Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN DEPRESI PADA TAHANAN

POLRES PASURUAN

Oleh:

NAMA : ZAINUL ARIFIN


NIM : P27822018024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWTAN KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
2019
PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN DEPRESI PADA TAHANAN

POLRES PASURUAN

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Oleh:

NAMA : ZAINUL ARIFIN


NIM : P27822018024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWTAN KAMPUS SOETOMO
SURABAYA
2019

I
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan

bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi maupun

baik sebagian maupun keseluruhan.

Pasuruan, Januari 2019


Yang menyatakan

ZAINUL ARIFIN
NIM.P27822018024

II
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 28 JANUARI 2019

Oleh :
Pembimbing Utama

Ns. Endah Suprihatin.,M.Kep.,Sp.Mat.


NIP. 19700517 199203 2 001

Pembimbing Pendamping

Aida Novitasari, S.Kep.Ns.,M.Kep.


NIP. 19721101 1997032002

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kampus Soetomo
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Dr. Padoli., S.Kp., M.Kes


NIP. 19680701 199203 1 003

III
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Gambaran Depresi Pada Tahanan
Polres Pasuruan
Telah Diuji
Pada Tanggal 1 Februari 2019

PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji

Dr. Padoli., S.Kp., M.Kes (...............................)


NIP. 19680701 199203 1 003

Penguji Anggota :
1. Aida Novitasari, S.Kep.Ns.,M.Kep. (................................)
NIP. 19721101 1997032002

2. Ns. Endah Suprihatin, M.Kep., Sp.Mat. (................................)


NIP. 19700517 199203 2 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan Kampus Soetomo
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya

Dr. Padoli., S.Kp., M.Kes


NIP. 19680701 199203 1 003

IV
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang

telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Studi Upaya Pencegahan Penularan pada Klien

Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsewu Surabaya”

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Bersama ini

perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati

yang tulus kepada :

1. Drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Surabaya.

2. Dr. Supriyanto, SKp.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.

3. Dr. Padoli., S.Kp., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

Soetomo Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya.

4. Ns. Endah Suprihatin, M.Kep.,Sp.Mat selaku dosen pembimbing pendamping

yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Aida Novitasari, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing pendamping

yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan

dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

V
6. AKBP Rizal Martomo, S.I.K. ., M.H. selaku Kapolres Pasuruan yang telah

banyak memberikan kesempatan dalam melaksankan penelitian di Tahanan

Polres Pasuruan.

7. Semua Dosen dan Staf Program Studi Keperawatan Soetomo Surabaya yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama pendidikan

dan telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada istri saya Wahyu Setiya Murni dan anak-anak saya Arif Wahyu

Utomo dan Septania Dwi Pramiswari yang selalu memberikan doa, kasih

sayang, dukungan, semangat dan motivasi secara moral maupun materil

selama ini.

9. Teman-teman mahasiswa RPL program studi DIII Keperawatan Soetomo

Surabaya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan demi perbaikan.

Pasuruan, 01 Februari 2019

Penulis

VI
ABSTRAK

GAMBARAN DEPRESI PADA TAHANAN POLRES PASURUAN

Narapidana dan tahanan merupakan populasi yang rentan terhadap timbulnya

kejadian depresi. Seorang narapidana dan tahanan dalam menjalani masa

tahanannya akan mengalami kehilangan kemerdekaan yang dapat menyebabkan

timbulnya penurunan martabat serta harga diri sehingga memicu timbulnya

kondisi stres. Selain itu, dalam kehidupan seorang narapidana dan tahanan di

lembaga pemasyarakatan akan mengalami pola perubahan hidup yang penuh

dengan tekanan dan rasa kehilangan yang dapat meningkatkan kecenderungan

terjadinya depresi.

Seorang narapidana dan tahanan dalam mempertahankan hidupnya

mempunyai

berbagai kebutuhan, yang kalau tidak terpuaskan, akan menjadi bimbang, marah

atau gelisah, ketegangan, kecemasan, frustasi dalam menghadapi hari esok,

bahkan sampai depresi. Depresi adalah suatu gangguan mood dengan karakteristik

utamanya adalah adanya perasaan tertekan, rasa sedih atau kosong, hilangnya

minat atau aktivitas yang menyenangkan, perubahan yang besar dalam selera

makan, baik selera makan yang bertambah atau berkurang, insomnia atau

hipersomnia, berkurangnya aktivitas motorik atau terjadinya agitas motorik,

kelelahan dan kehilangan energi, perasaan tidak berharga tau perasaan bersalah

yang berlebihan, berkurangnya kemampuan untuk berfikir asional, berkurangnya

kemampuan konsentrasi dalam mengambil keputusan, serta munculnya pemikiran

untuk mati atau bunuh diri.Kondisi seperti ini akan dapat menimbulkan berbagai

VII
macam masalah dan akan mengakibatkan terjadinya gangguan pola tidur dan pola

makan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dpresi pada para

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik korelasional dengan

variabel bebas adalah tingkat depresi, dan variabel tergantung adalah gangguan

tidur, teknik sampling ini menggunakan teknik simple random sampling.

Diharapkan sebagai perawat kepolisian yang memegang peran Dokpol dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan pada para penghuni sel tahanan Polres

Pasuruan dengan tetap memperhatikan etika dan kaidah serta aturan dan tata tertib

yang berlaku dilingkungan sel tahanan Polres Pasuruan dan tidak lupa menjaga

hak azasi manusia.

Kata Kunci : Tahanan, Depresi, Gangguan pola tidur dan gangguan pola makan

VIII
DAFTAR ISI

Cover Dalam .......................................................................................................................... I

Surat Pernyataan .................................................................................................................. II

Surat Persetujuan.................................................................................................................. III

Surat Pengesahan ................................................................................................................. IV

Kata Pengantar...................................................................................................................... V

Abstrak .................................................................................................................................. VII

DaftarIsi ................................................................................................................................. IX

Daftar Tabel .......................................................................................................................... XI

Daftar Gambar ...................................................................................................................... XII

BAB 1 ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
Latar Belakang........................................................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................... 5
Manfaat ..................................................................................................................... 5
1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................................. 5
1.4.2 Bagi Institusi.................................................................................................. 6
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan........................................................ 6
BAB 2 ......................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 7
Konsep Tahanan ........................................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Tahanan ...................................................................................... 7
Jenis – Jenis Penahanan ............................................................................................ 7
2.2.1 Penahanan Rumah Tahanan Negara (Rutan) ............................................... 7
2.2.2 Penahanan Rumah ........................................................................................ 8
2.2.3 Penahanan Kota ............................................................................................ 8

IX
Konsep Depresi ....................................................................................................... 10
2.3.1 Pengertian Depresi ..................................................................................... 10
2.3.2 Jenis – Jenis Depresi ................................................................................... 11
2.3.3 Gejala Depresi ............................................................................................. 12
2.3.4 Faktor Penyebab Depresi............................................................................ 13
2.3.5 Faktor Resiko Terjadinya Depresi ............................................................... 15
2.3.6 Cara Mengatasi Depresi .............................................................................. 16
2.3.7 Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Dampak dari Depresi ................................. 22
2.3.8 Kerangka Konseptual .................................................................................. 28
BAB 3 ....................................................................................................................................... 30
MEDOTELOGI PENELITIAN ...................................................................................................... 30
Rencana Penelitian.................................................................................................. 30
Populasi, sampel, besar sampel dan sampling ....................................................... 30
3.2.1 Populasi....................................................................................................... 30
3.2.2 Sampel ........................................................................................................ 31
3.2.3 Besar Sampel .............................................................................................. 31
3.2.4 Sampling ..................................................................................................... 32
Identifikasi Variabel ................................................................................................ 33
3.3.1 Variabel Bebas (Independen) ..................................................................... 33
3.3.2 Variabel Tergantung ................................................................................... 33
Definisi Operasional ................................................................................................ 34
Pengumpulan Data dan Analisa Data...................................................................... 35
3.5.1 Pengumpulan Data ..................................................................................... 35
3.5.2 Analisa Data ................................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 40

X
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Angka Kesakitan Tahanan Tahun 2017........................................................ 9

Tabel 2.2 Tabel Angka Kesakitan Tahanan Tahun 2018........................................................ 10

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Gambaran Depresi ............................................. 34

XI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik angka kesakitan Tahanan Tahun 2017 ................................................... 9

Gambar 2.2 Grafik angka kesakitan Tahanan Tahun 2018 ................................................... 10

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual gambaran Depresi pada penghuni sel tahanan............ 28

XII
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Depresi dapat terjadi pada semua usia baik anak-anak, remaja,

maupun dewasa. Gangguan depresi ini dapat menimbulkan penderitaan

yang berat. Depresi menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat. Biaya

pengobatannya sangat besar dan bila tidak diobati dapat terjadi hal yang

sangat buruk karena dapat menimbulkan gangguan serius dalam fungsi

sosial, kualitas hidup penderita, hingga kematian karena bunuh diri.

Sebagian besar para Tahanan Polres Pasuruan merupakan pelaku

dari pada tindak pidana, penyalahgunaan Narkoba baik pengedar maupun

pemakai, susila, dan tahanan kasus kecelakaan Lalu Lintas, yang mana

mereka berada di lingkungan yang baru dengan sarana dan prasarana yang

selalu dibatasi, mereka berusaha untuk menyesuaikan diri dari segala

macam kebutuhan hidup yang sebelumnya selalu terpenuhi tetapi dengan

adanya mereka di dalam sel tahanan polres Pasuruan akan dibatasi dan

perilaku akan dipantau serta harus mematuhi dengan ketentuan-ketentuan

yang harus ditaati, sebagai seorang tahanan yang mana hak-hak sebagai

warga Negara akan dibatasi, dengan situasi dan kondisi seperti itu

memungkinkan terjadinya gangguan psikologi sampai dengan depresi.

1
2

Sesuai dengan survey dan data kondisi riil pada saat ini bahwa ruang

tahanan polres Pasuruan dengan ukuran 14m x 10m luas seluruhnya 140

m2 yangdibagi menjadi 2 blok yang mana masing-masing blok terdapat 3

kamar dengan ukuran blok Barat 10.8 m2 dan blok Timur 14 m2, jumlah

tahanan Polres Pasuruan tiap hari kurang lebih 40 – 60 orang, sedangkan

sel tahanan Polres Pasuruan yang seharusnya dihuni paling banyak 5 orang

tahananternyata dihuni8-10 orang perkamar sel tahanan.

Faktor-faktor lain yang juga dapat mepengaruhi kesehatan antara lain

kamar mandi yang kurang bersih, ventilasi dan pencahayaan yang kurang,

jatah makan yang diberikan 2 kali sehari, jam berkunjung dibatasi 2 kali

seminggu sehari Selasa dan Kamis jam 10:00 s/d 14:00 WIB sesuai dengan

perkap No: 4 / VI / 2015 tanggal 10 Juni 2015, tahanan masih menunggu

hasil pemeriksaan oleh penyidik,aktifitas para tahanan sangat monoton,

interaksi dan komunikasi yang terbatas.

Dengan demikian banyaknya permasalahan-permasalahan tersebut di

atas akan dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang dialami oleh para

tahanan antara lain gangguan rasa nyaman dan pola istirahat, terjadi gatal-

gatal karena kurangnya hygine peroragan, banyak tahanan yang menderita

batuk, pilek karena ruangan yang lembab dan kurang ventilasi, gangguan

pola makan dan pemenuhan gizi, kurangnya waktu untuk komunikasi

dengan keluarga, kurangnya kegiatan dan aktivitas yang monoton,

terbatasnya Komunikasi antar penghuni sel tahanan, sering menyendiri,

suka melamun, gelisah dan cemas karena menunggu pemeriksaan oleh

penyidik.
3

Dengan demikian sesuai data yang ada pada Satuan tahanan dan

barang bukti ( Sat Tahti ) Polres Pasuruan mulai tahun 2017 sampai dengan

2018 angka kesakitan dari penghuni sel tahanan polres Pasuruan sangat

tinggi.

Tercatat pada tahun 2017 jumah tahanan di Polres Pasuruan

mencapai 637 orang, jumlah tahanan yang menderita sakit sebanyak 814

orang jadi, tahanan Polres Pasuruan yang mengalami sakit sebanyak

129,82%

Dan pada tahun 2018 sampai dengan bulan November jumlah

tahanan 625 orang, jumlah tahanan yang sakit sebanyak 842 orang, yang

mengalami sakit 134,14 %

Merujuk data tersebut di atas menunjukkan bahwa angka kesakitan

penghuni sel tahanan polres Pasuruan meningkat dengan berbagai macam

keluhan dan penyakit antara lain Ispa, influenza, Myalgia, Cephalgia,

gatritis, Fetiq, Gout, Diarrhoe, gatal-gatal karena jamur dll.

Dengan adanya berbagai macam masalah yang timbul di tahanan

polres Pasuruan, maka sebagai seorang perawat yang bertugas di

lingkungan Kepolisian mempunyai tugas dan tanggung jawab mengemban

fungsi Dokpol (Kedokteran Kepolisian)dalam rangka mendukung kegiatan

baik Satuan Reskrim, Satuan Resnarkoba, maupun kasus kecelakaan Lalu

Lintas.

Tindakan / langkah – langkah yang dilaksanakan dalam rangka

mengatasi masalah – masalah tersebut di atas antara lain melaksanakan

kontrol dan pemeriksaankesehatan tahanan sebanyak 3 (tiga) kali dalam


4

seminggu (Senin, Rabu, dan Sabtu), menghadirkan seorang penceramah

untuk memberikan bimbingan rohani (ceramah agama) setiap 1 (satu)

minggu sekali (Kamis), memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada

semua penghuni sel tahanan Polres Pasuruan untuk selalu menjaga

kebersihan baik diri, ruangan maupun kamar mandi, menyediakan sarana

seperti al-quran atau buku-buku tentang keagamaan dalam rangka untuk

meningkatkan kegiatan spiritual, memberikan pengarahan kepada penghuni

sel tahan Polres Pasuruan untuk menerima keadaan sebagai instropeksi diri

untuk tidak mengulangi perbuatan yang telah dilakukan, memanfaatkan

sound systemsebagai sarana olah raga dan hiburan (terapi musik), dianjurkan

kepada keluarga pengunjung apabila membawa makanan yang cukup untuk

pemenuhan kebutuhan gizi dan nutrisi, para penghuni sel tahanan Polres

Pasuruan di anjurkan untuk selalu berkoordinasi dengan petugas jaga

tahanan.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berdasarkan data yang

diuraikan di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu“masih

tingginya angka kesakitan pada tahanan Polres Pasuruan” bagaimana

hubungannya dengan depresi pada penghuni sel tahanan di Polres

Pasuruan?
5

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui dan dapat

mengidentifikasi gambaran depresi pada para penghuni sel tahanan yang

ada di Polres Pasuruan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi perubahan fisiologis kepada para penghuni sel

tahanan Polres Pasuruanyang mengalami depresi, terhadap gangguan

pola makan, pola tidur, dan pemenuhan hygine perorangan.

2. Mengidentifikasi secara dini adanya perubahan psikologis kepada para

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan yang mengalami depresi,

terhadap gangguan perilaku sering melamun, sering menyendiri, mudah

tersinggung, gampang marah, berpikir sangat lamban, pola pikir yang

negatif, sulit mengambil keputusan.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya yang dialami oleh para

penghuni sel tahanan di Polres Pasuruan, dan bisa menentukan langkah -

langkah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan para tahanan Polres

Pasuruan,serta dapat mengetahui gambaran psikologis para penghuni

tahanan Polres Pasuruan.


6

1.4.2 Bagi Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai penelitian lebih

lanjut oleh Polres Pasuruan, dengan harapan Kondisi kesehatan para

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan bisa terpelihara serta dengan

diberikannya penyuluhan secara intensif pada penghuni sel tahanan Polres

Pasuruan diharapkan sadar akan pentingnya kebersihan, dan

mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar para penghuni sel tahanan,

serta mengetahui sedini mungkin apabila terjadi gangguan psikologis pada

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Dapat melaksanakan asuhan keperawatan di lingkungan para

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan walaupun dalam kondisi yang

sangat terbatas baik sarana maupun prasaranan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Tahanan

2.1.1 Pengertian Tahanan

Tahanan adalah seseorang yang berada dalam penahanan.

Berdasarkan Pasal 1 angka 21 UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (“KUHAP”), penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa

di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum, atau hakim dengan

penetapannya. Berdasarkan Pasal 19 PP No. 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Kitab Undang - Undang Hukum Acara Pidana, tahanan yang

masih dalam proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan

negeri, pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung ditempatkan di dalam

rumah tahanan (RUTAN).

Jenis – Jenis Penahanan

Rutan adalah tempat tahan tersangka atau terdakwa yang masih dalam

prosespenyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pengadilan. Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dikenal tiga jenis

penahanan, yaitu:

2.2.1 Penahanan Rumah Tahanan Negara (Rutan)

Rutan adalah tempat tahan tersangka atau terdakwa yang masih dalam

proses penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pengadilan.

7
8

2.2.2 Penahanan Rumah

Penahanan yang dilakukan di rumah tempat tinggal atau rumah

kediaman tersangka atau terdakwa. Selama tersangka atau terdakwa berada

dalam tahanan rumah, dia harus “diawasi” untuk menghindarkan segala

sesuatu yang dapat menimbulkan kesulitan dalam penyidikan, penuntutan,

atau pemeriksaan di sidang pengadilan.

2.2.3 Penahanan Kota

Penahanan kota dilaksanakan di kota tempat tinggal atau tempat

kediaman tersangka atau terdakwa, dengan kewajiban bagi tersangka atau

terdakwa melapor diri pada waktu yang ditentukan.

Dengan jumlah tahanan Polres Pasuruan yang melebihi kapasitas yang

mana ruang tahanan polres Pasuruan dengan ukuran 14m x 10m luas

seluruhnya 140 m2 yang dibagi menjadi 2 blok yang mana masing-masing

blok terdapat 3 kamar dengan ukuran blok Barat 10.8 m2 dan blok Timur 14

m2, jumlah tahanan Polres Pasuruan tiap hari kurang lebih 40 – 60 orang,

sedangkan sel tahanan Polres Pasuruan yang seharusnya dihuni paling

banyak 5 orang tahanan ternyata dihuni 8-10 orang perkamar sel tahanan.

Maka banyak terjadi masalah kesehatan yang mana dalam hal ini

banyak terjadi gangguan psikologi sampai dengan depresi.

Sesuai dengan data yang telah di sampaikan di atas bahwa para

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan banyak yang mengalami sakit sampai

dengan terjadinya gangguan psikologis.


9

Data yang di peroleh dari hasil penelitian serta koordinasi dengan

Kasat Tahti Polres Pasuruan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018

didapatkan hasil angka kesakitan yang tinggi, adapun tabel data sebagai

berikut.

Tabel angka kesakitan tahanan Polres Pasuruan Tahun 2017

Bagian & satuan JUMLAH YG PRESENTASE


No Bulan Jumlah
Narkoba Reskrim Polsek Lantas SAKIT (%)
1 Januari 13 14 18 1 46 60 130,43
2 Februari 10 22 26 1 59 49 83,05
3 Maret 20 16 39 2 77 70 90,91
4 April 9 13 24 - 46 61 132,61
5 Mei 9 18 29 1 57 36 63,16
6 Juni 13 10 20 1 44 47 106,82
7 Juli 12 19 22 2 55 96 174,55
8 Agustus 11 13 36 2 62 68 109,68
9 September 7 22 35 4 68 67 98,53
10 Oktober 13 14 30 - 57 59 103,51
11 November 9 11 10 - 30 128 426,67
12 Desember 4 7 25 - 36 73 202,78
JUMLAH 130 179 314 14 637 814 127,79
Tabel 2.1 Tabel angka kesakitan Tahanan Polres Pasuruan Tahun 2017

Grafik angka kesakitan tahanan Polres Pasuruan tahun 2017

45
40
35
30
25 Narkoba
20
Reskrim
15
10 Polsek
5
Lantas
0

Gambar 2.1 Grafik angka kesakitan Tahanan Polres Pasuruan Tahun 2017
10

Tabel angka kesakitan tahanan Polres Pasuruan Tahun 2018

Bagian & satuan Juml JUMLAH PERSENT


No Bulan
Narkoba Reskrim Polsek Lantas ah YG SAKIT ASE(%)
1 Januari 10 20 29 1 60 64 106,67
2 Februari 8 9 14 - 31 58 187,10
3 Maret 13 12 23 1 49 73 148,98
4 April 11 16 19 - 46 65 141,30
5 Mei 20 22 38 1 81 83 102,47
6 Juni 10 5 22 - 37 74 200,00
7 Juli 16 6 17 - 39 67 171,79
8 Agustus 17 23 22 1 63 72 114,29
9 September 20 20 40 4 84 81 96,43
10 Oktober 13 7 13 2 35 71 202,86
11 November 14 11 21 4 50 66 132,00
12 Desember 12 16 20 2 50 68 136,00
JUMLAH 164 167 278 16 625 842 134,72

Tabel 2.2 Tabel angka kesakitan Tahanan Polres Pasuruan Tahun 2018

Grafik angka kesakitan tahanan Polres Pasuruan Tahun 2018

45
40
35
30
25 Narkoba
20
15 Reskrim
10 Polsek
5
0 Lantas

Gambar 2.2 Grafik angka kesakitan Tahanan Polres Pasuruan Tahun 2018

Konsep Depresi

2.3.1 Pengertian Depresi

Pengertian Depresi adalah suatu kondisi dimana seseorang

mengalami gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati

yang tertekan, perasaan sedih, murung, suka menyendiri, tidak berminat


11

dalam berbagai aktivitas, sehingga kualitas hidupnya menurun secara

signifikan.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa arti depresi adalah suatu

gangguan kejiwaan pada seseorang yang disebabkan oleh pengalaman

yang menyakitkan. Misalnya sakit hati yang sangat mendalam, perasaan

bersalah, trauma psikis, dan rasa inferior.

Depresi dapat berawal dari stress yang tidak ditangani dengan baik

sehingga seseorang mengalami depresi. Meskipun depresi adalah masalah

kejiwaan, namun dampaknya sangat besar bagi kesehatan fisik seseorang,

bahkan meningkatkan risiko kematian.

2.3.2 Jenis – Jenis Depresi

Dilansir dari National Institute of Mental Health (NIMH), depresi dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

2.3.2.1 Gangguan Distimik (Dysthymic Disorder)

Gangguan Distimik atau Distimia adalah suatu kondisi kronis

pada seseorang yang ditandai dengan gejala depresi yang sering terjadi

dan hampir sepanjang hari, setidaknya selama dua tahun lamanya.

2.3.2.2 Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorder)

Gangguan Depresi Mayor adalah suatu kondisi depresi berat pada

seseorang yang ditandai dengan gejala sulit tidur, sulit bekerja, mood
12

rendah, rasa rendah diri, kehilangan minat pada kegiatan normal, tidak

bersemangat, dan umumnya terjadi setidaknya dua minggu.

2.3.3 Gejala Depresi

Seseorang yang mengalami depresi seringkali tidak diketahui orang di

sekitarnya. Namun, sebenarnya ada beberapa gejala dan ciri-ciri seseorang

yang mengalami depresi.

Menurut Nevid dkk dan Beck ada beberapa gejala dan ciri-ciri depresi,

yaitu:

2.3.3.1 Kondisi Emosional Berubah

Seseorang yang sedang depresi akan mengalami perubahan

kondisi emosional secara terus menerus. Misalnya mengalami perasaan

sedih, wajah muram, mudah tersinggung, gelisah, bahkan kehilangan

kesadaran.

2.3.3.2 Motivasi Berubah

Depresi yang dialami seseorang umumnya akan membuat orang

tersebut menjadi tidak berminat dengan berbagai kegiatan. Bahkan

kehilangan minat dalam berbagai aktivitas yang menyenangkan.


13

2.3.3.3 Perubahan Pada Kognitif

Seseorang yang sedang depresi akan sulit berpikir jernih dan

berkonsentrasi. Sebaliknya, mereka justru berpikir hal-hal buruk tentang

diri sendiri dan masa depannya.

Munculnya perasaan bersalah dan penyesalan akan kesalahan masa lalu

membuat mereka merasa tidak kuat dan tidak memiliki self-esteem.

Bahkan tidak jarang yang berakhir pada pikiran untuk bunuh diri.

2.3.3.4 Perubahan Pada Motorik

Depresi pada seseorang mengakibatkan motoriknya menjadi lebih

lambat, baik dalam berbicara maupun melakukan gerakan mudah. Pola

tidur mereka mengalami perubahan, tidur lebih banyak atau lebih sedikit.

Umumnya seseorang yang depresi terlihat tidak memiliki energi,

dengan wajah dan tatapan kosong atau tanpa ekspresi. Mereka mengalami

perubahan selera makan sehingga mempengaruhi berat badan.

2.3.4 Faktor Penyebab Depresi

Depresi dapat terjadi karena disebabkan berbagai faktor. Adapun beberapa

faktor penyebab depresi adalah sebagai berikut :

2.3.4.1 Faktor Biologis

Dalam hal ini faktor biologis adalah faktor yang berasal dari dalam

diri sendiri, yaitu di dalam otak seseorang. Di dalam otak manusia terdapat
14

dua Neurotransmitter, yaitu Norepinefrin dan Serotonin yang

mempengaruhi mood dan perilaku seseorang.

Serotonin dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang dalam

diri seseorang. Sedangkan Norepinefrin berfungsi untuk memobilisasi otak

dan tubuh manusia untuk bertindak.

2.3.4.2 Faktor Genetik

Seseorang yang berasal dari keluarga dengan riwayat depresi

akan lebih besar kemungkinannya mengalami depresi ketimbang

seseorang yang berasal dari keluarga yang tidak punya riwayat depresi.

Namun, tentu saja ini bukan sesuatu yang mutlak karena ada faktor lain

yang mempengaruhi terjadinya depresi pada seseorang.

2.3.4.3 Faktor Psikososial

Faktor Psikososial adalah faktor yang berasal dari hubungan

seseorang dengan orang lain. Menurut para ahli, psikososial memiliki

porsi yang paling besar dalam mempengaruhi mood seseorang dan faktor

penyebab depresi terbesar.

Misalnya, hubungan orang tua dan anak, hubungan percintaan, hubungan

seseorang dengan rekan kerja, dan lainnya.

Dan juga dapat di pengaruhi factor psikologi misalnya :

 Selalu dibebani rasa bersalah.


15

 Merasa putus asa, rendah diri dan tidak berharga.

 Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.

 Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan.

 Mudah marah atau sensitif, serta mudah menangis.

 Kesulitan konsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan.

 Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal.

 Timbul ide untuk menyakiti diri sendiri atau ide bunuh diri.

2.3.5 Faktor Resiko Terjadinya Depresi

Depresi adalah kondisi yang punya banyak faktor risiko yaitu:

Depresi lebih sering muncul pada usia remaja, sekitar usia 20an atau 30an,

namun depresi tetap dapat terjadi di semua usia. Wanita lebih banyak

didiagnosis depresi dibandingkan dengan laki-laki, tapi mungkin juga ini

karena biasanya penderita yang wanita lebih sering mencari bantuan dan

pengobatan.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko menderita depresi atau

memicu depresi yaitu:

 Memiliki riwayat keluarga kelainan kesehatan mental, seperti

gangguan kecemasan, gangguan makan, atau gangguan stres

pascatrauma (PTSD)

 Penyalahgunaan alhohol atau obat terlarang

 Beberapa ciri kepribadian, seperti rendah diri, ketergantungan,

kritis dengan diri sendiri atau pesimistik


16

 Penyakit kronis atau serius, seperti kanker, stroke, nyeri kronis,

atau penyakit jantung

 Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti beberapa obat tekanan

darah tinggi atau obat tidur (diskusikan dengan dokter Anda

sebelum menghentikan obat)

 Kejadian traumatik atau yang dapat membuat stress, seperti

kekerasan seksual, kematian, atau kehilangan orang yang dicintai

atau masalah keuangan

Memiliki hubungan darah dengan penderita depresi, gangguan bipolar,

alkoholisme, atau percobaan bunuh diri.

2.3.6 Cara Mengatasi Depresi

Depresi akan lebih mudah disembuhkan jika lebih cepat ditangani.

Penanganan yang dilakukan oleh dokter biasanya mencakup psikoterapi,

obat-obatan, atau kombinasi keduanya.

2.3.6.1 Psikoterapi

Beberapa teknik psikoterapi yang dilakukan untuk mengatasi depresi,

antara lain:

a. Cognitive behavior therapy (CBT)

Terapi ini diterapkan pada orang-orang yang tersandera oleh pola pikir

tertentu yang merugikan mereka. CBT akan membantunya untuk

melepaskan diri dari pikiran dan perasaan negatif, serta menggantinya


17

dengan respons positif. CBT juga dapat membantu pasien untuk

mengenali kondisi yang membuat depresi semakin buruk, sehingga

pasien dapat merubah perilaku untuk mengatasinya. Biasanya CBT

dilakukan 6-8 sesi selama 10-12 minggu.

b. Problem-solving therapy (PST)

PST bisa meningkatkan kemampuan penderita untuk menghadapi

pengalaman yang membuatnya tertekan, khususnya penderita depresi

yang usianya sudah lebih dewasa. Penderita akan diminta untuk

mengidentifikasi masalah-masalah dan mendapatkan solusi-solusi

realistis melalui proses yang bertahap.

c. Interpersonal therapy (IPT)

Prinsip dasar IPT adalah mengatasi masalah yang muncul saat

berhubungan dengan orang lain, yang dapat mengakibatkan atau

memperparah depresi.

d. Terapi psikodinamis.

Terapi ini mendorong pasien untuk menyelami berbagai perasaan dan

emosi yang ada dalam dirinya, yang kadang tidak disadarinya. Tujuan

dari terapi psikodinamis adalah membantu pasien untuk memahami

bahwa apa yang dirasakannya dan bagaimana dia bersikap,

dipengaruhi oleh adanya masalah yang belum diselesaikan, di pikiran

bawah sadarnya.
18

2.3.6.2 Antidepresan

Antidepresan adalah obat-obatan untuk mengatasi gejala depresi.

Terdapat berbagai macam obat antidepresan, dengan tingkat keberhasilan

dan dampak yang berbeda-beda pada tiap orang. Karena itu, pasien

mungkin akan mencoba beberapa jenis antidepresan sampai menemukan

obat yang sesuai.

Biasanya, obat antidepresan membutuhkan waktu beberapa minggu

atau bulan untuk bekerja dan mulai menghilangkan gejala yang dirasakan

penderita depresi. Setelah obat mulai bekerja, konsumsi obat akan

diteruskan sampai 6 bulan hingga 1 tahun, dan dihentikan setelah gejala

depresi benar-benar hilang. Perlu diingat bahwa obat antidepresan tidak

boleh dihentikan sendiri tanpa anjuran dokter, walaupun dirasa sudah

membaik, karena berisiko untuk kambuh dan dapat menimbulkan gejala

putus obat, seperti:

a. Sakit maag.

b. Demam, sakit kepala, pegal linu, dan mual.

c. Cemas.

d. Pusing.

e. Mimpi yang terasa seperti kenyataan.

f. Sensasi seperti tersetrum pada tubuh.


19

Untuk menghindari gejala putus obat, saat menghentikan konsumsi

antidepresan, dokter akan menurunkan dosis obat secara perlahan,

sebelum akhirnya dihentikan.

Hampir setengah dari orang yang mengonsumsi antidepresan

mengalami efek samping dari obat, terutama pada awal penggunaan.

Oleh karena itu, selama pengobatan dengan antidepresan, diperlukan

pemantauan dokter secara intensif. Dan perlu diingat sekali lagi, jangan

menghentikan penggunaan antidepresan sendiri tanpa anjuran dari

dokter, walaupun timbul efek samping, seperti:

a. Mulut kering.

b. Konstipasi.

c. Pusing dan berkunang-kunang terutama pada siang hari.

d. Gangguan penglihatan.

e. Gangguan buang air kecil.

f. Gangguan aktivitas seksual.

g. Insomnia dan gelisah.

h. Mudah tersinggung.

Dokter memiliki cara untuk mengatasi efek samping antidepresan,

misalnya mengurangi dosis obat, memberikan obat tambahan untuk

membantu mengurangi efek samping, atau mengganti jenis antidepresan.

Contoh-contoh obat antidepresan adalah fluoxetin, venlafaxine, dan

amitriptyline.
20

2.3.6.3 Terapi Kejut Listrik

Terapi kejut listrik atau electroconvulsive therapy (ECT) sangat

efektif untuk menangani depresi pada pasien yang tidak respon terhadap

obat, mengalami gejala psikosis, serta pasien dengan percobaan bunuh

diri. Namun, keamanan ECT masih menjadi perdebatan, terutama pada

orang yang lanjut usia.

2.3.6.4 Pencegahan Depresi

Depresi secara umum tidak dapat dicegah. Akan tetapi dengan

gaya hidup yang baik dan sehat, tingkat keparahan dan risiko kambuhnya

depresi dapat diturunkan. Beberapa aktivitas yang dapat membantu

seorang penderita depresi dalam mencegah kondisinya bertambah buruk,

antara lain adalah:

a. Menjaga interaksi social

Penderita depresi cenderung menarik diri dari lingkungan dan orang

sekitarnya. Kondisi ini dapat memperparah depresi. Oleh karena itu,

menjaga interaksi sosial dengan orang-orang terdekat ataupun bertemu

dengan orang-orang baru dapat mencegah depresi berkembang atau

muncul kembali.

b. Olahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin tidak hanya bermanfaat untuk

menjaga kebugaran. Olahraga juga dapat membantu meredakan


21

depresi, kegelisahan, dan menjaga emosi tetap stabil. Dianjurkan

untuk berolahraga selama 30 menit, 3-5 kali seminggu.

c. Menjaga kesehatan

Kesehatan yang buruk pada penderita depresi akan sangat

berpengaruh pada perkembangan depresi yang dialami. Untuk

mencegah depresi bertambah buruk, penderita harus menjaga

kesehatan tubuhnya dengan baik. Dianjurkan untuk tidur secara

cukup, rutin berolahraga, dan menjaga pola makan yang baik dan

sehat.
22

d. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol

Alkohol merupakan minuman yang dapat mengubah suasana hati.

Seseorang yang memiliki risiko mengalami depresi harus menjaga diri

dari minuman beralkohol agar tidak memperburuk suasana hati.

e. Merencanakan kehidupan

Merencanakan kehidupan, baik jangka pendek maupun jangka

panjang, dapat membantu seseorang mempersiapkan diri secara

mental. Meskipun tetap akan ada kejadian yang tidak terduga, namun

dengan perencanaan yang baik, tingkat stres akibat kejadian tak

terduga dapat ditekan

2.3.7 Akibat Yang Ditimbulkan Oleh Dampak dari Depresi

Depresi dapat menyerang siapapun, baik wanita maupun pria,

bahkan dari yang muda hingga tua dapat merasakan depresi. Depresi

merupakan hal yang wajar dialami semua orang apalagi jika kondisi

pekerjaan menumpuk ataupun banyak masalah yang sedang dihadapi.

Namun jika depresi yang anda rasakan bekerpanjangan maka tentu saja

akan menyebabkan dampak buruk baik bagi anda, baik psikis maupun

fisik. Lalu apa saja akibat dari depresi kepanjangan? Berikut ini

penjelasannya.
23

a. Gangguan Tidur

Salah satu dampak yang ditimbulkan dari depresi kepanjangan

adalah tidur dapat terganggu. Karena banyak hal yang ada di dalam

pikiran, terkadang membuat anda jadi sulit untuk tidur di malam hari dan

akhirnya mengalami insomnia. Ketika pagi harinya, orang-orang yang

sedang mengalami depresi akan bangun pagi sekali. Sehingga jam tidur

menjadi berkurang dan sangat tidak baik bagi tubuh. Kualitas tidur yang

baik adalah sekitar 7-8 jam.

b. Pikiran Mudah Kosong

Depresi sangat berkaitan dengan kadar zat kimiawi di dalam otak

yang tak seimbang. Zat kimi ini berfungsi untuk membuat orang

merasakan sakit. Ada beberapa kasus dimana depresi ini akan

mempengaruhi otak sehingga membuat mental seseorang berbeda, bahkan

sering cenderung membuat pikiran jadi mudah kosong.

c. Nafsu Makan Berkurang

Dampak lainnya yang terlihat adalah perubahan pada nafsu

makannya. Beberapa orang yang mengalami tingkat stress cukup tinggi

biasanya melampiaskannya dengan cara makan sebanyak mungkin.

Namun di beberapa kasus lainnya, kebanyakan orang justru malah enggan


24

untuk makan karena masalah yang terus menerus dipikirkannya. Sehingga

dirinya tak bisa menikmati meskipun makanan favoritnya sekalipun.

d. Berat Badan Turun Drastis

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, depresi yang dirasakan

seseorang akan membuatnya mengalami penurunan pada nafsu makan.

Tentu saja hal ini akan membuat seseorang akan mengalami penurunan

berat badan yang drastis. Jika hal ini terus menerus terjadi akan membuat

penderita depresi menjadi kurus dan tirus.

e. Menyendiri Dari Kehidupan Sosial

Mereka yang mengalami depresi yang berkepanjangan akan

membuatnya lambat laun menarik diri dari kehidupan sosialnya. Mereka

lebih senang untuk menyendiri dan menghindari keramaian. Bahkan lebih

parahnya, mereka akan mulai mengurangi interaksi dengan orang lainnya.

Mereka merasa nyaman dengan kesendirian yang mereka rasakan.

f. Cepat Merasa Kelelahan

Depresi yang berkepanjangan tentu saja akan mengganggu kondisi

fisik anda. Mereka yang mengalami depresi kepanjangan akan

membuatnya cepat merasa lelah ketika melakukan aktivitas-aktivitas.

Karena depresi yang dirasakannya, maka akan membuatnya mudah

menerima energi negatif yang membuat energi positif menjadi berkurang.


25

Hal ini lah yang membuat penderita depresi akan merasa cepat lelah dan

mudah jatuh sakit.

g. Efisiensi Kerja Menjadi Turun

Karena mudah merasa lelah dan kurangnya waktu istirahat, tentu

saja akan membuat peforma anda menjadi berkurang. Jika hal ini terus

menerus terjadi, maka bisa membuat anda kehilangan fokus yang berakibat

pada efiensi kerja anda menjadi menurun. Pekerjaan anda akan berantakan

dan menumpuk.

h. Kehilangan Kepercayaan Diri

Depresi yang terus menerus anda rasakan dapat membuat

kepercayaan diri lambat laun menjadi memudar sehingga membuat

penderita depresi merasa malu yang lebih tinggi dibandingkan keadaan

normalnya. Hal ini pula lah yang membuatnya merasa tak percaya diri dan

menarik diri dari pergaulan sosialnya.

i. Terganggunya Siklus Haid

Bagi wanita yang mengalami depresi berkepanjangan tentu saja

akan berpengaruh pada siklus haid yang mereka alami. Depresi

berkepanjangan akan membuat siklus haid menjadi tidak teratur, bahkan

bisa jadi membuat wanita tidak mengalami haid dalam jangka panjang

ataupun malah mengeluarkan darah terus menerus selama beberapa


26

minggu. Hal ini karena depresi akan mempengaruhi hormon wanita di

dalam diri anda.

j. Daya Ingat Melemah

Depresi yang berkepanjangan akan membuat glukortikoid menjadi

meningkat dan akhirnya akan membuat daya ingat anda menjadi lemah.

Hal ini dikarenakan ujung syaraf yang tua kesulitan untuk mencapai sel

otak yang baru. Sehingga membuat penderita depresi seringkali kehilangan

ingatan jangka pendeknya.

k. Gangguan Pencernaan

Beberapa kasus depresi seringkali membuat penderitanya akan

mudah mengalami gangguan pencernaan (diare). Bahkan hal yang terparah

yang bisa terjadi adalah sembelit yang kronis. Hal ini dikarenakan nutrisi

yang diserap oleh tubuh akan ke otak secara total. Sehingga membuat

penyebaran nutris menjadi tidak merata.

l. Sakit Dada

Nyeri pada dada biasanya sering dikaitkan dengan penyakit

jantung. Namun seseorang yang mengalami depresi yang terus menerus

juga akan membuatnya merasakan sakit di bagian dada secara tiba-tiba.

Hal ini bisa saja terjadi jika depresi yang anda rasakan memang begitu

tinggi. Untuk mengetahuinya, akan lebih baik jika anda memeriksakan diri

ke dokter untuk pencegah dini.


27

m. Sering Sakit kepala

Kebanyakan kasus depresi memang akan sering membuat

penderitanya mengalami sakit kepala yang cukup sering dan menyiksa.

Migrain merupakan jenis sakit kepala yang seringkali dirasakan penderita

depresi yang berkepanjangan. Biasanya sakit kepala ini akan muncul

ketika rasa depresi yang dirasakannya muncul

n. Kerusakan Pada Sel Otak

Pada saat seseorang mengalami depresi, maka tubuh secara

otomatis akan memproduksi adrenalin yang akan membuat penderitanya

merasa bingung, gelisah, dan ketakutan. Jika adrenalin ini tidak dapat

dikeluarkan, maka hal ini akan menyebabkan produksi dari glukortikoid

menjadi sangat berlebihan. Hal ini lah yang nantinya lambat laun akan

membunuh sel-sel di dalam otak. Tentu saja ini sangat berbahaya jika

depresi yang dirasakan berkepanjangan dan tak selesai.

o. Saraf Terjepit

Depresi akan membuat sirkulasi darah yang menuju ke otak

menjadi berkurang secara drastis sehingga membuat penderita lebih mudah

mengalami resiko stroke. Orang yang merasakan depresi terus menerus

akan membuat syaraf dan pembuluh darah nya dapat menyusut dan bahkan

terjepit secara bersamaan, dan hal ini lah yang mengakibatkan pasokan

oksigen, darah, serta nutrisi menjadi terhambat dan akan membuat otak

kehilangan kemampunannya untuk menyembuhkannya sendiri.


28

2.3.8 Kerangka Konseptual

1 Hereditas =
TAHANAN
Keturunan/genetik N
2 Nutrisi = makanan
3 Status Kesehatan Gangguan Depresi :
4 Pengalaman Hidup 1. Fisik
5 Lingkungan  Gangguan pola makan
6 Stres  Gangguan pola tidur
 Heygine perorangan
Faktor penyebab : 2. Psikologi
 Sering Melamun
1. Ruang tahanan yang terbatas
 Sering menyendiri
dan di huni melebihi kapasitas
 Mudah tersinggung
2. Sarana kamar mandi kurang
memadai  Gampang marah
3. Kecemasan karena menunggu  Berpikir sangat lamban
proses penyelidikan  Pola pikir yang negative
4. Interaksi, komukasi dan aktifitas  Sulit mengambil keputusan
di batasi
Faktor penyebab Depresi :

- Susunan kimia otak dan tubuh


- Depresi:
- Kepribadian depresif
- Stress
- Penyakit fisik

Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti

: Berhubungan : Berpengaruh

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual gambaran Depresi pada penghuni sel tahanan
di Polres Pasuruan.
29

Gambar 2.3 dapat dijelaskan bahwa seseorang penghuni sel tahanan Polres

Pasuruan kan mengalami depresi akan menyebabkan gangguan pola

tidur,angguan pola makan, dan hygine perorangan serta akan

mengakibatkan gangguan psikologi seperti sering melamun, suka

menyendiri, mudah tersinggung, gampang marah, pola piker

negative,dan sulit mengambil keputusan.


BAB 3

MEDOTELOGI PENELITIAN

Rencana Penelitian

Rancangan penelitian pada dasarnya merupakan strategi untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis

atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk

mengontrol atau mengendalikan pelbagai variabel yang berpengaruh dalam

penelitian, dengan demikian, desain penelitian pada hakekatnya merupakan

suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan

berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses

penelitian (Nursalam, 2003).

Penelitian ini, desain yang digunakan adalah rancangan penelitian

korelasional cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis

penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat.

Populasi, sampel, besar sampel dan sampling

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah setiap subjek yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Penelitian ini, yang

dijadikan

30
31

populasi adalah seluruh penghuni sel tahanan polres Pasuruan yang

menunggu proses penyidikan untuk dilimpahkan ke pengadilan sebanyak

50 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2008). Menurut Notoatmodjo (2005), sampel penelitian merupakan

sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi.

Penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh penghuni sel

tahanan polres Pasuruan yang menunggu proses penyidikan yang

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Tahanan yang berusia 20 s/d 50 tahun

2. Tahanan yang bersedia untuk diteliti

3. Tahanan yang terlibat kasus baik narkoba, tindak pidana, maupun

tahanan laka lantas.

3.2.3 Besar Sampel

Menurut Nursalam (2003) besar sampel dapat dihitung dengan rumus:

N
n
1  Nd 
2
32

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Besar populasi adalah seluruh penghuni sel tahanan.

d = Tingkat selisih penyimpangan dari nilai sebenarnya di

populasi, ditetapkan sebesar 0,05

jadi besar sampel adalah :

n = 50

1+50(0,5)²

n = 50

1+50(0,0025)

n = 50

1+0,15

n = 50

1,15

n = 43,4782

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 43 orang

penghuni sel tahanan Polres Pasuruan.

3.2.4 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat

mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar


33

sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2008). Penelitian

ini menggunakan teknik simple random sampling dengan cara lotre, yaitu

suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya.

Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2008)

3.3.1 Variabel Bebas (Independen)

Variabel Bebas adalah variabel yang menentukan variabel lain. Variabel

bebas ini biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk diketahui

hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah gambaran depresi pada tahanan polres

Pasuruan. Variabel ini dikategorikan menjadi tiga tingkatan yaitu depresi

ringan, depresi sedang dan depresi berat (menurut PPDGJ III).

3.3.2 Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah gangguan pola tidur yang

terjadi pada penghuni sel tahanan polrs Pasuruan. Pada variabel ini

dikategorikan juga menjadi tiga tingkatan yaitu gangguan tidur yang berat,

sedang dan ringan.


34

Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Gambaran Depresi Dengan

Gangguan Tidur Pada penghuni sel tahanan di Polres Pasuruan.

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

1.Tingkat Keadaan jiwa Depresi meliputi : Kuesioner Ordinal Pertanyaan


Depresi yang tertekan - Kehilangan berdasarkan dengan pilihan
(Bebas) dan gairah Skala jawaban
penurunan hidup,tidak ada Depresi pertanyaan
fungsi semangat. Gerontik sesuai indikasi
kognitif - Kurangnya Yesavage dinilai dengan
hingga perhatian diri poin 1. Nilai 5
berpotensi - Inisiatif menurun atau lebih
menimbulka - Daya ingat dapat
n berbagai menurun menandakan
kendala - Aktifitas depresi..
menurun Kategori
- Nafsu makan penilaian:
dan berat badan 0 - 4 Depresi
menurun Tidak Ada
- Gangguan tidur /Minimal
- Kehilangan 5-7 Depresi
minat Ringan
8-15 Depresi
Sedang
16 + Depresi
Berat

2.Gangguan Suatu keadaan Gangguan tidur Kuesioner Nominal Penilaian


tidur ketidakmampu meliputi: Pertanyaan:
(Tergantung) an Gejala fisik : Ya = 1
mendapatkan Lelah, mudah Tidak = 0
tidur yang terangsang dan
adekuat, baik gelisah, lesu dan Kategori
secara kualitas apatis, kehitaman penilaian
maupun di daerah sekitar mengalami
kuantitas mata,kelopak mata gangguan
dengan bengkak, tidur:
keadaan tidur konjungtiva Berat = 7-10
yang hanya merah, mata perih, Sedang = 4-6
sebentar atau perhatian terpecah- Ringan = 1-3
35

susah tidur pecah, sakit


kepala, dan sering
menguap

Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.5.1 Pengumpulan Data

1. Bahan Penelitian

Peneliti tidak menggunakan bahan penelitian dalam pengambilan data.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu

metode. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner dimana peneliti mengumpulkan data secara formal kepada

subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis yang kemudian

pertanyaan diajukan secara langsung kepada subjek atau disampaikan

secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang sudah tertulis.

Peneliti memberikan lembar persetujuan dan kuesioner kepada

responden yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini peneliti

mengumpulkan data umum yang berupa data demografi yaitu : jenis

kelamin, usia, pekerjaan, penyakit penyerta. Cara untuk mengetahui

bagaimana tingkat depresi pada tahanan, maka peneliti memberikan

kuesioner yang menggunakan Skala Depresi Yesavage (Yesavage dan

Brink,1983, dalam Kushariyadi, 2010) yang terdiri dari 30 pertanyaan

dengan pilihan jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai dengan poin 1.

Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.


36

Mengetahui gangguan tidur yang dialami oleh tahanan, peneliti akan

memberikan kuesioner dimana peneliti membuat sendiri sesuai teori konsep

yang ada sebanyak 20 pertanyaan dengan dibedakan mengalami gangguan

tidur 10 kriteria fisik pilihan jawaban ya dan tidak. Pertanyaan kuesioner

dengan gangguan tidur dikategorikan ke dalam pertanyaan positif dan

negatif dengan skor masing-masing yang sudah ditentukan oleh peneliti.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2018 – Januari

2019 di tahanan polres Pasuruan yang terletak di Jalan Dr. Sutomo No. 1

Bangil Pasuruan.
37

4. Proses Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan ijin dari Kapolres Pasuruan melalui Kasat Tahti,

peneliti mendatangi sel tahanan Polres Pasuruan tersebut. Saat

pengumpulan data, peneliti menjalin hubungan kerjasama dan saling

percaya dan dengan memberikan kuesioner yang diisi oleh responden yang

memenuhi kriteria inklusi dimana dalam pengisian tersebut responden

ditemani/ditunggu oleh peneliti di ruang tahanan apabila tahanan

mengalami kesulitan dalam pengisian kuesioner. Peneliti memberikan

informed consent untuk kemudian ditandatangani bila responden bersedia

diteliti. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner untuk menilai tingkat

depresi dan gangguan pola tidur pada tahanan Polres Pasuruan kemudian

diberi skor dan dijumlah, sehingga memperoleh hasil bagaimana hubungan

tingkat depresi dengan gangguan pola tidur pada penghuni sel tahanan

polres Pasuruan.

3.5.2 Analisa Data

Langkah-langkah Analisa Data :

1. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan data atau jawaban menurut kategori

masing-masing. Setiap kategori jawaban yang berbeda diberi kode yang

berbeda.
38

2. Scoring

a. Variabel Tingkat Depresi pada penghuni sel tahanan polres Pasuruan

Penilaian tingkat depresi pada penghuni sel tahanan Polres

Pasuruan dengan kuesioner menggunakan Skala Depresi Gerontik

Yesavage dengan kriteria penilaian 1 poin untuk setiap respons yang

cocok dengan jawaban “ya” atau “tidak” setelah pertanyaan. Penilaian:

tidak ada/minimal (0-4), depresi ringan (5-7), depresi sedang (8-15),

depresi berat (16+)

b. Variabel Gangguan Tidur pada Penghuni sel tahanan Polres Pasuruan

Penilaian terhadap gangguan tidur pada penghuni sel tahanan

Polres Pasuruan dengan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian

diolah dengan memberikan skor : ya = 1 dan tidak = 0. Penilaian: berat

(7-10), sedang (4-6), ringan (1-3)

3. Pengambilan Kesimpulan

Data yang diperoleh kemudian diolah untuk pengujian hipotesis

penelitian. Uji statistik yang digunakan adalah uji Spearman’s Rho dengan

tingkat kemaknaan yang ditetapkan α ≤ 0,05, jika hasil uji statistik

didapatkan ρ ≤ 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti ada hubungan

tingkat depresi terhadap gangguan tidur pada penghuni sel tahanan Polres

Pasuruan, sedangkan jika hasil uji statistik didapatkan ρ ≥ 0,05 maka

hipotesis ditolak yang berarti tidak ada hubungan tingkat depresi terhadap

gangguan tidur pada penghuni sel tahanan di Polres Pasuruan.


39

Data tingkat depresi dan gangguan tidur diinterpretasikan dengan

menggunakan skala sebagai berikut :

0% = Tidak satupun

1,00% - 25,00% = Sebagian kecil

26,00% - 49,00% = Hampir setengahnya

50,00% = Setengahnya

51,00% - 75,00% = Sebagian besar

76,00% - 99,00% = Hampir seluruhnya

100,00% = Seluruhnya (Arikunto, 2010)


40

DAFTAR PUSTAKA

Dunn, EC. et al. (2015). Genetics Determinants of Depression: Recent


Findings and Future Directions. Harvard Review of Psychiatry, 23(1),
pp. 1-18

Muñoz, RF. et al. (2012). Major Depression Can Be Prevented. American


Psychologist, 67(4), pp. 285-295

NIH (2016). National Institute of Mental Health. Depression.

NIH (2015). National Institute of Mental Health. Depression: What You


Need to Know.

World Health Organization (2017). Depression and Other Common Mental


Disorders: Global Health Estimates.

NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Clinical Depression.

Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Depression (Major


Depressive Disorder).

Conaway, B. WebMD (2010). How Long Should You Take Antidepressants?

Grohol, J. PsychCentral (2018). DSM-5 Changes: Depression and


Depressive Disorders.

Grohol, J. PsychCentral (2018). Warning Signs and Types of Depression.

Halverson, J. Medscape (2018). Depression.

Higuera, V. Healthline (2016). Depression Overview.

MedicineNet (2006). Depression.

Rayski, A. Everyday Health (2008). Can Depression Be Prevented?

WebMD (2018). Psychodynamic Therapy for Depression.

Anda mungkin juga menyukai