Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

CARA MENGGUNAKAN MIKROSKOP

Nama: Khoiriyah
Nim: 1710211008
Kelompok: 1 (satu)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Untuk dapat merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (biokuler dan
monokuler) dengan benar
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara merangkai dan menggunakan mikroskop (biokuler dan monokuler)
dengan baik?
1.3 Hipotesis
Cara untuk merangkai dan mengunakan mikroskop dengan baik adalah harus
mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian dari mikroskop, karena supaya bisa memahami
fungsi masing-masing pada bagian mikroskop sehingga dapat menggunakan dengan baik.
1.4 Dasar Teori
Panca indera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas, karena itu
banyak masalah mengenai organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa dengan
menggunakan alat-alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam
pengamatan preparat mikroskopis adalah mikroskop. Mikroskop adalah suatu alat yang
digunakan untuk membentuk suatu bayangan yang diperbesar dari suatu objek kecil serta
untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga memungkinkan untuk
dapat mengamati obyek yang sangat halus. Mikroskop tersusun dari kaca pembesar
bikonveks atau sistem lensa yang ekuivalen, baik dengan pegangan tangan atau dalam
kerangka sederhana (Martin, 2012:661)
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk membesarkan dan memperjelas obyek
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.Berdasarkan sumber iluminasi yang
dipakai, dikenal dua kelompok mikroskop, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron. Mikroskop cahaya menggunakan gelombang cahaya sebagai sumber
iluminasinya,tergolong kedalamnya gelap (dark field ), kontras fase (phase contrast ),
danpendar flour ( fluorescence). Dipihak lain, mikroskop elektyron menggunakanelektron
untuk iluminasinya ada dua macam mikroskop elektron, yaitu tipetransmisi dan tipe payar
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi 2, yaitu mikroskop cahaya
dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya dibagi lagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu
berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang
dilakukan.elektron tidak menggunakan cahaya untuk visual bayangannya, tetapi
menggunakan sorotan elektron untuk membuat bayangan dalam tabung. Transmisi
elektron, setelah mengalami penyerapan bagian dari obyek, memfokuskan magnet dari
gambar bayangan. Elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek
daripada cahaya, perbedaan ini menjadikan mikroskop elektron sebuah tenaga tetap dari
pada mikroskop cahaya (Alters, 1999:64).
Mikroskop cahaya meneruskan cahaya tampak melalui spesimen dan kemudian melalui
lensa kaca. Lensa ini membengkokkan cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen
diperbesar ketika diproyeksikan ke mata. Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran
maksimum 1000 kali. Mikroskop elektron memfokuskan seberkas elektron melalui
spesimen atau pada permukaannya. Resolusi berbanding terbalik dengan panjang
gelombang radiasi yang digunakan mikroskop untuk mencitra, dan berkas elektron
memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek daripada cahaya. Mikroskop
elektron mempunyai perbesaran sampai 100.000 kali. Mikroskop elektron mempunyai 2
tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) yang digunakan untuk studi detail
arsitektur permukaan sel serta obyek diamati secara 3 dimensi dan mikroskop elektron
transmisi (TEM) yang digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel (Campbell,
2008:103). Sedangkan berdasarkan konstruksi dan kegunaan, mikroskop dapat dibagi
atas 4 macam, yaitu mikroskop biologi, stereo, metalurgi, dan fotografi. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor.
Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa
obyektif merupakan bagian utama pada mikroskop yang letaknya dekat dengan obyek
yang akan diamati, tepatnya melekat pada bagian yang disebut revolver. Revolver ini
dapat diputar dan berguna sebagai alat pemindah lensa. Sedangkan lensa okuler terletak
dekat dengan mata pada saat dilakukannya pengamatan menggunakan mikroskop. Lensa
okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler).
Di ujung bawah tabung mikroskop terdapat tempat kedudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga atau lebih lensa obyektif dan dapat diputar disebut revolver, di bawah
tabung mikroskop terdapat tempat dudukan preparat atau meja mikroskop. Sistem lensa
yang ketiga adalah kondensor yang berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain. Pada mikroskop modern terdapat alat penerang di bagian dasar
mikroskop berfungsi untuk menerangi preparat. Pada mikroskop tanpa alat penerangan
mempunyai cermin datar dan cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin
berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar ke dalam
kondensor.
BAB ll
METODOLOGI
2.1 Alat Dan Bahan
a. Alat
1. Mikroskop Biokuler
2. Mikroskop Monokuler
b. Bahan
1. Preparat Awetan ( Paramecium)
2. Preparat Awetan (Yeast)
3. Preparat Awetan (Amoeba)
4. Prepata Awetan ( Alga)
5. preparat awetan ( Spirogyra)
2.2 Cara Kerja
1. Perbesaran Lemah
a. Menarik tubus okuler keatas
b. Memutar lensa objectif (10:1) pada kedudukan seporos dengan lensa okuler
c. Menurunkan tubus dengan sekrup kasar sampai berhenti pada jarak tertentu
d. Mamasukan cahaya kedalam mikroskop dengan cara mengatur kedudukan
cermin dan diafragma serta mengamati melalui okuler sampai diperoleh lapang
pandang yang merata.
e. Meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja preparat.
f. Menaikan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai
memperoleh bayangan benda. Kemudian mamakai sekrup halus untuk
manaikkan dan menurunkan tubus secara hati-hati sampai memperoleh
bayangan benda yang paling jelas.
g. Mengatur meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian tertentu
dari benda.
2. Perbesaran sedang
a. Melakukan kerja seperti untuk mendapatkan perbeesaran lemah (a-g)
b. Mengganti lensa objectif (10:1) dengan lensa onjectif (45: 10)
c. Menaikturunkan kondensor dan mengatur difragma untuk mendapatkan cahaya
yang kuat.
d. Menurukan tubus secara hati-hati dengan menggunakan sekrup halus untuk
mendapatkan bayangan yang paling jelas.
3. Perbesaran Kuat.
a. Mengulangi kerja seperti untuk mendapatkan perbesaran sedang
b. Mengganti lensa objectif (45:1) dengan lensa objectif (100:1)
c. Meneteskan minyak imersi pada gelas benda dari bagian yang akan diamati
(lebih baik gelas benda digeser dahulu ke samping)
d. Manaik turunkan tubus dengan sekrup halus ( lensa objectif tetap menyentuh
minyak emersi) sampai melihat bayangan yang paling jelas.
BAB lll
HASIL PENGAMATAN

3.1 Gambar Monokuler dan Bagian-Bagiannya


3.2 Gambar Biokuler dan Bagian-Bagiannya
BAB 1V
PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini dengan judul acara cara menggunakan mikroskop mempunyai
tujuan untuk dapat merangkai dan menggunakan mikroskop pelajar (biokuler dan
monokuler). Maka hasil praktikum yang kami lakukan akan dibahas sebagai berikut:
4.1 Sejarah Mikroskop
Menurut sejarah yang tercatat didunia bahwasannya pembuat mikroskop pertama kali
adalah Zacharias Janssen, Zacharias Janssen itu sendiri adalah seorang yang memiliki
pekerjaan memperbaiki kaca mata. Dibantu juga oleh Hans Janssen mereka mampu
menciptakan mikroskop pertama pada tahun 1590, Mikroskop buatan mereka saat itu hanya
mampu melihat perbesaran pada objek 150 kali dari ukuran asli. Alat penemuan mereka itu
mendorong seorang ilmuan terkenal yaitu Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang
serupa, pada tahun 1610 Galileo mengatakan dirinya sebagai orang yang menciptakan
mikroskop pertama kali. Galileo menyelesaikan mikroskop miliknya pada tahun 1609 dan
diberi nama sebagai Mikroskop Galileo.
Mikroskop jenis ini menggunakan sebuah lensa optik, akan tetapi lensa ini memiliki
batasan pembesaran hal ini karena sebuah limit difraksi dari cahaya yang masuk yaitu
panjang gelombang cahaya ini hanya mencapai 200 nanometer. Karena itu mikroskop ini
tidak mampu mengamati perbesaran benda dibawah 200 nanometer. Kemudian ada seorang
ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek yang melanjutkan
pengembangan kinerja pembesaran mikroskopis, sebenarnya Antony Van Leeuwenhoek
bukanlah seorang ilmuan atau peneliti dia hanya seorang “Wine tester” seorang penilai cita
rasa minuman anggur dan dia sering mengamati serat – serat pada kain alas botol anggur dan
hal itulah yang membawa dirinya menjadi seorang penemu mikrobiologi.
Antony Van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop ini untuk mengamati aliran air di
sungai, air hujan, ludah hingga feses. Dirinya tertarik melihat hal – hal kecil tak kasat mata
bahkan dirinya melihat benda- benda kecil yang dapat bergerak, ia menyebut benda – benda
kecil tersebut dengan nama “animalcule” yang menurut dirinya adalah hewan terkecil yang
pernah ia lihat. Karena hal itu Antony jadi lebih bersemangat lagi dan menciptakan lensa
baru dengan menumpuk sejumlah lensa dengan lempengan perak kemudian Antony
membuat 250 Mikroskop yang memiliki kemampuan 200 – 300 kali pembesaran.
Leewenhoek mencatat risetnya lalu hasil pengamatannya dikirim British Royal
Society. Salah satu isi pengamatan tanggal 7 September 1674 itu bahwa adanya hewan
terkecil yang saat ini dikenal dengan protozoa, antara tahun 1963 hingga 1723
Leewenhoek menulis lebih dari 300 surat hasil pengamatannya, penemuan-penemuannya
membuat dunia tau bahwa terdapat bentuk kehidupan yang sangat kecil lalu menghasilkan
ilmu mikrobiologi. Namun , Pada mikroskop Leewenhoek terdapat kekurangan pada
kekuatan lensa cembung, maka digunakan lensa pendukung didepan mata pengamat yang
disebut eyepiece maka obyek dari lensa pertama disebut lensa obyektif, Pada perkembangan
selanjutnya pengatur jarak antara kedua lensa ditambahkan cermin atau sumber pencahayaan
lain dan penadah objek dapat dapat digerakkan. semua hal tersebut kemudian dijadikan
menjadi satu mikroskop sempurna yaitu mikroskop cahaya atau disebut juga Light
Microscope (LM). Mikroskop cahaya modern mampu melalukan pembesaran hingga 1.000
kali dan memungkinkan mata manusia membedakan dua buah obyek yang saling berjarak
sekitar 0,0002 mm (disebut daya resolusi 0,0002 mm).
Pada tahun 1920 terjadi fenomena dimana elektron yang dipercepat dalam suatu
kolom elektro-magnet dalam keadaan hampa udara atau vakum, dengan panjang gelombang
100.000 kali lebih kecil dari cahaya dan ditemukan bahwa padaa medan listrik dan juga
medan magnet dapat berguna sebagai lensa dan cermin yang terdapat elektron mirip seperti
yang ada lensa gelas dalam mikroskop cahaya. Jika kita ingin melihat benda dengan ukuran
di bawah 200 nanometer maka harus menggunakkan mikroskop dengan panjang gelombang
pendek. dari ide ini munculah perkembangan di tahun 1932 mikroskop elektron maju
berkembang. Mikroskop elektron menggunakan pantulan sinar elektron yang panjang
gelombangnya lebih pendek dari cahaya sebab itu mikroskop elektron ini mempunyai
pembesaran obyek (resolusi) yang lebih tinggi dibandingkan mikroskop optik bahkan
pembesaran pada objek hingga 2 juta kali ukuran asli, dengan menggunakan gelombang
elektro-statik dan elektro-magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar juga
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada
mikroskop cahaya.
Mikroskop elektron juga menggunakan lensa untuk pembesaran tetapi bukan seperti
pada mikroskop jenis optik melainkan menggunakan lensa dari jenis magnet karena medan
magnet ini mampu mengontrol dan mempengaruhi elektron yang melaluinya sehingga
mampu menggantikan sifat lensa pada mikroskop optik dan hal ini juga dapat dilakukan
dalam kondisi hampa udara (vacuum) karena sinar elektron akan terhambat alirannya bila
bertemu molekul-molekul yang ada di udara normal. Dengan adanya ruang pengamatan yang
vacuum, tumbukan elektron-molekul bisa terhindarkan. Dengan mikroskop elektron yang
mempunyai perbesaran lebih dari 10.000x, kita dapat melihat objek mikroskop dengan lebih
detail. Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi, seperti
penemuan sel, bakteri, dan partikel.
4.2 Macam –Macam Mikroskop
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada penampakan objek yang diamati yaitu
mikroskop dua dimensi ( mikroskop cahaya ) dan mikroskop tiga dimensi ( mikroskop
stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop electron.
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa
obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop
terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga
adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa
mikroskop yang lain.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar
matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat
dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam
kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti
sumber cahaya matahari.
b. Mikroskop Stereo (Binokuler)
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7
hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga
dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.
Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan
mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk
tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek
yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa
obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali,
sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop
terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang
dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai
mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
c. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron
digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu
mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM
digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan
obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati
struktur detil internal sel.
4.3 Bagian-Bagian Mikroskop
Bagian Mikroskop terbagi menjadi bagian Optik dan bagian Mekanik (Non-Optik)

1.Bagian-Bagian Optik

a. Lensa Okuler, yaitu lensa yang terdapat di bagian ujung atas tabung pada gambar,
pengamat melihat objek melalui lensa ini. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar
kembali bayangan dari lensa objektif. Lensa okuler biasanya memiliki perbesaran 6, 10,
atau 12 kali.
b. Lensa Objektif, yaitu lensa yang dekat dengan objek. Biasanya terdapat 3 lensa objektif
pada mikroskop, yaitu dengan perbesaran 10, 40, atau 100 kali. Saat menggunakan
lensa objektif pengamat harus mengoleskan minyak emersi ke bagian objek, minyak
emersi ini berfungsi sebagai pelumas dan untuk memperjelas bayangan benda, karena
saat perbesaran 100 kali, letak lensa dengan objek yang diamati sangat dekat, bahkan
kadang bersentuhan.
c. Kondensor, yaitu bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
d. Diafragma, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk dan mengenai preparat.
e. Cermin, yaitu bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya tersebut.
2. Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik)

a. Revolver, yaitu bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan.
b. Tabung Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objekti
dan lensa okuler mikroskop.
c. Lengan Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang
mikroskop.
d. Meja Benda, yaitu bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan
diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap ditempat
yang diinginkan.
e. Makrometer (pemutar kasar), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.
f. Mikrometer (pemutar halus), yaitu bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tabung secara lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari
gambaran objek yang diinginkan.
g. Kaki Mikroskop, yaitu bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga
mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang
mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan
4.4 Perbedaan Mikroskop Monokuler Dan Biokuler.
Mikroskop monokuler secara sederhana memiliki satu lensa saja. Alat ini termasuk
kelompok dalam mikroskop cahaya yang berfungsi focus hanya kedalam sebuah sel yang
detail untuk diamati. "Compound light microscope" adalah nama lain dari mikroskop cahaya.
Cahaya yang dipancarakan oleh mikroskop monokuler bekerja untuk mengamati dalam isi
sel, cahaya yang dipancarkan pada mikroskop monokuler berasal dari lampu. Lensa okuler
pada mikroskop monokuler sangat mudah digunakan dibandingkan dari lensa okuler pada
mikroskop binokuler.
Mikroskop binokuler memiliki fungsi yang sama dengan mikroskop monokuler yang
fungsinya sebagai alat yang mengamati isi bagian dalam sel. mikroskop ini juga sama seperti
mikroskop monokuler yang termasuk kelompok dalam mikroskop cahaya. Perbedaan yang
dimiliki mikroskop binokuler dengan monokuler yaitu lensa yang dimiliki. mikroskop
monokuler memiliki 1 lensa yaitu lensa okuler, sedangkan mikroskop binokuler memiliki 2
lensa yaitu lensa obyektif dan okuler. Pada mikroskop binokuler akan dijumpai oleh kedua
mata sang peneliti untuk meneliti objek dengan memiliki efek gambar 3 dimensi pada objek
yang diamati. Mikroskop binokuler memiliki sumber cahaya yang bersumber dari pancaran
cahaya lampu. untuk kemampuan perbesar objek tidak terlalu tinggi, sesuai dengan jenis
lensa-lensa yang dimiliki masing masing. Untuk lensa obyektif sekitar 1 sampai 2 kali
sementara untuk lensa okuler memiliki perbesarannya 10 hingga 15 kali. Mikroskop
binokuler memiliki lensa obyektif yang sangat besar sehingga bagian atasnya memiliki lensa
lainnya yang terpisah sehingga berbentuk paralel. Pada mikroskop ini memiliki jalur cahaya
kanan dan kiri.
Setiap alat yang diciptakan pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan, contohnya
seperti mikroskop monokuler dan binokuler. Mikroskop monokuler memiliki kelebihan
dibandingkan dengan mikroskop binokuler, jika dilihat dari tata penggunaannya lebih enak
menggunakan lensa monokuler. Kalau mikroskop binokuler tidak memiliki kondensor,
namun memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang.
4.5 Perbesaran Lemah, Sedang dan Kuat.
1. Perbesaran Lemah (4 dan 10)
Perbesaran lemah adalah pembesaran objek secara cepat pada mikroskop dalam hal
medan pandang, ukuran, bayangan sel, dan ketajaman bayangan. Yang termasuk pada
perbesaran lemah adalah perbesaran 4 dan 10. Langah kerja dalam menggunakan
perbesaran lemah adalah dengan Memutar lensa objectif (4:1) pada kedudukan seporos
dengan lensa okuler kemudian menurunkan tubus dengan sekrup kasar sampai berhenti
pada jarak tertentu. Lalu memasukkan cahaya pada mikroskop dengan cara mengatur
kedudukan cermin dan diafragma serta amati melalui okuler sampai diperoleh lapang
pandang yang merata. Kemudian meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja
preparat. Lalu menaikan tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai
diperoleh bayangan benda, memakai sekrup halus untuk menaikkan dan menurunkan
tubus secara hati-hati sampai memperoleh bayangan benda yang jelas. Tarakhir mengatur
meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat bagian tertentu dari benda.
2. Perbesaran Sedang (40)
Perbesaran sedang adalah pembesaran objek pada mikroskop secara sedang-sedang
saja dan fokus dalam hal medan pandang, ukuran, bayangan sel, dan ketajaman
bayangan. Yang termasuk pada perbesaran lemah adalah perbesaran 40. Langah kerja
dalam menggunakan perbesaran lemah adalah dengan Memutar lensa objectif (10:1)
pada kedudukan seporos dengan lensa okuler kemudian menurunkan tubus dengan
sekrup kasar sampai berhenti pada jarak tertentu. Lalu memasukkan cahaya pada
mikroskop dengan cara mengatur kedudukan cermin dan diafragma serta amati melalui
okuler sampai diperoleh lapang pandang yang merata. Kemudian meletakkan preparat
yang sudah disiapkan pada meja preparat. Lalu menaikan tubus perlahan-lahan ke atas
dengan sekrup kasar sampai diperoleh bayangan benda, memakai sekrup halus untuk
menaikkan dan menurunkan tubus secara hati-hati sampai memperoleh bayangan benda
yang jelas. Tarakhir mengatur meja preparat dengan sekrup yang ada untuk melihat
bagian tertentu dari benda.
3. Perbesaran Kuat (100)
Perbesaran sedang adalah pembesaran objek pada mikroskop secara pelan dan fokus
dalam hal medan pandang, ukuran, bayangan sel, dan ketajaman bayangan. Yang
termasuk pada perbesaran lemah adalah perbesaran 100. Biasanya untuk perbesaran kuat,
praktikan meneteskan minyak imersi pada preparat supaya objek terlihat lebih jelas.
Langah kerja dalam menggunakan perbesaran lemah adalah dengan Memutar lensa
objectif (40:1) atau (100:1) pada kedudukan seporos dengan lensa okuler kemudian
menurunkan tubus dengan sekrup kasar sampai berhenti pada jarak tertentu. Lalu
memasukkan cahaya pada mikroskop dengan cara mengatur kedudukan cermin dan
diafragma serta amati melalui okuler sampai diperoleh lapang pandang yang merata.
Kemudian meletakkan preparat yang sudah disiapkan pada meja preparat. Lalu menaikan
tubus perlahan-lahan ke atas dengan sekrup kasar sampai diperoleh bayangan benda,
memakai sekrup halus untuk menaikkan dan menurunkan tubus secara hati-hati sampai
memperoleh bayangan benda yang jelas. Tarakhir mengatur meja preparat dengan sekrup
yang ada untuk melihat bagian tertentu dari benda.
4.6 Langkah-Langkah Kerja Mikroskop
1. Mikroskop Monokuler
Meletakan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop
sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai. Kemudian
memutar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi
satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver. Selanjutnya
mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa
okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang). Langkah selanjutnya
menempatkan Preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan
penjepit obyek/benda, mengatur Fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara
memutar pemutar kasar (makrometer), sambil melihat dari lensa okuler. Apabila sudah
menemukan bayangan obyek, maka untuk memperbesar diganti lensa obyektif dengan
ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga berbunyi klik.
Untuk mempertajam penglihatan makamemutar pemutar halus (mikrometer), terakhir
membersihkan mikroskop dan menyimpan pada tempat yang tidak lembab.
2. Mikroskop Binokuler
Langkah-langkah dalam menggunakan mikroskop binokuler adalah menancapkan
kabel pada sumber listrik, kemudian menekan tombol “ON" sehingga lampu akan
menyala. Terang cahaya lampu dapat diperbesar dengan menggeser pengatur besar kecil
cahaya lampu mikroskop, memasang preparat pada meja benda, kemudian mencari
object pada mikroskop perbesaran lemah (4 x 10) dengan cara memutar sekrup kasar
mikroskop, Obyek dapat diperbesar atau diperjelas dengan menambah ukuran lensa
okuler. Penambahan ukuran lensa okler dilakukan dengan menggeser revolver.
Perubahan lensa okuler menyebabkan obyek yang telah tampak pada perbesaran lemah
akan menjadi kabur. Obyek yang menjadi kabur dapat diperjelas dengan menambahkan
minyak emersi.
4.7 Perawatan Mikroskop

Adapun cara merawat mikroskop adalah membersihkan mikroskop yang telah selesai
dipakai, kemudian menutup menggunakan plastik dan memasukkan pada kotaknya agar
terhindar dari debu, kemudian. Kotak mikroskop harus dilengkapi lampu. Yakni lampu
berwarna merah. Adapun tujuan di beri lampu berwarna merah saat mikroskop berada
dalam kotaknya atau di dalam lemari adalah untuk menghindari kelembaban (suhu 30 –
40oC). Kelembaban tinggi RH 80 – 90% memicu jamur. RH optimal ≤ 60%. Selanjutnya
memberikan silica gel Sewaktu-waktu pada kotak mikroskop yang bersifat higroskopis
yang berfungsi untuk menyerap udara yang mengandung uap air. sehingga suhu dan
kadar uap air terkontrol dan memperpanjang life time mikroskop.
Membersihkan lensa yang kotor dengan kain lembut, kapas pengisap atau kertas lensa
yang telah dibasahi dengan air bersabun, alkohol, atau xilol. Melakukannya dengan hati-
hati karena lensa mudah tergores, yang dapat mengakibatkan pengamatan menjadi
kurang jelas. Biasanya menggunakan kain flanel untuk membersihkan lensa mikroskop
dan bagian lainnya. Kain flanel ini digunakan untuk membersihkan debu yang terselip di
bagian mikroskop. Menggunakan xilol harus hati-hati, jangan sampai cairan xilol
menempel pada bagian mikroskop non optik, karena akan merusak cat atau merusak
bahan plastik. Xylol dapat merusak lapisan anti jamur pada lensa sehingga jamur pada
lensa dapat hilang apabila lensa menggunakan larutan xylol ini. Sebelum menyimpan
mikroskop, mengatur meja mikroskop dan menjauhkan lensa objektif dari meja preparat
dengan memutar alat penggeraknya ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali,
lampu dikecilkan intensitasnya lalu mamatikan (kalau mikroskop listrik).
BAB V
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapa ditarik kesimpulan
bahwasanya terdapat standart operasional prosedur pada penggunaan mikroskop. hal ini
ditujukan untuk bisa menggunakan mikroskop dengan baik khususnya untuk praktikan.
Adapun cara menggunakan mikroskop ialah dengan meletakkan pada meja datar
kemudian apabila mikroskop termasuk monokuler, maka sumber cahayanya menggunakan
cahaya matahari dan apabila berupa mikroskop binokuler maka sumber cahaya
menggunakan listriik berupa lampu. Kemudian meluruskan lensa objectif seporos dengan
lensa okuler melalui tubus dan memutar lensan dari perbesaran lemah (4 dan 10), sedang
(40) dan kuat (100).untuk perbesaran kuat diperlukan minyak imersi. Selanjutnya
mematikan sumber cahaya dan mengembalikan mikroskop ke kotaknya dalam suhu yang
tidak lembab.
DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Kukuh. 2019. Rencana Tugas Mahasiswa Pembelajaran Berbasis Praktikum


Mikrobiologi.jember: Universitas Muhammadiyah Jember.

Campbell, Neil A. 2004. Biologi Jilid 111. Jakarta: Erlangga.

Bima. 2005. Prinsip Dasar Mikroskop. http://eprints.undip.ac.id/44461/3/BAB_II.pdf.


Diakses pada tanggal 24 Maret 2019 pukul 10:59 WIB.

Anonim. 2012. Sejarah Mikroskop. http://www.anm.co.id/article/detail/169/sejarah-


mikroskop#.XJO4KckzbMw. diakses pada tanggal 23 Maret 2019 pukul 11:06
WIB.

Desiana, Ervenenti. 2014. Macam-Macam Mikroskop. https://edoc.site/macam-macam-


mikroskop-pdf-free.html. Diakses Pada tanggal 22 Maret 2014 pukul 11:12 WIB

Endang, Arisoesilaningsih dkk. 2014. Biologi Umum.


http://retnomastutibiologi.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/Modul-PraktikumBiologi-
Umum- 20141.pdf. diakses Pada Tanggal 21 Maret 2019 pukul 09.00 WIB

Rhidani, Akhmad. 2013. Perwatan mikroskop. https://www.scribd.com/doc/135840694/PDF-


Jurnal- Perawatan-Mikroskop. Diakses pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 05:48 WIB

Anda mungkin juga menyukai