Anda di halaman 1dari 7

PEMANTAUAN ENVOLUSI PADA PASIEN NIFAS

A. KONSEP INVOLUSI UTERI


1. Pengertian Involusi Uteri
Involusi atau pengerutan uterus merupaka suatu proses dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus. (Ambarwati dan
Wulandari, 2008)
2. Fisiologi Involusi Uteri
Involusi uteri melibatkan reorganisasi dan penanggalan deci
dua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai
tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah
lochea.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
a. Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus
setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan
serat otot atrofi.
b. Autolysis
Autolysis merupakan proses peghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang
telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali
lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusak
secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan, hal ini disebabkan karena
penurunan hormone estrogen dan progesteron.
c. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya
suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat
implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. (Varney’s, 2003).
Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan
lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ
pelviks. Segera setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga
hingga tiga perempat dari jalan atas diatara simfisis pubis dan umbilicus.
Kemudian naik ke tingkat umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga
satu dua hari dan kemudian secara berangsur-angsur turun ke pelviks yang
secara abdominal tidak dapat terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh hari.
Perubahan uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan
pada miometrium. Pada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat
proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembukuh getah bening.
Decidua tertinggal dalam uterus setelah separasi dan ekpulsi plasenta dan
membrane yang terdiri dari lapisan zona spongiosa pada decidua basalis (tempat
implantasi) dan decidua parietalis (lapisan sisa uterus). Decidua yang tersisa
menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai hasil invasi leukosit yaitu :
1) Suatu degenerasi nekrosis lapisan superficial yang terpakai lagi sebagai
bagian dari pembuangan lochea dan lapisan dalam dekat miometrium.
2) Lapisan yang terdiri dari sisa-sisa endometrium di lapisan basalis.

Gambar menghitung tinggi fundus uteri


Fundus Pengukuran Tinggi
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri Pengukuran tinggi fundus uteri dapat dilakukan
dengan menggunakan meteran kertas atau pelvimeter. Untuk meningkatkan ketepatan
pengukuran, pengukuran sebaiknya dilakukan oleh orang yang sama (Bobak, 2004).
Universitas Sumatera Utara Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan
pengukuran tinggi fundus uteri adalah apakan kandung kemih dalam keadaan kosong
atau tidak dan bagaimana keadaan uterus, apakah uterus dalam keadaan kontraksi
atau rileks.
Pemeriksaan uterus meliputi mencatat lokasi, ukuran, dan konsistensi antara lain:
1. Penentuan lokasi uterus Dilakukan dengan mencatat apakah fundus berada
diatas atau dibawah umbilikus dan apakah fundus berada digaris tengah
abdomen /bergeser ke salah satu sisi.
2. Penentuan ukuran uterus Dilakukan melalui palpasi dan mengukur TFU pada
puncak fundus dengan jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau bawah
3. Penentuan konsistensi uterus Ada 2 ciri konsistensi uterus yaitu uterus keras
teraba sekeras batu dan uterus lunak dapat dilakukan, terasa mengeras
dibawah jari-jari ketika tangan melakukan masasse pada uterus (Varney‟s,
2004).
Penelitian juga menunjukkan bahwa posisi wanita saat dilakukan pengukuran
tinggi fundus juga berpengaruh terhadap hasil pengukuran (Bobak, 2004). Ada dua cara
pengukuran tinggi fundus uteri yang biasa dilakukan. Kedua cara ini dibedakan
berdasarkan penempatan meteran. Cara tersebut adalah (Bobak, 2004):
1. Meteran dapat diletakkan di bagian tengah abdomen wanita dan pengukuran
dilakukan dengan mengukur dari batas atas simfisis pubis sampai ke batas atas
fundus. Meteran pengukur ini menyentuh kulit sepanjang uterus.
2. Salah satu ujung meteran diletakkan di batas atas simfisis pubis dengan satu tangan;
tangan lain diletakkan di batas atas fundus. Meteran diletakkan di antara jari telunjuk
dan jari tengah dan pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari mengapit meteran.
Contoh SOP pengukuran TFU

PELAYANAN BP UMUM Penanggung Jawab


INSTRUKSI PENGUKURAN TINGGI Disiapkan Diperiksa Disahkan
KERJA FUNDUS UTERI
No Kode :
No Revisi :
Tgl Mulai Berlaku :
Jumlah Halaman :

Kebijakan Pelaksanaan Pelayanan BP Umum harus mengikuti langkah-langkah kerja pada


Protap Terapi
Tujuan Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Referensi Draft Standard Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Antenatal Care dan
IMS
Ruang Lingkup Dilakukan di BP Umum
Penanggungjawab Koordinator BP Umum
Masa berlaku Ditinjau ulang setahun sekali
Definisi
Alat dan Bahan - Pita Ukur
- Alat tulis

Langkah-langkah Cara Kerja :

1. Cuci tangan
2. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
3. Minta pasien untuk berbaring telentang dengan sedikit ditekuk kedua lutut
agar perut tidak tegang
4. Buka bagian perut sampai simpisis dan tentukan batas atas simpisis pubis
dan batas atas fundus uteri
5. Letakkan titik nol ujung pita pengukur pada batas atas simpibis pubis dan
batas atas fundus uteri
6. Baca hasil pengukuran
7. Informasikan hasil pengukuran pada pasien
8. Catat
9. Cuci tangan

PELAYANAN BP UMUM Penanggung Jawab


INSTRUKSI PENGUKURAN TINGGI Disiapkan Diperiksa Disahkan
KERJA FUNDUS UTERI
No Kode :
No Revisi :
Tgl Mulai Berlaku :
Jumlah Halaman :

Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus


Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm
dan simpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
Tabel 2.1

Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi Involusi TFU Berat
Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr 1 minggu
Pertengahan pusat simfisis 500 gr 2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gr 6 minggu
Bertambah kecil 50 gr 8 minggu Sebesar normal 30 gr Sumber: Mochtar (2001)

B. REGENERASI ENDOMETRIUM
Endometrium Timbulnya trombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat
implantasi plasenta. Pada hari pertama endometrium yang kirakira setebal 2-5 mm
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3
hari, permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yag
mengalami degenerasi. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis,
yang memakan waktu 2 sampai 3 minggu, jaringan- jaringan di tempat implantasi
plasenta mengalami proses yang sama (Wiknjosastro, 2006). 12 Regenerasi endometrium
lengkap pada tempat perlekatan plasenta memakan waktu hampir enam minggu. Epitel
tumbuh pada tempat perlekatan tersebut dari samping dan dari sekitar lapisan uterus, dan
ke atas dari bawah tempat perlekatan plasenta. Pertumbuhan endometrium ini membuat
pembuluh darah yang mengalami pembekuan pada tempat perlekatan tersebut rapuh
sehingga meluruh dan dikeluarkan dalam bentuk lochia (Varney,Kriebs dan Gregor,
2007).
C. INVOLUNSI TEMPAT PLASENTA
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut
karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisasisa kelenjar
pada dasar luka. (Sulaiman, 1983:121). Perubahan pembuluh darah rahim dalam
kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil
lagi dalam nifas. Perubahan pada serviks dan vagina. Beberapa hari setelah persalinan
ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh
1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena retraksi dari serviks, robekan serviks jadi
sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran
yang normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali. Apa yang
terjadi ditempat implantasi plasenta:
1. Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12x5 cm, permukaan
kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.
2. Pada pembuluh darah terjadi pembentukan thrombosis disamping pembuluh darah
tertutup karena kontraksi otot rahim.
3. Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan
pada akhir masa nifas sebesar 2 cm.
4. Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan
lochia.
5. Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang
berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.
6. Luka sembuh sempurna perubahan pada 6-8 minggu postpartum
D. SERVIK DAN VULVA
Serviks Segera setelah persalinan, serviks sangat lunak, kendur, dan terkulai.
Serviks mungkin memar, edema, terutama di anterior jika terdapat tahanan anterior saat
persalinan (Varney,Kriebs dan Gregor, 2007). Bentuk serviks menganga seperti corong
berwarna merah kehitaman (Mochtar, 2001). Segera setelah janin dilahirkan, tangan
pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah dua jam hanya bisa
dimasukkan 2-3 jari, dan setelah 1 minggu, hanya dapat dimasukkan 1 jari ke dalam
kavum uteri (Wiknjosastro, 2006).
Vulva dan Vagina Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium
merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Beberapa hari pertama setelah proses
melahirkan bayi vagina masih dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur – angsur akan
muncul kembali tetapi ukuran vagina jarang kembali seperti seorang nulipara.24 Seperti
halnya dengan vagina seberapa hari pertama sesudah proses melahirkan vulva tetap
dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva akan kembali kepada keadaan tidak hamil
dan labia menjadi menonjol.

Anda mungkin juga menyukai