Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN

KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) DI SMAN 1 KADUGEDE KECAMATAN KADUGEDE


KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2014

Yanti Sri Mulyanti


CKR0100060

ABSTRAK

6 bab + 58 halaman + 7 tabel + 1 bagan + 1 gambar + 12 lampiran

Usia remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang berarti tumbuh ke arah
kematangan baik secara fisik maupun psikologi. Pengetahuan dan sikap remaja dapat mempengaruhi
kejadian keputihan abnormal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
sikap remaja putri dengan kejadian keputihan (fluor albus) di SMAN 1 Kadugede. Berdasarkan studi
pendahuluan, didapat hasil bahwa 7 dari 10 responden berpengetahuan kurang dengan kejadian keputihan,
sedangkan yang berpengetahuan baik dengan kejadian keputihan sebanyak 3 responden. Dan untuk sikap
ada 8 responden yang sikapnya tidak mendukung dan 2 responden yang sikapnya mendukung.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian Cross
Sectional. Responden penelitian berjumlah 134 responden yang diambil secara random sampling.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data primer kemudian di analisis secara univariat dan
bivariat dengan menggunakan chi square dengan standar signifikan (0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak
(69,4%), adapun diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap mendukung yaitu sebanyak
(86,6%), dan diketahui bahwa sebagian besar responden yang mengalami keputihan normal yaitu sebanyak
(88,8%), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri terhadap kejadian
keputihan dengan nilai p value 0,000, dan terdapat hubungan yang signifikan antara sikap remaja putri
terhadap kejadian keputihan dengan nilai p value 0,000.
Sebagian kecil ramaja putri mengalami keputihan abnormal dikarenakan kurangnya pengetahuan dan
sikap yang kurang mendukung mengenai kesehatan reproduksi. Dengan penelitian ini diharapkan
bertambahnya pengetahuan dan kepedulian remaja putri terhadap pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Kata Kunci : Pengetahuan remaja putri, Sikap, Kejadian Keputihan
Kepustakaan : 25 (2005-2012

PENDAHULUAN

Keputihan adalah cairan lendir yang Khusus pada masa remaja, perempuan harus
berwarna putih atau kekuningan yang biasanya mengetahui tentang keputihan dan penyebabnya
muncul pada saat-saat menjelang haid atau dalam secara dini, karena menurut WHO pada masa
waktu tertentu seperti saat stres atau adanya peralihan anak-anak ke masa dewasa terdapat
kelainan pada organ reproduksi. Keputihan (fluor perubahan-perubahan fisiologis wanita khususnya,
Albus) dikelompokkan menjadi dua. Pertama seperti pada daerah organ reproduksi yang dapat
keputihan fisiologis, yaitu keputihan yang tidak menjadi masalah pada remaja jika tidak
disebabkan oleh penyakit namun karena keadaan mengetahui permasalahan seputar organ
faal tubuh. Kedua keputihan patologis yaitu reproduksinya dan hal tersebut merupakan
keputihan yang disebabkan karena penyakit pengalaman yang baru bagi remaja perempuan.
tertentu. Keputihan fisiologis ini tentu tidak Menurut penelitian Depkes (2003) di daerah
berbahaya, biasanya juga tidak menimbulkan Jakarta, kejadian keputihan banyak disebabkan
keluhan kecuali rasa lembab di daerah pribadi. oleh bakteri kandidiosis vulvovaginitis dan ini
Sementara yang patologis disamping warnanya juga dikarenakan banyak perempuan yang tidak
bisa kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan mengetahui cara membersihkan daerah vaginanya
biasanya juga menimbulkan rasa gatal, panas (www.old.fk.ub.ac.id, diunggah pada tanggal 25
bahkan nyeri (Wijaya, 2005 : 186). Maret 2014).
Menurut (BKKBN-UNICEF, 2004, dalam seseorang bertindak dalam penanganan keputihan
Kumalasari dan Andhyantoro, 2012 : 12), didukung oleh pengertian atau pengetahuan
kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) secara (knowledge) tentang apa yang akan diketahui dan
umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dari apa yang akan dilakukannya. Fenomena yang ada
sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang sekarang ini, remaja cenderung merasa sungkan
dimiliki oleh remaja, yaitu laki-laki dan wanita untuk mengemukakan keluhan keputihan bahkan
usia 10-24 tahun. Sejak tahun 2000, pemerintah kepada orang tuanya sekalipun, apalagi kepada
Indonesia telah mengangkat KRR menjadi orang lain. Oleh sebab itu, pengetahuan yang
program nasional. Program KRR merupakan dimiliki remaja putri tentang pencegahan dan
pelayanan untuk membantu remaja memiliki mengatasi keputihan sangatlah berpengaruh pada
status kesehatan reproduksi yang baik melalui sikap perilaku bagaimana mereka mencegah dan
pemberian informasi, pelayanan konseling, dan mengatasi keputihan yang dialaminya.
pendidikan keterampilan hidup (Kumalasari & Sejalan dengan penelitian Sari (2012),
Andhyantoro, 2012 : 12). Remaja menurut WHO dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan
adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak Prilaku Remaja Putri Dengan Kejadian Keputihan
menuju masa dewasa, di mana pada masa itu Di Kelas XII SMA Negeri 1 Seunuddon
terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012” didapatkan
reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya hasil survei awal dengan mewawancarai pada 10
perubahan-perubahan perkembangan, baik fisik, remaja putri tentang keputihan, yang mengetahui
mental, maupun peran sosial (Kumalasari & tentang keputihan yaitu 4 orang (40%), sebanyak
Andhyantoro, 2012 : 13). 6 orang (60%) tidak mengetahui dengan jelas
Perubahan fisik dan pematangan organ- tentang masalah keputihan. Hasil Penelitian
organ reproduksi yang dihadapi pada masa remaja kejadian keputihan pada remaja putri sebanyak 40
merupakan masalah besar yang dapat orang (55,6%), remaja putri yang berpengetahuan
menimbulkan kecemasan. Terlebih pada remaja kurang sebanyak 39 orang (54,2%), dan prilaku
perempuan, karena masa pubertas dimulai pada remaja putri pada kategori negatif sebanyak 40
usia sekitar 10-11 tahun, kira-kira 2 tahun lebih orang (55,6%).
cepat dibandingkan masa pubertas remaja laki- Penelitian Permatasari, Mulyono, Istiana
laki. Kematangan seksual dan terjadinya (2012), dengan judul “Hubungan Tingkat
perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal
kehidupan kejiwaan remaja. Salah satu topik Hygiene Dengan Tindakan Pencegahan Keputihan
masalah seksual pada remaja adalah masalah Di SMA Negeri 9 Semarang Tahun 2012”
keputihan. didapatkan hasil studi pendahuluan yang
Keputihan adalah keluarnya cairan lendir dilakukan di SMA Negeri 9 Semarang 7 diantara
berwarna bening atau putih kental dan tidak 10 remaja putri yang mengalami keputihan dan
berbau dari kemaluan. Keputihan dianggap wajar dari hasil wawancara menunjukkan pengetahuan
terjadi pada kebanyakan wanita, biasanya remaja putri tentang personal hygiene yang kurang
keputihan muncul menjelang atau sesudah haid, dan tidak tahu cara melakukan tindakan
pada saat mengalami tekanan stres bagi beberapa pencegahan keputihan yang benar.
wanita hamil (Ida, 2011 : 1). Keputihan juga bisa Penelitian lainnya oleh sari (2010), dengan
berisiko fatal dan jika tidak diperhatikan dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
serius maka selain menimbulkan bau dan sakit Remaja Putri Tentang Keputihan Dengan Sikap
juga bisa mengakibatkan kemandulan (Nadesul, Remaja Putri Dalam Mengatasi Keputihan Di
2010 : 131). SLTPN 39 Semarang Tahun 2010” didapatkan
Menurut (Zubier, dalam Ida, 2011), jumlah hasil dari 100 responden didapatkan 20 responden
wanita di Dunia yang permah mengalami (20%) dengan tingkat pengetahuan rendah, 59
keputihan 75%, sedangkan wanita Eropa yang responden (59%) dengan pengetahuan sedang, 21
mengalami keputihan sebesar 25%. Di Indonesia orang (21%) dengan pengetahuan tinggi. Selain
sebanyak 75% wanita pernah mengalami itu, sebanyak 4 orang (4%) dengan sikap dalam
keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan mengatasi keputihan yaitu tidak baik, 86
45% diantaranya bisa mengalami keputihan responden (86%) dengan sikap kurang baik, dan
sebanyak dua kali atau lebih (BKKBN, 2009). sebanyak 10 responden (10%) dengan sikap baik.
Keputihan dipengaruhi oleh perilaku kesehatan Artinya, tidak ada hubungan antara tingkat
seseorang, salah satu diantaranya adalah faktor pengetahuan remaja putri tentang keputihan
pengetahuan. Unsur-unsur yang diperlukan agar
dengan sikap remaja putri dalam mengatasi Teknik sampling merupakan teknik
keputihan. pengambilan sampel, untuk menentukan sampel
Berdasarkan studi pendahuluan yang yang digunakan dalam penelitian terdapat
dilakukan pada tanggal 23 Maret 2014 dengan berbagai teknik sampling. Teknik pengambilan
melakukan wawancara terbuka pada 10 responden sampel yang penulis gunakan adalah teknik
di SMAN 1 Kadugede Kecamatan Kadugede Sample Random Sampling yaitu setiap anggota
Kabupaten Kuningan Tahun 2014, didapat hasil atau unit dari populasi mempunyai kesempatan
bahwa 7 dari 10 responden berpengetahuan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel
kurang dengan kejadian keputihan, sedangkan (Notoatmodjo, 2012:120).
yang berpengetahuan baik dengan kejadian Besar sampel dalam penelitian ini dihitung
keputihan sebanyak 3 responden. Dan untuk sikap dengan menggunakan rumus slovin
ada 8 responden yang sikapnya tidak mendukung sebanyak 134 responden.
dan 2 responden yang sikapnya mendukung. Hal Menurut Notoatmodjo (2010:152),
ini dibuktikan dari mereka yang tidak bisa instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan
menjawab pertanyaan serta tidak ada upaya dan digunakan untuk pengumpulan data. Dalam
tidak peduli dalam perawatan alat reproduksi. penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan
Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti adalah kuesioner. Kuesioner merupakan suatu
tertarik untuk melakukan studi lebih lanjut tentang instrumen pengumpulan data yang sangat
“Hubungan Antara Pengetahuan dan sikap Remaja fleksibel, terperinci, lengkap, dan relatif mudah
Putri Dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) digunakan. Kuesioner sering disebut juga daftar
di SMAN 1 Kadugede Kecamatan Kadugede pertanyaan atau angket (Badriah, 2012:121).
Kabupaten Kuningan Tahun 2014”. Bentuk kuesioner untuk variabel pengetahuan
remaja putri yaitu dengan pilihan benar, salah.
Kemudian untuk kuesioner sikap remaja putri
METODE PENELITIAN menggunakan skala likert dengan jawaban sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju,
Jenis dan rancangan penelitian ini dan untuk kuesioner kejadian keputihan dengan
menggunakan jenis penelitian Deskriptif Analitik jawaban ya, tidak. jadi responden tinggal
Kuantitatif dengan desain Cross Sectional. memberikan ceklis pada jawabannya. Bentuk
Menurut Badriah (2012:27), penelitian Cross kuesioner untuk variabel pengetahuan remaja putri
Sectional adalah penelitian yang mengukur yaitu berupa 15 pertanyaan dengan jawaban
prevalensi penyakit. Desain ini dirancang untuk berupa tanda ceklis pada kolom benar, salah.
meneliti Hubungan Antara Pengetahuan Dan untuk bentuk kuisioner pada variabel sikap remaja
Sikap Remaja Putri Dengan Kejadian Keputihan putri yaitu berupa 15 pertanyaan dengan jawaban
(Fluor Albus) Di SMAN 1 Kadugede Kecamatan berupa tanda ceklis pada kolom sangat setuju,
Kadugede Kabupaten Kuningan Tahun 2014. tidak setuju, sangat tidak setuju. dan sangat tidak
Menurut Badriah (2012:101), dalam setuju. Dan untuk kuesioner pada variabel
penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai kejadian keputihan berupa 1 pertanyaan dengan
kelompok subyek yang hendak dikenai jawaban berupa tanda ceklis pada kolom ya, tidak.
generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu Artinya jawaban telah disediakan responden
populasi, kelompok subyek tersebut harus tinggal membutuhkan tanda ceklist pada kolom
memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang yang sesuai.
membedakannya dari kelompok subyek yang lain.
Ciri tersebut dapat meliputi, ciri lokasi, ciri HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
individu, atau juga ciri karakter tertentu. Populasi Analisis Univariat
dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XI Berikut ini gambaran pengetahuan, sikap
SMAN 1 Kadugede yang berjumlah 214 siswi. dan kejadian keputihan (Fluor Albus) remaja putri
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti di SMAN 1 Kadugede yang disajikan dalam
dan dianggap mewakili seluruh populasi bentuk tabel 5.1, 5.2 dan 5.3 berikut ini :
(Notoatmodjo, 2012:115). Sedangkan menurut Gambaran Pengetahuan Remaja Putri
Badriah (2012:102), sampel adalah sebagian dari Tabel 5.1 Distribusi frekuensi pengetahuan remaja
populasi, karena ia merupakan bagian dari putri terhadap kejadian keputihan di SMAN 1
populasi tentulah ia memiliki ciri-ciri yang Kadugede Mei 2014 N = 134
dimiliki populasi.
keputihan abnormal (11,2%) sebanyak 15
responden.

Analisis Bivariat
No Pengetahuan Jumlah Prosentase Berikut ini Hubungan Antara Pengetahuan
1 Baik 93 69,4 Dan Sikap Remaja Putri Dengan Kejadian
2 Cukup 28 20,9 Keputihan (Fluor Albus) di SMAN I Kadugede
3 Kurang 13 9,7 yang disajikan dalam bentuk tabulasi silang pada
Jumlah 134 100 tabel 5.4 dan 5.5 dibawah ini :
Sumber data : hasil penelitian tahun 2014 Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri
Terhadap Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa SMAN 1 Kadugede Kecamatan Kadugede
sebagian besar responden memiliki pengetahuan Kabupaten Kuningan Tahun 2014
baik (69,4 %) sebanyak 93 responden. Sedangkan Tabel 5.4 Hubungan Antara Pengetahuan Remaja
sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup (20,9 Putri dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di
%) dan pengetahuan kurang (9,7 %) sebanyak 13 SMAN 1 Kadugede Mei 2014 N = 134
responden.
N Keputihan
Pengeta Total
Gambaran Sikap Remaja Putri o Normal Abnormal
huan
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Sikap Remaja F % F % F %
Putri terhadap kejadian keputihan (fluor albus) di 1 Baik 93 100 0 0 93 100
SMAN 1 Kadugede Mei 2014 N = 134 2 Cukup 25 89,3 3 10,7 28 100
3 Kurang 1 7,7 12 92,3 13 100
Total 119 88,8 15 11,2 134 100
No Tingkat Kepuasan Frekuensi Prosentase
1 Tidak Mendukung Hubungan Antara p
18 13,4 Pengetahuan Remaja
2 mendukung 116 86,6 Putri Terhadap
Total 134 100 Kejadian Keputihan 0,000
Sumber data : hasil penelitian tahun 2014 (Fluor Albus) di SMAN
1 Kadugede
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa
sebagian besar responden mempunyai sikap Sumber data : hasil penelitian tahun 2014
mendukung yaitu (86,6%) sebanyak 116
responden. Sedangkan sebagian kecil memiliki Berdasarkan hasil analisis Hubungan Antara
sikap tidak mendukung (13,4%) sebanyak 18 Pengetahuan Terhadap Kejadian Keputihan (Fluor
responden. Albus) diperoleh responden yang memiliki
pengetahuan baik tidak ada yang mengalami
Gambaran Kejadian Keputihan pada Remaja Putri keputihan abnormal. Sedangkan responden yang
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi kejadian keputihan memiliki pengetahuan cukup diperoleh (10,7%)
(fluor albus) pada remaja putrid di SMAN 1 sebanyak 3 responden yang mengalami keputihan
Kadugede Mei 2014 N = 134 abnormal, dan responden yang memiliki
pengertahuan kurang diperoleh (92,3%) sebanyak
No Keputihan Frekuensi Prosentase 12 responden yang mengalami keputihan
1 Abnormal 15 11, 2 abnormal. arti terdapat Hubungan yang signifikan
2 Antara Pengetahuan
Normal 119 88,8 Hasil uji statistik chi square didapatkan hasil
Total 134 100 p value 0,000 < 0,05 ber Remaja Putri Dengan
Sumber data : hasil penelitian tahun 2014 Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di SMAN 1
Kadugede Kecamatan Kadugede Kabupaten
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa Kuningan Tahun 2014.
sebagian besar responden mengalami keputihan
normal yaitu (88,8%) sebanyak 119 responden.
Sedangkan sebagian kecil responden mengalami
Hubungan Sikap Remaja Putri Dengan Kejadian pengetahuan yang baik terhadap kejadian
Keputihan (Fluor Albus) di SMAN 1 Kadugede keputihan. Hal ini sejalan dengan fakta di
Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan lapangan saat dilakukan wawancara kepada
Tahun 2014 responden, sebagian besar mengetahui tentang
Tabel 5.5 Hubungan Sikap Remaja Putri keputihan karena mereka mengalami keputihan
Dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di yang normal.
SMAN 1 Kadugede Mei 2014 N = 134 Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo
(2003), yang mengatakan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi pengetahuan adalah
No Keputihan pengalaman, karena pengalaman adalah sumber
Total
Sikap Normal Abnormal pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh
F % F % F % kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang
1 Mendu kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
113 97,4 3 2,6 116 100 memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
kung
2 Tidak
mendu 6 33,3 12 66,7 18 100 Gambaran Sikap Remaja Putri dengan
kung Kejadian Keputihan
Jumlah 119 130,7 15 69,3 134 100 Dilihat dari tabel 5.2 diketahui bahwa
sebagian besar responden memiliki sikap
Hubungan Antara Sikap p mendukung dan sebagian kecil memiliki sikap
Remaja Putri Terhadap tidak mendukung. Peneliti berpendapat hal
Kejadian Keputihan tersebut dikarenakan karena pengetahuan dari
(Fluor Albus) di SMAN 0,000 responden yang baik. Disamping itu, peneliti
1 Kadugede berpendapat bahwa faktor lain yang
mempengaruhi responden memiliki sikap
Sumber data : hasil penelitian tahun 2014 mendukung diantaranya karena pengaruh dari
media massa. Hal ini sejalan dengan fakta di
Berdasarkan hasil analisis Hubungan Antara lapangan yaitu saat dilakukan wawancara kepada
Sikap Remaja Putri Dengan Kejadian Keputihan responden, sebagian besar responden mengatakan
(Fluor Albus) diperoleh (2,6%) sebanyak 3 sering mencari informasi tentang keputihan dan
responden dengan sikap mendukung dan kesehatan organ reproduksi.
mengalami keputihan abnormal. Sedangkan Pernyataan tersebut sejalan dengan teori dari
responden dengan sikap tidak mendukung Azwar (2011), yang mengemukakan bahwa hal-
diperoleh (66,6%) sebanyak 12 responden yang hal yang dapat mempengaruhi sikap yaitu
mengalami keputihan abnormal. pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
Hasil uji statistik chi square didapatkan hasil dianggap penting, lembaga pendidikan dan
p value 0,000 < 0,05 berarti terdapat Hubungan lembaga Agama, Media massa, pengaruh budaya
yang signifikan Antara Sikap Remaja Putri dengan dan pengaruh faktor emosional. Teori tersebut
Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di SMAN 1 didukung oleh Wawan dan Dewi (2011), yang
Kadugede Kecamatan Kadugede Kabupaten mengatakan bahwa sikap dipengaruhi oleh
Kuningan Tahun 2014. Dengan nilai OR 75,33 ini pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang
menunjukan bahwa responden dengan sikap tidak dianggap penting, lembaga pendidikan dan
mendukung memiliki kemungkinan 75,33 kali lembaga Agama, Media massa, pengaruh budaya
akan mengalami keputihan abnormal. dan pengaruh faktor emosional. Menurut Baron, et
all dalam Wawan (2010:32). Sikap seseorang
Pembahasan penelitian terhadap objek itu berbeda satu sama lain, dan ini
Gambaran Pengetahuan Remaja Putri dengan sangat berkaitan dengan pengetahuan dan
Kejadian Keputihan pengalaman hidupnya.Secara umum sikap
Berdasarkan hasil penelitian tabel 5.1 memiliki tiga komponen, yakni kognitif, afektif,
diketahui bahwa sebagian besar responden dan konaktif (kecenderungan tindakan).
memiliki pengetahuan baik dan sebagian kecil
memiliki pengetahun cukup dan kurang. Peneliti Gambaran Terhadap Kejadian Keputihan
berpendapat hal tersebut dikarenakan adanya Dilihat dari tabel 5.3 diketahui bahwa
pengaruh dari pengalaman sehingga sebagian kecil responden mengalami keputihan
mempengaruhi responden untuk memiliki abnormal. Sedangkan sebagian besar responden
mengalami keputihan normal. Peneliti bagaimana mereka mencegah dan mengatasi
berpendapat hal tersebut dikarenakan responden keputihan yang dialaminya.
selalu melakukan perawatan organ reproduksi Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dengan baik. Disamping itu. Hal ini sejalan pengetahuan remaja putri sebagian besar baik
dengan fakta di lapangan yaitu saat dilakukan yang dipengaruhi oleh pengalaman. Sedangkan
wawancara kepada responden, sebagian besar kejadian keputihan abnormal dipengaruhi oleh
responden mengatakan mengalami keputihan yang kurangnya perawatan organ reproduksi. Semakin
normal dan selalu melakukan perawatan organ baik pengetahuan remaja putri maka diharapkan
reproduksi. akan berpengaruh untuk kesadaran dalam menjaga
Sejalan dengan pendapat purwanto (2005), kesehatan organ repoduksi.
yang mengatakan bahwa
remaja harus waspada terhadap gejala keputihan. Hubungan Antara Sikap Remaja Putri Dengan
Penelitian menunjukkan, keputihan yang lama Kejadian Keputihan (Fluor Albus) Di SMAN 1
walau dengan gejala biasa-biasa saja, lama Kadugede Desa Kadugede Kecamatan
kelamaan dapat merusak selaput darah. Sebagian Kadugede Kabupaten Kuningan Tahun 2014
besar cairan itu mengandung kuman-kuman Hasil uji statistik chi square didapatkan p
penyakit, dan kuman penyakit dapat merusak value 0,000 (ɑ : 0,05) berarti terdapat Hubungan
selaput darah sampai habis. yang signifikan antara Sikap Remaja Putri dengan
Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di SMAN 1
Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri Kadugede Kecamatan Kadugede Kabupaten
Dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) Di Kuningan Tahun 2014. Dengan nilai OR 75,33 ini
SMAN 1 Kadugede Desa Kadugede Kecamatan menunjukan bahwa responden dengan sikap tidak
Kadugede Kabupaten Kuningan Tahun 2014 mendukung memiliki kemungkinan 75,33 kali
Hasil uji statistik chi square didapatkan p akan mengalami keputihan abnormal.
value 0,000 (ɑ : 0,05) berarti terdapat Hubungan Sejalan dengan penelitian oleh Rembang,
yang signifikan Antara Pengetahuan Remaja Putri Maramis, Kapantow (2013), dengan judul
dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di “Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap
SMAN 1 Kadugede Kecamatan Kadugede Dengan Tindakan Pencegahan Keputihan Pada
Kabupaten Kuningan Tahun 2014. Pelajar Putri SMA Negeri 9 Manado Tahun 2013”
Hasil penelitian ini didukung oleh Sari (2012), hasil penelitiannya didapatkan nilai p value 0,000
dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan (ɑ : 0,05) yang berarti ada hubungan bermakna
Prilaku Remaja Putri Dengan Kejadian Keputihan dengan tindakan pencegahan keputihan.
Di Kelas XII SMA Negeri 1 Seunuddon Penelitian diatas sejalan dengan pernyataan
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012”. Hasil Baron, et all dalam Wawan (2010:32). Sikap
penelitiannya didapatkan nilai p value 0,017 (ɑ : seseorang terhadap objek itu berbeda satu sama
0,05) yang berarti ada hubungan antara lain, dan ini sangat berkaitan dengan pengetahuan
pengetahuan dan perilaku remaja putri dengan dan pengalaman hidupnya. Secara umum sikap
kejadian keputihan. memiliki tiga komponen, yakni kognitif, afektif,
Hasil penelitian diatas sesuai dengan dan konaktif (kecenderungan tindakan).
pendapat (Nadesul, 2010:133), yang mengatakan Bedasarkan hasil penelitian di atas dapat
bahwa keputihan dipengaruhi oleh perilaku disimpulkan bahwa sikap remaja putri sebagian
kesehatan seseorang, salah satu diantaranya adalah besar mendukung yang dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan. Unsur-unsur yang diperlukan pengetahuan dan informasi dari media masa.
agar seseorang bertindak dalam penanganan Sedangkan kejadian keputihan abnormal
keputihan didukung oleh pengertian atau dipengaruhi oleh kurangnya perawatan organ
pengetahuan (knowledge) tentang apa yang akan reproduksi. Semakin baik sikap remaja putri maka
diketahui dan apa yang akan dilakukannya. diharapkan akan berpengaruh untuk kesadaran
Fenomena yang ada sekarang ini, remaja dalam menjaga kesehatan organ repoduksi.
cenderung merasa sungkan untuk mengemukakan
keluhan keputihan bahkan kepada orang tuanya SIMPULAN DAN SARAN
sekalipun, apalagi kepada orang lain. Oleh sebab Simpulan
itu, pengetahuan yang dimiliki remaja putri Dari hasil penelitian yang berjudul
tentang pencegahan dan mengatasi keputihan Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja
sangatlah berpengaruh pada sikap perilaku Putri dengan Kejadian Keputihan (Fluor Albus) di
SMAN 1 Kadugede Kecamatan Kadugede
Kabupaten Kuningan Tahun 2014 dapat variable-variabel yang terkait, dengan jumlah
disimpulkan : sampel yang lebih banyak, tempat penelitian
1. Prosentase distribusi frekuensi pengetahuan dan desain penelitian yang berbeda.
remaja putri sebagian besar memiliki
pengetahuan baik sebanyak (69,4%).
2. Prosentasi distribusi frekuensi sikap remaja DAFTAR PUSTAKA
putri diketahui bahwa sebagian besar
responden mempunyai sikap mendukung
yaitu sebanyak (86,6%). Ali, M & Asrori, M. (2010). Psikologi Remaja
3. Prosentase distribusi frekuensi kejadian Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi
keputihan pada remaja putri diketahui Aksara
bahwa sebagian besar mengalami keputihan
normal yaitu sebanyak (88,8%). Ahmadi. (2009). Pengaruh Faktor Pengetahuan
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara Sikap dan Perilaku. Semarang : BP4
pengetahuan remaja putri dengan kejadian
keputihan (fluor albus) dengan nilai p value Badriah, L D. (2012). Metodologi Penelitian Ilmu-
0,000 < 0,05. ilmu Kesehatan. Bandung : MULTAZAM
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara
sikap remaja putri dengan kejadian Efendy, Makhfudli. (2009). Keperawatan
keputihan (Fluor Albus) dengan nilai p Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
value 0,000 < 0,05. Dengan nilai OR 75,33 Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
ini menunjukan bahwa responden dengan Medika
sikap tidak mendukung memiliki
kemungkinan 75,33 kali akan mengalami Gunarsa, D.S & Gunarsa, D.S.Y. (2008).
keputihan abnormal. Psikologi Perawatan. Jakarta : Gunung
Mulia
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat Hendrik, H. (2006). Problem Haid Tinjauan Syaiat
diajukan beberapa saran sebagai berikut : Islam dan Medis. Solo : Tiga Serangkai
1. Bagi Remaja Putri
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi Hutabarat, M & Permana, R & Masud, M. (2010).
sumber informasi bagi remaja putri untuk 24 Kreasi Unik Kamar Remaja. Jakarta :
meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap Penebar Swadaya
pencegahan keputihan melalui banyak
mengikuti seminar atau aktip mencari Kumalasari, I & Andhyantoro, I. (2012).
informasi melalui media masa baik cetak Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba
maupun elektronik dalam mengatur dan Medika
mencegah dampak keputihan.
2. Bagi SMAN 1 Kadugede Liliweri, A. (2005). Komunikasi Lintas Budaya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Masyarakat Multikultur. Yogyakarta : LkiS
memberi pengetahuan bagi remaja putri Pelangi Aksara
tentang kejadian keputihan dan menjadi acuan
para guru untuk lebih mengembangkan Nadesul, H. (2010). Cantik Cerdas Feminin
pengetahuan dan sikap remaja putri atau siswi Kesehatan Perempuan Sepanjang Usia.
terhadap kejadian keputihan, Jakarta : Kompas Media Nusantara
3. Bagi Program Studi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku
menjadi referensi yang terkait mata kuliah Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
sistem reproduksi dan diaplikasikan dalam
kegiatan pengabdian pada masyarakat Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
khususnya remaja putri dan menambah waktu Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
mata kuliah keperawatan maternitas.
4. Bagi Peneliti Nursalam. (2008). Pendidikan Dalam
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
melakukan penelitian dengan menggunakan
Subakti, Y & Anggraeni, R D. (2009). Panduan ingkatan-sikap-pengukuran-sikap.html/ [23
Pintar Kehamilan Untuk Muslimah. Jakarta : Maret 2014].
Qultum Media
http://obatkeputihanherbal.org/macam-macam-
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif penyebab-bakteri-keputihan/ [23 Maret
Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung 2014].
Wijaya, A. (2005). 55 Masalah Seksual yang Ingin
Anda Ketahui Tapi “Tabu” Untuk http://obatkeputihanherbal.org/macam-macam-
Ditanyakan. Jakarta : Gramedia Pustaka bakteri-penyebab-keputihan/ [23 Maret
Utama 2014].

Beti (2012). Hubungan tingkat Pengetahuan dan


Sikap pasien tentang hiprtensi terhadap
kepatuhan dalam menjalankan diet
hipertensi di wilayah kerja puskesmas
kuningan. Skripsi. STIKKes Kuningan :
Tidak diterbitkan.

Rusdiana, D (2012). Hubungan tingkat


pengetahuan dan sikap ibu dalam
penanganan demam pada balita di desa
pakembangan wilayah kerja UPTD
Puskesmas garawangi Kecamatan
Garawangi Kabupaten Kuningan. Skripsi
STIKKes Kuningan: Tidak diterbitkan.

Ida, D (2011). Tingkat pengetahuan Remaja putri


tntang keputihan di SMPN 2 Sindangjawa
Kecamatan Cibingbin Kabupaten Kuningan.
KTI STIKKes Kuningan: Tidak diterbitkan.

Permatasari Mareta Wulan, Mulyono Budi, Istiana


Siti. (2012). HUBUNGAN Tingkat
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal
Hygiene Dengan Tindakan Pencegahan
Keputihan Di SMA Negri 9 Semarang
Tahun 2012. Jurnal Kebidanan (1),.

Sari Purnama Rita. (2012). Hubungan


Pengetahuan dan Perilaku Remaja Putri
Dengan Kejadian Keputihan Di Kelas XII
SMA Negeri 1 Seunuddon Kabupaten Aceh
Utara Tahun 2012. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (1),.

Sari. (2010) Hubungan Antara Tingkat


Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Keputihan Dengan Sikap Remaja Putri
Dalam Mengatasi Keputihan Di SLTP
Negeri 39 Semarang Tahun 2010. Jurnal
Komunikasi Kesehatan (1),.

Endah (2012). Tingkatan sikap pengukuran sikap


[online]. Tersedia :
http://endahdumboo.blogspot.com/2012/08/t

Anda mungkin juga menyukai