Anda di halaman 1dari 7

TEORI KEPEMIMPINAN PATH-GOALS

1. Definisi dan Model Teori Path-Goals

Teori kepemimpinan path-goals merupakan teori tentang bagaimana para leader


memotivasi pengikutnya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori Path-Goal
ini pertama kali dikemukakan pada awal tahun 1970 oleh Evans (1970), House (1971),
House dan Dessler (1974), House dan Mitchell (1974). Tujuan dari teori kepemimpinan
ini yakni untuk meningkatkan kinerja pengikut dan kepuasan pengikut dengan berfokus
pada motivasi yang diberikan kepada pengikut. Teori Path-Goal lebih menekankan
hubungan antara gaya pemimpin dengan karakteristik dari para pengikut serta
pengaturan organisasi. Pemimpin sangat penting untuk menggunakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan motivasi pengikut. Motivasi ini
dilakukan untuk melengkapi maupun menambah apa yang tidak ada pada lingkungan
kerja. Menurut Indvik (1986), pemimpin mencoba untuk mengingkatkan kinerja
pengikut untuk mencapai tujuan dengan memberikan informasi dan imbalan yang
sesuai dengan lingkungan kerja. Menurut House dan Mitchell (1974), kepemimpinan
menciptakan motivasi ketika menambah jumlah imbalan yang diterima oleh pengikut
dari pekerjaan mereka dan ketika membuat jalan atau jalur untuk mencapai tujuan yang
jelas dan mudah untuk melakukan proses melalui arahan yang diberikan, serta
menghilangkan hambatan dan membuat pekerjaan tersebut memuaskan. Pada intinya,
teori ini dibuat untuk menjelaskan bagaimana pemimpin membantu pengikutnya dalam
mencapai tujuan dengan perilaku tertentu yang paling cocok dengan kebutuhan
pengikut dan situasi dimana pengikut tersebut bekerja. Dengan memilih gaya yang
sesuai, pemimpin dapat meningkatkan kesuksesan dan kepuasan pengikut lebih dari apa
yang diharapkan. Dalam teori path-goal, motivasi dikonsepkan dari pandangan teori
motivasi (Vroom, 1964). Asumsi yang mendasari teori motivasi ini adalah pengikut
akan termotivasi jika mereka percaya upaya mereka akan membuahkan hasil dan
imbalan untuk pekerjaan mereka sangatlah berharga. Jika seorang leader memakai
asumsi dari teori harapan, maka leader harus memahami sepenuhnya tentang seberapa
besar imbalan dan tujuan dari setiap pengikut.

Dalam penelitian lain mengungkapkan bahwa path-goal theory leadership


merupakan sebuah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh House dalam Robbibs
dan Judge (2009), yang memiliki dua variabel untuk menghubungkan perilaku
kepemimpinan dengan hasil berupa kepuasan kinerja yakni variabel dalam lingkungan
yang berada diluar kendali karyawan seperti struktur tugas, sistem otoritas formal dan
kelompok kerja, dan variabel yang merupakan bagian dari karakteristik karyawan
seperti locus of control, pengalaman dan kemampuan yang dimiliki. Menurut Robbins
dan Judge (2009), inti dari path goal theory adalah pemimpin memiliki tugas untuk
memberikan informasi dan dukungan yang dibutuhkan kepada para pengikut agar
mereka bisa mencapai tujuan. Menurut Al-Gattan (1985), bentuk teori path-goal terbagi
dalam dua tipe, yakni kepemimpinan suportif dan kepemimpinan direktif. Namun,
seiring dengan perkembangan teori, tipe dari teori path-goal tersebut berkembang
menjadi empat tipe kepemimpinan, yaitu kepemimpinan suportif, direktif, partisipatif
dan kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian. Siverthorne (2001), menyatakan
bahwa teori path-goal terdiri dari dua fungsi dasar. Fungsi yang pertama adalah
memberi kejelasan alur (direktif). Maksudnya, seorang pemimpin harus mampu
membantu pengikutnya dalam memahami bagaimana cara kerja yang diperlukan dalam
menyelesaikan tugas. Dan fungsi yang kedua adalah meningkatkan jumlah reward
pengikutnya dengan memberi dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi
mereka, atau yang disebut dengan tindakan suportif. Model dati teori kepemimpinan
path-goal yang dikemukakan oleh House & Mitchell (1974), memiliki komponen-
komponen yang terdiri dari perilaku pemimpin, karakteristik pengikut, karakteristik
tugas dan motivasi. Teori path-goal ini menunjukkan bahwa setiap jenis perilaku
pemimpin memiliki berbagai jenis perilaku yang berdampak pada motivasi pengikut.
Perilaku pemimpin nantinya akan dapat memotivasi pengikut untuk bergantung pada
karakteristik pengikut dan karakteristik tugas. Model teori ini digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 1. Model teori path-goal oleh House & Mitchell (1974)


Menurut bagan diatas, dapat diketahui bahwa perilaku pemimpin memiliki pengaruh terhadap
motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan kinerja pengikutnya.

Sedangkan Robbins dan Judge (2009) menggambarkan path goal theory leadership memiliki
model sebagai berikut:

Gambar 2. Model teori path-goal oleh Robbins dan Judge (2009)

2. Tipe/Perilaku Kepemimpinan
1) Directive Leadership (Kepemimpinan direktif)
Pada tipe kepemimpinan direktif, seorang pemimpin memberi petunjuk atau
arahan kepada pengikut tentang tugas mereka, bagaimana tugas tersebut dilakukan
dan kapan tugas tersebut harus diselesaikan. Selain itu, pengikut harus sudah tahu
dengan pasti apa yang diharapkan oleh dirinya, sehingga pemimpin dapat
memberikan arahan yang khusus kepada pengikutnya.
2) Supportive Leadership (Kepemimpinan Mendukung)
Kepemimpinan suportif ini termasuk tipe pemimpin yang ramah dan
mengerti apa yang menjadi kebutuhan pengikut. Pemimpin berusaha mendekatkan
diri kepada pengikut dengan mendukung pengikutnya untuk menyelesaikan
pekerjaan dan menganggap pekerjaan tersebut merupakan suatu hal yang
menyenangkan. Dalam tipe ini, pemimpin mempunyai kesediaan untuk bersahabat
dan mempunyai perhatian yang murni terhadap para pengikutnya.
3) Participative Leadership (Kepemimpinan Partisipatif)
Dalam tipe kepemimpinan partisipatif, seorang pemimpin berdiskusi
dengan para pengikut untuk memperoleh ide, pendapat dan saran-saran untuk
memperbaiki kinerja maupun sesuatu yang berkaitan dengan pencapaian tujuan.
namun pada tipe kepemimpinan partisipatif ini pengambilan keputusan masih
tetap berada pada pemimpin.
4) Achievement Oriented Leadership (Kepemimpinan Berorientasi Prestasi)
Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi ini ditandai oleh seorang
pemimpin yang meminta pengikutnya untuk melakukan pekerjaan pada tingkat
tinggi. Pemimpin menetapkan standar yang tinggi untuk keunggulan para
pengikut dan mencari perbaikan secara terus-menerus. Tipe ini merupakan tipe
yang mengharapkan banyak dari pengikut dan menunjukkan tingkat
kepercayaan yang tinggi bahwa pengikut mampu membangun dan mencapai
tujuan yang menantang. Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan
mengharapkan pengikut dapat mencapai tujuan tersebut seoptimal mungkin.
Selain itu, tipe ini menetapkan tujuan yang menantang para pengikut untuk
berpartisipasi. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada para pengikutnya
bahwa mereka mampu melaksanakan tugas dan pekerjaan untuk mencapai
tujuan dengan baik.

House dan Mitchell (1974), mengemukakan bahwa para pemimpin mungkin


menunjukkan salah satu atau semua empat tipe kepemimpinan ini dengan berbagai
macam karakteristik pengikut dan dalam situasi yang berbeda. Pemimpin harus
beradaptasi dengan tipe kepemimpinan sesuai dengan situasi atau kebutuhan motivasi
dari pengikut mereka. Pemimpin dapat mengubah dirinya dengan tipe yang diperlukan.
Situasi yang berbeda dapat menuntut pemimpin untuk melakukan berbagai jenis tipe
kepemimpinan. Selain itu, ada saat ketika seorang pemimpin menggunakan lebih dari
satu tipe pada waktu yang sama.

3. Karakteristik Followers
Karakteristik pengikut menentukan bagaimana perilaku seorang pemimpin
dalam konteks pekerjaan yang diberikan kepada para pengikutnya. Para peneliti
mengemukakan bahwa karakteristik pengikut dalam teori path-goal diantaranya adalah
needs for affiliation, preferences for structure, desires for control, and selfperceived
level of task ability. Yang artinya adalah kebutuhan untuk afiliasi (hubungan sebagai
anggota dengan pemimpin), preferensi untuk struktur (struktur yang jelas), keinginan
untuk kontrol (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan) dan tingkat yang dirasakan
atau kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Teori path-goal menyatakan bahwa
pengikut memiliki kebutuhan yang kuat untuk afiliasi dan lebih memilih kepemimpinan
yang mendukung, karena menurut mereka kepemimpinan yang ramah, peduli dan
mendukung merupakan sumber kepuasan. Untuk pengikut yang bekerja dalam situasi
yang tidak pasti, teori path-goal menunjukkan kepemimpinan direktif karena
menyediakan struktur psikologis dan kejelasan tugas. Kepemimpinan direktif
membantu pengikut mencapai tujuan, sehingga ketidakjelasan dalam pengerjaan tugas
dapat diminimalisir. Jenis pengikut yang otoriter akan terasa lebih nyaman ketika
pemimpin memberikan rasa yang lebih besar terhadap kepastian dalam pengaturan
kerja. Keinginan pengikut untuk kontrol mendapat perhatian khusus dalam teori path-
goal melalui studi dari lokus kepribadian kontrol yang dibagi menjadi dimensi internal
dan eksternal. Pengikut dengan internal locus of control percaya bahwa mereka
bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka dan menganggap
apa yang terjadi sebagai tanggung jawab mereka. Sedangkan orang-orang dengan
external locus of control adalah mereka yang percaya bahwa kesempatan, nasib, atau
takdir menentukan peristiwa kehidupan dan cenderung lepas tanggung jawab,
menjustifikasi bahwa sesuatu yang terjadi karena faktor eksternal. Dalam teori path-
goal menunjukkan bahwa pengikut dengan internal locus of control membutuhkan
kepemimpinan partisipatif karena dianggap paling memuaskan dan memungkinkan
mereka untuk merasa bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Untuk pengikut
dengan external locus of control membuthkan pemimpin yang dapat memberikan
motivasi kepada pengikut untuk melakukan suatu tugas tertentu, dengan kata lain
pengikut membutuhkan pemimpin direktif karena perlu arahan yang jelas dari
pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaannya.

4. Kelebihan Dari Teori Path-Goal


Menurut Peter g.Northouse dalam bukunya yang berjudul Leadership Theory and
Practice (2016), terdapat beberapa kelebihan pada teori path-goal. Diantaranya adalah:
1) Teori path-goal memiliki kerangka teoritis yang berguna untuk memahami
berbagai macam tipe perilaku pemimpin yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan
pengikut. Teori path-goal merupakan teori pertama untuk menentukan empat
variabel tipe kepemimpinan (direktif, suportif, partisipatif, dan prestasi oriented).
Teori ini juga salah satu teori kontingensi situasional pertama kepemimpinan yang
berguna untuk menjelaskan bagaimana tugas dan karakteristik pengikut yang akan
mempengaruhi kepemimpinan terhadap kinerja pengikut.
2) Teori path-goal mencoba untuk menggabungkan prinsip motivasi menjadi sebuah
teori kepemimpinan. Hal ini membuat teori path-goal menjadi unik karena tidak
ada teori kepemimpinan lain yang melakukan pendekatan kepada pengikut dengan
cara motivasi. Teori ini dapat membuat pemimpin bertindak untuk dapat
memotivasi pengikutnya dengan baik, seperti memotivasi pengikut dan
meyakinkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan serta
membantu dan meyakinkan pengikut bahwa jika mereka berhasil melakukan
pekerjaan mereka, mereka akan dihargai.
3) Teori path-goal tergolong teori yang menyediakan model dengan cara tertentu.
Tindakan yang paling menonjol yakni bagaimana pemimpin tersebut membantu
pengikutnya untuk mencapai tujuan dan membantu untuk mengatasi hambatan atau
masalah ketika di tengah perjalanan dalam proses pencapaian tujuan. Sederhananya
teori ini mengingatkan para pemimpin bahwa tujuan dari kepemimpinan adalah
untuk membimbing dan melatih pengikut untuk mencapai suatu tujuan.

5. Metode
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan
(explanatory research). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap motivasi kerja anggota dalam sebuah organisasi. Lokasi dalam
penelitian ini adalah di kampus sbo, Universitas Airlangga PSDKU Banyuwangi.
Sasaran dari penelitian ini adalah mahasiswa aktif organisasi dalam Himpunan
Mahasiswa Akuntansi, yakni himpunan mahasiswa program studi akuntansi sebanyak
25 orang.
DAFTAR PUSTAKA

Mandasari A., et al. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja
(Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis. Vol. 40 No.1
Honorata Ratnawati. 2016. Pengembangan Model Kepemimpinan Path Goal
Pada Supervisor Garment Dalam Mengelola Turnover Intention Di Kecamatan Klari
Kabupaten Karawang. Media Ekonomi Dan Manajemen. Vol. 31 No.1
Peter G.Northouse. 2016. Leadership: Theory And Practice. SAGE: Western Michigan
University

Anda mungkin juga menyukai