PENDAHULUAN
sampai saat ini terdapat 347 juta penderita diabetes di seluruh dunia, dengan
90% di antaranya mengalami DM tipe 2.1 Berdasarkan data WHO, sekitar 12-
Diperkirakan sekitar 171 juta orang di dunia menderita DM di tahun 2000 dan
akan meningkat menjadi 366 juta di tahun 2030. Indonesia masuk ke dalam 10
peringkat ke empat pada tahun 2000 dengan jumlah kasus sebesar 8,4 juta
orang dan diprediksi meningkat di tahun 2030 menjadi 21,3 juta orang.
yang besar. Data dari studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita
Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang. Jika
tidak ada tindakan yang dilakukan, jumlah ini di perkirakan akan meningkat
menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011). Diabetes mellitus telah
menjadi penyebab dari 4,6 juta kematian. Selain itu, pengeluaran biaya
kesehatan untuk Diabetes Melitus telah mencapai 465 miliar USD (IDF,
sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.
1
sebesar 80% orang dengan DM tinggal di Negara berpenghasilan rendah dan
Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur
(3,3%). 4
adalah 10.927 orang, dan naik di tahun 2012 mencapai 14.067 orang. Jadi
dapat dilihat bahwa setiap tahun angka kejadian DM di kota Makassar ini
peningkatan kasus DM dari tahun 2012 sebesar 387 kasus dan pada tahun
2
Diabetes biasanya berhubungan dengan pola makanan. Makanan
darah yang disebut dengan istilah Indeks Glikemik (IG).6 Makanan dengan IG
yang lebih rendah akan menimbulkan rasa kenyang yang lebih besar.
memberikan efek lebih lanjut pada asupan makanan atau pada peningkatan
mellitus pengaturan diet menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah
kenaikan kadar glukosa darah dan menurunkan kadar glukosa, antara lain
rendah.6
meskipun kadarnya kecil, yaitu 0,3 gram per 100 gram bahan. Beras merah
juga mengandung vitamin E, vitamin B dan serat larut dalam air. Manfaat
metabolisme.8
Beras merah jauh lebih baik dibandingkan dengan beras putih. Jika
banyak serat, 203% lebih vitamin E, 185% lebih vitamin B6, dan 219% lebih
3
magnesium. Semua komponen nutrisi tersebut sangat penting bagi kesehatan.
Selain itu, beras merah memiliki indeks glikemik yang rendah, yaitu 55,
sebesar 70-87.9
diprioritaskan pada upaya kesehatan dasar yang lebih menitik beratkan pada
penduduk Indonesia yang mengobati sendiri dalam satu bulan terakhir dengan
membeli obat ke toko obat atau ke warung tanpa resep dokter adalah 26,4
pengobatan sendiri.4
masalah pokok yang hendak diteliti yaitu “Apakah pemberian ekstrak beras
merah (Oryza nivara) dapat menurunkan kadar gula darah mencit yang
diinduksi aloksan?”
4
Mengetahui pengaruh ekstrak beras merah (Oryza nivara) terhadap
kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus dan menjadi salah
5
- Memberikan informasi kepada instansi terkait agar manjadi salah
dikonsumsi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu glukus, yang berarti
‘manis’.11 Glukosa adalah salah satu dari tiga monosakarida sederhana yang
kadang disebut ‘gula darah’ (karena dijumpai dalam darah), ‘gula anggur’ (karena
dijumpai dalam buah anggur), atau dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi
pula heksosa karena memiliki enam atom karbon. Glukosa mengandung gugus
banyak gugus fungsional hidroksil (-OH) yang dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan air, sehingga membuatnya dapat larut dalam air. Adanya gugus –OH pada
atom karbon dalam molekul juga memberikan rasa manis pada glukosa. Glukosa
terdapat dalam bentuk ‘rantai terbuka’ dan bentuk cincin. Kedua bentuk ini
dengan mudah saling bertukar bentuk. Di dalam larutan, ‘rantai terbuka’ menutup
7
Gambar 4. Struktur glukosa bentuk ‘rantai terbuka’ (kiri) dan bentuk cincin (kanan).12
suplai dari prekursor glikoprotein, trigliserida, dan glikogen. Glukosa juga sangat
Fruktosa dan galaktosa akan ditransport ke hepar dan dikonversi menjadi glukosa.
8
Monosakarida memasuki proses metabolisme melalui fosforilasi, yakni
jaringan perifer, terutama otak, otot dan ginjal. Tahap pertama dinamakan
menghasilkan ATP dan asam piruvat. Piruvat dari glikolisis akan masuk ke
siklus krebs.
2) Glukosa disimpan sebagai glikogen dalam otot dan hepar. Proses ini
protein seluler.
5) Glukosa dikonversi menjadi asam lemak bebas, dan dalam jaringan adiposa,
9
Gambar 5. Metabolisme karbohidrat dalam tubuh.13
penyerapan glukosa dari makanan. Pada individu sehat dan normal, kadar tersebut
tidak melebihi sekitar 140 mg/dL karena jaringan akan menyerap glukosa dari
menghasilkan energi. Setelah makanan dicerna dan diserap, kadar glukosa darah
keadaan normal dapat dihindari karena tubuh mampu mengatur kadar glukosa
darahnya. Kadar glukosa darah akan mendekati rentang puasa normal yaitu 80-
10
100 mg/dL sekitar 2 jam setelah makan. Kadar glukosa darah umumnya
diregulasi oleh dua hormon; insulin dan glukagon. Kedua hormon ini disekresikan
Kedua hormon ini memiliki aksi yang berlawanan dan disekresi secukupnya untuk
dan otot
11
2.1.5. Hiperglikemia
darah. Meskipun glukosa darah umumnya meningkat setelah makan (sekitar 120-
140 mg/dL dalam periode 30 menit sampai 1 jam), kadarnya akan kembali ke
rentang normal sekitar 80-100 mg/dL, 2 jam setelah makan. Ketika berpuasa,
kadar glukosa darah juga akan dipertahankan dalam rentang normal 80-100
mg/dL.
regulasi glukosa darah yang terganggu. Glukosa darah akan meningkat baik
Ketika seseorang memiliki kadar glukosa darah yang tinggi dalam waktu
lama (seperti penderita diabetes), efek terhadap tubuh akan terlihat. Keluhan akan
muncul pada kulit seperti infeksi bakteri, infeksi jamur, dan gatal-gatal menjadi
sering. Saraf dapat rusak sehingga timbul mati rasa, menusuk-nusuk, kesemutan,
aliran darah dan dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan hilangnya
sirkulasi. Kerusakan juga dapat terjadi pada pembuluh darah kecil, sehingga dapat
Kadar glukosa darah yang sangat tinggi (diatas 360 mg/dL) dapat
mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Karena glukosa tidak dapat
12
digunakan sebagai sumber energi, tubuh memecah lemak sebagai sumber energi.
Proses ini akan menghasilkan produk sampingan berupa keton ke dalam aliran
medis segera.17
2.2.1 Definisi
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
insulin absolut.
Autoimun
Idiopatik
insulin.
13
Tipe lain Defek genetik fungsi sel beta
Endokrinopati
Infeksi
Diabetes melitus
gestasional.
(NIDDM) atau “adult onset diabetes” adalah 90-95% dari seluruh jenis diabetes.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita dari 8,4 juta pada tahun 2002
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.20 Secara epidemiologik, diabetes
seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes
diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku
14
hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan beberapa faktor genetik
2.2.2 Epidemiologi
diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Angka ini menunjukkan
tahun 2013, untuk diabetes melitus yang berdasarkan wawancara juga terjadi
peningkatan dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen (2013). Prevalensi diabetes
(2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara
Jakarta (masing-masing 0,7%), Jawa Timur (0,6%), dan Jawa Barat (0,5%).
15
2.2.3 Patogenesis Diabetes Melitus
pengaruh lingkungan (mikroba, bahan kimia, atau pola makan) yang memicu
reaksi autoimun pada individu yang rentan. Penghancuran sel beta pulau
Apabila massa sel beta pankreas yang tersisa hanya 10-20%, pankreas tidak
rendah dapat membantu pemulihan fungsi sel beta, sekresi insulin sel beta pada
akhirnya akan sepenuhnya gagal sehingga pasien menjadi bergantung pada insulin
eksogen. 21
disfungsi sel Beta pankreas, (3) disregulasi produksi glukosa hepatik, (4)
16
Resistensi insulin disebabkan gangguan penghantaran sinyal intraselular
aktivitas transport glukosa intraseluler. Pada masa preklinik, sel beta pankreas
kadar glukosa darah normal. Tapi lama-kelamaan sel beta pankreas akan gagal
Produksi glukosa hepatik berlebih (25% hingga 50% lebih tinggi dari
insulin hepatik, dan penurunan sekresi insulin dari sel beta yang rusak. Produksi
glukosa hepatik post-prandial secara jelas meningkat. Selain itu, terjadi penurunan
dikaitkan dengan dismotilitas gaster dan gangguan pada laju dan waktu absorbsi
17
2.4 Beras Merah
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Genus : Oryza
2.4.2 Morfologi
Beras merah dengan nama latin Oryza nivara dalam family Poaceae
1. Akar
utama atau akar pokok dan digantikan oleh sejumlah akar yang ukurannya
kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang.
18
2. Batang
Batang berbentuk bulat (teres). Sifat batang beras merah yakni batang
yang nyata dan seringkali berongga. Permukaan batang licin (laevis). Arah
3. Daun
Daun padi beras merah termasuk daun tidak lengkap, karena hanya
memiliki helaian daun (lamina) dan pelapah daun (vagina) saja. Memiliki
kecil yang biasanya terdapat pada batas antara pelapah dan helaian daun.
Alat ini berfungsi untuk mencegah masuknya air hujan ke antara pelepah
dan batang.
4. Buah
Padi beras merah termasuk buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu
buah yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering.
19
2.4.2 Kandungan Beras Merah
Beras merah merupakn salah satu bahan makanan sumber serat, meskipun
kadarnya kecil, yaitu 0,3 gram per 100 gram bahan. Beras merah juga
mengandung vitamin E, vitamin B dan serat larut dalam air. Manfaat beras merah
Beras merah jauh lebih baik dibandingkan dengan beras putih. Jika
dibandingkan dengan beras putih, beras merah mengandung 349% lebih banyak
serat, 203% lebih vitamin E, 185% lebih vitamin B6, dan 219% lebih magnesium.
Kandungan gula dalam beras merah mencapai 0,6-1,4% yang dominan terdiri dari
sukrosa dan sedikit glukosa dan fruktosa. Kandungan protein dalam beras merah
Mineral yang dikandung dari beras merah juga berbeda dengan beras lain hal ini
dipengaruhi oleh jenis tanah yang digunakan untuk menanam bibit padi tersenut.
Pada beberapa penelitian ditemukan kandungan zat besi pada beras merah
mencapau 60%. Total kandungan lemak pada beras merah adalah 1,5-2,5%. Total
20
kalori dalam 100 gram beras merah adalah 360 kkal. Semua komponen nutrisi
tersebut sangat penting bagi kesehatan. Selain itu, beras merah memiliki indeks
glikemik yang rendah, yaitu 55, dibandingkan dengan beras putih yang memiliki
secara cepat sehingga glukosa darah meningkat secara cepat. Sedangkan pangan
dengan IG rendah dicerna dan diserap lebih lambat sehingga dapat mencegah
terjadinya fluktuasi gula darah yang terlalu lebar. Dengan demikian, pangan berIG
rendah relatif aman untuk dikomsumsi. Selain itu, pangan dengan IG rendah juga
Selain itu kandungan serat yang tinggi pada beras merah mampu
hormone insulin.28 Serat juga di dalam usus akan menghambat aktivitas dari
enzim alfa amilase yang berfungsi untuk mencerna pati sehingga kadar gula yang
(GABA) yang tinggi di dalam beras merah mampu mennstimulasi sel beta
serat, dan mineral, beras merah juga mengandung senyawa flavonoid. Senyawa
dapat menurunkan gula darah dengan meningkatkan sekresi insulin dan mencegah
resistensi insulin.30
21
Flavonoid dapat meregenerasi kerusakan sel beta pankreas. Flavonoid juga
meregulasi aktivitas dan/atau ekspresi dari enzim-enzim yang teribat dalam jalur
sehingga kadar cAMP dalam sel β pancreas meninggi. Hal ini akan meransang
sekresi insulin melalui jalur Ca, dimana peningkatan cAMP akan menyebabkan
penutupan kanal K+ ATP dalam membrane plasma sel beta. Keadaan ini
sehingga ion Ca++ masuk ke dalam sel dan menyebabkan sekresi insulin oleh sel β
pancreas.32
2.5 Aloksan
encer. Nama aloksan diperoleh dari penggambungan kata allantoin dan oksalurea
22
2,4,5,6-primidinetetron; 1,3-Diazinan-2,4,5,6-tetron (IUPAC) dan asam
murni diperolej dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Aloksan adalah senyawa
kimia tidak stabil dan senyawa hidrofilik. Waktu paruh aloksan pada pH 7,4 dan
Melitus tipe 1 pada manusia. Aloksan bersifat toksik selektif terhadap sel beta
Aloksan meningkatkan pelepasan insulin dan protein dari sel beta pancreas tetapi
tidak berpengaruh pada sekresi glucagon. Efek ini spesifik untuk sel beta pancreas
lain. 33,34
23
2.6 Kerangka Teori
Patogenesis DM
Diabetes Melitus
Disregulasi
Kenaikan produksi glukosa
glukosa hepatik oleh hati
Peningkatan laju
Hiperglikemi post prandial
absorbsi glukosa
Glikemik Indeks
(GI) rendah
Ekstrak beras
merah (Oryza Mengandung
flavonoid
nivara)
Serat yang tinggi
24
2.5. Kerangka Konsep
- meregenerasi
kerusakan sel beta
pancreas
- menghambat
fosfodiesterase
Keterangan :
: Variabel bebas
: Variabel terikat
2.6 Hipotesis
nivara)
25
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan rancangan penelitian pre and post test control group design.
Mencit Balb/C jantan, sehat dan mempunyai aktivitas normal, tidak kawin,
aloksan.
setelah dilakukan induksi aloksan dan pengukuran kadar GDS dan mencit dengan
26
kadar GDS < 200 mg/dl dipisahkan (exclude) kemudian dilanjutkan simple
mencit.
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (4-1) ≥ 15
3n-3 ≥ 15
3n ≥ 18
n≥6
t = jumlah kelompok
27
3.6 Hewan Uji Induksi Aloksan
aloksan dengan dosis 120 mg/kgBB secara i.p. Hanya mencit dengan kadar
bentuk serbuk yang kemudian dilarutkan dengan aquades. Dalam percobaan ini
3. Variabel luar :
28
3.8 Definisi Operasional Variabel
Hewan coba yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) jantan, sehat
dan mempunyai aktivitas normal, tidak kawin, berumur kira-kira 4-6 minggu
3.8.2 Mencit DM
Ekstrak beras merah adalah beras merah yang telah diserbukkan sebanyak
1 kg yang diekstraksi dengan pelarut Etanol asam. Mula-mula beras yang telah
hingga seluruh sampel terendam. Wadah lalu ditutup rapat dan dibiarkan selama
pelarutnya diuapkan hingga ekstrak terbebas dari pelarutnya, selanjutnya air yang
ekstrak kering.
1000 𝑚𝑔
Dosis 1 ekor mencit = 𝑥 20 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵 = 20 𝑚𝑔
1000𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵
1500 𝑚𝑔
Dosis 1 ekor mencit = 𝑥 20 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵 = 40 𝑚𝑔
1000𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵
29
Untuk dosis 4000 mg/kgBB,
4000 𝑚𝑔
Dosis untuk 1 ekor mencit = 𝑥 20 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵 = 80 𝑚𝑔
1000𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵
Karena volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada mencit
dosis mencit adalah 20 mg, 40 mg, dan 80 mg, maka volume ekstrak yang
diberikan adalah 0,2 ml, 0,4 ml, dan 0,8 ml tiap kelompok mencit setiap hari.
Kadar glukosa darah adalah jumlah glukosa yang dialirkan melalui darah
sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Kadar normal glukosa darah
sewaktu adalah 100-199 mg/dl, sedangkan kadar glukosa darah sewaktu pada
pasien diabetes ≥ 200mg/dl. Kadar normal glukosa darah puasa adalah 100-125
mg/dl, sedangkan kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes ialah ≥
126mg/dl.
Kadar glukosa darah hewan uji diukur dengan menggunakan Blood Glucose
30
3.9 Alat dan Bahan yang Digunakan
minum
4. Sonde mencit
6. Timbangan elektrik
1. Aloksan
3. Aquadest
4. Buffer sitrat
31
diperoleh kemudian dikumpulkan dan pelarutnya diuapkan hingga
ekstrak kering.
32
e. Pemeriksaan glukosa darah untuk menilai penurunan kadar GDS
33
3.11 Alur Penelitian
Mencit Exclude
1000 𝑚𝑔
𝑥 20 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵 =
1000𝑔𝑟𝑎𝑚𝐵𝐵
20 𝑚𝑔 t
Aloksan dosis 120 mg/kgBB Kadar GDS < 200 mg/dL
Pengukuran kadar
glukosa setelah 7 hari dan
15 hari perlakuan
Penurunan kadar
glukosa darah
34
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan program
Statistical Products and Service Solutions (SPSS) for Windows Release 21.0.
Teknik analisis data yang akan digunakan tergantung pada hasil distribusi data.
Untuk uji pengaruh pemberian ekstrak beras merah terhadap kadar gula darah
mencit digunakan uji one way Anova. Jika distribusi data yang didapatkan normal,
maka teknik analisa data yang digunakan adalah uji one way Anova, dimana jika
hasil uji Anova signifikan maka dilanjutkan dengan post hoc test. Derajat
didapatkan hasil skewed, maka teknik analisis data yang digunakan adalah uji
ekstrak beras merah dan penurunan kadar gula darah mencit digunakan uji
35
BAB IV
UMI terletak di Kampus II Universitas Muslim Indonesia, tepat nya Jl. Urip
sisi Utara.
hewan coba. Selain itu, laboratorium ini sudah sering dijadikan sebagai
36
tempat penelitian mahasiswa(i) semester akhir fakultas kedokteran dan
fakultas farmasi. Hingga tahun 2016, sudah lebih dari 200 peneliti yang
37
BAB V
mengetahui pengaruh ekstrak beras merah (Oryza nivara) terhadap kadar glukosa
darah mencit (Mus musculus). Jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 24 ekor
Aloksan (Minggu 1), setelah pemberian Aloksan (Minggu II) dan setelah
pemberian ekstrak beras merah (Minggu III dan minggu IV). Hasil pengukuran
diinput ke dalam aplikasi microsoft excel 2010 dan selanjutnya dianalisa dengan
bantuan aplikasi Statistical Package for The Science 23 (SPSS 23,0). Adapun
Hasil penginputan data telah diinput kedalam aplikasi excel 2010. Berikut
kelompok.
38
a. Tabel 5.1.1. Distribusi Kadar Kolesterol Pada Kelompok A
39
Mencit Setelah adaptasi Setelah injeksi Setelah Setelah
(mg/dL) aloksan pemberian pemberian
(mg/dL) ekstrak ekstrak
beras merah beras merah
hari ke-7 hari ke-14
(mg/dL) (mg/dL)
C1 79 274 182 159
C2 89 323 126 98
C3 91 300 289 111
C4 85 224 107 51
C5 74 246 138 103
C6 94 292 169 107
Rerata 85,3 276,5 168,5 104,8
Sumber : Data primer penelitian, Juni-Juli 2016
glukosa darah, data penelitian juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
40
300
250
200
150
100
50
0
kontrol 1000mg/kgBB 1500mg/kgBB 2000mg/kgBB
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, terlihat bahwa kadar glukosa darah
pemberian ekstrak beras merah (Minggu 3 dan 4), maka terdapat perbedaan rerata
41
dan sesudah pembebanan), maka uji statistik yang cocok adalah dependent
lebih kecil dari 0,05. Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan kadar
glukosa darah hewan coba sebelum dan sesudah pemberian induksi aloksan.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa induksi aloksan yang diberikan
coba.
sebanyak 2000/kgBB/hari.
42
Untuk melihat apakah ekstrak beras merah efektif menurunkan kadar
signifikan 0,055. Karena lebih besar dari 0,05 maka hal ini berarti pemberian
air biasa tidak efektif untuk menurunkan kadar glukosa darah hewan coba
sampel ada empat (lebih dari dua) dan kelompok sampel tidak saling
Anova karena data berdistribusi normal dan memiliki variasi yang homogen.
Darah Mencit
43
Hari ke-14 6 104,8 + 34,4
*Uji One Way Anova Sumber : Data primer penelitian, Juni-Juli 2016
0,000. Karena lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini berarti ada pengaruh ekstrak beras merah terhadap kadar glukosa darah
Perlakuan 3 0,038
0,006
Perlakuan 3
Hasil uji LSD yang pada tabel 5.2.3.2. menunjukkan perbedaan yang
signifikan atau bermakna bila nilai signifikasi tiap kelompok perlakuan p <
44
perlakuan III (p=0,038). Pada hari ke-14, kelompok kontrol memberikan
5.4. PEMBAHASAN
191,1 mg/dL, dan perlakuan III meningkat sebesar 174 mg/dL. Secara
45
granula-granula pembawa insulin di dalam sel beta pancreas. Aloksan
adanya senyawa aktif pada beras merah. Dalam penelitian ini tidak
dilakukan isolasi zat zat aktif yang terkandung pada beras merah
46
diabetes melitus, baik dengan mencegah absorbsi glukosa atau
meninggi. Hal ini akan meransang sekresi insulin melalui jalur Ca,
glukosa darah pada kelompok ini sangatlah kecil yakni 12,1 mg/dl
pada hari ke-7 dan menurun 24,6 mg/dl pada hari ke-14.
66,6 mg/dL pada hari ke-7 dan 95,1 mg/dL pada hari ke-14. Pada
47
1500 mg/kgBB/hari didapatkan penurunan kadar glukosa darah
sebesar 183,5 mg/dL pada hari ke-7 dan 108 mg/dL pada hari ke-
glukosa darah sebesar 124,8 mg/dL pada hari ke-7 dan 74 mg/dL
48
semakin meningkat pada dosis 1500 mg/kgBB yang diberikan pada
49
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
sebagai berikut :
pada hari ke-7 setelah pemberian ekstrak beras merah dengan dosis
pada hari ke-7 setelah pemberian air rebusan daun sirsak dengan dosis
D pada hari ke-7 setelah pemberian air rebusan daun sirsak dengan
pada hari ke-14 setelah pemberian ekstrak beras merah dengan dosis
pada hari ke-14 setelah pemberian air rebusan daun sirsak dengan
50
7. Terjadi penurunan signifikan kadar glukosa darah mencit kelompok
8. Terdapat perbedaan yang bermakna kadar glukosa darah hari ke-7 dan
hari ke-14 antara mencit kelompok A yang tidak diberi air rebusan
1500 mg/kgBB/hari.
6.2 SARAN
pengobatan.
sehari-hari.
51
6.3 KENDALA SELAMA PENELITIAN
DM secara tepat.
52
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/features/factfiles/diabetes/facts/en/index1.html, diakses
www.litbang.depkes.go.id
AgroMedia Pustaka
53
9. Dr. Ir. Muhammad Ahkam Subroto, M.App.ScReal Food True
Health.Jakarta:Agro Media
11. Ismail Marzuki, S., Si., M.Si., Kimia dalam Keperawatan. 2010, Pustaka
As Salam: Takalar.
Medical Series.
Springer.
54
20. WHO. 2006. Definition and diagnosis of diabetes mellitus and intermediate
hyperglycemia. Report of a WHO/IDF Consultation.
21. J.C Ozougwu, Obimba K.C., et.al. The pathogenesis and pathophysiology
of type 1 and type 2 diabetes mellitus : A Review. Nigeria :Academics
Journal. 2013 Volume 4 Number 4.
22. American Diabetes Association. 2015. Standards on Medical Care in
Diabetes. The Journal of Clinical and Applied Research and Education.
Volume 38 Supplement 1.
23. SULAWESI, B.P.T.H., Oryza nivira. Informasi Singkat Benih, 2012.
Terbitan:Yogyakarta.Ed 1. Cet 1
AgroMedia Pustaka
Swadaya.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3024208/
29. Ito, Y., Mizukuchi, A., & Kise, M. (2010). Postprandial Blood Glucose and
55
31. Brahmachari, G., Bio-flavonoids with promising antidiabetic potentials: A
critical survey. Opportunity, Challenge and Scope of Natural Products in
Medicinal Chemistry, 2011: p. 187-212.
32. Panjuantiningrum, F. 2009. Pengaruh Pemberian Buah Naga Merah
Surakarta.
of pancreatic islet tissue in vitro. [Internet]. 2008 [cited 2016 June 15].
Available from:
http://ajplegacy.physiology.org/cgi/content/abstract/207/2/436
perfused rat pancreas. [Internet]. 2008 [cited 2016 June 15]. Available
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3522213
56
57