Laporan SPH 6
Laporan SPH 6
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap struktur histologi darah mencit.
Prosedur sesuai dengan acara praktikum ke lV dengan sampel yang berbeda yaitu
darah mencit.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Jaringan darah
Jaringan darah
yang ditemukan
yaitu eritrosit dan
leukosit. Eritrosit
yang ditemukan
rusak atau pecah.
Leukosit ditandai
dengan warna
ungu.
2. Paparan asap rokok Paru-paru bewarna
kretek kelompok 2 Paru-paru lebih gelap
dibagian belakang
terdapat bintik
hitam. Bagian
belakang paru-paru
terdapat 2 warna
yang berbeda,
bagian atas
berwarna lebih
terang (orange
kemerahan) dan
bagian bawah lebih
gelap. Ukuran
paru-paru
membengkak dan
memiliki bintik
hitam sedikit.
Pada pengamatan
Jaringan darah
darah mencit
terdapat eritrosit
dan juga leukosit.
Eritrosit didarah ini
sudah rusak dan
leukosit pada
sampel darah ini
berwarna ungu.
3. Tanpa paparan asap Paru-paru Paru-paru mencit
rokok / control control berwarna
pink segar, dan
berukuran normal,
tanpa ada bintik-
bintik
Jaringan darah
1. Eritrosit
1
2. Neutrofil
2 3. Monosit
3 4. Leukosit
4 5. Eosinofil
6. Makrofag
6 5
4. Paparan asap rokok Paru-paru Paru-paru berwarna
filter kelompok 4 pucat dan tidak
terdapat bintik-
bintik hitam.
Ukuran paru-paru
sedikit
membengkak
Jaringan darah
Jaringan darah yang ditemukan
adalah eritrosit.
Eritrosit yang
ditemukan tidak
terlihat pecah
ataupun rusak.
5. Paparan asap rokok paru-paru mencit
filter kelompok 5 Paru-paru yang terpapar oleh
asap rokok filter
warna paru- paru
lebih pucat
dibandingkan
rokok kretek dan
lebih hitam
dibandingkan
dengan yang
normal
Jaringan darah
Jaringan darah
yang ditemukan
adalah eritrosit.
Eritrosit yang
ditemukan tidak
terlihat pecah
ataupun rusak
BAB lV
PEMBAHASAN
Acara pada praktikum kali ini adalah Histologi Darah Mencit yang Terpapar Asap
Rokok mempunyai tujuan untuk mengatahui pengaruh asap rokok terhadap struktur
histologi darah mencit. Adapun prosedur dan hasil dari histologi darah mencit yang
terpapar aasap rokok dan yaang control akan dijabarkan sebagai berikut:
4.1 Komponen Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman
Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan baku yang
digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut tembakau, Jenis tembakau yang
dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk dalam spesies Nicotiana tabacum
kemudian yang kedua adalah cengkeh. Cengkeh Bagian yang biasa digunakan adalah
bunga yang belum mekar. Bunga cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja,
kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang
dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam campuran tembakau untuk membuat rokok
kretek. Kemudian bahan yang krtiga adalah saus rahasia, Saus ini terbuat dari beraneka
rempah dan ekstrak buah-buahan untuk menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus
ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan varian kretek. Rokok mengandung
kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi
kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu,
dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah
beracunnya.
Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :
1. Karbon monoksida (CO).
Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh
pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang
dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja.
Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang
berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian
saja, yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream)
akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia
semburkan lagi keluar.
Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel
darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok
disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah
akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2
(oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan
yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila
proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah
rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh
darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di
saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.
2. Nikotin
Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap,
sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan
merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti
dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada
paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain,
nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan
kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang
menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin
menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat
memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan
tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain
merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan
menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat
asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok.
3. Tar
Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan
substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar
pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang
dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru.
4. Kadmium
Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.
5. Akrolein
Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak
mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah
diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.
6. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen.
Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada
ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan
mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
7. Asam Format
Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat
membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat
menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.
8. Hidrogen Sianida/HCN
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat
efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah
salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida
dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
9. Nitrous Oxid
Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat
menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini
adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu
melakukan operasi oleh dokter.
10. Formaldehid
Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong
sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap
semua organisme hidup.
11. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic
seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan
membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.
12. Asetol
Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas
bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol.
13. Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau
yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
14. Piridin
Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan
mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
15. Metil Klorida
Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon
merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun.
16. Metanol
Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar.
Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.
4.2 Hasil Pengamatan Paru-Paru
Hasil pengamatan paru-paru mencit yang telah dibedah pada praktikum kali ini adalah
berbeda-beda. Namun, sebelumnya perlu diketahui bagaimana prosedur kerja dalam
melakukan pembedahan pada mencit tersebut. Adapun hasilnya dari pengamatan paru-
paru mencit yang telah dibedah adalah paru-paru mencit yang diberi hisap rokok kretek
memiliki warna merah muda pucat dan terdapat bintik-bintik hitam bagian belakang
paru-paru hal ini dikarenakan zat-zat rokok yang terhirup oleh mencit tersebut. Selain itu,
warna paru-paru tersebut lebih gelap dan dibagian belakang terdapat 2 warna yang
berbeda yaitu bagian atas lebih terang kemerahandan bagian bawah lebih gelap dari pada
bagian atas. Bentuk paru-paru membengkak.
Hasil pengamatan paru-paru mencit yang diberikan asap rokok merek filter adalah
paru-paru mencit berwarna coklat lebih pucat dibandingkan dengan paru-paru mencit
yang diberikan asap rokok kretek, warnanya lebih hitam dibandingkan dengan paru-paru
yang normal, ukuran paru-paru yang dikasih asap rokok kretek pada hasil pengamatan
dibawah mikroskop adalah ukurannya sedikit bengkak serta tidak terdapat bintik-bintik
hia dibagian paru-paru tersebut.
Hasil pengamatan pada paru-paru mencit yang control atau normal ( tanpa asap rokok
kretek dan filter) adalah paru-paru mencit pada saat dibedah dan diamati menggunakan
lup berwarna merah muda segar dan ukurannya normal, tidak terdapat bintik-bintik di
bagian paru-pru tersebut serta ukuran dari paru-paru mencit tidak mengalami
pembengkakan dan bentuknya sangat normal (sehat) hal ini disebabkan karena paru-paru
mencit tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya seperti kandungan yang ada
pada rokok.
4.3 Hasil Pengamatan Darah
Hasil pengamatan pada darah mencit baik yang Kontrol ataupun yang tidak control
adalah paru-paru yang terkontaminasi oleh asap rokok (kretek dan filter) darahnya
terdapat 2 jenis yang ditemukan dibawah mikroskop yaitu berupa sel darah merah
(eritrosit) dan sel darah putih ( leukosit). Tetapi sel darah merah pada preparat yang telah
dibuat dari darah mencit yang terkontaminasi asap rokok mengalai perpecahan
sedangkan sel darah putihnya Nampak kelihatan dengan pertanda warna ungu agak
buram. Sedangkan hasil pengamatan darah yang tidak terkontaminasi dengan asap rokok
( terkontrol) sel darah merahnya terlihat sangat jelas dan tidak mengalami perpecahan
dan sel darah putihnya terlihat sangat jelas dan yang nampak yaitu monost dan elosinofil.
4.4 Perbandingan Literatur Untuk Hasil Pengamatan Paru-Paru dan Darah
Apabila dibandingkan dengan literature yang telah didapatkan bahwasanya Gambaran
morfologi paru-paru antara kelompok kontrol dan perlakuan (terkena asap rokok) tidak
jauh berbeda. Warna paru-paru antara kelompok kontrol (P0) dan kelompok perlakuan
pemaparan asap rokok tidak jauh berbeda Berat rata-rata antara kedua kelompok yaitu
0,2 g dan paru berwarna putih kemerahan serta memiliki struktur yang kenyal. Pada
kelompok perlakuan asap rokok, terdapat sedikit perbedaan, yaitu berat rata-rata 0,21 g
dan memiliki warna putih kemerahan serta agak gelap. Ditemukan juga bercak-bercak
hitam pada permukaan paru. Pada saat merokok, berbagai bahan kimia terserap masuk
dan bila terjadi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan penghambatan kerja paru,
misalnya CO, keberadaannya dalam paru akan mengurangi kemampuan darah untuk
mengikat O2 dari paru. Hal ini terjadi karena sel darah merah memiliki afinitas yang
lebih kuat terhadap CO dibandingkan dengan O2. Selain CO, tar dan bahan-bahan kimia
pengganggu lainnya juga akan menyelimuti paru-paru dan pada saat bersamaan akan
terjadi pengurangan kekenyalan kantung udara di dalamnya. Keadaan ini menyebabkan
sesak napas dan batuk hebat dalam waktu lama.
Sedangkan untuk preparat darah yang telah dibuat melalui metode mikroteknik
jaringan darah jika dibandingkan dengan literatur antara kelompok perlakuan pemaparan
asap rokok filter dan kretek dan perlakuan yang kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil
analisa statistik dari data kerusakan jaringan paru-paru. Untuk perlakuan yang control
setelaah diamati dibawah mikroskop jaringan darahnya terlihat jelas yaitu berupa sel
darah merah dan sel darah putih, alveolus tersusun atas sel-sel endotel lengkap dan
berinti, bentuk alveolus utuh membulat dan struktur alveolus rapat. Sedangkan pada
perlakuan diberikan asap rokok jaringan darahnya kurabg jelas, sel darah merahnya
pecah dan sel darah putihnya bersifat abstrak atau buram serta membran alveolus tidak
berinti dan sel-sel endotelium disekelilingnya tidak tampak, alveolus melebar, hubungan
antar alveolus merenggang.
4.5 Hubungan Perlakuan Terhadap Gambaran Hisologis Jaringan Darah Pada Mencit
Asap rokok yang masuk ke dalam paru-paru akan menyebabkan gangguan
pernapasan, dan kerusakan jaringan paru-paru, seperti alveolus yang melebar sehingga
oksigen yang masuk ke alveolus menjadi banyak dan mengakibatkan organ paru-paru
menjadi lebih ringan. rokok merupakan faktor resiko utama PPOM (Penyakit Paru
Obstruktif Menahun) yang utama. Asap rokok dapat mengganggu aktivitas bulu getar
saluran pernapasan, fungsi makrofag, dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa.
Efek yang ditimbulkan oleh asap rokok tergantung lamanya pemaparan, konsentrasi
pemaparnnya, dan imunitas suatu objek percobaannya. Lebih singkat pemaparannya,
tentu konsentrasinya lebih rendah, dan efeknya lebih ringan. Begitu juga jika lebih lama
pemaparan asapnya, maka efeknya lebih berat. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya
hubungan perlakuan terhadap gambaran histologi jaringan darah pada mencit sangat
berhubungan yaitu histologi darah mencit yaitu histologi darah mencit yang diperlakukan
dengan asap rokok baik itu rokok filter dan kretek adalah sel darah merahnya pecah dan
sel darah putihnya terlihat kurang jelas serta terdapat bintik-bintik dibagian belakang
paru-paru sedangkan histologi jaringan darah mencit yang control sangat bagus tidak
terdapat pembengkakan dan warnanya lebih segar dari pada perlakuan yang diberikan
asap rokok.
4.6 Deskripsi Dari Struktur Jaringan Darah pada setiap perlakuan
Struktur jaringan darah pada mencit yang mendapatkan perlakuan secara normal
adalah Sel darah merah atau secara umum disebut eritrosit memiliki bentuk fisik sel
berbentuk cakram yang tidak memiliki inti ketika dewasa. Mereka mengandung senyawa
besi yang disebut hemoglobin yang memberikan darah warna merah gelap. Sedangkan
struktur sel darah putih atau yang biasanya disebut leukosit pada preparat darah mencit
adalah sel darah yang berwarna buram, dan memiliki warna ungu akibat pengaruh
pewarna gimsa ( eosin dan metil blue) yang berarti bahwa mereka tampak padat dari
pada transparan. Pada sel darah putih di preparat mencit warna ungunya nampak jelas
dan tidak terdapat bintik-bintik pada bagian paru-paru tersebut hal ini disebabkan karena
paru-paru pada mencit yang control tidak terkontaminasi oleh asap rokok serta kelihatan
lebih segar dan tidak terdaapat pembengkakan.
Struktur jaringan darah yang terpapar asap rokok adalah sangat buruk. paru-paru
mencit berwarna coklat lebih pucat dibandingkan dengan paru-paru mencit yang
diberikan asap rokok kretek, warnanya lebih hitam dibandingkan dengan paru-paru yang
normal, ukuran paru-paru yang dikasih asap rokok kretek pada hasil pengamatan
dibawah mikroskop adalah ukurannya sedikit bengkak serta tidak terdapat bintik-bintik
hia dibagian paru-paru tersebut. Sedangkan pada preparat jarinan darahnya yang telah
dilakukan mikroteknik jaringan darah sebelumnya adalah sel darah merahnya sudah
pecah dan sel darah putihnya kurang jelas sehingga dapat disimpulkan sel darah merah
pada darah mencit yang terpapar asap rokok telah rusak disebabkan kandungan zat yeng
berbahaya masuk kedalam paru-paru melalui paparan asap rokok yang terhirup.
4.7 Dampak Perlakuan yang Diberikan Terhadap Mencit Pada Fungsi Jaringan Darah
Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel
mukosa membesar (hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia)
sehingga terjadi penyempitan saluran napas. Pada jaringan paru-paru terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan
fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru pada perokok akan timbul permasalahan
fungsi paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi unsur utama
terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) termasuk emfisema paru-paru,
bronkhitis kronis, dan asma (Hans, 2003). Herminto (1998) juga menyatakan bahwa,
penurunan fungsi paru akan mulai terlihat pada lama pernapasan yang terjadi pada 2
tahun dan seterusnya akibat debu dan kebiasaan merokok. Rokok tampaknya mampu
merusak fungsi enzim utama di dalam paru-paru. Keadaan inilah yang dapat
menimbulkan berbagai jenis penyakit yang umumnya diderita perokok.
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamaran yang telah dibahas sebelumnya adalah dapat
disimpulkan bahwasanya morfologi paru-paru dan histologi darah pada hewan mencit
yang tidak terpapar asap rokok ataupun terpapar asap rokok dapat adalah berbeda atau
mengalami perbedaan. Perbedaannya adalah terletak pada struktur morfologi dan
anatomi paru-paru serta jaringan darah yang telah dibuat preparat sediaan menggunakan
mikroteknik jaringan darah serta telah diamati dibawah mikroskop melalui perbesaran
lemah sampai kuat. Paru-paru mencit yang terpapas asap rokok mengalami
pembengkakan, terdapat bintik-bintik hitam dibagian belakang paru-paru serta
warnanya merah muda agak kecoklatan (pucat), jaringan darahnya pecah serat terlihat
kurang jelas dibawah mikroskop. Sedangkan paru-paru mencit yang control (tidak
terpapar asap rokok) tidak mengalami pembengkakan, warnanya merah muda segar dan
jarungan darahnya terlihat jelas dibawah mikroskop dan tidak mengalami perpecahan.
DAFTAR PUSTAKA
Rohman, Anang Fathur. 2016.Pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter cengkeh dan
daun kelor terhadap gambaran histologi paru, hati, dam viskositas darah mencit (Mus
musculus) http://etheses.uin-malang.ac.id/2831/1/10640081.pdf di akses pada tanggal 30
November 2018 pukul 03.00 WI.B.
Triana, nanni dkk. 2015.GAMBARAN HISTOLOGIS PULMO MENCIT JANTAN
(Mus musculus L.) SETELAH DIPAPARI ASAP ROKOK ELEKTRI
https://jurnal.usu.ac.id/sbiologi/article/view/1110 diakses pada tanggal 10 November
2018 pukul 02.00 WIB