OLEH:
AR. MEGAWAHYUNI
(70300114037)
KEPERAWATAN A
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016-2017
KEPERAWATAN KOMUNITAS I
PENGKAJIAN
(Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 juli 2016)
A. Data Umum :
a. Nama : Tn “D”
b. Umur : 43 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : Sarjana (S1)
e. Pekerjaan : Guru ngaji dan guru honor di Pesantren Tanwirussunnah
f. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
g. Alamat : Parang Banoa Kompleks Graha Hamusa A16
h. Komposisi Keluarga:
Ket:
k. Sifat Keluarga
1. Pengambilan Keputusan : Klien mengambil keputusan sendiri
2. Kebiasaan hidup sehari-hari :
i. Kebiasaan tidur/istirahat : klien selalu tidur pada jam 12.00 malam.
ii. Kebiasaan rekreasi keluarga : klien biasanya pergi rekreasi dengan bapak ke
pantai.
iii. Kebiasaan makan keluarga : klien makan 2x sehari (nasi, sayuran, ikan, ayam,
dan lain-lain).
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
Tn “D” sebagai anak hanya bekerja sebagai guru ngaji dan guru honor di
pesantren Tanwirussunnah. Sang bapak bekerja sebagai wiraswasta dan tidak tinggal
menetap di rumah Tn “D”. Yang menjadi tulang punggung keluarga adalah Tn “D”.
m. Kebiasaan Kesehatan terkait Suku Bangsa:
Tn “D” mengatakan kebiasaan kesehatan terkait kepercayaan itu tidak ada.
n. Kebiasaan kesehatan terkait agama:
Tn “D” mengatakan bahwa ia selalu meruqyah orang-orang jika ada yang sakit.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
Klien mengatakan bahwa rumah yang ditinggali sekarang merupakan rumah
sewa, tipe 36, dan memiliki 4 ruangan yang terdiri dari ruang tamu, 2 ruang tidur,
dan dapur. Jenis rumahnya permanen, lantai rumah ditegel, dinding rumah terbuat
dari batu, banyak ventilasi kecil di dalam rumah, rumah terlihat kurang bersih.
2. Penerangan lengkap.
3. Klien menggunakan air pompa dan meminum air gallon di rumah.
4. Pembuangan sampah kurang lengkap.
5. Pembuangan air limbah lewat selokan, namun selokannya kurang besar.
6. Jamban (ukuran WC 1 x 1.5 m dan jarak dari sumber air dengan WC 2 meter).
7. Denah rumah:
WC
Belakang Rumah
D. Sosial
1. Karakteristik tetangga dan komunitas:
Tetangga di sekitar rumah klien sering berkomunikasi dengan klien, komunitas
RW di sekitar tempat tinggal klien termasuk padat karena perumahan. Penduduk
sekitar klien jauh berbeda dengan keluarga klien, baik dari segi pendidikan,
pekerjaan, maupun status sosial ekonomi.
2. Mobilitas geografis:
Tn “N” sebagai bapak Tn “D” pulang pergi mencari nafkah dan tidak tinggal
menetap di rumah klien. Ia kembali ke rumah klien 2x sepekan dan biasanya
juga tidak pulang ke rumah.
Tn “D” sebagai anak sering pulang jam 10.00 malam untuk mencari nafkah
sebagai guru ngaji dan guru honor di pesantren.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat dari keluarga ini sangat baik
karena klien dan keluarga memahami akan pentingnya silaturahmi.
4. Sistem pendukung keluarga:
Masing-masing keluarga saling mendukung dan menghormati antar satu sama lain.
E. Struktur keluarga:
1. Pola komunikasi keluarga:
Klien berkomunikasi dengan keluarga menggunakan bahasa Indonesia,
kadang-kadang juga menggunakan bahasa Bugis dan Makassar.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Klien menyatakan sangat bahagia dan sejahtera karena masing-masing anggota
keluarga dulu saling mengerti dan mengutamakan kebersamaan dalam menghadapi
permasalahan yang dialami oleh keluarga. Apabila Tn “D” sakit, ia hanya pergi
sendiri ke pelayanan kesehatan namun terkadang kerabat juga ikut membantu
menemani.
2. Fungsi Sosialisasi
Meskipun jarang bersosialisasi dengan tetangga, namun hubungan mereka
dengan tetangga sangat baik, tidak pernah terjadi permasalahan yang membuat
keributan. Mereka kadang terlihat kerja sama dan saling membantu.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Klien kurang mengenal masalah kesehatan.
b. Klien biasa memutuskan sendiri untuk dirawat jika sakit.
c. Klien memberikan perawatan semampunya bagi dirinya jika sakit.
d. Lingkungan klien terlihat kurang bersih dan kurang nyaman.
e. Klien memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti BPJS.
ANALISA DATA
Menurut saya mengenai referensi dan teori keperawatan terkait program keluarga
sehat dari pemerintah ialah melihat referensi dan teori keperawatan yang saya dapatkan dalam
pembahasan ini begitu banyak masalah yang berisiko muncul pada seseorang mengenai
penyakit, diperlihatnya banyak tanda, gejala, penyebab datangnya suatu penyakit yang dimana
pada teori keperawatan keluarga sudah ada beberapa aspek yang bisa digunakan untuk
mengetahui atau untuk mengkaji adanya masalah dalam keluarga seseorang. Dengan adanya
beberapa teori dari keperawatan keluarga dapat memudahkan kita untuk mengkaji satu persatu
masalah yang ada pada keluarga, sehingga dengan mudah kita berikan penjelasan kepada
keluarga yang tidak tahu tentang masalah keluarganya dan kita juga berikan informasi dan
pemahaman mengenai kesehatan keluarga, dengan begitu keluarga sedikit mengetahui tentang
kesehatan dan betapa pentingnya kesehatan dalam keluarga.
Ketika kita sudah melakukan pengkajian pada keluarga maka kita berikan intervensi
atau tindakan yang tepat sesuai masalah yang didapatkan pada keluarga, dengan begitu kita
dapat membantu kesehatan keluarga tersebut. Sedangkan dikaitkan dengan program keluarga
sehat dari pemerintah pada sekarang ini cukup membantu masyarakat dalam menangani
kesehatan keluarga, dengan adanya program keluarga sehat memberikan pelayanan kesehatan
kepada keluarga dengan menggunakan kartu seperti kartu jamkesda, akan tetapi bagi
masyarakat dengan ekonomi yang rendah tidak dapat membayar jamkesda setiap bulan,
dengan seperti ini dapat membebani masyarkat berekonomi rendah. Akan tetapi pemerintah
memberikan KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) kepada keluarga yang kurang mampu untuk
membatu meningkatkan martabat keluarga yang kurang mampu dari program pemerintah.
Saran dari saya, kita sebagai calon perawat yang profesional harus mampu
mengetahui segala aspek yang akan digunakan pada keluarga yang mempunyai masalah
keluarga karena dengan menggunakan aspek kita mudah untuk mengkaji masalah kesehatan
keluarga, selain itu kita harus mampu memberikan edukasi, informasi-informasi kesehatan
yang harus diberikan kepada keluarga, khususnya keluarga yang kurang mampu dan kurang
pemahaman mengenai kesehatan. Melihat program pemerintah sudah cukup membantu dalam
pelyanan kesehatan di puskesmas hanya saja ada beberapa keluarga yang tidak mau pergi
berobat ke puskesmas, nah disinilah peran kita sebagai perawat memberikan hard education
atau informasi-informasi kesehatan kepada keluarga tersebut agar dapat mengubah
pemhamannya dan akan peduli pentingnya kesehatan baik individu ataupun keluarga, dengan
seperti ini kita saling peduli, mempergatikan, dan mengingatkan semoga kita selalu dalam
keadaan sehat, amin.