TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR

BUANGAN (TPAB) 1
Jenis Reaktor
Pengolahan limbah melibatkan unit operasi fisik.
Unit2 proses kimia & biologis dilaksanakan di
tangki2 yg biasa disebut ‘reaktor’.
Jenis reaktor utama:
1.  Batch reactor à aliran masuk, diolah lalu
dibuang, siklus terulang lagi à isi reaktor
tercampur sempurna à biasa dipakai utk
mencampur bhn kimia atau mengencerkan
bahan kimia yg pekat.
2.  Complete-mix reactor à asumsi: uniform &
instant complete mixing. Actual time to achieve
completely mixed conditions depends on reactor
geometry & power input.
3. Plug-flow reactor à fluid particles tdk
mengalami longitudinal mixing lalu keluar dari
reaktor dgn sequence yg sama. Identitas
partikel tetap bertahan & tinggal di dlm reaktor
selama waktu detensi teoritis. Jenis aliran ini
diperkirakan pd tangki panjang terbuka dgn
ratio lebar:panjang yg tinggi, di mana dispersi
longitudinal minimal atau tidak ada, atau di
reaktor tubular tertutup (e.g. pipa).
4. Complete-mix reactor in series à dipakai utk
memodelkan rejim aliran yg ada di antara pola
aliran hidrolis ideal dari complete-mix & plug-
flow reactor. Jika rangkaian terdiri dari 1
reaktor, rejim complete-mix tetap berlaku. Jika
rangkaian terdiri dari jumlahreaktor yg tak
terbatas, berlaku rejim plug-flow.
5. Packed-bed reactor à berisi material
tertentu, e.g. kerikil, keramik, plastik à bisa
upflow/downflow à dosing bisa kontinyu/
intermitten à packing material bisa kontinyu
atau disusun dlm bbrp tingkatan
6. Fluidized-Bed reactor à serupa dgn packed-
bed, tp packing material terekspansi oleh
gerakan ke atas dari air/udara. Porositas
terekspansi dari fluidized-bed packing
material dpt divariasi dgn mengontrol flowrate
aliran.
Faktor-faktor operasional yg hrs
dipertimbangkan dlm pemilihan jenis reaktor:

a.  Sifat air limbah yg akan diolah

b.  Sifat reaksi (homogen/heterogen)
c.  Kinetika reaksi yg menguasi proses pengolahan
d.  Persyaratan kinerja proses
e.  Kondisi lingkungan lokal

Selain itu, pd prakteknya biaya konstruksi & OM

(Operational & Maintenance) juga berpengaruh.
 Penerapan jenis reaktor dalam pengolahan limbah
Type of reactor Application in wastewater treatment
Batch Activated sludge biological treatment in a sequence batch reactor,
mixing of concentrated solutions into working solutions

Complete-mix Aerated lagoons, aerobic sludge digestion

Complete-mix with Activated sludge biological treatment
recycle
Plug-flow Chlorine contact basin, natral treatment systems
Plug-flow with Activated sludge biological treatment, aquatic treatment systems
recycle
Complete-mix Lagoon treatment systems, used to stimulate non-ideal flow in
reactors in series plug-flow reactors

Packed-bed Non-submerged & submerged trickling filter biological treatment

units, depth filtration, natural treatment systems, air stripping

Fluidized-bed Fluidized-bed reactors for aerobic & anaerobic biological

treatment, Upflow Sludge Blanket reactors, air stripping

Source: Metcalf & Eddy, 2003

Screening
•  Menghilangkan material kasar
dari aliran limbah yg dpt merusak
proses selanjutnya, mengurangi
keterandalan & efektifitas proses,
keseluruhan atau mengotori saluran.
•  Coarse screen à bukaan 6-150 mm
•  Fine screen à bukaan < 6 mm
•  Microscreen à bukaan < 50 µm à for fine solids
from treated effluent
•  Bar rack à screen composed of parallel bars à
protect pumps, valves, pipelines etc. from damage/
clogging à hand- or mechanically-cleaned
 Mechanically
front-cleaned
coarse screen
 Mechanically
coarse screen –
Catenary type
•  Panjang hand-cleaned bar rack tdk boleh > 3m (jarak utk
memudahkan pembersihan manual)
Typical design information for manually & mechanically cleaned bar racks
Cleaning method
Parameter Unit
Manual Mechanical
Bar size
Width mm 5-15 5-15
Depth mm 25-38 25-38
Clear spacing between bars mm 25-50 15-75
Slope from vertical ˚ 30-45 0-30

Approach velocity

Maximum m/s 0.3-0.6 0.6-1.0

Minimum m/s 0.3-0.5
Allowable Headloss mm 150 150-600
Source: Metcalf & Eddy, 2003
4 tipe utama mechanically cleaned bar screens:
chain-driven, reciprocating rake, catenary &
continuous belt.
•  Secara umum, front-cleaned front-return
screen lbh efisien dlm hal solid yg terkumpul,
tp kurang tahan lama & rawan macet krn solid
yg terkumpul di dasar rake.
•  Hal-hal yg perlu dipertimbangkan dlm desain
coarse screen:
1. lokasi
2. approach velocity
3. jarak bukaan antar bar (mesh size)
4. headloss melalui screen
5. penanganan, pengolahan & pembuangan hasil
screening
6. kontrol
Pemasangan coarse screen sebaiknya :

•  sblm grit chambers

•  ≥ 2 unit utk cadangan jika yg satu sedang dlm
perawatan
•  Sblm & sesudah screen dipasang pintu air utk
memudahkan perawatan
•  Jika hanya ada 1 unit, perlu ada bypass channel
dgn manually cleaned bar screen à
pengendapan & akumulasi solids hrs dicegah à
approach velocity min. 0.4 m/s, max 0.9 m/s
utk mencegah kotoran lolos melewati bar
screen.
•  Kontrol kecepatan melalui bar screen
dpt dgn pemasangan Parshall flume
•  Headloss melewati mechanically cleaned
coarse screens biasanya max 150 mm
•  Mekanisme pembersihan kotoran
(raking) biasanya berdasarkan
perbedaan headloss melewati screen
atau waktu (disarankan siklus 15 menit)
Fine Screens
Aplikasi: preliminary treatment (stlh
coarse screen), primary treatment (sbg
pengganti primary clarifier), dan utk
mengolah combined sewer overflow. Juga
dpt dipakai utk menghilangkan solid dari
efluen primer yg dpt menyebabkan
kebuntuan di trickling filter
Jenis Fine screen utk preliminary
treatment: static (fixed), rotary drum,
atau step.
Jarak bukaan tipikal = 0.2-6 mm
Comminutor Macerator
• Contoh soal: headloss di coarse screen

Tentukan pembentukan headloss melalui

bar screen jika 50% area aliran tertutup
akibat akumulasi solid kasar.

Asumsi:
Approach velocity = 0.6 m/s
Kecepatan melalui bar screen bersih = 0.9 m/s
Area terbuka untuk aliran melalui bar screen
bersih = 0.19 m2
Koefisien headloss utk bar screen bersih = 0.7
Penyelesaian:
1. Hitung clean water headloss melalui bar
screen
hL = ((V2 – v2)/2g)/C
hL = ((0.92 – 0.62)/(2x9.81)) / 0.7 = 0.033
m
2. Perkirakan headloss melalui bar screen
yg tersumbat
Pengurangan screen area 50% meningkatkan
kecepatan 2x
Kecepatan melalui bar screen yg tersumbat :
Vc = 0.9 x 2 = 1.8 m/s
Asumsi: koefisien aliran utk bar screen yg
tersumbat = 0.6
hL = ((1.82 – 0.62)/(2x9.81)) / 0.6 = 0.24 m

Headloss juga dpt diukur dari level air sblm

& stlh screen
Penggunaan fine screens biasanya utk
instalasi di mana headloss melalui screen
tdk menjadi masalah.
Fine screen biasanya dipakai utk
menggantikan primary treatment di
WWTP kecil (s/d 0.13m3/s) à headloss
melalui screen 0.8-1.4 m
Microscreen

•  Biasanya berupa rotating-drum screen yg

berputar pd low-speed (s/d 4 rpm) &
continuously backwashed, beroperasi dgn aliran
gravitasi
•  Bahan filter memiliki bukaan 10-35 µm.
•  Solids yg terkumpul di-backwash dgn tekanan
tinggi ke wadah penampung di bagian dalam &
atas drum
•  Aplikasi utama: menghilangkan SS dari
efluen sekunder & efluen kolam
stabilisasi à typical removal 10-80%
(rata2 55%)
•  Masalah yg sering dihadapi: incomplete
solids removal & tdk mampu menangani
fluktuasi solids à perlu pilot study
Coarse solids reduction

Alternatif utk bar/fine screen: comminutor,

macerator, grinder à dpt dipakai utk
screenings handling, melindungi pompa thd
clogging

Comminutor
Biasa dipakai di WWTP kecil (< 0.2 m3/s) à
screen & shred material to 6-20 mm without
removal from flow stream à may create
string of material à operating problems &
high maintenance à jarang dipakai lagi
Macerator
Low-speed grinder à reduce potential to
produce strings
Grinder
High-speed grinder à grind screenings from bar
screen à transported back to WW stream by
washwater.

•  Sebaiknya didahului dgn grit chamber utk

memperpanjang umur alat, ada pengaturan
bypass, ada stop gates & sarana utk
mengeringkan saluran dlm rangka maintenance
•  Spesifikasi dari pabrik hrs dikurangi 80% utk
mengakomodasi partial clogging
Flow Equalization
Utk mengatasi problem operasional akibat
variasi aliran, utk memperbaiki kinerja
proses di hilir & mengurangi ukuran &
biaya unit2 di hilir.

Manfaat:
-  Pengolahan biologis meningkat krn tdk
ada/minimal shock loadings, substansi
penghambat diencerkan & pH stabil
-  Mutu efluen & kinerja thickening dari
bak pengendap II ì krn konsistensi
solids loading ì
-  Kebutuhan luas permukaan utk filtrasi
efluen í, kinerja filter ì & siklus
backwash filter bisa lbh seragam dgn
beban hidrolis yg lbh rendah
-  Chemical feed control & process
reliabilityì
-  Meningkatkan kinerja WWTP yg sdh
overload
 cont’d
Hal2 yg hrs diperhatikan dlm desain:
•  Lokasi unit ekualisasi
•  In-line (semula aliran melewati bak ekualisasi)
atau off-line
•  Kebutuhan volume à ditentukan menggunakan
diagram volume kumulatif inflow vs. waktu
•  Geometri & konstruksi bak à pembersihan,
akses, safety
•  Kebutuhan mixing & udara
•  Peralatan operasional
•  Pompa & sistem kontrolnya
•  Material bak: tanah, beton, baja
 cont’d

•  Side slopes = 3:1 and 2:1 à perlu liner utk

mencegah pencemaran air tanah
•  Kedalaman bak bervariasi tergantung
ketersediaan lahan, muka air tanah &
topografi à minimum 1.5-2 m
•  Freeboard yg dibutuhkan tergantung pd luas
permukaan bak & kondisi angin lokal
•  Hal lain yg perlu diperhatikan: efek hydraulic
uplift jika menggunakan liner, minimum
operating level utk melindungi aerator, alas
beton di bawah aerator utk mencegah erosi,
perkerasan di bagian atas bak utk mencegah
erosi krn angin & pagar utk mencegah akses yg
tdk berkepentingan.
 cont’d
•  Mixing equipment à mengaduk isi bak & mencegah
pengendapan solids à bisa dikurangi dgn grit chamber
sblm bak ekualisasi
•  Aerasi juga diperlukan utk mencegah kondisi septik &
bau à tdk perlu utk bak ekualisasi yg mengikuti
pengendap I & memiliki waktu detensi < 2 jam.
•  Mungkin perlu baffle/sekat utk pengadukan yg baik,
khususnya pd bak yg berbentuk lingkaran
•  Fasilitas lain yg perlu disediakan: utk menggelontor
solids & lemak yg menempel di bak, utk mengambil bahan
yg terapung & busa, semprotan air utk mencegah
akumulasi busa & membantu scum removal, odor control
facilities.
•  Pompa sblm bak ekualisasi utk reliabilitas pengolahan