Anda di halaman 1dari 4

LEPTOSPIROSIS Etiologi

Ordo : spirochaeta, Famili : Treponemataceae,


Genus : Leptorpira. Ciri khas : berbelit/spiral, tipis,
Definisi
fleksibel, panjang 5-15 um, lebar 0,1-0,2 um. Salah
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis oleh satu ujung membengkak membentuk kait sehingga
mikroorganisme Leptospira interogans. Pertama bisa bergerak aktif, tidak ditemukan flagella. Kultur
kali dikemukakan oleh Adolf Weil (1986). Disebut medium Fletcher’s dapat tumbuh baik sebagai
Weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, obligat aerob.
Mud fever, Swineherd disease, Slime fever, Swamp
Genus leptospira terdiri dari 2 jenis spesies : L.
fever, Autumnal fever, Infectious jaundice, Field
interrogans yang patogen dan L. biflexa yang non
fever, Cane cutter fever.
patogen/saprofit. L. interrogans dibagi menjadi
beberapa serogrup dan serogrup dibagi menjadi
banyak serovoar menurut komposisi antigennya.
Epidemiologi
Tersering menginfeksi manusia L.
Tersebar di seluruh dunia, kecuali benua icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus, L.
antartika, terbanyak di daerah tropis. Terdapat canicola dengan reservoar anjing, dan L. pomona
pada binatang piaraan spt anjing, babi, lembu, dengan reservoar sapi dan babi.
kuda, kucing, marmut atau binatang pengerat spt
tikus, tupai, musang, kelelawar dll. Tikus
merupakan reservoir terbanyak dan merupakan Faktor Risiko
vektor utama dari L. icterohaemorrhagica
penyebab leptospirosis pada manusia. Di dalam
tubuh binatang, hidup di ginjal atau air kemihnya.
Membentuk hubungan simbiosis sehingga dapat
menetap dalam tubulus renalis berbulan atau
bertahun2. Dalam tubuh tikus, leptospira akan
menetap dan membentuk koloni serta
berkembang biak di dalam epitel tubulus ginjal,
ikut mengalir dalam filtrat urin. Penyakit ini
bersifat musiman, di daerah beriklim sedang Penularan
puncak insiden musim panas dan gugur karena
temperatur sesuai, daerah tropis insiden tertinggi  Kontak dengan air, tanah, dan lumpur
selama musim hujan. terkontaminasi oleh urin binatang terinfeksi.
Infeksi terjadi jika terjadi luka/erosi pada kulit
International Leptospirosis Society ataupun selaput lendir. Ekpos lama pada air
menyatakan Indonesia sebagai negara dengan terkontaminasi terhadap kulit yang utuh.
insiden tinggi dan peringkat ketiga di dunia untuk
mortalitas. Kendala penanganan adalah diagnostik  Kontak dengan organ, darah, dan urin hewan
awal sementara pemeriksaan sederhana memakai terinfeksi. Gigitan hewan terinfeksi.
mikroskop biasa daat dideteksi adanya gerakan  Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi
leptospira dalam urin. Diagnostik pasti ditegakkan
dengan ditemukan leptospira pada darah atau urin
atau ditemukan hasil serologi positif. Leptospira Patogenesis
berkembang biak pada lingkungan optimal, suhu
lembab, hangat, pH air/tanah yang netral, Leptospira masuk kedalam tubuh melalui kulit
ditemukan sepanjang tahun di daerah tropis. atau selaput lendir, memasuki aliran darah dan
berkembang, menyebar luar ke jaringan tubuh.
Terjadi respon imunologi selular maupun humoral
sehingga infeksi dapat ditekan dan terbentuk Nyeri otot disebabkan invasi langsung
antibodi spesifik. Beberapa organisme masih leptospira. Dapat ditemukan antigen
bertahan pada daerah yang terisolasi secara leptospira pada otot.
imunologi seperti di dalam ginjal dimana sebagian
5. Mata : leptospira masuk ruang anterior mata
mikroorganisme akan mencapai convoluted
selama fase leptospiremia dan bertahan
tubules, bertahan dan dilepaskan melalui urin.
beberapa bulan walaupun antibodi yang
Dapat dijumpai dalam air kemih sekitar 8
terbentuk cukup tinggi. Menyebabkan uveitis.
hari/beberapa minggu setelah infeksi dan sampai
berbulan bahkan bertahun2. Leptospira dapat 6. Pembuluh darah : perubahan pembuluh darah
dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme akibat vaskulitis yang akan menimbulkan
humoral. Kuman cepat lenyap dari darah setelah perdarahan. Ditemukan perdarahan/pteki
terbentuk agglutinin. Setelah fase leptospiremia pada mukosa, permukaan serosa dan alat-alat
4-7 hari, mikroorganisme hanya dapat ditemukan viscera dan perdarahan bawah kulit.
dalam jaringan ginjal dan okuler. Leptospiruria
7. SSP : leptospira mudah masuk ke dalam CSS
berlangsung 1-4 minggu. 3 mekanisme yang
dan terjadi meningitis sewaktu terbentuknya
terlibat pada patogenesis leptospirosis: invasi
respon antibodi. Meningitis diperantarai oleh
bakteri langsung, faktor inflamasi no spesifik, dan
mekanisme imunologis. Terjadi penebalan
reaksi imunologi.
meningen dengan sedikit peningkatan sel
Patologi mononuklear arakhnoid. Meningitis yang
terjadi adalah meningitis aseptik, sering
Pada fase leptospiremia, leptospira
disebabkan oleh L. canicola.
melepaskan toksin yang bertanggung jawab atas
terjadinya keadaan patologi beberapa organ. Lesi
muncul karena kerusakan pada lapisan endotel
Weil disease
kapiler. Lesi inflamasi menunjukkan edema dan
infiltrasi sel monosit, limfosit, dan sel plasma. Adalah leptospirosis berat yang ditandai
Kelainan spesifik pada organ: dengan ikterus, biasa disertai perdarahan, anemia,
azotemia, gangguan kesadaran, dan demam tipe
1. Ginjal : interstitial nefritis dengan infiltrasi sel
kontinua. Terdapat pada 1-6% kasus leptospirosis.
mononuklear merupakan bentuk lesi tanpa
Penyebab: serotipe icterohaemorrhagica,
gangguan fungsi ginjal. Gagal ginjal terjadi
copenhageni, dan bataviae. Gambaran klinis:
akibat tubular nekrosis akut. Peranan
gangguan renal, hepatik atau disfungsi vaskular.
nefrotoksin, reaksi imunologis, iskemia ginjal,
hemolisis, dan invasi langsung mikroorganisme
berperan menimbulkan kerusakan ginjal.
Gambaran Klinis
2. Hati : nekrosis sentilobuler fokal dengan
Masa inkubasi: 2-26 hari, biasa 7-13 hari, rata
infiltrasi sel limfosit fokal dan proliferasi sel
10 hari.
kupfer dengan kolestatis.
3. Jantung : epikardium, endokardium dan
miokardium dapat terlibat. Kelainan
miokardium fokal atau difus berupa interstitial
edema dengan infiltrasi sel mononuklear dan
plasma. Nekrosis berhubungan dengan infiltasi
neutrofil. Dapat terjadi perdarahan fokal Leptospirosis punya 2 fase penyakit yang khas:
padan miokardium dan endokarditis. 1. Fase leptospiremia
4. Otot rangka : terjadi perubahan berupa lokal Ditandai dengan adanya leptospira di
nekrotis, vakuolisasi, dan kehilangan striata. dalam darah dan CSS, berlangsung tiba-tiba
dengan gejala awal sakit kepala biasa di frontal,  Riwayat pekerjaan : kelompok risiko tinggi
sakit otot hebat terutama paha, betis dan
 Gejala/keluhan : demam mendadak, sakit
pinggang disertai nyeri tekan. Mialgia diikuti
kepala terutama di frontal, nyeri otot,
hiperestesi kulit, demam tinggi disertai
mata merah/fotofobia, mual atau muntah
menggigil, mual, dengan atau tanpa muntah
disertai mencret, 25% kasus penurunan 2. Pemfis : demam, bradikardi, nyeri tekan otot,
kesadaran. Pada sakit berat, bradikardi relatif, hepatomegali dll
dan ikterus (50%). Hari 3-4 dijumpai
3. Pem Lab
konjungtiva suffusion dan fotofobia. Pada kulit
dijumpai rash makular, makulopapular atau  Darah rutin : leukositosis, normal atau
urtikaria. Kadang splenomegali, hepatomegali, sedikit menurun, gambaran neutrofilia
serta limfadenopati. Fase ini berlangsung 4-7 dan LED meningkat.
hari. Cepat ditangani akan membaik, suhu
 Urin : protein urin, leukosituria dan torak
kembali normal, penyembuhan organ dan
(cast)
fungsinya kembali normal 3-6 minggu setelah
onset. Keadaan sakit berat demam turun  Hati terlibat : bilirubin direk meningkat
setelah 7 hari diikuti bebas demam selama 1-2 tanpa peningkatan transaminase.
hari, setelah itu demam kembali. Disebut dase
 Ginjal terlibat : BUN, ureum, dan kreatinin
kedua atau imun.
menigkat
2. Fase imun
 Trombositopenia
Ditandai dengan peningkatan titer
antibodi, dapat timbul demam mencapai suhu
40oC disertai menggigil dan kelemahan umum. Diagnosis pasti dengan isolasi leptospira dari cairan
Rasa sakit menyeluruh pada leher, perut, dan tubuh dan serologi
otot-otot kaki terutama betis. Terdapat
4. Kultur
perdarahan berupa epistaksis, gejala
kerusakan ginjal dan hati, uremia, ikterik. Spesimen darah atau CSS segera pada
Perdarahan paling jelas pada fase ikterik, awal gejala. Kultur ganda dan mengambil
purpura, ptechiae, epistaksis, perdarahan gusi spesimen pada fase leptospiremia serta belum
merupakan manifestasi perdarahan yang diberi antibiotik. Kultur urin diambil setelah
paling sering. Conjunctiva injection dan 2-4 minggu onset penyakit. Spesimen
conjunctival suffusion dengan ikterus terkontaminasi, inokulasi hewan bisa
merupakan patognomonis leptospirosis. digunakan.
Terjadinya meningitis (50%) merupakan 5. Serologi
tanda fase ini. Tanda-tanda meningeal
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya
menetap dalam beberapa minggu, biasa hilang
leprospira dengan cepat: Polimerase Chain
setelah 1-2 hari. Pada fase ini leptospira
Reaction (PCR), silver stain atau Fluroscent
dijumpai di urin.
antibody stain, dan mikroskop lapangan gelap.

Diagnosis
Pasien datang dengan meningitis, hepatitis,
nefritis, pneumonia, influenza, sindroma syok
toksik, demam, distesis hemoragik, pankreatitis.
1. Anamnesis
 Doksisiklin 200 mg/minggu mengurangi
serangan leptospirosis pada risiko tinggi dan
terpapar dalam waktu yang singkat.
 Vaksinasi hewa tersangka reservoar.

Pengobatan
Pengobatan suportif dengan observasi ketat
untuk mendeteksi dan mengatasi keadaan
dehidrasi, hipotensi, perdarahan, dan gagal ginjal.
Pemberian antibiotik harus dimulai secepat
mungkin, biasanya dalam 4 hari setelah onset.
Penisilin merupakan antibiotika pilihan utama yang
bermanfaat jika leptospira masih di darah (fase
leptospriremia).

Prognosis
Jika tidak ikterus, penyakit jarang fatal. Kasus
dengan ikterus, angka kematian 5% pada umur <
30 tahun dan usia lanjut mencapai 30-40%.

Pencegahan
 Risiko tinggi diberikan perlindungan berupa
pakaian khusus yang dapat melindungi dari
kontak dengan bahan-bahan yang telah
terkontaminasi dengan kemih binatang
reservoar.

Anda mungkin juga menyukai