Anda di halaman 1dari 4

A.

DasarTeori :
Pengertian dan Tujuan Pewarnaan

Mikroba adalah prokariot dengan dinding sel yang terdiri dari struktur khusus yang
disebut dengan peptidoglikan. Struktur ini mempunyai mekanisme tertentu dalam hal
penyerapan bahan-bahan dari lingkungan di luar, termasuk zat warna gram.
Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu dengan
cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung, menggunakan kondensor
medan gelap dan lain-lain. Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di
pakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya
transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut
maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan
mudah di amati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara
yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwijoseputro,2005).
Menurut Waluyo (2008), tujuan dari pewarnaan adalah :

 Memudahkan melihat microbe dengan mikroskop


 Memperjelas ukuran dan bentuk microbe
 Melihat struktur dalam bakteri , seperti dinding sel dan vakuola
 Menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia khas dari bakteri dengan zat warna

Menurut Volk (1992), pewarnaan gram pada tahun 1884 seorang dokter
berkebangsaan Denmark Christian gram membuat zat pewarna khusus yang barang kali
terpenting penggunaannya dalam bakteriologi. Zat pewarna tersebut adalah pewarna
dieferensial, karena dapat membagi bakteri sejati menjadi 2 kelompok fisiologi, dengan
demikian sangat memudahkan identifikasi jenis.
Macam dan Fungsi Pewarnaan

Zat pewarna adalah garam yang terdiri dari atas ion positif dan ion negatif, salah
satu diantaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna itu berada pada ion
positif (yaitu zat pewarna+ Cl-), sedangkan pada zat pewarna asam warna itu pada ion
negatif (yaitu Na+ dan zat pewarna-).

Menurut Hadieotomo (1988), pewarnaan ini merupakan salah satu yang amat penting
dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini, bakteri dapat
dipisahkan secara umum menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1) organisme yang dapat
menahan kompleks pewarna primer ungu Kristal iodium sampai pada akhir prosedur (sel-
sel tampak biru gelap atau ungu), disebut gram positive; 2) organisme yang kehilangan
kompleks warna ungu Kristal pada waktu pembilasan dengan alcohol namun kemudian
terwarnai oleh pewarna tandingan, safranin (sel-sel tampak merah muda), disebut gram
negative.

Menurut Volk (1992), pewarnaan mungkin merupakan salah satu prosedur yang
paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Ada 5 macam pewarnaan, yaitu :
1)Pewarnaan sederhana, memungkinkan untuk melihat bakteri dengan jelas, tetapi tidak
dapat membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda dalam morfologi yang sama,
2)Pewarnaan tahan asam, untuk pewarnaan bakteri yang mengandung sejumlah besar –
besar zat lipoid (berlemak) didalam dinding selnya yang menyebabkan tidak permeable
terhadap zat warna yang umum, 3)Pewarnaan spora, untuk pewarnaan bakteri yang
membentuk endospora yang tahan terhadap kondisi ekstrim sehingga dibutuhkan perlakuan
yang keras, 4)Pewarnaan kapsul, 5) Pewarnaan negative, metode ini bukan untuk
mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya hitam gelap.

Perbedaan Gram Positif dan Negatif, beserta contohnya

Menurut Hadioetomo (1988), diketahui bahwa komposisi dinding sel bakteri gram
positive berbeda dengan bakteri gram negative. Dinding sel yang lebih yang tebal pada
bakteri gram positive menyusul oleh perlakuan alcohol karena terjadi dehidrasi. Sedangkan
sel-sel gram negative mempunyai kandungan lipid yang lebih tinggi padadinding
selnyadan lipid pada umumnya larut dalam alcohol dan aseton. Contoh dari gram positive
adalah Saureus dan gram negative adalah E.coli.

Perbedaan struktur dinding sel bakteri gram positive dan gram negative sehingga
menyebabkan perbedaan reaksi dalam permeabilitas zat warna dan penambahan larutan
pemucat. Sebagian besar dinding sel bakteri gram positive terdiri dari peptidoglikan,
sedangkan dinding sel bakteri gram negative mempunyai kandungan lipida yang tinggi
dibandingkan dinding sel bakteri gram negative (Lay,1994).
Mekanisme Penyerapan Zat Warna oleh Gram Positif dan Gram Negatif

Ada kalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian
dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Ditinjau dari tujuan pewarnaan
sudah barang tentu pewarnaan tersebut merupakan kegagalan. Tetapi ada juga preparat
yang tahan asam encer, misalnya hasil basil TBC dan basil-basil yang berspora. Setelah zat
warna yang pertama (ungu) terserap, maka sediaan dicuci dengan alcohol kemudian
ditumpangi dengan zat warna yang berlainan, yaitu dengan zat warna merah. Jika sediaan
itu kemudian kita cuci dengan air, lalu dengan alkohol, lalu dengan alkohol, maka dua
kemungkinan dapat terjadi.Pertama, zat warna tambahan terhapus, sehingga yang Nampak
ialah zat warna asli (ungu). Dalam hal ini sediaan (bakteri) kitasebut gram positif. Kedua,
zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak. Dalam hal ini
sediaan bakteri kita katakan gram negatif (Dwidjoseputro,1998).

Menurut Hadioetomo (1988), dinding sel yang lebih tebal pada bakteri gram
positif menyusut. 0leh perlakuan alcohol karena terjadinya dehidrasi, menyebabkan pori-
pori dinding sel menutup sehingga mencegah larutnya kompleks ungu Kristal - iodium
pada langkah pemucatan. Sedangkan sel-sel gram negative mempunyai kandungan lipid
yang lebih tinggi padadinding selnyadan lipid pada umumnya larut dalam alcohol dan
aseton. Larutan lipid oleh pemucat yang digunakan dalam pewarnaan gram diduga
memperbesar pori-pori dinding sel dan inilah yang menyebabkan proses pemucatan pada
sel-sel gram negative berlangsung lebih cepat.
Menurut Hadieotomo (1988), pewarnaan ini merupakan salah satu yang amat penting
dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini, bakteri dapat
dipisahkan secara umum menjadi dua kelompok besar, yaitu : 1) organisme yang dapat
menahan kompleks pewarna primer ungu Kristal iodium sampai pada akhir prosedur (sel-
sel tampak biru gelap atau ungu), disebut gram positive; 2) organisme yang kehilangan
kompleks warna ungu Kristal pada waktu pembilasan dengan alcohol namun kemudian
terwarnai oleh pewarna tandingan, safranin (sel-sel tampak merah muda), disebut gram
negative.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-DasarMikrobiologi. Jakarta :Djambatan.

Hadioetomo. 1988. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta :PT Gramedia

Lay dan Hartono.1992. Mikrobiologi. Jakarta : Rajawali Pers.

Volk, Wheter. 1992. Mikrobiologi Dasar. University Of Southern Maine.

Waluyo. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai