Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS SINTESIS

TINDAKAN NEBULIZER PADA NY. F


DI IGD RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA

Hari : Jumad

Tanggal : 27 Oktober 2017

Jam : 07.10

A. Keluhan Utama
Klien mengungkapkan napas terasa sesak dan terdengan suara ngik, batuk-
batuk dan dahak susah dikeluarkan.dikeluarkan, klien mempunyai riwayat
asma.

B. Diagnosa Medis
Serangan Asma

C. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum, bronkospasme

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan

DS : Klien mengungkapkan napas terasa sesak dan terdengar suara ngik saat
bernapas, batuk-batuk berdahak 1 hari dan mempunyai riwayat asma.
DO: Ku agak lemah, klien tampak sesak, batuk berdahak, terdengar suara
wheezing, nadi 111x/mnt, tensi 140/90 mmHg, suhu 36°c, RR 30x/mnt,
Spo2 94%.

E. Dasar Pemikiran
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spasme

otot polos bronkiolus. (Corwin E.J., 2008). Asma adalah obstruksi akut

pada bronkus yang disebabkan oleh penyempitan yang intermiten pada

saluran napas di banyak tingkat mengakibatkan terhalangnya aliran udara.

1
(Stein J.H., 2009). Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan

napas yang mengakibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini

adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas

dan gejala pernafasan (mengi atau sesak). (Mansjoer A., 2011). Asma

adalah gangguan pernapasan pada bronkus yang menyebabkan

penyempitan intermiten pada saluran pernafasan.(Brunner dan Suddart,

2008). Adapun tujuan dari terapi asma adalah: menyembuhkan dan

mengobati gejala asma, mencegah kekambuhan, mengupayakan fungsi

paru senormal mungkin serta mempertahankannya, mengupayakan

aktifitas harian pada tingkat normal termasuk melakukan exercise,

menghindari efek samping obat asma dan mencegah obstruksi jalan nafas

yang irreversibel.

Terapi awal yaitu :

Oksigenasi 4-6 liter/menit, Agonis ß-2 (salbutamol 5 mg atau feneterol 2.5

mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nebulasi dan pemberian dapat diulang

setiap 20 menit sampai 1 jam. Pemberian agonis ß-2 dapat secara subcutan

atau IV dengan dosis salbutamol 0,25 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam

larutan dekstrosa 5 % dan diberikan berlahan, Aminofilin bolus IV 5-6

mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya

maka cukup diberikan setengahnya saja. Kortikosteroid hidrokortison 100-

200 mg IV jika tidak ada respon segera atau pasien sedang menggunakan

steroid oral atau dalam serangan sangat berat.

2
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Prinsip tindakan keperawatan adalah :
1. Bersih
2. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
3. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi / advis dokter

Prosedur tindakan pemberian nebulizer:

1. Persiapan alat :
a. Alat nebulizer set dan masker
b. Obat sesuai instruksi, air steril/Nacl 0,9 %.
c. Stetoskope
d. Tiissue/kasa, sarung tangan.
2. Tahap Kerja :
a. Fase orientasi
1. Memberi salam / menyapa klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Menempatkan alat di dekat pasien
7. Mencuci tangan.

b. Fase kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan pasien
2. Memakai sarung tangan
3. Mendengarkan suara napas menggunakan stetoskope
4. Masukan obat kedalam tempat obat pada nebulizer
5. Memasang tutup adaptor,kemudian menyalakan dengan menekan
tombol ON
6. Memasang masker nebulizer pada hidung pasien
7. Menganjurkan pasien untuk menghirup uap keluar dari nebulizer
melalui hidung keluar lewat mulut selama 10 menit.
8. Matikan nebulizer
9. Melepaskan masker
10. Mendengarkan lagi suara napas dengan stetoskope
11. Membersihkan area sekitar mulut pasien dengan tissue

c. Fase terminasi
1. Merapihkan alat dan klien.
2. Mengevaluasi tindakan (menyampaikan hasil pemeriksaan).

3
3. Berpamitan.
4. Mencuci tangan.

G. Analisis Tindakan
Nebulizer merupakan alat yang dapat mengubah obat berbentuk
larutan menjadi aerosol secara terus-menerus dengan tenaga yang berasal
dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. Nebulizer juga
dapat difungsikan untuk memberikan obat pengencer sputum dan pelega
pernapasan melalui inhalasi.
Terapi nebulizer merupakan satu teknik pengobatan penting dalam
proses penyakit respirasi (saluran pernapasan) akut dan kronik.
Penumpukan mukus /sekret di dalam saluran napas, peradangan dan
penyempitan saluran napas ketika serangan dapat dikurangi secara cepat
dengan obat dan teknik penggunaan nebulizer yang sesuai. Terapi
nebulizer dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera
bekerja. Dengan demikian efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat
yang perlu diberikan dalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya.
Karena terapi nebulizer, obat dapat langsung pada sasaran dan absorbsinya
terjadi secara cepat dibandingkan cara sistemik, maka penggunaan terapi
nebulizer sangat bermanfaat pada keadaan serangan yang membutuhkan
pengobatan segera dan untuk menghindari efek samping sistemik yang
ditimbulkannya.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


1. Apabila tindakan nebulizer tidak dilakukan sesuai prosedur seperti tidak
mencuci tangan sebelum melakukan tindakan akan beresiko terjadinya
infeksi nosokomial
2. Sungkup nebulizer 1 pasien 1 sungkup untuk menghindari penularan
bakteri antar pasien.
(Lutfi Wahyuni,2013)

I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan


1. Monitor vital sign.
2. Mempertahankan tirah baring dan memberikan posisi semifowler
3. Mengajarkan batuk efektif
4. Mengauskultasi suara napas.

4
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Pasien mengatakan sesak berkurang, saat bernapas masih terdengar suara
ngik, batuk sesekali saja, dahak sudah bisa dikeluarkan sedikit.
O: Ku sedang, kesadaran composmentis, tampak sesak berkurang, suara
napas wheezing masih terdengar sedikit. Batuk sesekali.
Vital sign : TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 360C, RR: 22 x/menit,
SpO2 : 97%.
A: Bersihan jalan napas belum efektif
P: Intervensi dilanjutkan dirumah:
Management airway
Vital sign monitor

K. Evaluasi diri
1. Tindakan ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Perlengkapan alat proteksi diri harus diperhatikan untuk melindungi
diri sendiri dari penularan atau penyebaran mikroorganisme yang
pathogen.

5
L. Daftar Pustaka
1. Amin Nurarif, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
2. Brunner dan Sudart, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta ; EGC.
3. Kusyati, Eni., dkk. 2009. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan
Dasar. Semarang: Kilar Press.
4. Herdman, T. heather. 2009. NANDA International Diagnosis
Keperawatan. Jakarta: EGC. 9
5. Lutfi Wahyuni, 2013. Pengaruh Pemberian Nebulizer Dan Batuk Efektif
Terhadap Status Pernapasan Pasien COPD

Mengetahui,
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI

Maria Christina Bupu ( )


NIM: SN 162100

Anda mungkin juga menyukai