OLEH :
SUPIANI YAMLEAN
70300116022
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA “Ny K ” DENGAN DIANGNOSA
HEMIPARESE
OLEH :
SUPIANI YAMLEAN
70300116022
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
2019
BAB 1
KONSEP MEDIS
A. Definisi
sedangkan menurut (Wijaya dan Yessie, 2013) gastritis adalah peradangan lokal atau
menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
akut, dengan kerusakan “Erosive” karena hanya pada bagian mukosa (Inaya, 2014).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik
difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah),
peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, diffus atau lokal
lambung dan bersifat akut (secara tiba-tiba), disertai terjadinya kerusakan erosi. Untuk
mengakibatkan keadaan darurat medis, yaitu pendarahan pada saluran cerna bagian
B. Anatomi
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling
banyak terutama didaerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah hipokondriak
dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri berhubungan dengan
osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah diapragma di depan pankreas dan
1. Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum
kurvantura minor.
3. Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal
4. Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum lkardiak
sampai ke pilorus.
5. Kurvatura Mayor, lebih panjang dari pada kurvantura minor terbentang dari sisi
pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis terbentang dari bagian atas kurvatura
menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum dan terus memanjang kearah
hati, membentuk omentum minus. Lipatan peritonium yang keluar dari satu organ
menuju ke organ lain disebut sebagai ligamentum. Omentum minor terdiri atas
kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura mayor, peritonium terus ke bawah
membentuk omentum mayus, yang menutupi usus halus dari depan seperti apron
besar. Sakus omentum minus adalah tempat yang sering terjadi penimbunan cairan (
1) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esofagus ke bawah dan
2) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang paling tebal dan
terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan berada dibawah lapisan
pertama.
3) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan lapisan otot sirkuler
c. Lapisan submukosa
Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa dan
d. Lapisan mukosa
mukus.
2) Kelenjar fundus atau gastrik, terletak di fundus dan pada hampir seluruh korpus
instrinsik diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 di dalam usus halus. Kekurangan
gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G
yang terletak pada daerah pilorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik
C. Fisiologi
Sistem pencernaan ( mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :
1. Mulut
bentuk yang sesuai. Semua organ pencernaan bekerja sama untuk memastikan
bahwa masa atau bolus makanan mencapai daerah absobrsi nutrisi dengan aman
dan efektif. Pencernaan kimiawi dan mekanisme dimulai dari mulut. Gigi
mengunyah makanan, memecahnya menjadi berukuran yang dapat ditelan.
2. Faring (tekak)
Di dalam lengkung faring terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, yang letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang.
Jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan udara
masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan
masuk ke belakang dari jalan nafas dan didepan dari ruas tulang
masuknya makanan ke jalan udara, pada waktu yang sama jalan udara di tutup
sementara. Permulaan menelan, otot mulut dan lidah kontraksi secara bersamaan.
3. Esofagus
mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus
otot (longitudinal dan sirkuler), dan jaringan ikat renggang. Makanan atau
4. Lambung
terutama di daerah epigaster, lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
diafragmadi depan pankreas dan limpa, menempel di sebelah kiri fundus uteri.
a) Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan
pepton)
menjadi pepsin.
c) Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein
5. Usus halus
a) Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-
b) Secara selektif mengabsorbsi produk digesti dan juga air, garam dan vitamin.
6. Usus besar
sebagai tempat pembuangan, maka diusus besarsebagian nutrien telah dicerna dan
memerlukan waktu dua sampai lima hari untuk menempuh ujung saluran
pencernaan. Dua sampai enam jam di lambung, enam sampai delapan jam diusus
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses
a) Menyerap air dan elektrolit 80% sampai 90% dari makanan dan mengubah
selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi tubuh setiap hari.
berbagai gas.
(Setiadi, 2007)
D. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), mengatakan Etiologi dari gastritis ini
dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid, Kokain, Salisilat, dan Digitalis bersifat
secondary syphilis.
6. Stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar sepsis, trauma, pembedahan, gagal
pernapasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-lambung.
7. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
Menurut Rendy dan Margareth (2012) penyebab dari gastritis di bagi menjadi dua
yaitu:
1. Gastritis akut
a. Pemakaian sering obat-obatan NSAID seperti aspirin yang tanpa pelindung selaput
enterik
b. Peminum alcohol
c. Perokok berat
2. Gatritis kronik
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangan pendek dengan konsumsi agen
2. Gastritis kronis
Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. gastritis tipe A mampu menghasilkan
imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan
Pernisiosa berkembang dengan proses ini. Sedangkan gastritis tipe B lebih lazim, tipe
ini dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter pylori, yang menimbulkan ulkus
F. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar
antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebanyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip
seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan dan mengembang, lipatan-
lambung yang terkena paparan baik oleh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang
berlebihan, infeksi bakteri atau virus, maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel
sawar pada lambung. Ketika asam berdifusi ke mukosa, dengan keadaan epitel sawar
yang dihancurkan tadi akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel mukosa
yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya
asam tidak bisa di control sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung
dan ketika mengenal di dinding lambung akan menimbulkan nyeri lambung (perih)
karena dinding lambung yang inflamasi tersebut, masalah keperawatan yang muncul
terhadap protein meningkat kemudian plasma bocor ke intestinum terjadi edema dan
akhirnya plasma bocor ke dalam lambung sehingga terjadi perdarahan (Syarif, 2012).
G. Manifestasi Klinis
a. Keluhan dapat bervariasi, kadang tidak ada keluhan tertentu sebelumnya dan sebagiab
c. Anoreksia
2) Pendarahan
3) Vomitus
4) Hematemisis
b. Anoreksia
e. Keluhan-keluhan anemia
H. Komplikasi
Ulcers dan mengakibatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan
secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel dinding
lambung
sel-sel kelenjar dalam mukosa. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat
H.Pyloris adalah MALT (mukosa associated lympoihoid tissue), Lymphomas, kanker
ini berkembang secara perlahan pada jaringan system kekebalan pada dinding
lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal (Sharif,
2012).
Selain itu juga menurut Mansjoer dkk (2007) komplikasi gastritis yaitu:
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat
berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran kelinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada
tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacteri pylori, sebab 100%
pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi, dan anemia karena gangguan
I. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan serum vitamin B12, yang bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi
B12.
3. Analis feses, yang bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
gastritis atropi.
6. Uji serum antibody, yang bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel pariental
7. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bilaa ada kecurigaan
J. Penatalaksanaan
gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan antasida
dan istirahat.
menyebabkan iritasi.
(Dermawan, 2010)
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
a) Tirah baring
b) Mengurangi stress
c) Diet : Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral
pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti pudding,
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Umur (biasanya mengenai anak yang berumur diatas 2 tahun), jenis kelamin, ras/
suku, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama: klien mengeluh nyeri, gatal- gatal, eritema, edema, kenaikan suhu
tubuh.
b. Riwayat Penyakit Sekarang: pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema
misalnya pada muka (terutama palpebra dan bibir), gangguan fungsi kulit, eritema,
papula (lesi teraba kecil), vesikel (lepuhan kecil berisi cairan) , skuama (kulit yang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
4) Riwayat psikososial
dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat
Pengkajian fokus terkait dengan penyakit gastritis meliputi :
c. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan Kulit. Kebiasaan defekasi,
ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input
d. Pola Latihan-Aktivitas
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas riwayat
penyakit.
mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama
terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,
tempat, dan nama (orang, atau benda yang lain).Tingkat pendidikan, persepsi
nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala
0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau
f. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur, istirahat dan persepasi tentang energi. Jumlah jam
tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk,
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan
ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian
terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, isyarat non verbal,
punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah
keuangan dll.
i. Pola Reproduksi/Seksual
orang terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan,
sakit(Perry,2005)(Asmadi, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2008.Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG
Doenges Marylin dkk. 2015. Rencana Tindakan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG
Inaya. 2014. Buku Saku Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG
Wijaya & Yessie. 2013. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Salemba Medika
PPNI
PPNI