekatan Direktif
Pada suatu pendekatan yang direktif, petugaslah yang menetapkan
apa yang baik atau buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu
dilakukan untuk memperbaikinya dan selanjutnya menyediakan sarana
yang diperlukan untuk perbaikan tersebut. Dengan pendekatan seperti ini
memang prakarsa dan pengambilan keputusan berada ditangan petugas.
Dalam praktiknya petugas memang mungkin menanyakan apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat atau cara apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi suatu masalah, tetapi jawaban yang muncul dari masyarakat
selalu diukur dari segi baik dan buruk menurut petugas.
Dengan pendekatan ini memang banyak hasil yang telah diperoleh,
tetapi terutama untuk hal- hal yang bersifat tujuan jangka pendek, atau
yang bersifat pencapaian secara fisik. Pendekatan seperti ini menjadi
kurang efektif untuk mencapai hal-hal yang sifatnya jangka panjang atau
untuk memperoleh perubahan-perubahan mendasar yang berkaitan dengan
perilaku. Penggunaan pendekatan direktif sebetulnya juga mengakibatkan
hilangnya kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dan
menimbulkan kecenderungan untuk tergantung kepada petugas.
2. Pendekatan Non Direktif
Pada pendekatan non-direktif, petugas tidak menempatkan diri
sebagai orang yang menetapkan apa yang baik dan apa yang buruk bagi
masyarakat,untuk membuat analisa dan mengambil keputusan untuk
masyarakat atau menetapkan cara-cara yang bisa dilakukan oleh
masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan ini petugas berusaha untuk
merangsang tumbuhnya suatu proses penetapan sendiri (self

8
determination) dan kemandirian (self-help). Tujuannya adalah agar
masyarakat memeperoleh pengalaman belajar untuk pengembangan diri
dengan melalui pemikiran dan tindakan oleh masyarakat sendiri.
Adapun peran petugas dalam pendekatan non direktf antara lain:
a. Menumbuhkan keinginan untuk bertindak dengan merangsang
munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam
masyarakat.
b. Memberikan informasi, jika dibutuhkan tentang pengalaman
kelompok lain dalam mengorganisasi diri untuk menghadapi hal yang
serupa.
c. Membantu diperolehnya kemampuan masyarakat untuk membuat
analisa situasi secara sistimatik tentang hakekat dan penyebab dari
masalah yang dihadapi masyarakat.
d. Menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang dapat
dimanfaatkan untuk membantu mengatasi masalah yang sedang
dihadapi mereka, sebagai tambahan dari sumber-sumber yang
memang sudah dimiliki masyarakat.
Keuntungan Pendekatan Non-direktif
Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari pendekatan non direktif
a. Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam
keterbatasan sumber yang ada. Pada dasarnya memang selalu ada
keterbatasan dana, tenaga maupun teknologi yang dimiliki oleh
pemerintah atau lembaga swasta. Dibukanya kesempatan keada
masyarakat untuk mengorganisasi kegiatan dengan menggunakan
sumber-sumber yang ada akan memberikan kesempatan kepada
pemerintah/lembaga untuk membantu lebih banyak kegiatan di
tempat-tempat lainnya. Selain itu kesempatan untuk megorganisasi
diri juga memungkinkan digalinya potensi setempat yang semula
tidak terlihat.
b. Membantu perkembangan masyarakat. Dengan diperolehnya
pengalaman belajar maka kemampuan masyarakat akan berkembang

9
diikuti dengan tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan mereka
untuk mengatasi masalah.
c. Menumbuhkan rasa kebersamaan (we-feeling). Pengalaman
bekerjasama diantara sesama anggota masyarakat untuk mengatasi
masalah-masalah bersama akan meningkatkan pengenalan diri
diantara mereka sehingga dapat dirasakan tumbuhnya rasa
kebersamaan.
Keterbatasan Pendekatan Non-direktif
Beberapa keterbatasan pendekatan Non-Direktif yaitu:
a) Petugas tidak dapat sepenuhnya menetapkan isi dan proses kegiatan
serta tidak dapat menjamin bahwa hasil akhir akan sesuai dengan
keinginannya.
b) Masyarakat yang sudah terbiasa dengan pendekatan direktif
cenderung tidak menyukai pendekatan yang non-direktif karena
dengan pendekatan ini masyarakat "dipaksa" untuk terlibat secara
aktif dan ikut bertanggung jawab sepenuhnya atas keputusan yang
ditetapkan.

Menurut Ross Murray dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3


Pendekatan yang digunakan, yaitu :
a. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau
Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan
dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal /
program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program
penanggulangan sampah.
b. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu,
yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.

10
c. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh
masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi
masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah,
pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan
kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan
kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang
dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran
Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pengorganisasian rakyat atau yang lebih dikenal dengan
pengorganisasian masyarakat itu sendiri mengandung makna yang lebih
luas dari kedua akar katanya. Istilah rakyat tidak hanya sekedar mengacu
pada perkauman (community) yang khas dalam konteks yang lebih luas,
juga pada masyarakat (society) pada umumnya. Pengorganisasian lebih
dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan
masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan yang lebih adil.
Secara keseluruhan terdapat enam tahapan pokok pengorganisasian
masyarakat antara lain persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
evaluasi, dan perluasan. Peran petugas dalam pengorganisasian masyarakat
antara lain sebagai pembimbing, enabler, dan ahli.
Pendekatan yang dilakukan dalam pengorganisasian masyarakat
antara lain pendekatan direktif dan nondirektif. Sedangkan menurut Ross
Murray pendekatan dibagi menjadi tiga antara lain spesific content objective
approach, general content objective approach , process objective approach.

B. Saran
Sebagai bidan perlu mempelajari konsep pengorganisasian
masyarakat karena peran bidan tidak hanya sebagai care provider tetapi
juga pengelola serta mmemilki peranan penting dalam terciptanya
partisipasi masyarakat. Sehingga pendekatan yang dilakukan dapat diterima
oleh masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurrocchmi, Endang. 2016. Modul Pengorganisasian dan Pengembangan


Massyarakat. Cirebon: Politeknik Kemenkes Tasikmalaya.

Hurairah, A. 2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model dan


Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora.

Kurniati, Desak Putu Yuli.2015. Bahan Ajar Pengorganisasian Dan


Pengembangan Masyarakat. Denpasar: Promkes Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Notoatmodjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.Jakarta.

Ross, Murray G. 1956. Community Organization: Theory, Principles, And


Practice. New York: Harper and Row.

Sarwono, Sarlito; Atmosiswoyo, Subyakto; Sasongko. Adi.1979.


Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat.Jakarta: FKMUI

Suharto, E. 2009. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat. Makalah ini


disampaikan pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS
Bandung

http://wiki.fasilitator-masyarakat.org/index.php?title=Pengembangan_Masyarakat,
diakses pada tanggal 27 Februari 2019

http://ellyaniabadi.blogspot.com/2014/10/pengorganisasian-dan-
pengembangan.html diakses pada tanggal 27 februari 2019 pukul 10.30

http://rasifirdani.blogspot.com/2013/03/tujuan-pengorganisasian-dan-syarat.html
diakses pada tanggal 27 februari 2019 pukul 19.30

Anda mungkin juga menyukai

  • SIK Perspektif
    SIK Perspektif
    Dokumen21 halaman
    SIK Perspektif
    eem ati kusmiati
    Belum ada peringkat
  • Ghu
    Ghu
    Dokumen24 halaman
    Ghu
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab 1, 2, 3
    Bab 1, 2, 3
    Dokumen15 halaman
    Bab 1, 2, 3
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab I Analisis Situasi: I.1 Keadaan Umum I.1.A Geografis
    Bab I Analisis Situasi: I.1 Keadaan Umum I.1.A Geografis
    Dokumen68 halaman
    Bab I Analisis Situasi: I.1 Keadaan Umum I.1.A Geografis
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • PPM Kel 9
    PPM Kel 9
    Dokumen30 halaman
    PPM Kel 9
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 Metodik Khusus
    Kelompok 2 Metodik Khusus
    Dokumen19 halaman
    Kelompok 2 Metodik Khusus
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Monopol I
    Monopol I
    Dokumen2 halaman
    Monopol I
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • BIOGRAFI DR. GAMAL
    BIOGRAFI DR. GAMAL
    Dokumen15 halaman
    BIOGRAFI DR. GAMAL
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 Kespro
    Kelompok 2 Kespro
    Dokumen21 halaman
    Kelompok 2 Kespro
    Aliya Zachra Chairunissa
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-1
    Bab Ii-1
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii-1
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen7 halaman
    Cover
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab 8 Menyusun-Proposal-Penawaran Edit1
    Bab 8 Menyusun-Proposal-Penawaran Edit1
    Dokumen31 halaman
    Bab 8 Menyusun-Proposal-Penawaran Edit1
    Dimansyah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab I PPM
    Bab I PPM
    Dokumen10 halaman
    Bab I PPM
    Aliya Zachra Chairunissa
    Belum ada peringkat
  • Konsep Sik
    Konsep Sik
    Dokumen42 halaman
    Konsep Sik
    ade chy
    Belum ada peringkat
  • Bab I Analisis Situasi: I.1 Keadaan Umum I.1.A Geografis
    Bab I Analisis Situasi: I.1 Keadaan Umum I.1.A Geografis
    Dokumen68 halaman
    Bab I Analisis Situasi: I.1 Keadaan Umum I.1.A Geografis
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • PPM Kirim-1
    PPM Kirim-1
    Dokumen13 halaman
    PPM Kirim-1
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-1
    Bab Ii-1
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii-1
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab 1, 2, 3
    Bab 1, 2, 3
    Dokumen15 halaman
    Bab 1, 2, 3
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Maelan Duta NS
    Maelan Duta NS
    Dokumen3 halaman
    Maelan Duta NS
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-1
    Bab Ii-1
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii-1
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 Metodik Khusus
    Kelompok 2 Metodik Khusus
    Dokumen19 halaman
    Kelompok 2 Metodik Khusus
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-1
    Bab Ii-1
    Dokumen16 halaman
    Bab Ii-1
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Makalah
    Makalah
    Dokumen29 halaman
    Makalah
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Humaniora Asi Ekslusif
    Humaniora Asi Ekslusif
    Dokumen3 halaman
    Humaniora Asi Ekslusif
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat
  • Cover+daftar Pustaka
    Cover+daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Cover+daftar Pustaka
    Maelan Adzima
    Belum ada peringkat